20 - Neng Kinara, Abang Raffa Gemez

Reset - Mad Soul ft Jinsil (Rock Ver.)

"Kamu bertanya padaku mengapa aku rindu kepadamu. Lalu kujawab, entahlah aku pun tak tahu, karena sejak mengenalmu rindu sudah menjadi teman baik ku." -Aku, Kinara 2019.

-Cool Bad Boy

****

Kinara mengetuk-ngetukan sepatunya di lantai koridor sekolah yang sudah sepi. Sesekali menghembuskan nafas panjangnya. Melirik jam tangan berwarna birunya, lalu mengetuk-ngetuk kembali, kali ini jarinya bukan sepatunya.

'Lama banget si' pikirnya.

Berbeda dengan Kinara yang terlihat begitu resah, Raffa justru terlihat tenang-tenang saja. Padahal cowok itu kini sedang ada di ruang BP. Menyelesaikan masalahnya dengan ibu Nadia tadi pagi perihal hukuman yang beliau berikan untuk kekasihnya Kinara.

"Kamu mau kan untuk melupakan masalah ini Raffa?" Pak Wijaya bertanya dengan nada bijaknya.

Awalnya Raffa akan membawa kasus ini keranah hukum. Toh memang ibu Nadia sudah keterlaluan. Dan kalaupun Raffa ingin membuat ibu Nadia dipecat, ia bisa melakukannya dengan mudah. Kakeknya, Abraham Samudera, adalah pemilik sekolah ini. Dia sangat menyayangi Raffa, maka apapun yang cowok itu minta pasti akan terijabah. Termasuk untuk memecat salah seorang guru di sekolahnya. Ya, awalnya seperti itu. Tapi tidak untuk sekarang.

Setelah bernegosiasi panjang. Akhirnya pak Wijaya beserta kepala sekolah dan wakilnya berhasil membujuk Raffa untuk mengurungkan niatnya tersebut. Kepala sekolah Bakhti Utama berjanji bahwa beliau akan membujuk ibu Nadia meminta maaf terlebih dahulu. Tentu saja Raffa tidak mau kalau ia harus meminta maaf kepada guru yang sudah menjadi black listnya. Dan disini lah cowok itu berada. Duduk dengan melipat tangan di depan dada, di hadapannya ada pak Wijaya. Sedangkan di sisi pak Wijaya ada ibu Nadia.

Kalau ibu Nadia bukan seorang wanita, entah sudah jadi apa nasibnya sekarang. Mungkin Raffa sudah memukulinya hingga dia masuk keruang UGD seperti yang sering Raffa lakukan saat bertarung dengan musuhnya. Bahkan sampai ada yang kritis. Dan bagaimana pun juga, ibu Nadia tetaplah seorang guru yang wajib dihormati.

"Jadi Raffa, bagaimana? Kamu belum menjawab pertanyaan saya. Kamu mau kan melupakan masalah ini?" Ulang pak Wijaya menatap Raffa.

"Baiklah. Tapi dengan satu syarat." Ucapnya cepat.

"Apa itu?" Alis pak Wijaya menyatu.

"Saya mau, ibu Nadia juga meminta maaf kepada pacar saya Kinara." Tenang, namun membuat ibu Nadia membulatkan matanya.

"Kenapa harus?" Tanya guru perempuan itu dengan tidak suka.

"Loh. Yasudah, saya juga, kenapa harus memaafkan ibu? Padahal mudah bagi saya untuk---"

"Baiklah, baiklah. Itu urusan gampang Raffa." Pak Wijaya memotong ucapan Raffa. Tatapannya beralih kepada rekan gurunya. "Gimana bu Nad? Saya rasa itu mudah bukan?"

'Iya mudah, tapi harga diri yang dipertaruhkan!' Batin guru sastra berkepala empat itu.

"Yasudah. Saya akan meminta maaf kepada Kinara." Kata ibu Nadia pada akhirnya. Raffa tersenyum miring mendengarnya.

"Tapi Raffa, begini. Kamu tahu bukan kalo sekolah kita ini begitu ketat dan ya, sudah terpandang akan aturan-aturan dan juga kedispilinannya yang tinggi." Pak Wijaya menarik nafasnya sebentar dan melanjutkan, "Jadi---"

"Untuk berapa hari?"

Pak Wijaya tersenyum kecut, "Ternyata kamu memang cerdas. Tiga hari. Cukup tiga hari saja kamu saya skors. Setelah itu kamu boleh bersekolah lagi seperti biasa."

"Gak masalah buat saya, asalkan Kinara tidak ikut di skors."

"Oh tidak, tidak kok. Kamu tenang saja dia tidak akan di skors." Bagus. Dan sekarang semua orang tahu kalau Raffa begitu melindungi Kinara.

Hurt her and he will break your body.

****

Starving - Hailee Steinfeld & Grey ft Zedd

Kinara langsung berdiri tegak begitu pintu ruangan itu terbuka. Menampakan sosok Raffa dan juga pak Wijaya. Dan...ibu Nadia. Jujur, Kinara mulai sedikit canggung dengan guru sastranya itu. Dia merasa bersalah, tapi mau bagaimana lagi.

"Nak Kinara, ada sesuatu yang ingin disampaikan ibu Nadia buat kamu. Silahkan bu." Pak Wijaya memberi jalan kepada ibu Nadia agar guru itu dapat berhadapan langsung dengan Kinara.

"Kinara, saya mau minta maaf atas perlakuan saya tadi." Ucap ibu Nadia bersungguh-sungguh sambil memegangi kedua tangan Kinara.

