1. ya, aku bersedia

Happy reading》

.

.

.

Wendy sedang mengambil pesanannya dan hendak mencari tempat duduk.

Tiba tiba saja seorang anak kecil menabraknya, tapi untunglah ia tidak kenapa napa- melainkan anak kecil tsb yg oleng ke belakang.

Bugh#

"Hai.. apakah kamu baik baik saja??" Tanya Wendy juga.

Anak ini tidak menangis, ia terlihat kuat sekali.

"Mana orangtuamu? Maaf ya.. aku tidak sengaja menabrakmu"

Anak ini mengeleng tidak, sepertinya dia sadar kalau dia lah yg salah.

"Jungkook!" Seru seseorang tiba tiba dari belakang mereka, anak kecil ini pun langsung berlari ke arahnya.
"Apa yg kamu lakukan? Bukankah appa sudah menyuruhmu tidak lari sembarangan, kamu menabrak seseorang lagi kan? Siapa--W Wendy?!" Pria itu nampak terkejut setelah melihat Wendy, begitu juga dengan Wendy sendiri.

"S Suga"

.

.

.

"Lama tidak bertemu hehe" ucap keduanya masih rada kaku.

Iya, bayangkan saja sudah berapa lama mereka tidak bertemu. Sudah hampir tujuh tahun, bagaimana mungkin mereka tidak merasa asing.

"Hm... bagaimana kabarmu? Ku dengar kamu telah menjadi seorang dokter sekarang, selamat ya. Maaf.. aku bahkan tidak sempat menyelamatimu lebih awal"

"Tidak apa apa, aku mengerti. Kamu juga, selamat ya. Lagu ciptaanmu nomor satu kan sekarang? Selamat, akhirnya impianmu menjadi seorang produser terwujud juga hehe"

"Kamu--masih mengingatnya?"

"Ya tentu saja hehe"

Bahkan tujuh tahun sudah berlalu, tapi perasaan itu masih ada

Bagaimana aku bisa melupakanmu Suga.. 😔

"Ohya mana Irene? Apakah ia tidak ikut denganmu? Jungkook ini anakmu bersama Irene bukan? Dia mengemaskan sekali hehe"
"Maaf ya, lantaran waktu itu aku perginya terburu buru, jadi aku tidak sempat pamit dan meninggalkan kontak apapun pada kalian. Aku bahkan tidak tau--kalau kalian sudah menikah dan mempunyai anak sebesar ini"

Suga hanya tersenyum miris mendengar ucapannya tsb, lalu ia pun menoleh ke arah Jungkook yg sedang duduk di sampingnya.

"Kook, apakah kamu melihat seluncuran yg ada disana? Apakah kamu ingin memainkannya?"

Sang anak pun mengangguk anggukkan kepalanya "apakah boleh?"

"Ya, tentu saja"

"Horeeee" Jungkook pun langsung berlari ke arah seluncuran tsb dan meninggalkan mereka berdua.

Wendy kelihatan penasaran kenapa Suga tiba tiba menjauhkan anaknya, apakah ada sesuatu yg ingin ia katakan tapi tidak ingin Jungkook mendengarnya? 

"Ada apa ini? Kenapa sepertinya kamu sengaja--"

"Iya, karna aku tidak ingin Jungkook mendengarnya kalau ummanya--telah meninggalkannya begitu saja dan pergi ntah kemana" ucap Suga begitu saja membuat Wendy terkejut setengah mati.

"M maksudmu Irene--"

"Ya, ia pergi setelah menyerahkan anaknya padaku. Haha umma seperti apa itu?"
"Sudahlah, jangan bicarakan dia lagi. Bagaimana denganmu? Apakah kamu sendiri disini? Mana-- pasanganmu?"

"Apa? Pasangan? Heol-- apakah kamu pikir gampang menjadi seorang dokter, aku sibuk, mana ada waktu untuk pacaran"

Lagian dihatiku masih ada kamu tau?! 

"Oh, begitu.." jawab Suga seadanya, lalu meneguk minumannya.

,

"Makasih ya telah mengantarku pulang"

"Iya sama sama"

Wendy pun keluar dari mobilnya, secara bersamaan Suga juga keluar untuk mengejarnya "W Wendy!" Panggilnya.

Wendy pun menoleh "ya?"
"Ada apa?"

"Apakah.. aku boleh minta nomor WA mu? Kamu punya WA kan?"

"Ya, tentu saja haha sudah zaman apa sekarang, masa gak punya WA sih hehe"

Melihat Wendy yg tertawa, Suga pun ikut tersenyum juga, memperlihatkan senyuman semanis gulanya itu. Apakah kalian tau seberapa rindunya Wendy terhadap senyumannya itu?!

Bahkan setiap malam ia selalu bermimpi dapat melihatnya kembali dan sekarang- akhirnya mimpinya terwujud juga.

