19. Hilang

Beberapa hari sejak kejadian itu, Gaga telah berpikir dengan tenang. Terlebih Tasya tidak lagi rutin untuk menjenguk gagah di rumah itu. Dia yakini akan segera pergi dari rumah itu untuk memberikan kebebasan kepada Tasya agar tidak terbebani akan kehadirannya. Walaupun Gaga tidak memiliki uang sepeserpun, tatapi dia masih memiliki surat-surat dan berkas berharga dari ayahnya. Gaga bisa menggadaikan berkas tersebut demi menyambung hidupnya dan demi melancarkan misinya.

Gaga merapikan rumah itu sebelum benar-benar pergi meninggalkannya, seperti kali pertama dia datang. Rumah itu rapi dan bersih. Keputusan ini tidak pernah dia bicarakan kepada Tasya. Gaga pun akan pergi dengan diam-diam. Hal ini Gaga lakukan agar berdirinya tidak diketahui lagi oleh orang-orang terdekatnya.

Terima kasih selama ini kamu baik banget sudah mau menampungku.
Sudah memberiku makan, sudah memberikanku obat, memberi rasa nyaman, dan perlindungan.
Aku tidak bisa lebih lama lagi untuk tinggal di rumah ini.
Aku harus pergi dan mewujudkan misiku untuk menemukan kakak kandungku.
Maaf, jika selama aku di sini hanya menjadikan beban.
Maaf, aku tidak bisa menceritakan tentang bagaimana hidupku dan latar belakangku yang lalu.
Dan asal kamu tahu, kebaikanmu tidak akan pernah bisa terbalas oleh apapun yang ada di dunia ini.
Terima kasih ya, kamu dengan sabar telah menjadi kawan yang baik untukku.
Aku akan jujur dengan satu kebenaran, jika aku dan Matio memang memiliki ikatan yang kuat karena Mario adalah kakak tiriku.

Jika surat ini telah kamu baca, aku sudah pergi. Maaf, tidak bisa langsung mengucapkannya padamu karena aku tidak mau kesalahpahaman kita semakin jauh.

Gaga.

Dia menuliskan surat itu di secarik kertas lalu meninggalkannya di atas meja kamarnya. Hatinya merasa kacau untuk pergi dari rumah itu. Namun, harus tetap dia jalani demi misinya dan tidak bisa lagi terlalu lama untuk tinggal di rumah itu, sejak percekcokan kecil yang terjadi antara dirinya dan Tasya.

Gaga mengenakan jaket putih, topi hitam, dengan membawa tas yang berisi berkas-berkas juga surat wasiat dari ayahnya. Dia melangkah pergi meninggalkan rumah yang telah lama menampung dirinya. Mengunci pintu lalu menyimpan kunci di bawah pot bunga di samping jendela. Gaga pergi dengan hati gundah. Itu semua harus dia jalani karena tidak bisa hidup sebagai benalu pada Tasya.

"Selamat tinggal rumah yang pernah memberikanku kehidupan dan mimpi," ucap Gaga melangkah dengan pasti meninggalkan rumah itu.

Tanpa dia sadari, sebuah mobil hitam terus mengintainya, sejak sebelum Gaga keluar dari rumah itu. Gaga sedang dalam langkah kecilnya, entah ke mana dia akan singgah. Terpenting dia terus berjalan.

Gaga tidak merasa curiga pada awalnya dengan mobil hitam itu. Namun, lama-kelamaan seperti ada yang aneh, kenapa mobil itu tidak melaju dengan kecepatan tinggi, melainkan beberapa kali terhenti dan terhenti lagi. Tetapi, ketika Gaga melangkah beberapa kali agak jauh, mobil itu juga berjalan dengan sangat lambat lalu berhenti. Seperti itu terus beberapa kali terulang, membuat Gaga yakin ada sesuatu yang tidak beres.

Belum sempat Gaga untuk berlari. Dua lelaki dengan tubuh gagah menangkapnya. Membekap mulut Gaga dengan kain hitam lalu membawa pemuda plontos itu masuk ke dalam mobil. Benar, sesuai dengan prediksi Gaga, mereka bukan orang baik dan semuanya terlambat. Tanpa dapat berlari, tanpa dapat membela diri, Gaga pingsan karena obat bius itu.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top