Aksi 1 : Kelunturan Pesona Casya

Mobil mewah berwarna kuning mengambil parkir di depan sebuah bangunan dengan logo Labyrinth Books. Pintu mobil terbuka, terjulur kaki jenjang dengan high heels putih. Casya keluar dengan gaya anggun, kacamata hitam melekat di wajahnya.

Casya membiarkan pintu mobilnya terbuka, dia berjalan dengan wajah terangkat menuju pintu utama Labyrinth Books. Casya melempar kunci mobilnya kepada satpam yang berjaga di depan pintu.

"Parkirkan!" perintah Casya, saat satpam berhasil menangkap kunci mobil Casya.

Langkah kaki Casya terhenti saat telinganya mendengar suara mesin motor berhenti. Casya berbalik badan, dia menatap seseorang sedang memarkirkan motor scoopy cokelat susu. Senyum sinis Casya terbit, dia kembali berbalik dan melanjutkan jalannya.

"Pagi Miss."

"Good morning Miss."

"Selamat Pagi, Miss."

Casya balas mengangguk singkat setiap ada karyawan yang menyapanya. Di dalam lift pun Casya bertemu beberapa karyawan yang menyapanya. Sudah menjadi hal biasa untuk Casya, dia dan kedua temannya merupakan pendiri dari Labyrinth Books. Jabatan Casya yang merupakan seorang kepala editor membuat namanya menjadi terdengar horor di telinga penulis dan juga editor junior.

"Bella, ketika Arlo datang minta dia ke ruangan saya," tutur Casya pada Bella yang merupakan asistennya.

"Baik, Miss."

Casya berhenti sejenak di depan pintu ruang kerjanya. Tangannya sudah terulur di pegangan pintu. "Belikan saya coffee di bawah," ucap Casya yang kemudian melanjutkan langkahnya masuk ke dalam ruang kernya.

Tangan Casya bergerak melepas kacamata hitam yang dikenakannya. Dia duduk di kursinya yang nyaman. Jari-jari tangan Casya mengetuk-ngetuk di atas meja kerjanya, dia sedang memikirkan cara untuk mendebat Arlo.

"Arlo Danadyaksa," gumam Casya mengingat nama pria bermotor scoopy yang selalu mengganggu pikirannya.

Arlo satu-satunya pria yang menolak pesona dari Casya. Dia dengan terang-terangan menolak ungkapan cinta Casya Goldie Ogawa. "Sialan! Sudah hampir lima tahun berlalu dan gue masih merasa kesal," gerutu Casya yang mengepalkan tangannya.

Mata Casya tajam menatap ke luar ruangan kerjanya yang memang terbuat dari kaca. Fokus Casya pada Arlo yang berdiri bersama Bella, sepertinya asisten Casya memberikan kabar bahwa Arlo dipanggil Casya.

Benar saja, tidak berapa lama Arlo meletakkan tasnya di atas meja kerja. Dia berjalan menuju pintu ruang kerja Casya. Mengetuk pelan pintu ruangan tersebut dan perlahan pintu tersebut terbuka.

Dagu Casya bergerak, memberikan kode pada Arlo untuk pria itu duduk di hadapannya. Arlo menarik kursi di depan meja kerja Casya. Dia menatap Casya dalam diam dan pandangan tenang. Hanya Arlo seorang yang berani menatap Casya dengan tenang, dia tidak merasa terintimidasi dengan tatapan tajam Casya.

"Sampai mana progres editing Cinta dalam Keramaian?" tanya Casya.

Arlo menaikkan sebelah alisnya menatap Casya. "Naskah itu baru masuk dua minggu yang lalu, ada lebih dari 5 naskah mengantri di meja saya," jawab Arlo berani. Sebagai editor senior dan populer di kalangan editor junior, Arlo memang paling bisa diandalkan untuk menghadapi kegilaan Casya.

"Saya mau naskah itu segera masuk proses editing, dalam satu bulan harus selesai. Cinta dalam Keramaian akan masuk daftar terbit bulan depan, sudah acc Milk." Casya membuka sebuah dokumen di atas mejanya.

Jari telunjuknya, menunjuk tanda tangan persetujuan Milky di sana. Arlo mendengus pelan melihat hal itu. Dia berdiri dari duduknya seraya menggerutu, "Yang terkenal memang selalu didahulukan."

"Ya! Arlo! Kamu bilang apa?" pekik Casya saat Arlo berbalik begitu saja meninggalkan ruangan Casya.

"Damn you!" umpat Casya. "Pakai motor scoopy aja gayanya udah selangit!" Casya masih saja terus mengumpati Arlo. Dia selalu kesal setiap Arlo menggerutu tentang keputusannya, bahkan Arlo yang selalu berhasil membuat Casya mati kutu beberapa kali.

Casya dan Arlo memang memiliki sejarah tidak baik, dulu Casya pernah menjadi editor junior bersama Arlo. Saat itu Casya benar-benar menyukai Arlo, dia bahkan mengutarakan perasaannya dan meminta Arlo untuk menjadi pacarnya. Sayangnya, tanpa perlu pertimbangan Arlo langsung menolak Casya dengan tegas.

Kejadian itu membuat Casya mengundurkan diri dari pekerjaannya. Bersama dengan Milky dan Oceana, Casya membuka penerbitan sendiri. Satu tahun yang lalu Arlo datang, melamar kerja sebagai editor senior di Labyrinth Books.

