Aksi 6 : Pertemuan di Restoran Jepang
Casya keluar dari ruang VIP setelah lima belas menit Norman keluar. Ini dilakukan agar tidak menimbulkan gosip-gosip. Saat Casya berjalan melewati beberapa meja, dia melihat Arlo. Pria itu sedang duduk bersama seorang perempuan.
Dahi Casya mengernyit pelan, Arlo tersenyum dengan sangat lebar pada perempuan tersebut. Akhirnya Casya memilih mendekat ke meja Arlo. Dia melihat si perempuan mengangkat tangan yang memegang garpu, entah kenapa Casya menahan tangan perempuan tersebut.
"Siapa lo?" tanya perempuan itu dengan sinis.
Casya menaikkan sebelah alisnya. Sementara Arlo menghela napasnya pelan. Dia sudah mulai merasa sakit kepala saat melihat sosok Casya. Dimana ada Casya di sana lah masalah akan muncul.
"Lo ngapain di sini?" Casya bertanya sembari menatap Arlo yang tetap tenang sembari meminum ocha yang dipesannya.
"Lo kenal dia?"
"Lo siapanya Arlo?" kini Casya bertanya pada perempuan cantik yang berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Casya.
Beberapa pengunjung melirik-lirik ke arah mereka ingin tahu. Bukan Casya jika dia tidak perduli dengan hal itu. Bagi Casya, bumi selalu berputar untuknya.
"Lo siapanya abang gue?" tanya si perempuan dengan sinis dan mata tajam.
Casya diam mendengar pertanyaan perempuan di hadapannya, tetapi dia langsung menguasai dirinya sendiri agar tidak terlihat terlalu memalukan. "Ups! Sorry," ujar Casya yang melepaskan tangan Gemini.
Arlo tidak mengatakan apa pun, dia diam-diam memperhatikan Casya yang tetap memasang wajah tenang. Arlo cukup merasa luar biasa dengan Casya yang sangat pintar mengendalikan ekspresi wajah. Perempuan itu memang pantas untuk ditakuti orang-orang di kantor, karena orang yang berhasil menyembunyikan perasaan mereka itu menyeramkan.
"Gue pacar abang lo. Casya Goldie Ogawa," tutur Casya memperkenalkan dirinya pada Gemini. Tanpa mengangsurkan tangan untuk berjabat tangan, Casya justru menarik kursi dan duduk di sebelah Arlo.
Gemini memperhatikan Casya sejenak, kemudian beralih kepada abangnya yang selalu bersikap tenang. Senyum di wajah Gemini tiba-tiba terbit, dia menatap Casya dan berkata, "Gemini Kharisma."
Bukan hanya Arlo yang enggan menyebutkan nama keluarga Ketika berkenalan dengan orang baru. Bukannya apa, Gemini dan Arlo hanya merasa tidak nyaman jika dipandang memuja karena nama belakang mereka. Jadi, hanya teman-teman terdekat saja yang tahu tentang nama Singgih yang mereka sandang.
"Mas ... dia beneran pacar lo?" Gemini bertanya pada Arlo.
Casya menolehkan kepalanya pada Arlo. Detak jantungnya berdetak sangat cepat tanpa alas an. Sepertinya, ini karena Casya ingin mendengar juga apa yang akan Arlo katakan. Secara, status pacaran tersebut karena pemaksaan dari Casya.
Arlo menatap Gemini sambil tersenyum tipis. Dia justru mengambil air mineral botol kecil yang ada di dekatnya. Membukakan tutup botolnya dan meletakkannya di depan Casya. Gemini bahkan sampai terbelalak kaget melihat sikap Arlo yang tiba-tiba menjadi baik.
"Dia atasan gue di kantor," ujar Arlo akhirnya.
Tapi, Gemini tidak mau percaya itu. Dia melihat sendiri bagaimana Arlo memberikan air mineral kepada Casya. Saat menatap perempuan cantik di sebelah Arlo itu, Gemini juga merasa ada sorot mata kecewa dari kedua bola matanya.
Entah kenapa, Gemini merasa aura berbeda dari Casya. Seperti dia bertemu dengan Aunty Vira yang selalu membuatnya mundur teratur, merasa kalah sebagai perempuan. Bahkan, aura Casya jauh lebih kuat dibandingkan Aunty Vira.
"Gue kok ngerasa familiar dengan nama Ogawa ya," gumam Gemini pelan sambil menggerakkan kepalanya.
Casya tersenyum tipis. "Nama Ogawa yang legendaris, Sebagian besar bekerja sebagai tenaga medis. Lebih dari Sembilan puluh persen dokter," jelas Casya.
Gemini menepuk tangannya sekali, dia kemudian menunjuk Casya dengan mata yang terbelalak kaget. "Tapi, lo atasan Mas Arlo?" Gemini merasa tidak yakin.
Casya menggerakkan bahunya sekilas. "Gue kasus langka di keluarga Ogawa yang banyak penyimpangannya," jelas Casya membuat Arlo menarik ujung bibirnya.
