Aksi 16 : Menangkap Pasangan di Lift
Have a good day – Arlo D. S
Casya menemukan sebuah note di dekat piring berisi pancake dengan sirup cokelat di atasnya. "Danadyaksa, lalu S?" Casya bertanya heran dengan singkatan nama yang Arlo buat. Seingat Casya, dia belum mengetahui kepanjangan S dari nama Arlo.
Arlo sendiri sudah meninggalkan apartemen Casya. Terakhir kali Casya bertemu Arlo ya tadi malam. Casya mungkin bukan perempuan yang terlalu polos dan baik, hanya saja dia tidak pernah membiarkan pacar-pacarnya datang ke ruang privasinya ini.
Casya menarik kursi, di duduk dengan pancake di hadapannya. Seperti biasa, Casya membuka ponselnya sembari sarapan. Dia sudah siap dengan pakaian kerja dan make up yang on. Dahi Casya mengernyit saat dia melihat sebuah info di grup bahwa hari ini Kanaya berulang tahun.
"Wah ini anak nggak tahu diuntung banget kayaknya," cibir Casya yang kesal melihat Kanaya mengajak anak-anak di grup makan malam bareng, dia bahkan men-tag Arlo dengan terang-terangan.
Casya fokus pada ponselnya, dia langsung mengeluarkan Kanaya dari grup begitu saja. "Mission complete!" seru Casya sembari tersenyum senang dan melanjutkan acara breakfast-nya.
Berhubung Casya sednag tidak begitu dalam kondisi yang baik, hari ini Arlo akan berangkat kerja bersamanya, mengendarai mobil mewah Casya tentu saja. Sementara scoopy Arlo akan ditinggal di apartemen, di parkiran motor yang ada di basement paling bawah.
♥♥♥
Mata Casya mengawasi Kanaya, perempuan itu sedang bercengkrama dengan yang lainnya. Arlo sendiri sedang melanjutkan wawancara dengan narasumber lainnya, dia ditemani oleh Bella seperti biasa. Memastikan tidak ada Arlo dan Kanaya tidak tebar pesona pada Arlo, membuat Casya sedikit tenang. Dia tidak bisa mengambil resiko gagal membalaskan dendam karena Arlo tertarik pada Kanaya.
Layar laptop Casya menunjukkan sebuah foto yang wawancara kemarin. Ada Arlo dan Gilang Singgih di dalam frame yang sama. Entah kenapa, Casya tertarik memperhatikannya. Dia menopang dagunya dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya menyentuh layar laptop.
"Kok agak mirip ya?" gumam Casya pelan. "Anak laki-laki keluarga Gilang Singgih ini namanya siapa ya? Kok aku kayak nggak ingat," lanjut Casya. Dia jelas ingat bahwa Gilang Singgih memiliki anak laki-laki dan perempuan.
Casya akhirnya menyerah mengingat, dia memilih akan mengeceknya nanti saat Bella menyetorkan naskah komplit untuk biografi. Sebenarnya Casya lebih penasaran dengan nama belakang Arlo. Entah kenapa Casya tiba-tiba memasukkan sendiri nama Singgih di dalam benaknya pada nama Arlo.
"Tapi, masa sih? Kayaknya nggak mungkin." Casya bermonolog sendiri. "Keluarga Singgih kan tajir banget, masa iya Arlo bagian dari mereka? Scoopy doang?" Casya mengibaskan tangannya di depan laptop, seolah-olah mengusir bayangan ngawur yang diciptakannya sendiri.
Casya bangkit dari duduknya, dia berjalan menuju rak buku berwarna putih yang ada di samping kiri mejanya. Tidak banyak buku yang terpajang di sana, tapi Casya suka sekali berdiri memandangi rak tersebut. Dia sedang butuh pencerahan saat ini.
Semakin lama menjalani hubungan sepihak dengan Arlo membuat Casya ragu. Dia menjadi merasa bersalah pada Arlo yang berbuat baik padanya. Casya cukup tersentuh dengan sikap Arlo padanya kemarin.
Pria cuek dan terkesan dingin itu cukup perduli dengannya. Arlo menjaganya dengan baik. Di saat dia sendirian, Arlo yang justru datang menemaninya. Membunuh kesepian yang menakutkan bersamanya.
"Miss Casya."
Casya menoleh saat seseroang memanggilnya. Di depan pintu ruangannya berdiri Bella. Menggeser sedikit pandangannya, Casya melihat Arlo berdiri sambil membuka ransel di depan meja kerja pria itu.
Sudah pulang rupanya.
"Ada apa Bel?" tanya Casya.
"Miss mau dibelikan makan siang apa?" Bella bertanya sembari melirik ke jam dinding yang ada di dalam ruangan Casya.
