Chap 5

Aku menatap ke dalam hutan larangan. Ada perasaan ragu, apakah aku akan baik-baik saja di dalam hutan itu. Jika diingat lagi, ada hal yang mengerikan di dalam hutan larangan itu. Aku menghela napas, dan membulatkan tekadku lalu melangkah masuk ke dalam hutan.

Tak lama aku berjalan, aku hanya disuguhkan pepohonan yang besar dan semak-semak yang lebat dan penuh duri. Semakin lama melangkah ke dalam hutan semakin sedikit cahaya matahari yang terlihat. Hutan ini terlihat sangat lembab, bahkan jamur-jamur tumbuh dengan lebatnya.

"Bawang Putih, apakah kau yakin kita  akan menemukan kain itu di hutan ini." Sebuah suara dari dalam botol menghentikan langkahku. Ikan ini terus saja berkata, membuatku hampir gila.

"Entahlah kita susuri saja sungai ini jika beruntung kita akan menemukannya." Aku melanjutkan langkahku hingga aku melihat sesosok bayangan yang semakin jelas.

Berkaki dua dengan bulu yang lebat dengan langkah tegaknya dia berjalan, badan seperti manusia dan  bermata tajam dan berwajah seperti Gorila. Apakah itu manusia? Atau gorila?. Menenteng pisang dan ayam hutan dia juga memakai sebuah tas di punggungnya entah dia mendapatkannya dari mana.

Aku bersembunyi di balik pohon besar dengan sesekali mengikuti langkahnya. Baru kali ini aku menemukan makhluk aneh seperti itu. Semakin dalam ke dalam hutan aku mengikutinya. Hingga dia berhenti di sebuah gua dan keluar beberapa makhluk kerdil. Dengan cepat makhluk gorila itu melemparkan ayam hutan itu ke arah mereka.

Dengan anarkisnya mereka memakan ayam itu hidup-hidup dan saling berebut. "Berat sama dipikul ringan sama dijinjing, makanlah yang banyak peliharaanku," ucap makhluk seperti gorila itu.

Tubuhku bergidik ngeri melihat makhluk kerdil itu, tubuhnya bogel dan langkahnya menyerupai monyet. Tak berbulu hanya kulit berwarna coklat yang melapisinya. Matanya besar dan giginya yang runcing, mereka sangat mengerikan saat melahap ayam itu.

"Putih, makhluk apa itu, aku takut lebih baik kita pergi dari sini." Suara ikan terdengar gemetaran, membuatku semakin takut. Aku pun melangkah mundur meninggalkan tempat itu.

Aku menatap langit yang semakin gelap segeralah aku mengumpulkan kayu bakar yang berserakan di tanah. Satu persatu kayu aku kumpulkan hingga aku melihat sekelebat bayangan. Aku melihat sekitar, tak ada apa-apa, namun aku yakin aku melihat sesuatu. Aku berteriak kencang saat sebuah tangan kecil menyentuh pundakku.

"SIAPA KAU?" teriakku kencang, saat aku melihat sesosok makhluk kerdil menyeringai mengerikan menatapku. Itu makhluk yang sama yang aku lihat tadi, mungkin dia salah satu dari mereka.

Mahluk itu berjalan merangkak memutariku. Seperti melihat makanan lezat dia meneteskan air liurnya. Matanya tak berkedip, terus menatap tajam ke arahku. Jantungku tak berhenti berdetak kencang, apa dia akan memakanku? Dia tersenyum dan mengeluarkan suara.

"Kau ini hewan apa?" Suara kecil keluar dari mulutnya. Suara yang hampir mirip seperti embusan, yang pelan dan menakutkan.

"Harusnya aku yang bertanya, kau itu apa?" Aku melangkah mundur, membuat jarak sejauh mungkin dari makhluk mengerikan itu.

"Kau, sangat lezat." Sebuah kata terucap di mulutnya yang membuat tubuhku gemetar, dan bergidik ngeri. Mahluk seperti apa dia ini. Dia dapat bicara dan mengerti apa yang aku katakan dan yang paling menakutkan, dia seakan ingin memakanku hidup-hidup seperti ayam tadi.

"PERGI! PERGI DARIKU!" teriakku dan langsung berlari.

Sesekali aku menoleh ke belakang dan masih saja aku mendapati makhluk itu terus saja mengejarku. Napasku hampir habis dan langkahku semakin gontai karena terlalu lelahnya, hingga aku terjatuh dan tak sanggup lagi berlari.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top