Ramen Super Hot Spicy
"Total seluruhnya adalah empat puluh tiga juta enam ratus tiga puluh dua won."
Goo merogoh dompetnya mengeluarkan sebuah black card, sang kasir sontak saja gelagapan, menerima kartu berwarna hitam itu lalu menggeseknya penuh hati-hati.
"T-terima kasih telah berbelanja di toko kami!"
Kartu hitam dikembalikan, sang pemilik langsung memasukkannya kembali ke dalam dompet.
"Ya."
Empat paperbag besar dengan logo brand tercetak di bagian tengahnya dijinjing hanya dengan satu tangan, tangan lainnya sibuk menggenggam sebuah tangan hangat mungil seseorang.
"Ayo beli ramen!" ajaknya sambil keluar dari area toko baju, menoleh ke samping dan sedikit menunduk menatap sang pemilik tangan yang ia genggam erat.
"Beli minum dulu yuk? Aku haus."
"Oke."
[Name], gadis bernetra merah itu mulai mengantuk, matanya perlahan berubah sayu, "Jangan boros uang, Goo.." nasihatnya lembut, suaranya begitu pelan.
"Hm?" Goo sedikit menunduk untuk mendengar ucapan [Name] barusan sekali lagi, ia tak mendengarnya dengan jelas.
"Jangan boros menggunakan uang."
"Eh? Tumben menasihatiku?" Goo tersenyum, dalam hati ia berbunga-bunga, jarang sekali [Name] menasihatinya dengan lembut seperti sekarang.
[Name] memutar bola matanya malas dan berakhir menambah rasa kantuk, mulutnya menguap kecil.
"Tenang saja~!"
"Jatah uang untuk nikah kita nanti ada sendiri kok."
Kelopak mata sang gadis langsung terbuka segar, "Kau mau kubanting? Mumpung ramai."
"Aku serius!" ucap Goo bersungguh-sungguh dengan ucapannya.
"Pacaran yuk!" ajaknya tiba-tiba di sela-sela langkah, [Name] terkekeh, ia menunjuk sebuah tempat jual buah.
"Daripada pacaran, mending ayo curi mangga!"
Goo mendesah kesal, "Ah! Kau menyebalkan!"
"Sudahlah, diam! Tenggorokanku sedang kering! Kau ajak bicara mulu."
"Want me to make it getting wet?"
"Sumpah.. ingatkan aku untuk memukulmu!"
•••
Sendawa pelan keluar dari bibir tipis [Name] yang sedikit membengkak, pelipisnya basah oleh setitik keringat.
"Minta minummu ya, Goo!" ucap [Name] lalu menyambar lemon tea milik pemuda di hadapannya, tanpa basa-basi ia langsung meneguknya hingga tersisa seperempat.
"Thanks!"
Goo terperangah, "Sudah tahu tidak kuat pedas, malah beli yang super pedas."
Tangan kasarnya terulur mengambil selembar tisu lalu digunakan untuk menyeka keringat sang gadis pujaan, [Name] memejamkan matanya, lidahnya terasa dibakar, rasa kantuknya hilang begitu saja tergantikan pusing.
"Namanya juga iseng.." ucap [Name] sambil membuka kelopak matanya, menatap gerak-gerik sahabatnya yang nampak santai memakan semangkuk ramen super pedas.
"Lidahmu sudah tak berfungsi?" tanya [Name].
Goo terkekeh, "Masih dong."
[Name] mengusap pipinya yang basah oleh air mata, "Besok.. kalau aku sakit perut, kau juga akan sakit perut."
Goo mengangguk, mulutnya sibuk mengunyah. Tak bohong, ramen yang dimakannya saat ini benar-benar pedas.
"Karna itu, malam ini aku menginap di rumahmu ya?" tersenyum menyebalkan.
"Hah! Terserah!" [Name] tepar.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top