16 - Kaus Kaki Dan Kata-Kata
The Chainsmokers ft Halsey - Closer
"Cinta bagai sebuah sihir. Selalu penuh kejutan dan keajaiban tercipta di dalamnya." -Kinara
Cool Bad Boy
****
Menurutmu, apa arti dari hubungan sepasang kekasih?
Menurutmu, apa itu cinta?
Apakah kamu percaya cinta itu ada?
Aku tahu, kamu tidak mungkin percaya. Karena bagimu cinta hanyalah fana dan tidak nyata.
Mungkin jika aku mengenalkanmu kepada arti cinta sesungguhnya, kamu akan sulit mengerti.
Seseorang berkata: "Kamu tidak akan tahu cinta itu apa sebelum kamu benar-benar merasakannya."
Jadi, maukah kamu untuk jatuh cinta bersamaku?
Jakarta 2016. Tanpa nama, hanya dengan rasa.
****
Sepulang sekolah Raffa mengajak Kinara untuk menemaninya membeli sepatu olahraga. Yah, meskipun pada kenyataannya sepatu Raffa sudah bejibun di rumahnya. Tapi namanya modus buat lama-lama bareng pacar pasti mengandalkan berbagai cara, termasuk modus 'anter beli sepatu baru'.
"Raff, katanya tadi kamu di panggil guru BP lagi ya?" Kinara membuka pembicaraan.
Saat ini sepasang remaja tersebut tengah dalam perjalanan menuju Pondok Indah Mall menggunakan mobil sport biru milik Raffa.
Cowok itu membelokan mobilnya kearah kanan. "Darimana kamu tau? Oh, pasti anak-anak ya yang bilang." Tebaknya.
"Iya. Lagian kenapa sih kamu tuh kerjaannya berantem mulu, gak bosen apa itu muka bonyok terus."
Raffa terkekeh kecil. "Kenapa?"
"Kenapa?" Kinara membeo.
"Iya kenapa. Kamu malu ya punya pacar pentolan sekolahan?" Ucap Raffa tiba-tiba membuat Kinara sedikit gugup karena merasa bersalah.
"Nggak kok. Kenapa harus malu. Aku kan cuma nanya 'kenapa kamu berantem mulu' gitu aja kok. Ya kalo kamu gak mau jawab juga gak papa."
Raffa mengehembuskan nafas sejenak lalu berkata, "Maaf ya Ra, aku belum bisa jadi cowok yang baik-baik buat kamu."
Kinara menoleh kearah Raffa. "Kalaupun ada cowok baik-baik, belum tentu hatinya juga baik kayak kamu Raff."
Hati Raffa baik. Itu pendapat Kinara. Lalu mengahancurkan dan membunuh hati seseorang dengan perlahan masih bisa disebut memiliki hati baik juga?
'Aku adalah cowok brengsek Ra.' Batin Raffa miris.
Kemudian Raffa menggenggam tangan kanan Kinara dan meletakannya dipangkuannya.
"Kalo suatu hari nanti ada yang nyakitin kamu, aku harap kamu akan benci dengan orang itu."
Alis gadis itu saling bertaut. "Loh kenapa? Bukannya kita itu gak boleh nyimpen dendam ya?"
"Iya. Tapi untuk jaga-jaga, bencilah dulu orang itu siapa tau dia sadar kalo menyakiti kamu adalah hal yang paling disesali seumur hidupnya."
Disituasi seperti ini Kinara merasa dirinya benar-benar bego karena tidak dapat menangkap apa yang dimaksud oleh Raffa.
****
"Makan dulu mau ga Ra?" Raffa menoleh kearah gadisnya itu.
"Mau!" Jawab Kinara dengan nada ceria terdengar seperti anak kecil.
Raffa mengacak-acak gemas rambut Kinara lalu merangkul pundaknya mesra.
Setelah sampai di tempat makanan cepat saji salah seorang pelayan menghampiri mereka.
"Selamat sore. Mau pesan apa?" Dengan ramah pelayan perempuan itu menyapa mereka. Kinara sedikit risih saat pelayan itu menatap Raffa sambil tersenyum malu-malu.
"Ekhem. Kamu mau pesen apa Raff?" Seketika pelayan itupun pura-pura melihat kearah lain.
Rasain lo. Genit banget sih jadi pelayan. Dewi batin gadis itu mengejeknya.
Lagipula mau sampai Harry Potter berubah jadi anaknya Voldemort pun, kalau ada cewek yang kodein ke Raffa, percuma gak bakalan direspon. Orang dia dingin gitu kok.
"Aku pesen Green tea latte aja."
"Oke. Mbak pesen Green tea latte nya satu sama Vanilla black tea latte nya satu ya."
"Ada lagi mbak?"
"Itu aja kok." Jawab Kinara.
"Baik, mohon tunggu sebentar ya."
Setelah pelayan perempuan itu berlalu mereka berdua hanyut dalam berbagai obrolan ringan. Sampai-sampai tidak sadar kalau pesanan sudah datang.
"Ini pesanannya, selamat menikmati." Dan dibalas senyuman dari Raffa. Meskipun bukan senyuman manis ataupun mempesona, tetap saja membuat pelayan itu seperti melayang ke langit ketujuh. Huek.
