Love Her so..
Hangat. Sesuatu melingkar di pinggang, begitu erat. Dengan susah payah kedua kelopak mata itu terbuka, menampakkan sepasang netra cantik berwarna merah, bak mawar indah yang mekar terkena embun pagi.
Menatap sebuah jam yang terpasang di dinding, pukul 05.30. Pagi hari. Matahari belum berani menampakkan wujudnya, sang tata surya masih malu-malu untuk bersinar sepagi ini.
Surai sebahu berantakan, kepalanya menoleh kaku ke samping, belum benar-benar menoleh, dagunya bertubrukan dengan sesuatu yang lembut dan harum. Rambut.
“Goo..” suara serak keluar dari bibirnya, memanggil sosok yang kini sedang tidur sambil memeluknya erat dari samping, wajahnya terbenam di ceruk leher.
“Hei! Goo!”
“Sial! Bangun, oi!” gadis itu memberontak pelan, ia menggoyang-goyangkan tubuhnya agar pemuda yang memeluknya saat ini terbangun.
“Bangun!”
Terdengar lenguhan, senyum puas terpatri di wajah bantalnya. Lalu selang beberapa detik ia menyurutkan raut puasnya. Nafas teratur kembali terasa di lehernya. Bocah ini tidur lagi!
“Kim Jung Goo!”
“Masih mengantuk..” rengekan keluar, suara bass nan serak yang terdengar secara bersamaan itu membuat bulu kuduk merinding.
“Bangun, sudah pagi, Goo! Aku mau mandi!”
“Masih pagi banget, [Name].. nanti..”
Grep!
Pelukan bertambah erat, [Name] sesak nafas, gadis itu langsung memukul-mukul punggung si surai pirang dengan kesal.
“Sesak!”
Pelukan dilonggarkan, [Name] kembali bernafas lega. Ia meraup wajah Goo lalu menampar pipinya pelan agar pemuda itu membuka matanya.
“Wake up, Sir!”
Goo akhirnya bangun, kedua bola matanya terlihat merah, terlihat jelas masih sangat mengantuk, dalam hati [Name] merasa kasihan dan tak tega, namun mau bagaimana lagi?
“Yes, mommy..”
•••
Tak!
Sepiring nasi goreng diletakkan di atas meja makan, pemuda bersurai pirang yang kini mengenakan celana kain hitam panjang setumit dan kaos putih polos menaikkan sebelah alisnya.
“Untukku?” [Name] mengangguk, “Habisin ya!”
Gadis itu berjalan kearah kulkas, membukanya lalu mengeluarkan sekotak susu, melemparkannya pada si pirang yang mengenakan kacamata minus setelah memberikan aba-aba dan ditangkap dengan mudah.
“Kau sudah makan?” tanyanya sambil menaruh sekotak susu di tangannya ke atas meja.
“Sudah, tadi,” [Name] mengambil sebuah apel dari dalam kulkas, mencucinya di wastafel lalu memakannya tanpa mengupas kulitnya terlebih dahulu.
“Nanti malam ya!”
“Apa?” [Name] duduk di atas kursi, memandang sahabatnya yang kini memulai sarapannya.
“Nonton, hehe.”
[Name] mengunyah sambil berpikir, “Jangan anime deh.. nonton film zombie yang akhir-akhir ini lagi booming aja yuk.”
Mendengus kesal, “Ayo lah~”
[Name] mencebikan bibirnya, “Aku mau nonton zombie!”
“AOT!”
“Zombie! Ayolah, Goo! AOT bisa kapan-kapan!”
“Zombie juga bisa kapan-kapan!”
[Name] mendelik kesal, kemudian menghendikan bahunya tak peduli, ia fokus memakan apelnya.
“Ya sudah, pergi sendiri saja sana.”
“Kok gitu?!”
“Aku nggak mau nonton AOT.”
Goo, pemuda itu menatap nasi goreng di hadapannya tak nafsu.
[Name] meliriknya diam-diam, kemudian menghelakan nafasnya kasar.
“Jus alpukat..”
“Huh?” Goo mendongak, menatap [Name] bingung beberapa detik lalu mengembangkan senyumnya.
“Ah! Jus alpukat tiga gelas?”
Memutar bola matanya malas, lalu gadis bersurai hitam itu mengangguk.
“Oke.”
“Sayang [Name] banyak sekali!”
“Hm.”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top