Aksi 3 : Pengumuman Gila

Jam makan siang, Casya memilih menuju café Labyrinth yang ada di sayap kiri lobi. Banyak karyawan yang menyapa Casya, memberikan salam. Sementara Casya, dia tidak perduli dan tetap berjalan santai dengan kacamata hitam yang menutupi sepasang mata indahnya.

Tujuan Casya adalah meja Arlo, pria itu duduk sendirian di pojok café. Senyum tipis Casya terbit, dia mencegat seorang pelayan café sebelum sampai di meja Arlo. "Americano seperti biasa," pinta Casya.

Tanpa mengindahkan pelayan yang kebingungan, Casya langsung menuju meja Arlo. Dia berdiri di dekat meja Arlo, membuka kaca mata dengan gerakan yang anggun. Sementara Arlo, dia tidak menunjukkan reaksi apa pun. Hanya berpura-pura tidak melihat Casya.

"Sendirian?" Tanya Casya yang kemudian duduk di kursi hadapan Arlo.

"Maaf Miss, ini masih di lingkungan dan jam kerja," tutur Arlo yang membereskan laptopnya.

Bukannya marah, Casya justru tertawa kecil. "Lalu kenapa? Biarkan saja yang lainnya tahu," ucap Casya dengan nada suara yang dibuat lebih keras.

Arlo menatap orang-orang yang ada di dalam café. Sedang melihat ke arah mereka penuh keingin tahuan. Helaan napas kesal keluar dari mulut Arlo, sepertinya dia kesal dengan kelakuan Casya.

"Anggap saja ini acara ngopi bareng kita yang gagal kemarin," lanjut Casya santai.

Tidak punya pilihan lain, Arlo kembali duduk di kursinya. Dia duduk menatap Casya dengan tajam, punggung yang bersandar pada sandaran kursi dan tangan yang terlipat di depan dada. Menunggu kelakuan apa yang akan Casya timbulkan setelah ini.

Tidak berapa lama, seorang pelayan mengantarkan pesanan Casya. Alis Casya naik begitu melihat pesanan yang datang Americano tanpa ice. "Tunggu ... kamu baru?" Casya bertanya pada pelayan yang menganggukkan kepalanya takut-takut.

Berhubung mood Casya sedang baik, dia tersenyum pada si pelayan dan berkata. "Tambahkan ice."

Arlo memperhatikan Casya yang sekarang tersenyum padanya, membiarkan pelayan mengambil kembali minuman Casya untuk ditambahkan ice. Terkadang, tingkah Casya yang seperti ini membuat Arlo ingin sekali mengikat Casya di tiang listrik depan kantor mereka.

"Sudah punya pacar? Atau ada seseorang yang kamu suka, Arlo?" tanya Casya terang-terangan dengan menopang dagunya sambil tersenyum manis menatap Arlo.

"Sudah," jawab Arlo langsung.

"Sudah apa? Yang mana? Sudah punya pacar? Atau baru pada tahap suka?" Casya mencerca Arlo lebih jauh.

Mata Arlo melirik sekitar karena nada suara Casya yang benar-benar full power. Membuat Arlo tidak nyaman, seolah-olah dia sedang mempermainkan seorang perempuan. Masalahnya, perempuan itu seorang Casya Goldie Ogawa yang selalu terkenal biang keributan.

"Sudah ada yang saya sukai dan akan segera saya nikahi." Arlo menjawab dengan lugas. Dia tidak perduli dengan ekspresi wajah Casya yang tiba-tiba berubah menjadi datar. Padahal, sebelumnya bibir Casya masih menampilkan senyum manis.

Arlo berdiri dari duduknya, dia tidak bisa lagi meladeni Casya lebih lama. Emosinya bisa meledak dengan kelakuan Casya. Entah kenapa, Arlo lebih suka perempuan seperti Mamanya yang selalu terlihat anggun di matanya.

"Arlo Danadyaksa!" panggil Casya yang juga ikut berdiri. Dia menatap Arlo dengan tajam. "Lo nggak bisa nikah begitu saja! Lo harus tanggung jawab, gue nggak mau tahu!" ucap Casya lantang.

Mata Arlo terbelalak kaget mendengar ucapan Casya yang membuat siapa pun mendengarnya akan berpikiran Arlo telah menghamili Casya. Bukan Arlo yang pergi dari café, tapi Casya yang berjalan lebih dahulu meninggalkan meja.

Di dekat meja kasir, Casya bertemu dengan pelayan café. Dia mengambil ice Americano miliknya dari baki pelayan tersebut. "Ambil gelas dan uangnya ke ruangan saya, lantai tiga atas nama Casya," kata Casya yang kemudian berlalu dengan membawa segelas ice Americano miliknya.

