15 - Raffa's New Girlfriend!
Lee Hong Ki - I'm Saying
"Cinta itu nggak masuk akal, kalau masuk akal bukan cinta namanya." -Adrian.
-Cool Bad Boy
****
KRING!!!!
Jam waker berwarna baby pink itu berbunyi nyaring diatas nakas. Namun bunyinya tidak sama sekali di indahkan oleh gadis berperawakan mungil yang masih setia terlelap dibawah selimut tebal bergambar kartun smurfs. Kicauan burung yang merdu, suara angin yang mendayu-dayu, membuat Kinara makin enggan untuk membuka kedua matanya.
Samar-samar Kinara mendengar suara pintu diketuk. Tak lama kemudian pintu itu dibuka dari luar kamarnya bersamaan dengan derap langkah seseorang yang menghampiri tempat tidurnya.
"Kinar bangun, temen kamu udah nungguin tuh dibawah." Kinara tahu ini suara Helen, Mamanya.
Helen mengguncangkan lagi tubuh anaknya. "Kinar ih, kamu tuh susah banget dibangunin. Yaudah, Mama bilangin sama Raffa kalo kamu gak bakalan sekolah ya."
Meskipun Kinara mengantuk, tapi ia masih bisa mendengar jelas kalau Mamanya menyebutkan nama Raffa.
Raffa
Raff-APA?!!
Kinara menyibakan selimut yang sedari tadi menutupi hampir semua bagian tubuhnya.
"Mama bilang apa? Raffa?" Tanya Kinara setengah sadar dan setengah shock.
Mamanya itu mengangguk. "Iya, dia bilang namanya Raffa." Jawab Helen santai.
Kinara melirik jam wakernya, 06.50. Wajah Kinara berubah panik seketika.
"Aduh, aduh, Mama kok nggak bangunin aku sih?" Gadis itu melangkah cepat menuju kamar mandi. Helen hendak menjawab, namun jawaban itu tertelan pintu kamar mandi seiring dengan Kinara yang masuk.
Wanita berumur empat puluh lima tahun itu menghela nafas pendek sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan bergumam, "Dasar anak remaja sekarang, dibangunin protes, nggak dibangunin protes juga. Maunya apa coba?" Lalu melenggang keluar kamar.
****
Selang sepuluh menit kemudian Kinara keluar dari kamarnya sambil menenteng sepatu sebelah kanannya yang belum sempat gadis itu pakai di kamar.
"Aduh, aduh..." Kinara menggaduh kala ia hampir terjatuh saat sedang memasangkan sepatunya. Untung Kinara berpegangan pada pegangan tangga.
Gadis itu bisa melihat Raffa yang tengah duduk manis di kursi sambil memainkan handphone miliknya. Ada rasa bahagia yang membuncah di hati Kinara saat tahu kalau inseden Raffa yang menembaknya di kafe waktu itu bukanlah khayalan belaka. Raffa adalah kekasihnya, dan itu nyata.
Kinara berjalan menghampiri cowok yang berseragam sama dengannya itu seraya tersenyum malu malu.
"Maaf ya, pasti lama nungguinnya. Abisnya kamu gak bilang dulu kalo mau jemput."
Kamu?
Kinara merasa kedua pipinya panas. Sejak kapan dia jadi alay begini? Tapi manggil 'kamu' sama pacar sendiri boleh dong?
Raffa tertawa melihat sikap canggungnya Kinara. Ternyata begini ya sifatnya Kinara pas lagi pacaran, malu malu kucing. Dulu aja, dia cuek banget sama Raffa. Sampai-sampai membuat cowok itu penasaran.
"Nggak pa-pa kok. Gak masalah." Balas Raffa tak kalah lembutnya.
Raffa memang bukan cowok romantis kayak Adrian. Bukan pula cowok humoris kayak Ivan dan Naufal. Dia cuma cowok cuek yang kadang brengsek. Yang nggak tahu bagaimana caranya memperlakukan seorang pacar dengan baik dan benar. Karena dari dulu dalam menjalin hubungan Raffa tidak pernah sungguh-sungguh dalam urusan cinta-mencintai.
Untuk itu dia memilih Kinara sebagai kelinci percobaan. Kejam memang. Tapi percayalah, jika Raffa merasa hatinya benar-benar berlabuh untuk gadis itu, maka sampai akhir hayatnya pun dia tidak akan membiarkan siapapun untuk menyentuh apalagi mengambil hati Kinara.
"Ya-yaudah, buruan berangkat takut telat nantinya." Kinara meruntuki dirinya sendiri.
Kenapa mesti gugup sih?! Kayak baru pacaran aja. Dewi batinnya mengejek.
"Tunggu," Raffa tiba-tiba mencekal tangan kanannya. Kinara menoleh dengan alis yang saling bertaut bingung.
Lalu cowok itu berjongkok tepat di depan kaki kanan Kinara. Dengan gerakan lembut Raffa mengikat tali sepatu Kinara yang belum sempat gadis itu ikatkan tadi akibat hampir terjatuh. Kinara mengerjapkan matanya sekali. Jantungnya berdegup kencang saat Raffa sudah selesai dan berdiri tepat di hadapannya.
