38 - Rencana Tengah Malam Bersama Raffa
Esna - Bite My Lower Lip
"Tidak apa jika kau membenci diriku, asal, jangan hatiku yang selalu mencintaimu." -Raffa Elnandhio Samudera, from Cool Bad Boy.
-Cool Bad Boy
***
Ceklek
"Ini minumnya," ujar Kinara meletakan nampan berisi dua mug susu milo hangat.
Raffa memperhatikan gerak-gerik Kinara yang terlihat cuek seolah mengacuhkan keberadaan Raffa. Kini, Kinara berjalan ke arah meja belajarnya mengambil benda elektronik berbentuk kotak dengan lambang merk terkenal asal Amerika.
"Tolong dong, lampunya nyalain."
Raffa mengangguk lalu dia berjalan menuju sekalar lampu kamar Kinara yang tidak jauh dari jangkauannya.
"Gak usah berisik." titah Kinara dengan tidak melirik Raffa.
"Iya,"
"Ngomong seperlunya aja."
"Iya,"
"Satu lagi, gak usah modus!"
"Hm,"
Kinara menoleh, "Hm apa?"
"H dan M." jawab si laki-laki polos.
"Ih! Bukan itu. Tapi artinya apa?"
"Artinya... Gumaman?"
Kinara mengacak-acak poninya kesal dan berkata, "Tau ah, terserah. Buruan kerjain nanti keburu subuh lagi."
"Lagian ada-ada aja si, kerja kelompok tengah malem gini." lanjutnya.
"Lebih cepat lebih baik." sahut Raffa tidak acuh.
"Ya tapi kan jangan jam satu pagi juga! Gila deh."
Raffa tidak menanggapi. Selanjutnya dia menghampiri Kinara yang sedang duduk di karpet berbulu berwarna biru. Raffa kemudian duduk di samping si perempuan dan memperhatikan apa yang tengah dilakukan oleh Kinara dengan seksama. Oh ternyata gadis itu sedang mencari referensi cover bagus di situs Youtube.
"Jadi kita lagunya yang-- hatchi!" ucapan Kinara terpotong akibat dirinya yang tiba-tiba bersin.
"Lagunya hatchi?" tanya Raffa menahan tawa. Kinara memberenggut sebal dan memukul lengan Raffa keras.
"Aw!"
"Bukan lah! Yakali ada judul lagu kek gitu. Maksudnya lagu yang punya tempo lambat aja. Jangan terlalu cepet, apalagi heboh. Nanti hasilnya bakalan jelek." jelas Kinara.
"Kata siapa bakalan jelek? Kita belum coba Ra, dan menurut aku cover lagu yang enerjik malah lebih bagus. Soalnya nanti orang-orang bakal kebawa suasana buat gembira." Raffa menyampaikan pendapatnya sendiri.
Kinara menggeleng-gelengkan kepala cepat. "Nggak nggak, pokoknya kita pake lagu selow buat cover lagunya-- hatchi!"
Lagi-lagi ucapan Kinara terpotong akibat bersin. Dia mengusap-usap permukaan hidungnya yang mulai tidak enak ketika mengambil nafas.
"Ha-ha-hatchi!"
Raffa tidak dapat menahan tawanya lagi. Seketika ruangan kamar Kinara yang sunyi sepi langsung gaduh karena Raffa yang tertawa.
Jantung Kinara berdebar. Dia belum pernah melihat Raffa tertawa lepas seperti apa yang ada di depannya saat ini. Raffa seperti berubah jadi pribadi yang hangat jika sedang tertawa. Diam-diam Kinara tersenyum. Namun hanya satu detik sebab dia tidak ingin Raffa melihatnya. Bagaimanapun juga Kinara masih menyimpan rasa sakit di hatinya kepada Raffa.
Dan sejujurnya, rasa benci Kinara belum hilang sama sekali.
"Sstt! Gue udah bilang jangan berisik Raffa,"
Pemuda tersebut berdehem. "Maaf maaf, tadi kelepasan."
Lima detik berikutnya Raffa memalingkan wajah menatap Kinara yang fokus pada laptopnya. Cukup lama Raffa memandanginya hingga membuat Kinara merasa diperhatikan. Lantas bola mata keduanya beradu tidak sengaja. Tatapan Raffa turun ke baju yang perempuan itu kenakan. Walaupun tidak bisa dikatakan ketat, tapi baju tersebut mencetak jelas bagian-bagian tubuh Kinara. Raffa yakin laki-laki manapun yang melihat pasti akan meneguk ludah susah payah seperti dirinya sekarang.
'Shit!' maki Raffa dalam hati.