Gemini menggelengkan kepalanya secara dramatis, dia menatap Arlo dengan tatapan memuja. Sekarang Gemini tahu kenapa Arlo dan Casya bisa dekat dan keduanya cocok terlihat berdampingan. Karena, keduanya sama-sama memiliki keinginan sendiri yang sangat kuat dan berani.
"Lo ngapain di sini? Gue mau makan bareng sama Gemini doang," tutur Arlo akhirnya.
Casya mendengus pelan, dia sudah diusir oleh pacar paksaannya sendiri. "Berhubung gue sudah kenyang, gue ngalah kali ini," ucap Casya yang akhirnya berdiri dari duduknya.
Arlo memandangi Casya yang berjalan menuju pintu keluar. Casya terlihat seperti artis, selalu berpakaian modis, pesonanya selalu menarik banyak pasang mata orang-orang. Arlo tidak akan menyangkal hal itu.
"Jangan bilang, lo nyeret gue ke sini karena dia." Gemini memajukan badannya ke depan meja, dia melipat kedua tangannya di atas meja.
Sebenarnya, Gemini sudah curiga saat Arlo menelponnya dan ingin bertemu di sini. Itu karena Arlo tidak begitu suka dengan masakan Jepang. Dibandingkan ke restoran Varol yang ini, Arlo lebih memilih restoran Varol yang khas masakan Nusantara di dekat rumah mereka.
"Makan aja udah, ketimbang nelen doang bawel lo," kata Arlo yang membuat Gemini menghembuskan napasnya.
Arlo sebenarnya datang kemari setelah mendengar percakapan Casya dan seseorang di gym tadi sore. Dia memang tidak mendengar lokasi pertemuan, tetapi Arlo tahu Casya suka sekali ke restoran Jepang ini.
"Tadi ... yang menarik perhatian pengunjung siapa?" Arlo bertanya pada Gemini. "Yang cowok, banyak yang foto-fotoin dia waktu di kasir tadi," lanjut Arlo saat melihat wajah bingung Gemini.
"Oh! Itu Norman, dia pianist Archimedes Band."
"Artis?"
"Gila! Lo hidup di zaman apa Mas?" Gemini menggelengkan kepalanya melihat Arlo yang tidak mengenal Norman.
Arlo menggerakkan bahunya tidak perduli. "Gue tahunya Isayana, Raisa ..."
"... dan Casya!" Gemini memeletkan lidahnya menyambung ucapan Arlo. "Casya kalau diajak ke rumah fix lo bakalan diminta Mama buat nikahin dia segera, Mas!" celoteh Gemini.
Arlo menggetok kepala Gemini dengan ujung sumpit miliknya. "Jangan aneh-aneh lo," gerutu Arlo yang tidak diindahkan oleh Gemini.
Sementara Gemini melahap ramen dan sushi yang dipesannya, Arlo justru melihat-lihat buku menu. Matanya memang ada pada buku menu, tapi pikirannya tidak. Dia sedang penasaran dengan hubungan Casya dan Norman.
Jelas-jelas Arlo tadi melihat sendiri Norman keluar dari pintu VIP 3. Memang jaraknya sangat lama, tapi Arlo yakin Casya juga keluar dari pintu VIP 3.
"Lo beneran pacarana sama Casya apa enggak sih Mas?" Gemini Kembali pertanya karena tidak puas dengan jawaban Arlo.
Kepala Arlo terangkat, pandangan matanya kini menatap Gemini. Dia mengerjap pelan, mengusir pikirannya yang sudah melantur memikirkan Casya.
"Dia pacar gue." Pengakuan Arlo tersebut sukses membuat Gemini tersedak hebat. Dia tidak menyangka bahwa akan mendapatkan pengakuan segampang dan semudah itu dari bibir seorang Arlo.
"What? Breaking news nih! Mama sama Papa harus tahu!" seru Gemini yang siap-siap akan menginfokan kedua orang tuanya. Sayang tangan Arlo lebih cepat, dia merebut ponsel Gemini.
"Jangan coba-coba lo bocor ke Mama ya. Nggak ada lagi traktiran begini," ancam Arlo membuat Gemini mendengus pelan.
♥♥♥
Mon Maap Guys, aku baru buka wattpad. Ternyata udah 1k komentar aja
Yuk lanjut aku tantang kalian, 2k komentar untuk 3 kali update. Gimana? Sanggup? Sanggup dong pasti hohoho
Oh iya, untuk Arlo aku pilih si abang Duda Ahn Jae Hyun ya. Karena aku emang suka banget sama dia dari dulu di drama babang Alien~
Cerita ini merupakan proyek kolaborasi dengan genre Komedi Romantis. Nama serinya: #BadassLove yang digawangi 3 wanita super badass, tapi penolong. Berikut judul dan penulisnya:
#1 Pop The Question oleh sephturnus
#2 Beat The Bond oleh Azizahazeha
#3 Main Squeeze oleh anothermissjo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top