Princess!
“Yuk jalan-jalan!”
Televisi menyala, menayangkan sebuah serial drama Korea, [Name] menonton dengan raut serius, kedua alisnya sampai mengerut curam. Suara bass terdengar tepat di samping telinga, membuat gadis itu menoleh menatap sang empu pemilik suara.
“Apa?”
“Ayo jalan-jalan! Malam Minggu loh~!”
“Malas,” ucap [Name] sambil menyandarkan punggungnya kebelakang lalu mendesah lega, bunyi remukan terdengar pelan saat ia merenggangkan kedua tangannya kedepan.
Gangnam malam ini sedang sangat ramai-ramainya, orang-orang khususnya para remaja asik menghabiskan waktu hingga tengah malam berjalan-jalan di tengah keramaian bersama kekasih masing-masing.
Tak hanya orang pacaran saja yang meramaikan kota gemerlap itu, banyak orang dewasa, tua hingga sampai anak kecil bersama orangtuanya juga ikut bersenang-senang.
Lampu kelap-kelip terpasang di luar tembok hampir seluruh gedung perbelanjaan di daerah Gangnam, indah menjadi satu kata yang paling tepat untuk menggambarkan.
Ting!
Ponsel [Name] tiba-tiba menyala, sebuah notifikasi pesan masuk.
Goo menyambar benda elektronik itu terlebih dahulu daripada sang empu, “Siapa nih?
Kedua matanya memicing saat membaca seutas kalimat yang dikirimkan oleh nomor bernama Han Seok Jin itu pada [Name].
Han Seok Jin : Kau kosong tidak malam ini? Ayo keluar jalan-jalan! ><
Goo sontak memasang raut datar, melirik kearah [Name] yang kini sedang menatap kearahnya malas, mengadahkan tangan sebelah kanannya meminta ponselnya dikembalikan.
“Berikan padaku!”
Goo menyembunyikan ponsel [Name] di balik tubuhnya, kemudian menggeleng.
[Name] menghelakan nafasnya kasar lalu menghendikan bahu, “Terserah, ambil saja!”
“Siapa yang kirim pesan?”
Si pirang tak menjawab, dia malah menatap kearah televisi yang kini menayangkan iklan popok bayi.
Netra merah memutar malas, “Kau marah?”
“Apa?” wajahnya teralih kepada sang gadis pujaan.
[Name] menggaruk pelipisnya, “Tidak! Tidak ada.”
Goo memalingkan wajahnya kembali kearah televisi.
“Baiklah-baiklah!”
[Name] berdiri dari duduknya lalu berjalan kearah tangga, meninggalkan si pirang yang menaikkan kedua alisnya bingung.
“Kau mau kemana?!” teriak Goo saat [Name] menghilang begitu saja ke lantai dua, ia beranjak dari duduknya lalu mengikuti kemana gadis itu pergi, pasti ke kamar.
Klek-
BRAK!
“JANGAN MASUK! AKU GANTI BAJU!”
•••
“Sialan kau!”
Goo tak henti tersenyum, ia melirik kaca spion lalu menginjak pedal gas, menaikkan kecepatan mobil yang dikendarai.
“Maaf, aku kan tidak tahu kalau kau-”
“Sudah, diam!” [Name] cemberut, ia meremas erat seat belt yang melilit tubuhnya, kedua pipinya memanas. Ia malu sekali.
“Mati sana!” lirih [Name].
“Mau?” Goo menunjuk stir yang dikendalikannya dengan dagu, berancang-ancang seolah hendak membantingnya kearah kiri.
“Jangan bawa-bawa aku dong!” sewot [Name] lalu melotot.
Telapak tangan sebelah kirinya yang kasar terulur mengusap lembut surai hitam si gadis, bibirnya mengeluarkan kekehan lembut.
“Kau suka warna biru ya ternyat-”
PLAK!
“PUTAR BALIK!”
“Bercanda, sayang~!” Goo mencebikan bibirnya.
[Name] kesal, gadis itu mencubit kuat pinggang Goo hingga pemuda itu meringis kesakitan, sekuat tenaga tangannya tak meleset mengendalikan stir.
“Aw! S-stop! Hei! Aku pegang stir!”
[Name] melepas cubitannya lalu tersenyum puas, “Mampus!”
“Kau berguru dengan kepiting ya?!” pekik Goo sambil mengusap bekas cubitan maut [Name] barusan, masih tertinggal rasa sakitnya.
‘Sakit banget, gila!’ batin Goo.
“Sudah, fokus nyetir saja sana!” ucap [Name] santai sambil menyandarkan punggungnya kebelakang lalu memejamkan kedua kelopak matanya.
“Kalau sudah sampai, bangunkan aku!”
“Okay, Princess!”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top