Kinara mengaduk-aduk vanilla black tea latte nya dengan wajah sedikit cemberut.
"Kamu kenapa?"
Gadis itu mendongkak. "Hah?"
Kedua tangan Raffa terjulur kedepan untuk menggapai wajah cantiknya Kinara. Kedua ibu jari Raffa bergerak ke sudut bibir Kinara. Dengan lembut menariknya sehingga membentuk sebuah senyuman.
"Kamu jelek kalo lagi cemberut."
Kinara memukul pelan lengan kanan Raffa dan cowok itu sedikit meringis.
Dasar cowok, peka dikit kek cewek cemberut itu kenapa. Udah tau bete gara-gara tuh pelayan genit. Dewi batinnya memberenggut kesal.
"Kok ngatain aku jelek sih."
"Gak papa, yang penting aku sayang kan?"
"Sayang aja? Cinta nya mana?"
Mimik wajah tampan Raffa langsung berubah menjadi sulit terbaca.
"Oh iya, Ian udah ngasih kamu kaos kaki belum?" Dengan cepat Raffa mengganti topik pembicaraan mereka berdua.
Gadis itu menganggukan kepalanya. "Udah kok. Makasih ya, padahal mah gak usah repot-repot aku punya banyak kaos kaki kok."
"Syukur kalo gitu. Aku kira dipake sama tuh anak."
"Ya gak mungkinlah orang kecil gitu kaos kakinya mana muat."
"Kali aja kan Ra."
****
Flashback beberapa hari yang lalu.
Senin.
Keempat teman dekat Kinara, yakini Anggita, Prima, Bella dan Ica memaksa gadis itu untuk bercerita panjang lebar soal hubungannya dengan Raffa. Kinara tidak mungkin menolak jika keempat teman gosipnya itu sudah memohon. Awalnya Kinara mengira kalau mereka akan mengintrogasinya di kantin sekolah, namun nyatanya di rumah Prima. Sepulang sekolah Kinara dipaksa masuk kedalam mobil Prima. Miris memang, namun percayalah, Anggita, Prima dan Bella juga Ica tidaklah sekejam itu. Mereka hanya mau yang terbaik untuk sahabat baru mereka. Kalau bercerita di tempat pribadi kan akan lebih leluasa benar tidak?
Waktu berlalu, kelima gadis cantik nan manis itupun sampai dirumah berlantai satu dengan cat blue soft milik orang tua Prima. Mereka terus bertanya-tanya mulai dari hal penting sampai hal sangat tidak penting sekalipun. Yang dengan sabar dijawab oleh Kinara.
Sore menjelang malam. Mereka belum juga menghentikan introgasinya. Kurang lebih mirip seperti Jessica Wongso yang sedang sidang. Hanya kasusnya saja yang berbeda.
Hingga pukul delapan malam semuanya selesai. Namun ada dua masalah, yaitu Kinara tidak membawa kendaraan untuk pulang dan sialnya lagi sekarang sedang hujan. Sedangkan Bella, Anggita dan Ica sudah pulang lebih dulu. Kalau bukan Prima yang menanhannya ia pasti sudah pulang dari tadi. Prima tahu ini salahnya, maka dari itu Prima meminjamkan motor meticnya kepada Kinara tapi tidak bisa mengantarkannya karena Ibunya melarang. Akhirnya dengan terpaksa Kinara pulang sendirian sambil hujan-hujanan.
Paginya suhu tubuh Kinara panas sehingga membuat gadis itu tidak bisa bersekolah. Keempat temannya tentu saja menjenguk, disusul dengan anak-anak rusuhnya Adrian a.k.a Naufal dan Ivan.
Sedangkan Raffa, cowok itu sudah terlebih dulu mengucapkan Get Well Soon melalui via LINE. Raffa sedang ada urusan jadi belum sempat menjenguk kekasihnya itu.
Sebagai gantinya, Raffa membelikan empat pasang kaos kaki lucu.
P.s: Sebuah kehangatan tercipta karena kedinginan. Aku tau kata itu absrud, tapi intinya aku pengen kamu tetep hangat hehe.
-Raffa
Satu hal saat itu yang ada di pikirannya Kinara. Raffa dengan sikap manisnya. Bukan Raffa dengan sikap cuek dan dinginnya.
Tetapi adapun satu hal yang mengganjal di hatinya Kinara. Kata-kata Prima semalam sebelum ia pulang. Kata-kata yang membuat Kinara sedikit takut.
-"Gue cuma mau bilang selamat atas hubungan lo sama Raffa. Gue yakin Raffa milih lo karena emang elo itu spesial."
-"Tapi satu hal yang lo harus tau."
-"Apa?"
-"Jatuh cinta itu sederhana. Tapi jatuh karena cinta itu yang menyakitkan."
~♡×♡×♡~
Author Note:
Cuma mau bilang makasih buat yang selalu nungguin ini cerita♡♡♡
Vote and commentnya jangan lupa ya dedeq gemez kaka cantiq abang abang macho wkwk
To be continued,
Love, LuluAra
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top