Kemudian ia bangkit berdiri dan melangkahkan kaki menuju lemari baju Kinara. Membuka pintunya lalu menelusuri isinya. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, Raffa berbalik mendekati Kinara kembali dan menyodorkan baju yang baru ia tarik diantara lipatan baju Kinara di dalam lemari si gadis.
"Pake ini, kamu bakalan demam kalo pake baju itu malem-malem gini."
"Gak ah, lagipula gue udah biasa kok pake baju ginian pas mau tidur." tolak Kinara.
Raffa berdecak heran. "Ck, tapi sekarang kan kamu mau gadang ngerjain tugas bukannya mau tidur, Kinara."
Kinara terdiam. Betul juga sih apa yang dibilang Raffa, dewi batinnya membenarkan. Pandangan Kinara tertuju pada sweater panjang warna hijau juga celana legging hitam di tangan kanan Raffa.
Tak apalah, lagian tidak baik juga kan berpakaian ala kadarnya seperti ini di depan tamu? Apalagi tamunya cowok, bisa salah fokus entar.
"Oke deh," putus Kinara lalu setelah itu mengambil setelan baju yang dipilihkan Raffa untuknya.
Lima menit sudah Raffa menunggu Kinara yang berkutat di kamar mandi. Matanya melirik mug yang masih terisi penuh oleh susu. Kelihatannya enak untuk mengganjal perutnya yang keroncongan tengah malam seperti ini. Jika sedang di rumah dan terbangun tengah malam biasanya Raffa akan langsung menyulut rokok. Dia bahkan bisa menghabiskan lima sampai enam batang rokok dalam semalam suntuk. Dan enam lebih jika pikirnya dalam kondisi kacau.
Raffa memutar kepala ke belakang saat mendengar pintu kamar mandi yang dibuka. Kinara keluar dari sana lengkap dengan pakaian yang Raffa sarankan. Hasilnya tidak buruk, gadis itu terlihat lebih nyaman. Dan aman tentunya.
Kadang Raffa heran, kenapa para cewek suka sekali memakai pakaian atau baju ketat untuk tidur? Jangan buruk sangka, Raffa bukan penganut seks bebas, melainkan ia tahu dari teman-temannya yang menganut aliran samacam itu.
"Gimana? Lebih nyamankan?" tanya Raffa begitu Kinara sudah terduduk lagi di sebelahnya.
"Hm,"
"Hm apa?"
"H dan M."
Raffa tergelak. Tangan kirinya terulur mengacak-acak rambut Kinara.
"Bisa aja deh anak kucing. Tapi lain kali jangan pake baju kayak gitu lagi di depan orang lain."
"Loh kenapa emangnya? Baju itu gak seksi-seksi amat deh perasaan."
"Ya perasaan kamu gitu, perasaan yang liat gimana?" balas Raffa tegas. "Intinya jangan pake baju yang terlalu terbuka pas lagi sama orang lain. Termasuk si Adrian."
"Si Ian mah udah biasa,"
"Mulai sekarang jadiin gak biasa." Kinara menatap Raffa heran karena nada bicaranya berubah dan terkesan cepat seperti tidak mau dibantah.
Kinara menyelipkan anak rambut yang mencuat dari ikatan asalnya ke daun telinga. "Udah ah. Cepet kerjain, kebanyakan ngobrol gak akan selesei nantinya."
"Yaudah gampang. Tinggal liatin videonya sampe tamat terus cover deh."
Kinara memutar bola mata, "Raffa please, gak segampang itu ya. Kita perlu hayati sampai bener-bener dapet feelingnya. Baru deh bisa tampil bagus di depan semua orang. Nah, kalo penampilan kita bagus nilainya juga bakalan bagus. Ngerti?" tutur Kinara menatap Raffa.
Alis Raffa terangkat satu saat memandangi Kinara balik.
"Ngerti sih. Cuma kenapa nilai yang harus jadi prioritas? Kenapa gak pengahayatannya aja biar adegan kita makin romantis?"
"Tai ih," segera Kinara menutup mulut menggunakan kedua tangan. "Maksud gue ya iyalah, kan kelompok ini terbentuk buat tambahan nilai seni budaya gimana sih."
Raffa manggut-manggut. "Oh gitu. Jadi sekarang lagu apa yang mau kita cover?"
"Lagu-- "
"Sulis? Hadad Alwi?"
"Raffa!"
"Iya?"
"Serius dong."
"Serius ini juga. Kan kamu maunya yang selow, nah itu udah selow kan lagunya."
"Enggak yang itu juga! Dikira mau marawisan di madrasah apa."
"Iya kan cuma usul, Ra."
Kinara mengetuk-ngetukan jari telunjuknya di dagu. Berpikir tentang lagu yang cocok dibawakan mereka berdua minggu depan.
"Gimana kalo... Alex G yang Proof?"
