Smile, Bite, And Hug
Hujan telah reda, matahari perlahan kembali muncul dari balik awan yang telah menjadi putih lagi. Bau khas setelah hujan tercium, begitu menyengat.
Mobil berwarna putih memasuki sebuah pekarangan rumah minimalis, lalu berhenti.
"Terima kasih, Han Seok Jin."
Pemuda bersurai ala idol dengan raut lembut itu tersenyum manis sambil mengangguk, "Sama-sama, [Name]."
[Name] melepas seat belt-nya, kemudian berkata, "Maaf ya merepotkanmu.." meringis tak enak.
"Ah! Apaan sih? Tidak kok!" Seok Jin mengulurkan tangan kanannya menepuk-nepuk lembut kepala [Name], gadis itu mengerjapkan matanya, sedikit terkaget, dalam batin ia menjerit kegirangan.
"Y-ya, pokoknya terima kasih!"
Gadis itu membuka pintu mobil lalu segera keluar, sebelum menutupnya kembali ia berucap cepat, "Hati-hati kembalinya! Terima kasih banyak, Seok Jin! Bye!"
"Tentu! Beristirahatlah! Kau sudah berusaha keras hari ini!" ucap Seok Jin sambil menurunan kaca jendela penumpang di bagian depan agar gadis bernetra merah itu mendengar ucapannya.
Tersenyum tipis melihat [Name] merespon dengan menunjukkan jari jempol. Menggemaskan!
Tin!
Brrrmmm!!!
Mobil bercat putih itu dengan perlahan keluar dari pekarangan rumah [Name], lalu melaju cepat membelah jalan, menjauh dari tempat tinggal gadis bernetra merah itu berada. [Name] menatapnya hingga menghilang dari pandangan.
Hendak berbalik untuk masuk ke dalam rumah, tiba-tiba telinganya menangkap suara mesin mobil mendekat ke area rumahnya, saat berbalik untuk mengecek ia mendelik kaget.
"Loh? Goo?"
Tin!
•••
"Kau ngapain ke sini?"
Jas berwarna biru muda digantungkan asal di atas sofa, sang empu memijit pelipisnya pusing. Melirik sekilas pemilik netra merah yang sedang menyajikan secangkir teh ke atas meja.
"Iseng saja, kenapa? Tidak boleh ya?" mengambil secangkir teh di atas meja lalu diteguknya hingga tersisa setengah.
"Sejak kapan aku melarangmu datang kemari?"
"Toh, kalaupun aku melarangmu kau pasti akan nekat menerobos masuk."
Cibir si gadis cantik itu, menatap malas lawan bicaranya yang nampak berbeda dari biasanya, canggung.
"Um.. tadi pagi kau bersama Pak Choi dan dua pria lain ngapain di restoran?" tanya [Name] mencoba mencari topik, setelah beberapa menit hening.
"Makan."
[Name] mengerjap, "Anak TK pun tahu, Goo."
Jung Goo, pemuda itu menyandarkan punggungnya kebelakang lalu menghelakan nafas kasar, "Sarapan formalitas."
"Huh? Oh!" paham [Name].
[Full Name], gadis itu menatap sahabatnya dengan raut bingung, ia tak tahu harus berbuat apa. Goo nampak aneh saat ini.
"Goo."
"Hm?" si surai pirang menaikkan sebelah alisnya, tak ada senyum jahil di wajahnya, hanya sebuah garis lurus tercipta. Padahal biasanya pemuda itu akan langsung melemparkan tatapan jahil ketika [Name] memanggilnya.
"Kau.. kenapa?" tanya [Name] hati-hati, gadis itu beberapa kali memperbaiki posisi duduknya. Terlihat jelas tak nyaman.
Goo yang peka langsung menciptakan senyum lebar di wajahnya, "Wajahmu lucu banget, [Name]! Sumpah!" kemudian tertawa keras.
[Name] melunturkan senyum canggungnya, sudut bibirnya berkedut kesal, "Sialan kau! Kupikir kau kenapa!!?"
"Wah! Mengkhawatirkanku ya?~" goda Goo sambil mencolek dagu gadis itu, sontak [Name] mendelik marah.
"AYO BY ONE, KEPARAT!"
Syut!
Hap!
Niatnya hendak melemparkan sebuah bogeman mentah kearah pemuda itu, tapi gerakannya kalah cepat. Dengan mudah Goo menangkap tangan kanan [Name] yang hendak digunakan gadis itu untuk memukul wajahnya, lalu memanfaatkannya untuk menariknya masuk ke dalam dekapannya.
Grep!
"Dapat kau~"
"GOO!" [Name] memberontak kencang di dalam dekapan pemuda bersurai pirang itu, merasa tak akan dilepaskan begitu saja, ia langsung melancarkan gigitannya di leher pemuda itu.
"Ah! Berhenti- Hei! [Name]!" [Name] mengencangkan gigitannya, Goo melotot kaget.
"Kau zombie ya?!" sama-sama keras kepala, Goo tak melepaskan pelukannya, dan [Name] tak melepaskan gigitannya.
"K-kau-" dengan lembut Goo mencoba menjauhkan kepala gadis itu dari lehernya.
"Lepaskan pelukannya!" ucap [Name] tak jelas, mulutnya tak terlepas dari leher pemuda itu.
"Tidak mau."
"Tidak akan kulepaskan gigitanku!" [Name] mengencangkan gigitannya.
"Gigit saja deh, tak apa-apa."
Mendengar kekehan lembut, [Name] langsung melepaskan gigitannya, menatap wajah Goo yang telah merah padam, kedua maniknya yang terhalang kacamata minus berair.
"KAU MASOKIS YA?!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top