Ikut melirik ke jam dinding, Casya tersadar bahwa ternyata sudah memasuki jam makan siang. Dia memberikan senyum tipis pada Bella dan berkata, "Nggak perlu Bel. Saya mau makan siang sama Ana dan Milk."
Bella mengangguk paham saat nama pendiri Labyrinth Books disebutkan oleh Casya. Tiga sekawan yang selalu menjadi pusat perhatian di Labyrinth Books, pemilik daerah kekuasan di setiap lantainya.
Casya tidak berbohong mengenai dirinya yang akan makan siang bersama Oceana dan Milky. Sebenarnya, dia baru janjian dengan Oceana, nantinya tinggal menuju ruangan Milky yang ada di lantai empat.
♥♥♥
"Nanti tunggu gue," ucap Casya pada Arlo.
Casya berdiri di dekat meja Arlo, dia keluar dari sarangnya karena akan menuju lantai empat bersama Oceana. Kepala Arlo mengangguk paham, dia berdiri dari duduknya dan tiba-tiba telapak tangan Arlo mampir ke dahi Casya.
"Sepertinya lo udah membaik," ucap Arlo.
Mundur satu langkah, Casya berdeham pelan. "Jangan lupa makan siang," tuturnya yang kemudian melewati Arlo.
Casya menemukan Oceana keluar dari lift, gadis cantik itu berjalan dengan senyum sumringah ke arahnya. Tentu saja, beberapa karyawan di lantai tiga menyapa Oceana dengan ramah. Sosok Oceana jarang terlihat di lantai tiga karena perempuan itu sibuk mengurusi penjualan di lantai dua. Sedangkan untuk Milky, mereka beberapa kali berpapasan dengan Milky di dalam lift.
"Udah hubungi Milky?" Casya bertanya pada Oceana yang sedang membalas sapaan Bella.
"Belum, paling juga di lantai empat dia. Tadi gue lihat mobil dia ada," balas Oceana yang dijawab Casya dengan anggukkan kepala.
Casya dan Oceana berjalan menuju ke depan lift. Tangan Casya bergerak menekan tombol panel pada lift. Dia kemudian melihat Oceana dari ujung kepala hingga kaki.
"Baju lo oke, beli dimana? Boleh kali minggu depan kita shopping bertiga," kata Casya yang tertarik dengan outfit Oceana hari ini.
"Ntar gue hubungi pihak butik, koleksi terbaik mereka bulan ini buat kita," sahut Oceana sambil mengedipkan mata.
Casya tersenyum dan tertawa kecil. Keduanya kemudian kompak menatap ke arah depan, kepala Casya mendongak menatap panel angka lift. Terlihat lift sedang bergerak naik dari lantai satu.
"Jadi ... yang paling ujung mejanya itu Arlo?" bisik Oceana. Casya bergumam mengiyakan. "Ganteng-ganteng naik scoopy, kalau dia naik BMW udah banyak itu yang naksir, Sya," lanjut Oceana.
Baru saja Casya akan membalas ucapan Oceana, pintu lift berdenting dan terbuka. Casya yang pertama kali menoleh ke dalam lift, dia melotot kaget melihat dua orang sedang saling berpandangan mesra dan mengikis jarak. Sosok perempuan yang sedang akan berciuman itu jelas Casya kenali dengan baik. Dia Milky Teana Atmaja.
"Wow! Live nih?" goda Casya langsung.
Sementara Oceana menyambung dengan berkata, "Najis tralala-trilili."
Saat Milky menoleh, Casya memberikan senyum cantiknya. Ketika Casya melihat pria yang berdiri di sebelah Milky adalah Sunday, hal itu membuatnya menganggukkan kepala pelan. Casya jelas mengenal Sunday, dia pernah menjadi editor Sunday dulunya.
"Oh, God ... kill me now," gumam Milky.
"Lo mati setelah menjelaskan semuanya dengan lengkap," balas Casya yang masuk ke dalam lift. Dia menarik tangan Oceana yang berdiri kaget di sebelahnya.
Saat pintu lift tertutup, Casya bukannya menekan panel angka 4 pada lift. Dia justru menekan panel angka 1. Casya menoleh sedikit pada Milky yang berdiri di dekatnya, memberikan senyuman jahil pada Milky yang sudah pasrah saja ketangkap basah.
♥♥♥
Yuhuuu ada yang kangen? Maaf ya aku baru update lagi, soalnya awal dan akhir bulan aku memang super sibuk banget.
Ramaikan ya, nanti malam aku update lagi loh~
Cerita ini merupakan proyek kolaborasi dengan genre Komedi Romantis. Nama serinya: #BadassLove yang digawangi 3 wanita super badass, tapi penolong. Berikut judul dan penulisnya:
#1 Pop The Question oleh sephturnus
#2 Beat The Bond oleh Azizahazeha
#3 Main Squeeze oleh anothermissjo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top