"Belum pernah denger." ujar Raffa bingung.
Jari-jari Kinara bergerak cepat mengetikkan sesuatu di keyboard laptopnya. Lalu menggeser benda tersebut menjadi lebih menghadap kepada Raffa yang duduk di sebelah kanannya.
"Coba dengerin, enak kok lagunya."
Raffa menganggukan kepalanya. Sebenarnya niat awal dia datang kemari yaitu untuk berduaan bersama Kinara. Akan tetapi melihat keseriusan gadis itu tentang kerja kelompok mereka membuat Raffa jadi tidak tega mengganggunya.
"Enak kan?" Kinara menguap lebar-lebar. "Jadi nanti gue yang nyanyi, lo yang main gitar." katanya lagi.
"Oke."
Dua menit setelahnya Raffa merasa sesuatu yang berat jatuh di paha kirinya. Mungkin akibat rasa kantuk yang teramat berat Kinara tidak sadar tertidur saat lagu dari laptopnya mengalun lembut seperti lullaby.
Raffa memandangi wajah Kinara lamat-lamat. Sangat polos layaknya bayi. Perlahan Raffa mendekatkan wajah sampai bibirnya menyentuh kening Kinara. Mengecupnya lembut dan membisikan sebaris kata,
"At least i really falling in love with you, Kinara Aurelia."
****
Seorang gadis terbangun disertai dengan wajah kagetnya. Kinara bermimpi kalau Raffa mengatakan sesuatu yang membuat dirinya terbang ke langit ke tujuh. Tapi Kinara tidak tahu kalimat apa. Sebab bisikan itu halus, sehalus angin sepoi-sepoi yang selalu berhembus di sore hari.
Kinara memegangi dadanya yang berdetak tidak karuan. Matanya menyapu seluruh penjuru kamar.
'Semalem itu nyata atau mimpi ya?' batinnya bertanya-tanya.
Kinara mendapatkan jawabannya ketika matanya menangkap dua buah mug di atas nampan di meja belajarnya. Sementara laptop putih miliknya tergeletak tak jauh dari nampan. Ternyata bukan mimpi. Kalau begitu dimana Raffa? Dan kenapa Kinara bisa ada di tempat tidurnya? Apa tadi malam Raffa yang membopong dirinya ke atas kasur? Kalau iya, pipi Kinara akan panas sekarang.
Matanya kembali lagi menatap seluruh penjuru kamar. Dan mendapati jendela kamarnya terbuka. Gorden tebal yang biasa menutupi kaca itu terlihat bergoyang-goyang diterpa angin pagi karena jendela di belakangnya terbuka.
"Kayaknya Raffa beneran gangguan jiwa," gumamnya.
Tok tok tok
"Masuk aja,"
Setelahnya pintu yang terbuat dari kayu jati terbuka menampakan seorang wanita berumur 54 tahun memakai sebuah daster bermotif batik. Namanya bi Suri, biasa dipanggil bi Sur. Pembantu baru di rumah Kinara. Orangnya lucu dan lemah lembut, opininya Kinara sih seperti itu.
"Neng Kinara, disuruh ibu sarapan di bawah katanya."
Kinara menguap sambil meregangkan sendi-sendinya yang kaku. Dia beranjak dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi.
"Oke bi, bilangin mama Kinar mandi dulu."
"Kasurnya mau sekalian bibi beresin gak neng?"
"Iyaa." sahutnya dari dalam kamar mandi. Tangan bi Suri cekatan mengambil bantal sana-sini lalu menumpukannya menjadi satu. Kemudian melipat selimut tebal bergambar kartun kesukaan Kinara.
Ponsel perempuan itu berdering nyaring diatas nakas. Membuat bi Suri kehilangan konsetrasinya. Ia berjalan ke arah meja nakas lalu melirik nama yang tertera di layarnya.
RaffaEl Calling...
"Neng ada telepon nih," seru bi Suri.
Kinara mematikan air shower yang sedari tadi mengalir agar dapat mendengar bi Suri lebih jelas.
Sambil memijat-mijat kulit kepala Kinara berteriak, "Dari siapa bi?"
"Dari... Ra-- Raffa-El. Iya Raffael, neng!"
Buru-buru Kinara mengambil handuk dan melongokan setengah badannya dari balik pintu kamar mandi.
"Mana bi? Coba liat?"
Bi Suri menyerahkan handphone milik Kinara itu dengan kening berkerut.
"Siapa neng? Pasti pacarnya ya?" goda bi Suri curi-curi pandang ke ponsel Kinara.
"Mantan pacar sih sebenernya,"
"Mantan pacar kok masih saling kontekan neng?"
Kinara tertohok ucapan pembantunya. "Bi Sur mah gitu. Orang dia yang ngejar-ngejar aku kok."
