Chap 30 end


***



Aku berteriak kencang saat aku melihat dari jendela ibu dan Bawang Merah diserang binatang berbisa. Aku mencoba mendobrak pintu itu namun, tidak bisa, mereka mengunci pintu dari dalam.



Aku menangis histeris, ini semua salahku harusnya aku tidak melarang mereka membuka buah labu itu. Perasaanku ternyata benar jika di dalam buah labu itu ada sesuatu. Aku hanya bisa menangis saat kulihat ibu dan Bawang Merah berteriak kesakitan.




"Biarkan saja mereka, itu balasan yang setimpal untuk mereka." Seorang pemuda turun dari kudanya, pemuda tampan berbaju merah dengan belangkon hitam di kepalanya. Dia membawa sebuah wayang berbentuk gunungan.



Senyum yang manis, dan wajah yang sangat tampan membuatku terdiam takjub.



"Siapa kau?" tanyaku yang masih terisak.



"Namaku Raden Slang, aku adalah dalangmu," Dia mengulurkan tangannya untuk membantuku bangun dari dudukku.



Aku ingat, Kipli pernah mengatakan setiap orang memiliki dalang untuk mengatur sebuah cerita. Jadi pemuda inilah yang menjadi dalangku.



"Ya, aku memang pernah mengatakanya."



Aku tersontak kaget saat pemuda tampan itu tiba-tiba saja berubah menjadi Kipli. Mataku membulat sempurna saat ku lihat Kipli sudah berada di depan mataku. Sesaat kemudian dia berubah kembali menjadi pemuda tampan.



"Ki-kipli? Ba-bagaimana bisa kau menjadi setampan ini?" tanyaku masih tak percaya.



Dia tersenyum dan kemudian menyentuh tanganku dan tiba-tiba saja aku dibawa ke sebuah tempat, tempat yang sangat indah.



"Jadi selama ini kau membohongiku? Kau mengapa jahat sekali kau tahu setelah kau pergi hidupku seperti air diminum rasa duri nasi di makan rasa sekam. Masalahku semakin rumit, kau tega sekali meninggalkan ku dasar lengkuas!!" Aku menendang kakinya, sekali-kali dia harus merasakan kesakitan agar dia sadar.



"Apa kau sudah gila? Aku adalah dalangmu, tak bisakah kau sedikit sopan padaku," ringisnya sembari mengelus-ngelus kakinya yang baru aku tendang.



"Aku tidak peduli, kau itu siapa, yang aku tahu sekarang kau adalah Kipli orang yang meninggalkanku sendirian di sana."



"Is, aku minta maaf untuk yang ke sekian kalinya. Banyak hal yang aku lakukan padamu, sebenarnya ..."



Aku terdiam mendengarkan cerita Kipli. Bahwa dia adalah dalang yang di hukum karena kesalahannya yang telah lalai menjaga kisahku.



Saat aku kecil dia melakukan kesalahan, dia lebih memilih menolong seorang wanita yang sangat dia kenal dari pada menolongku yang akan terjatuh dari sebuah jurang. Keputusannya membuatku terjatuh dan keningku terbentur sebuah batu.



Orang-orang mengiraku sudah mati namun, Kipli meminta pada ketuanya untuk membuatku tetap hidup. Akhirnya dengan bantuan teman-temanya ketuanya mengizinkan aku tetap hidup. Tapi, Kipli harus di hukum karena kelalaiannya dan aku harus hidup tanpa dalang.



Kipli bercerita juga jika karena aku hidup tanpa dalang banyak makhluk gaib yang menginginkanku salah satunya raksasa yang pernah aku temui.



Karena aku dapat menemukan takdirku sendiri akhirnya Kipli terbebas dari hukumannya. Dia bisa menjadi dalang dan menjalankan tugasnya kembali.



Namun seperti yang dikatakanya ada rahasia di balik rahasia yang disimpan oleh sang pencipta.



Tanpa dia sadari, dia juga makhluk dari sang pencipta. Sang penciptalah dalang yang sesungguhnya.



"Lalu? Sekarang apa yang harus aku lakukan? Sekarang aku tak punya siapa-siapa lagi, ibu dan Bawang Merah sudah tiada kini tinggal aku sendiri." Aku meneteskan air mata mengingat jika ibu dan Bawang Merah telah mati digigit binatang-binatang berbisa itu.



"Kau akan pergi juga?" Aku menyentuh tangan Kipli, berharap dia tak akan meninggalkanku lagi.



"Aku tak pernah pergi, bukanya aku sudah mengatakan jika aku akan selalu ada disisimu. Tapi, dunia kita berbeda aku tidak boleh melawan takdir yang sudah ditentukan sebesar apa pun rasa itu."



Tangan Kipli kembali menyentuhku dan aku kembali berada di depan rumahku.



"Sebenarnya aku tak boleh mengatakan rahasia ini. Tapi, mungkin dengan ini kau akan merasa lebih baik."



Aku masih terdiam mendengarkan Kipli berbicara.



"Akan ada seorang pangeran yang akan meminangmu dan kau akan bahagia bersamanya. Jalani hidupmu dengan baik," ucap Kipli.



"Apakah pangeran itu masih perjaka?"



"Is kau ini." Kipli mengusap wajahku, dan kami terkekeh geli.



"Maafkan aku sekali lagi, Putih."



Aku mengangguk, aku pun juga mengerti dengan semua keadaan ini. Aku berjanji akan hidup bahagia dan makan banyak.



Kipli melepaskan genggamannya dan melangkah pergi, semakin jauh dan menghilang.



***



Semua berjalan pada jalanya, setelah meninggalnya ibu dan Bawang Merah datang seseorang dari tanah nan jauh di sana menemuiku. Dia meminangku dan membawaku ke sebuah istana yang megah dan indah. Usut boleh usut ternyata pangeran tampan itu salah satu pangeran yang pernah menjadi target pengintipanku bersama ikan mas.



Mengingat ikan mas kini dia sudah aku bawa ke istana. Aku menempatkan di sebuah kolam yang sangat indah di sana dia bisa dengan bebasnya mengintip para pria yang mandi. Dan aku sudah meninggalkan kebiasaanku mengintip para pria itu karena aku sudah ada sendiri target pengintipan. Hidupku semakin bahagia bersama pangeran dan kini kisah Bawang Putih yang malang telah berakhir.



Kipli, terima kasih atas semuanya yang telah kau lakukan padaku, aku sudah hidup bahagia di sini.


Tamat












******





Tets, test satu dua tiga sampe sepuluh. Akhirnya kelarrrrrrrrr!! Setelah gue nongkrong di Wc selama berjam-jam akhirmya gw eek juga. The power op eek *goyang ngebor.

Pertama-tama saya mengucapkan terimakasih pada grup kebanggan saya PseuCom yang telah berkali-kali buat gue ngamaso sampe cepirit-cepirit.
Kedua saya ucapkan terimakasih pada master saya YOUR MAJESTY LORD Luxiufer2 HYUNGNIM SAMA . Kesepuluh saya ucapkan terimakasih pada mama kost penyir gembul mama kost jealoucy dan mama kost denga tetek besarnya Andriani_Vee yang selalu membantu.

Buat pidato selanjutnya akan di lanjutkan setelah pengumuman pemenang sekarang mau repisi dulu.

Bersambung ...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top