Aksi tatap menatap itu pun tak berlangsung lama karena Helen muncul dari dapur lengkap dengan celemek dan spatula di tangan kanannya, mengintrupsi Raffa dan juga Kinara.
"Yaampun, kalian ini bukannya buru-buru malah pandang-pandangan kayak gitu. Udah sana cepetan berangkat." Titah Helen gemas.
Raffa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Sedangkan Kinara hanya memalingkan wajahnya. Keduanya sama-sama malu akbiat peristiwa saling pandang barusan.
"Kalo gitu Kinara berangkat dulu, Mah. Assalamualaikum." Kinara mencium punggung tangan Helen. Pun begitu Raffa.
"Kami berangkat dulu Tan, assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya."
****
Kabar tentang Raffa dan Kinara yang jadian sudah tersebar luas ke seantero sekolahan Bakhti Utama. Bahkan sampai ke SMA lainnya. Maklum, Raffa kan masuk kedalam jajaran 'orang-orang ganteng berpengaruh tahun ini'. Berbagai ekpresi dan spekulasi pun timbul di kalangan siswa-siswi. Ada yang berekspresi kaget dan tidak percaya, ada juga yang berspekulasi yang tidak-tidak terhadap Kinara. Pasalnya, pacar Raffa yang kali ini bukan mbak-mbak seperti yang selalu Raffa pilih.
Ambil satu contoh; Meisya, anak kuliahan jurusan ekonomi yang kontroversi di kalangan anak SMA Bakhti Utama karena selalu upload video maupun foto di instagramnya dengan pakaian yang benar-benar kurang bahan. Buat apa Raffa suka cewek kayak begituan?
"Ra, lo beneran jadian sama Raffa?" Mulut Anggita sudah gatal sedari tadi untuk menanyakan hal tersebut.
"Hm," gadis itu hanya menjawab singkat.
"Gue nanya serius ih."
"Gue juga jawab serius kali, Git."
"Muka lo tuh, kayak gak ada seneng-senengnya tau gak. Biasanya kan cewek yang berhasil jadi pacarnya Raffa itu bakalan senyum-senyum, sombong, yang kek gitu lah. Lo kok nggak sih?" Cerocos Anggita begitu saja.
Kinara menghembuskan nafasnya. "Terus gue mesti gimana? Guling-gulingan di lapang kayak cacing kepanasan gitu? Ogah."
BRUK
Suara pintu kelas yang di buka tanpa perasaan oleh seseorang langsung memenuhi indera pendengaran para siswa 12 IPA 3. Dan suara melengking khas cewek pun terdengar setelahnya.
"KINARAAAAA!!!"
Itu Prima si ketua kelas. Semua murid langsung menutup telinga mereka akibat teriakan yang benar-benar merdu itu.
"WOY! BRISIK ANJENG. PAGI-PAGI UDAH TERIAK AJA LO." Maman yang tidak terima jam tidurnya diganggu lantas memprotes kepada Prima yang ada di ambang pintu kelas.
"SUKA-SUKA GUE DONG!" Balasnya.
"Udahlah Prim, ngalah aja. Kasian si Maman baru tidur jam 5 subuh gara-gara nonton bola." Tutur teman sebangkunya Maman.
"Nonton bola apa nonton bokep?" Celetuk Ica yang ada di belakang Prima.
Teman Maman itu hanya diam tidak membalas perkataan Ica. Dia tahu kalau berdebat sama cewek itu tidak akan pernah ada habisnya.
Prim, Ica dan Bella berjalan menghampiri meja Kinara dan juga Anggita dengan tidak sabaran.
"LO BENER JADIAN SAMA SI RAFFA?!"
"Ra, bener nggak apa yang dibilangin anak-anak sekolahan tentang lo sama Raffa itu?"
"Jawab Ra..."
Seberondong pertanyaan itu keluar dari mulut Prima dan Bella. Bukan hanya empat teman dekatnya saja yang bertanya hal serupa, tapi hampir semua murid di SMA Bakhti Utama menanyakannya.
"Kenapa sih pada heboh? Segitu besar ya efeknya?" Kinara nampak biasa saja.
"Ya jelas hebohlah, secara nih ya lo tuh jadian sama si mascot, most wantednya sekolahan, terus---"
"Stt, stt...guru kimia udah dateng, rumpi mulu lo pada." Vina anak karate yang duduk di depan meja Kinara dan Anggita buka suara.
"Nanti gue jelasin lagi. Git, awasin si Kinara jangan sampe kabur buat ngasih penjelasan ke kita." Prima mewanti-wanti.
Anggita mengacungkan jempolnya. "Sip!"
Sedangkan Kinara lagi-lagi menghembuskan nafas pasrahnya.
~♡×♡×♡~
Author Note:
Finally!!!!! Selesai juga. Maaf ya updatenya super ngaret. Lagi sibuk-sibuknya soalnya. Jangan bosen buat nungguin cerita ini yaaaa!!
Btw, part yang pengumuman bentar itu salah ya. Harusnya itu ada di another story, tapi entah kenapa bisa nyampe cerita ini haha😂
Instagram: kinaraaur
P.s: Just if you want to know them more. Just roleplayer. You can ask everything and anything to them. The another roleplayer? That privacy.
To be continued,
Love, LuluAra
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top