Milky dan Oceana sempat menertawan Casya. Itu karena Arlo sepertinya tidak merasa bersalah dan fine-fine saja dengan menjadi bawahan Casya –perempuan yang perasaannya pernah dia tolak.

"Gue, Casya Goldie Ogawa. Akan buat lo jatuh cinta sama gue, Arlo!" ucap Casya pelan penuh dengan keyakinan yang kuat. "Kemudian ... lo akan ngerasain yang namanya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya." Casya tertawa di ujung kalimatnya. Persis seperti ketua gengster perempuan yang menyiapkan strategi jitu.

♥♥♥

"Kanaya! Bukannya saya sudah bilang untuk bagian ini dihilangkan? Ini terlalu vulgar, kamu kira penerbitan kita penerbitan esek-esek?" Casya memarahi Kayana seorang editor yang memegang sebuah novel romance.

Minggu lalu, Casya sudah memberikan penilaiannya terhadap novel tersebut. Dia bahkan sudah memastikan untuk Kanaya menyunting bagian-bagian yang vulgar. Entah ada dimana kesalahannya, siapa yang salah mengirimkan file ke bagian percetakan.

Casya membanting buku novel di tangannya ke atas meja, menimbulkan suara yang keras. Membuat Kanaya dan Bella yang berdiri di depan Casya berjengit kaget. Keduanya menundukkan kepala dalam.

Arlo melihat hal itu dari luar, dia langsung bergerak mengetuk pintu ruangan Casya. Beberapa editor junior yang lain sudah berdoa di dalam hati mereka. Itu karena peperangan antara Casya dan Arlo akan kembali pecah.

"Miss Casya, seharusnya anda tidak perlu marah-marah seperti ini. Anda bisa menegur mereka dengan baik-baik," tutur Arlo menatap Casya dengan berani.

"Hah! Kamu tahu, akibat perbuatan mereka kita rugi! Lebih dari 400 eksemplar buku ini sudah dicetak. Apa bisa disitribusikan? Tidak! Saya harus katakan apa pada Milky?" tutur Casya yang kini menumpukan kedua tangannya di atas meja. Dia memejamkan matanya sejenak karena pusing dengan masalah yang masuk.

"Setidaknya Miss bisa menegur mereka dengan sopan," sahut Arlo masih tidak terima dengan tindakan Casya yang meledak-ledak. Sedangkan Bella dan Kanaya mengangguk otomatis mendengar pembelaan Arlo.

Casya kembali berdiri dengan tegak. Dia menatap Kanaya dan Bella bergantian, memijat pelipisnya pelan Casya menghela napas. "Silahkan kalian keluar!" usir Casya akhirnya. Dia tidak ingin berdebat hal sepele dengan Arlo, ada yang lebih mendesak untuk dia urus.

Perlahan Casya memberikan keputusan yang cukup luar biasa, dia tidak punya pilihan lain. Buku-buku tersebut akan didistribusikan, mudah-mudahan review di goodreads mengenai buku tersebut tidak akan menghancurkan pasar buku terbitan Labyrinth Books.

Casya menyambar tasnya, dia ingin menenangkan pikirannya sendiri. Dia keluar dari ruangannya, berjalan melewati editor-editor yang sejak tadi sudah merasakan siap digantung oleh Casya. Tujuan Casya adalah mall, dia akan berburu sepatu-sepatu baru untuk meredakan emosinya.

Saat Casya keluar dari pintu utama, dia melihat motor scoopy milik Arlo. Perlahan Casya mendekat pada motor tersebut. Tidak bisa melampiaskan amarah pada Arlo, dia memilih melampiaskannya pada motor tersebut.

Kaki Casya terangkat, dia mendang dengan kesal motor Arlo yang berada paling ujung. Casya menendang body motor scoopy milik Arlo. Menyebabkan motor tersebut jatuh terbaring dan menimbulkan suara yang cukup keras.

Karyawan lain yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa meringis. Mendoakan motor Arlo agar, motor tersebut baik-baik saja.

"Kunci," pinta Casya pada satpam yang berdiri tidak berdaya melihat kelakuan Casya. Dengan takut-takut, satpam memberikan kunci mobil Casya. "Jangan dirikan, biarkan saja itu motor. Dia lelah berdiri terus, ingin berbaring," tutur Casya pada si satpam.

"Baik Miss."

Sesuai perintah Casya, motor scoopy Arlo benar-benar dibiarkan terbaring tidak berdaya di parkiran. Casya dan segala aksi temperamen seorang Casya. Dia hanya satu dari tiga perempuan yang aksinya tidak bisa dibantah oleh karyawan Labyrinth Books.

♥♥♥

Gimana? Lanjut nggak? Casya kurang galak? Hahaha

Cerita ini merupakan proyek kolaborasi dengan genre Komedi Romantis. Nama serinya: #BadassLove yang digawangi 3 wanita super badass, tapi penolong. Berikut judul dan penulisnya:

#1 Pop The Question oleh sephturnus

#2 Beat The Bond oleh Azizahazeha

#3 Main Squeeze oleh anothermissjo

Siap dibuat terpingkal sekaligus jatuh cinta?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top