Ago
“[Name]! Lihat! Bagus kan?!”
Sepasang manik [Name] bergulir melirik hal yang dimaksud si pirang, dengan raut malas gadis itu mengangguk, “Beli lagi?”
“Ini keluaran terbaru! Limited edition lagi!”
“Ori tidak?”
“Ori dong!” menepuk dadanya bangga, “Tukang paketnya asli orang Jepang lagi!”
[Name] terkekeh, menyeruput secangkir teh hangat di atas meja yang sempat dibuatnya tadi, “Kau suka sekali mengoleksi action figure, apa asiknya sih?”
“Keren saja,” tersenyum tipis, “Aku merasa lebih dekat dengan mereka.”
“Benar-benar sudah parah..” lirih [Name].
“Kau pernah nonton Naruto?” [Name] mengangguk, “Kau paling suka siapa di sana?”
[Name] berpikir, “Siapa? Tak tahu.”
“Kok tidak tahu!?” Kim Jung Goo, ia mendudukkan dirinya di samping [Name] lalu berkacak pinggang, “Yang paling tampan menurutmu di sana?”
“Yang paling tam- ah! Iya!” [Name] tiba-tiba teringat, “Kakashi Hatake! Aku suka dia!” sedikit menciptakan binar di kedua matanya.
Goo menaikkan sebelah alisnya, menopang dagunya dengan sebelah tangan lalu menghadap ke arah gadis pujaannya dengan sorot tertarik, begitu lekat, “Kenapa tidak Sasuke? Dia tampan loh~”
“Tampan ya..?” [Name] ikut menopang dagunya, wajahnya dengan Goo kini hanya berjarak lima senti, si lelaki menahan sekuat tenaga untuk tidak salah tingkah, “Kalau aku suka orang tampan mungkin aku akan menyukaimu sejak dulu, Goo.”
“Hah? Maksudmu?”
[Name] tersenyum, “Aku suka lelaki kuat.”
“Yang bisa melindungiku.”
“Tak peduli dia tampan atau tidak.”
Sepasang manik hitam si psikopat pirang terpaku, melirik kaku wajah si netra merah yang kini sedang bersemu.
“[Name].”
“Hng?” menyeruput tehnya, “Apa?”
“Jadi.. aku tampan?”
•••
Ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perut Goo, pemuda itu tak melunturkan senyumnya sedari tadi, jantungnya berdetak bertalu-talu seolah sesuatu baru saja memacu adrenalinnya.
Merebahkan tubuhnya di atas kasur, menatap langit-langit ruangan dengan wajah yang memerah sempurna. Kedua tangannya menggenggam erat sprei menyalurkan rasa gemas.
“Aku benar-benar sudah gila! ARGH!” berteriak keras, perutnya terasa begitu geli, bertambah geli lagi saat mengingat raut blank [Name] tadi.
“Jadi.. aku tampan?”
“Huh?”
Kelereng mata [Name] bergetar pelan, “Y-ya, kau memang tampan kan?”
“Sial! Aku tak tahan sekali! ARRRGHH!!”
Beranjak dari atas kasur lalu mendekati nakas meja, mengambil sebuah pigura foto di atasnya yang kini telah berwarna. Memandangnya begitu lekat dengan tatapan sendu. Mulutnya bergerak lembut menggumamkan sebuah kalimat.
“Dulu ataupun sekarang.. aku tetap tak berhenti mencintaimu..”
Langit mengeluarkan suara gemuruh, beberapa kali angin kencang berhembus.
“Kuharap ini semua adalah mimpi..”
“Begitu sesak, benar-benar sesak.”
Crasssh!
Hujan turun, bersama guntur menjadi pengantar.
“Tapi, apa sih yang tidak untukmu?” mengusap sudut matanya lalu terkekeh misterius.
“Iya kan, sayangku..?”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top