"Iya iya. Yaudah sok atuh(silahkan) mandi lagi neng, itu busanya masih belum dibersihin ning(ternyata)."
Tangan Kinara menggapai anak rambutnya yang basah dan masih penuh busa.
"Eh iya. Bibi sih, ngajak ngobrol mulu ah. Nih hapenya tolong taro lagi di nakas ya bi."
"Gak diangkat dulu?"
"Nanti aja."
Namun kenyataannya Kinara tidak pernah lagi mengangkat panggilan ataupun membalas notifikasi dari Raffa semenjak mereka putus.
****
"Kinar, beliin mama telur sama tepung dong ke minimarket depan." Helen muncul dari dapur menghampiri Kinara yang tengah bermalas-malasan di sofa sambil menonton acara pagi.
"Males ah mah, suruh aja Kaila atau nggak bi Sur."
Helen berdecak. "Nyuruh malah nyuruh lagi. Lagian Kaila gak ada, dia lagi main ke rumah temennya. Bi Sur lagi beres-beres taman belakang." ujarnya.
Kinara menoleh sekilas menatap ibunya. "Temennya yang mana?"
"Mama lupa rumahnya di blok apa, tapi masih sekitaran sini."
Kinara bergumam tidak tertarik, "ooohh."
"Iya. Yaudah cepet beliin ke minimarket, malah ngobrol lagi."
"Ih mamah kirain udah lupa." rajuk anak gadis itu.
"Nah nah, mama gak pikun ya Kin."
Telapak tangan kanan Kinara terbuka meminta sesuatu. "Mana uangnya? Lebihin ya ma, mau beli cemilan soalnya hehe."
Helen menggeleng-gelengkan kepala tidak habis pikir. "Cemilan mulu kamu ini. Nih, titipan mamah jangan lupa ya. Awas aja nanti belinya cemilan semua kayak waktu itu." katanya memberi Kinara selembaran uang seratus ribu rupiah.
Kinara nyengir-nyengir. "Hehehe. Kan waktu itu aku lagi khilaf mah," sahutnya seraya berdiri mengambil cardigan miliknya yang tersampir di sandaran sofa.
"Ngomong-ngomong kunci motornya dimana?"
Helen menepuk jidat pelan. "Mama lupa, motornya kan dipake Kaila."
Bahu Kinara turun sedih menatap ibunya memelas. "Ah mamaaa, trus aku naik apa dong? Gojek?"
"Jangan, pake sepeda aja. Kan ada tuh nganggur di garasi."
Kinara merasa tidak keberatan
"Yaudah deh sekalian olahraga juga. Jarang-jarang kan anak mama yang cantik ini olahraga pagi?" kata Kinara akhirnya dengan tersenyum jahil.
"Iya iya. Udah sana cepet beli,"
"Okey. Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam."
****
Kinara mengayuh sepedanya dengan peluh yang sudah mulai menetes di wajah. Sinar matahari pagi bisa membuat gadis itu berkeringat ternyata.
Kinara hampir akan terlempar jauh gara-gara mengerem mendadak saat hendak melewati polisi tidur. Tapi itu gak penting lagi sekarang, sebab ada yang lebih membuat Kinara terkejut bukan main.
Raffa ada disana. Di arah yang berlawanan dengan Kinara. Dia menggunakan sepeda yang Kinara hafal itu kepunyaaannya Adrian.
"What the...fuck?" gumam Kinara tidak percaya.
Kedua tangan Raffa bergerak melengkungi area sekitar mulutnya agar suaranya terdengar lebih jelas ke telinga perempuan cantik yang berjarak tiga meter darinya.
Detik selanjutnya dia berteriak, "Hai Kinaraa.. Aku mau ngajak kamu sepedahan bareng, mau gak?"
Kinara mengusap permukaan wajah kasar. Kenapa selalu begini? Kenapa Raffa selalu muncul setiap hari di hidupnya saat dia ingin sekali melupakan laki-laki itu. Bukankah itu tidak adil?
~♡×♡×♡~
Author Notes:
Mulmed: Kinara
Aku gak bakal bosen-bosen ingetin kalian buat follow akun instagram pemain Cool Bad Boy hehe.
-kinaraaur
-raffaelnandhio
-adrianprmdya
-naufalprasty (klo ga salah)
-anggitaptr01
-isabellaa_ (klo ga salah)
-prima.anstsy
-ica mariaa
-kaila22
Oh iya ada admin yang mau berbagi foto nih buat kalian
Menurut kalian Raffa sama Kinara balikan atau jangan? Komentar sepuasnya ya 😊💚
Btw, lagu Esna yang ini fav gue masa hahaha. Gak nanya ya? Yaudah gpp
To be continued,
Love, LuluAra
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top