"Ya-yaampun ibu. Tidak usah minta maaf. Justru saya yang harusnya minta maaf karena tidak mengerjakan tugas ibu. Saya yang salah bu." Balas Kinara.

"Iya kamu salah. Tapi saya sudah keterlaluan memberi hukuman buat kamu. Seharusnya saya mengerti, kamu dan saya itu sama-sama wanita. Seharusnya saya mengerti."

"Tidak apa-apa ibu. Saya paham kok kenapa ibu begitu. Jadi tidak usah merasa bersalah."

"Sekali lagi maafkan saya. Mungkin saya terlalu sensitif karena si kecil." Gumam ibu Nadia pelan.

Kinara menutup mulutnya, "Ibu hamil? Alhamdulilah selamat bu, saya ikut senang. Semoga bayinya sehat."

Ibu Nadia langsung memeluk siswi nya yang cantik itu. "Terimakasih."

"Sama-sama ibu."

Dalam diamnya Raffa menatap takjub kearah Kinara. Gadis itu, sungguh membuat dirinya merasa beruntung. Tapi untuk sampai kapan Raffa merasa beruntung? Takdir tidak ada yang tahu bukan?

****

Raffa merangkul mesra bahu Kinara saat mereka berjalan menuju parkiran.

"Kamu bilang apa sama bu Nadia? Kok dia bisa nyampe minta maaf gitu sama aku?" Raffa menoleh. Cowok itu terlihat berpikir keras. Lalu setelah itu mencolek hidung Kinara gemas.

"Muka kamu gemes kalo lagi mikir." Pujinya.

'Oh God! Pipi gue jangan sampe blushing!' Dewi batinnya berdoa.

"Raffa ih! Aku serius sayang."

"Sayang?"

"Aduh mulut ini!" Kinara memukul mulutnya dengan kesal.

Raffa terkekeh geli melihat kelakuan konyol Kinara. Menggemaskan sekali. Tangannya sudah gatal ingin mencubit hidung mancung gadis itu tapi ia urungkan dan malah berkata, "Mulutnya jangan dipukulin gitu, mending dicium."

Jedar!

Seketika jantung Kinara langsung maraton di dalam. Pipinya juga menghangat.

'God! God! God!' Batinnya berteriak girang.

"A-apa?" Kinara pura-pura tidak mendengar.

"Gak. Gak ada kok." Ish! Cowok emang gak peka banget! Apalagi model kayak Raffa.

****

Kinara memperhatikan dengan seksama pelajaran yang sedang gurunya terangkan di depan. Pelajaran kimia di siang hari membuat matanya berat dan ingin sekali tidur. Tapi itu hanya angan-angannya saja, sebab tidak mungkin dia bermalas-malasan saat Ujian Akhir Semester sebentar lagi.

Dan bunyi bel istirahat kedua pun bagaikan lullaby yang indah bagi semua murid.

"Ra, sini bentar deh." Panggil Adrian kepada Kinara yang sedang memasukan alat tulisnya ke dalam tas.

"Apa sih? Males, gue mau tidur. Lo aja yang butuh kesini." Gadis itu merebahkan kepalanya di antara lipatan tangan dan sweaternya.

"Ck. Si dugong mah. Woy! ini Raffa barusan telepon gue katanya suruh elo buat dateng ke warung belakang sekolah!"

Kinara mengangkat kepalanya sambil memicingkan matanya. "Bohong awas lu!" Ancam gadis itu lalu merebut hapenya Adrian.

"Eh iya!" Teriaknya senang. "Eh tapi, gimana gue bisa keluar?"

"Tenang. Itu udah gue atur. Lo jalan gerbang depan aja bilangnya mau fotocopy absensi, nah udah gitu gue yang nego sama si mang Ujang nanti." Jelas Adrian.

"Yakin lo? Kalo gak berhasil?"

"Apa sih yang gak bisa empat sekawan lakuin?" Katanya bangga.

"Kenapa gak gerbang belakang aja."

"Ah elo mah banyak nanya! Udah buruan kasian si Raffa nunggunya kelamaan entar."

"Tas gue?"

"Gue yang urus."

"Sip. Elo kan emang pembatu gue hehe."

"Kampret! Enak aja lo!"

****

"Mang Ujang! Kinara mau fotocopy absensi nih, disuruh bu Metha wali kelas tercinta. Biasalah tugasnya sekertaris." Bohong besar kalau gadis itu memiliki jabatan sekertaris. Dengan modal selembar kertas absensi Kinara mencoba meyakinkan penjaga sekolahnya itu.

"Bukannya stok kertas absensi ada di ruang TU ya, neng?"

Eh?

"Ah si amang, ya mana tahu atuh. Kinara mah cuma disuruh sama guru, sebagai murid yang teladan ya harus mematuhi." Untung aja Kinara minum susu Zee jadinya banyak akal.

"Oh yaudah. Sok mangga, tapi ulah lami lami teuing nya neng,(silahkan, asal jangan lama-lama ya neng)."

"Sip!" Kinara langsung berlari keluar gerbang. Di saat itulah Adrian muncul di belakangnya dan langsung berdiskusi dengan mang Ujang.

Dalam pikirannya, Kinara berjanji akan memberi Adrian cemilan satu bungkus kuaci setelah ia sampai di rumahnya nanti.

~♡×♡×♡~

Author Note:

Mulmed: Raffa & Kinara

Yuhuuu update lagi. Alhamdulilah sempet buat update 2x sehari. Doain bisa sering update ya❤❤

Hayo loh jangan lupa vote sama komentarnya ya❤❤

To be continued,

Love, LuluAra

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top