Sementara karyawan yang mendengar ucapan Casya tadi mulai bergosip. Mereka merasa dunia akan segera kiamat jika Casya dan Arlo berbaikan. Secara, keduanya terkenal sebagai cat and dog, sudah jelas Casya berperan sebagai doggy-nya.

♥♥♥

Casya mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja kerja, matanya menatap Arlo yang sedang berbincang dengan Kanaya. Entah kenapa Casya mendengus tidak suka saat Arlo tersenyum dan Kanaya tertawa.

"Nggak bisa gini! Gue harus usaha lebih keras lagi!"

Casya berdiri dari duduknya, dia berjalan dengan cepat membuka pintu ruangan. Membuat semua yang ada di sana menatap Casya kaget plus horror. Setiap pasang mata mulai gelisah, sementara Casya menatap tajam Arlo dan Kanaya.

Suara high heels Casya terdengar sangat menakutkan, apa lagi saat langkah itu sudah pasti mendekat pada Arlo dan Kanaya. Semua yang ada di sana tahu soal gosip yang beredar soal ucapan Casya di café tadi. Mereka berdoa di dalam hati untuk keselamatan Kanaya.

"Babe ..." ucap Casya yang kemudian menggandeng tangan Arlo. Dia menatap Kanaya sambil tersenyum, sementara Kanaya hanya mengangguk takut-takut menyapa Casya.

Arlo berusaha melepaskan tangan Casya. "Miss ... maaf saya harus kembali ke meja," tutur Arlo yang sebenarnya menghindari Casya.

Bukannya melepas Arlo, Casya justru semakin kuat menggandeng Arlo. "Malam ini jadikan kita makan malam?" tanya Casya sambil menatap Arlo yang kaget bukan main.

"Permisi, Miss ...."

Kali ini Arlo berhasil melepaskan diri dari Casya, dia bergidik pelan sembari berjalan menuju mejanya. Sedangkan Casya masih berhadapan dengan Kanaya. Membuat Bella mengatupkan kedua tangannya di depan dada seraya berdoa untuk nyawa Kanaya.

Untunglah, Casya tidak melakukan apa-apa. Dia hanya berjalan melewati Kanaya sembari mengibaskan rambut panjangnya, membuat Kanaya dapat mencium wangi shampoo mahal yang dikenakan Casya.

Sebelum benar-benar meninggalkan ruang editorial, Casya kembali berbalik dan menatap karyawan-karyawannya yang ada di balik kubikel. "Malam ini kita makan malam! Bella, pesan tempat seperti biasa!" ujar Casya.

"Asik!"

"Wah! Miss ada apa ini?"

"Miss baru menang lotre?"

Banyak sekali pertanyaan yang terlontar. Karena, Casya memang jarang sekali mentraktir tanpa alasan. Dia selalu mentraktir jika salah satu buku terbitan Labyrinth menjadi best seller berkali-kali, atau saat salah satu buku mendapatkan penghargaan bergengsi.

"Kita akan merayakan hari jadian saya dan Arlo ..." Casya berhenti berucap seraya menatap Arlo yang kini berdiri dari duduknya, sementara karyawan lain terdiam. Reaksi aneh, karena biasanya seharusnya mereka berkata 'cie' atau menggoda Casya serta Arlo. "Jadi ini traktiran pribadi. Kalian bisa makan sepuasnya," lanjut Casya.

Setelah mengatakan pengumuman mengerikan itu, Casya berjalan menuju pantry yang ada di ujung lorong lantai tiga. Arlo menyusul Casya dari belakang, dia memanggil Casya berkali-kali namun tidak diindahkan.

"Casya!" Arlo berhasil menarik tangan Casya.

"Kenapa?" Casya menatap Arlo dengan tajam.

"Miss, anda sudah gila? Kita tidak ada hubungan apa-apa," ujar Arlo.

"Ya, beberapa menit yang lalu lo dan gue hanya atasan dan bawahan. Tapi, semenjak gue buat pengumuman tadi lo menambah status sebagai pacar Casya Goldie Ogawa," jelas Casya sambil tersenyum penuh kemenangan dan melepaskan tangan Arlo yang mencekal tangannya.

♥♥♥

Yuhuuu! Gimana? Seru nggak? Lanjut? Ramein dulu dong~

Cerita ini merupakan proyek kolaborasi dengan genre Komedi Romantis. Nama serinya: #BadassLove yang digawangi 3 wanita super badass, tapi penolong. Berikut judul dan penulisnya:

#1 Pop The Question oleh sephturnus

#2 Beat The Bond oleh Azizahazeha

#3 Main Squeeze oleh anothermissjo

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top