Aku merindukanmu Suga, aku senang kita bisa di pertemukan kembali

Apakah ini artinya aku masih masih punya kesempatan untuk bersamamu?

***

Setelah pertemuan tidak sengaja itu, kedua teman lama ini pun akhirnya berhubungan kembali.

Layaknya pertemanan yg di mulai dari awal, keduanya mulai chatingan bila ada waktu dan akan bertemu setiap malam minggu.

Ohya jangan lupa, tentunya Jungkook juga ikut.

Walaupun keduanya cukup sibuk dengan pekerjaan masing masing, tapi mereka tetap saling memberi kabar, bertemu, setidaknya tidak akan membiarkan salah satu dari mereka sampai kecarian. Karna Suga sudah pernah merasakan hal tsb dan ia tidak ingin merasakannya lagi, begitu juga dengan Wendy yg tidak ingin mengecewakan Suga untuk kedua kalinya.

Cukuplah satu kali saja ia pergi tanpa pamit, tidak untuk kedua kalinya.

Suga : Apa yg sedang kamu lakukan? Masih sibukkah? Jadikan ku jemput hari ini?

Setelah beberapa minggu berlalu, kini mereka sudah kembali seperti dulu lagi.

Dekat satu sama lain.

Wendy : Aku sudah selesai kok, aku tunggu di bawah ya. Cepatlah datang, aku sudah lapar hehe 😆

Setelah membaca pesan tsb, Suga pun hanya bisa tertawa dan kembali melajukan mobilnya pergi ke rumah sakit tempat Wendy bekerja.

,

"Jungkook mau makan apa?" Tanya Wendy.

"Jungkook mau ini, itu dan itu hehe"

"Wua.. banyak banget, apakah Jungkook bisa menghabiskannya nanti?"

"Bisa bisa!!" Ucap anak ini dengan girangnya, Wendy pun memesankannya juga.

Setelah memesan makanan mereka, ketiganya pun sedang duduk bersama dan mulai makan.

Tapi gak lama kemudian, Jungkook terlihat heboh sendiri menarik narik tangan ayahnya.

"Appa appa, itu!" Tunjuk Jungkook ke arah luar Caffe tsb, Suga maupun Wendy menatap ke arah tsb.

"Ah.. apakah itu temanmu Kook?" Tanya Wendy juga.

Jungkook mengeleng tidak.

"Lalu?"

"Jungkook tidak punya teman"
"Jungkook juga ingin sekolah appa, seperti teman itu. Apakah Jungkook tidak boleh ke sekolah?"

Kebetulan yg ia lihat adalah seorang anak kecil sebaya dirinya yg sedang mengenakan seragam sekolahnya, anak itu terlihat manis sekali dengan seragamnya. Mungkin karna itulah Jungkook jadi ingin memakainya juga?

"Loh? Jungkook belum sekolah? Bukankah  seharusnya ia sudah di sekolahkan sekarang? Umurnya sudah berapa?"

"Itu--"
"Iya appa tau Kook, Jungkook ingin sekolah kan? Appa akan membicarakannya dengan gurumu nanti"

Jungkook pun mengangguk anggukkan kepalanya semangat, begitu juga Wendy yg senang melihat senyuman kelincinya itu. Tapi ntah kenapa Suga malah terlihat galau setelah itu, ntah apa yg sedang ia pikirkan. 


.

.

.

Selesai mereka makan, Suga pun mengantar Wendy pulang ke rumahnya, kebetulan Jungkook sudah tidur di tempat duduk bagian belakang.

"Wendy a!" Panggil Suga lagi keluar dari mobilnya, dimana Wendy sudah hendak berjalan masuk ke apartemennya.

"Ya, ada apa?"
"Cepatlah pulang, kasihan Jungkook sudah ketiduran"

"Ya aku tau, tapi--ada satu hal yg ingin ku katakan padamu"

"Hm, apa itu?"
"Apakah harus sekar--"

"Jadilah istriku?"

"--ang?"

"A--apa??"

"Iya, jadilah istriku"
"Apakah kamu bisa menjadi istriku Wen? Menjadi umma untuk Jungkook?"

"M maksudmu?"

"Jungkook tidak akan bisa sekolah bila kamu tidak membantuku"
"Irene--hamil di luar nikah, kami tidak sempat membuat surat nikah dia telah pergi. Karna itu aku--aku tidak bisa menyekolahkan Jungkook. Perlu keterangan yg jelas bila ingin menyekolahkannya, bila tidak pihak sekolah tidak akan menerimanya"
"Apakah--kamu bisa membantuku?"

"Aku--"

Apa yg harus ku lakukan??

Setelah berpikir lama, Wendy akhirnya menyetujuinya juga "baiklah, aku bersedia"

Benarkah keputusanku ini Tuhan? Ntahlah.. aku juga tidak mengerti 😣

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top