Chapter 4
Sinb masih berjalan sampai sebuah motor sport warna hitam menghampirinya. Sinb sedikit mencibir ketika ia tau siapa yang berada di balik helm teropong tersebut.
"Naik atau aku akan menyeretmu!" Perintahnya dengan serius membuat Sinb segera menghentakkan kakinya.
"Shireo! Kau menjengkelkan!" Pekik Sinb yang hendak pergi tadi namja itu segera turun dari motornya.
"Ada satuhal yang perlu kau jelaskan kepadaku!" Tuntutnya sambil menyeret Sinb membuat gadis itu kesal.
"Apa yang kau inginkan? Ong tak bisakah kau pergi? Sebelum aku benar-benar menghajarmu!" Ancam Sinb tapi bukan Ong namanya jika namja ini menyerah begitu saja.
"Ani, aku tidak sedang bercanda sekarang!" Kata Ong yang kini membuka helm teropongnya, memandang Sinb tajam.
"Aku juga! Apa terlihat bahwa aku bercanda sekarang?" Bentak Sinb kesal.
"Tapi tetap saja, kau harus ikut dengan ku!" Ong menyeret Sinb lagi sampai sebuah tangan kekar menghalanginya.
"Lepaskan dia!" Suara itu seketika membuat Sinb dan Ong menoleh, mendapati sosok yang tak pernah ia duga kini berada dihadapannya.
"Daniel..." Panggil Sinb dengan bingung. Merasa aneh dengan kehadiran tiba-tiba sosok asing itu disini.
"Kebetulan sekali, kalian berdua sudah berada disini. Sekarang aku akan bertanya kepada kalian, benarkah kalian sepasang kekasih? Sejak kapan? Tidak! Ini pasti sandiwara bukan?" Ucap Ong yang seketika membuat Daniel dan Sinb saling merilik, terlihat kebingungan. Ong sangat berharap bahwa ini tidak benar, dari semua hal gila yang sering Sinb lakukan? Kenapa hal semacam ini dan berhubungan dengan anak club basket lagi.
"Kenapa diam? Ckckck, jadi benar? Itu memang sandiwara?" Ucap Ong sambil menggeleng tak percaya.
"Anio, aku benar-benar menyukainya." Sinb melepaskan tangan Ong dan segera merangkul lengan Daniel dan beberapa kali memberikan kode untuk pria itu agar membantunya bersandiwara dengan kedipan matanya.
"Ya, kami memang berkencan. Apa kau keberatan?" Tanya Daniel dengan ekspresi menantang.
"Ckckck, itu tidak mungkin! Kau baru kembali dan tiba-tiba saja berita kencan itu ada tepat saat anak-anak akan berkelahi. Tidak salah lagi, kalian pasti berbohong!" Kukuh Ong membuat Sinb kesal.
Daniel menghela nafas sebelum akhirnya tersenyum kearah Ong. "Apa aku tidak boleh berkencan dengannya? Kau siapanya? Teman atau seseorang yang menyukainya?" Tebak Daniel yang sudah mulai terlihat kesal dengan tingkah Ong dan Sinb memejamkan matanya melihat mereka saling menyerang membuat kepalanya pusing saja.
ONG SIALAN! Kenapa ia tidak berhenti? Kenapa ia terus melakukan ini kepada ku? Dan Kenapa Daniel juga terpancing olehnya? Ah, Minhyun akan membunuh ku kalau aku sampai ketahuan dan Ong tentu saja tidak boleh tau tentang sandiwara ini. Hwang Sinb! Pikirkan sesuatu! ucap Sinb dalam hatinya.
Sinb menghela nafas sebelum akhirnya memberanikan diri memandang Ong dengan ekspresi sedihnya. "Ong, kau cukup mengenalku kan dan kau cukup tau siapa yang ku suka bukan?" Ong mengangguk dan Daniel hanya mengamati mereka.
"Ya, karena aku cukup tau siapa dirimu, karena itu aku tidak percaya tentang berita kencanmu ini." Ungkap Ong yang membuat Daniel diam dengan serius sementara Sinb nampak sekali berfikir keras.
"Biarkan sekarang aku mengubur semua kenangan ku tentang Kenta, apa kau tidak suka aku bahagia?" Tanya Sinb dengan mata berkaca-kacanya membuat Ong berhenti tersenyum dan mulai menatapnya khawatir.
"Berhenti jangan menangis! Aku tidak bisa melihatmu menangis!" Pinta Ong dan Sinb terlihat mengusap air matanya. Daniel memandang Sinb dengan kirut di dahinya, terlihat kebingungan harus melakukan apa? Melihat Ong sangat ingin ia tonjok tapi disisi lain ia juga merasa kasihan terhadap Sinb.
"Baiklah, kali ini aku akan membiarkan kalian. Tapi, kau perlu ingat Kang Daniel! Kami anak team sepak bola tidak akan pernah bisa berdamai dengan team basket dan jika nanti kau berusaha untuk melukai Sinb kami! Aku akan menghancurkan seluruh team basket!" Ancam Ong yang kini berjalan menuju motornya dan kemudian meninggalkan mereka berdua. Daniel jelas ingin membalas perkataan Ong tapi tiba-tiba saja Sinb bersuara.
"Aigo mengesalkan sekali." Keluh Sinb yang sudah menghapus air matanya yang seketika membuat Daniel memandangnya.
"Kau hanya pura-pura?" Tanya Daniel.
"Tentu saja, kau pikir ini serius? Ong itu kepala batu, lebih keras dari Minhyun oppa dan ia hanya akan berhenti dengan air mataku meskipun ide itu menjijikkan! Aish, kenapa aku berurusan dengan hal semacam ini?" Omel Sinb membuat Daniel sedikit tersenyum.
"Kau akan kemana? Masuk ke mobil kita berangkat bersama." Usul Daniel yang seketika membuat Sinb nampak berfikir.
"Bukan ide yang buruk." Tidak biasanya gadis itu langsung menyetujui usulannya.
—-***—-
Sinb pov
Hm...Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus ku lakukan saat ini? Aku benci dengan diriku yang dengan mudah berganti mood. Takada Kenta, aku ingin melenyapkan semua kenangan tentangnya! Seharusnya kenangan mengesalkan itu, tidak perlu muncul! Apa lagi sampai mengubah mood ku seperti ini! Aku hanya mengatakan namanya dan memori menjijikan itu muncul lagi!
"Apa kau tidak akan turun?" Aku memandangi sekeliling dan memang benar ini adalah halaman sekolah.
"Gomawo." Kataku dan segera meraih pintu mobil tapi.
"Tunggu!" Cegahnya membuatku menoleh.
"Wae?" Tanyaku.
"Ada Jihoon dan Jinyoung disana." Tunjuk Daniel yang mengarah ke lantai dua. Aish, mereka benar-benar menyebalkan! Disaat seperti ini, aku tidak punya mood untuk bersandiwara.
"Haruskan kita bersandiwara?" Tanya ku dan ia mengangguk.
"Ayo, ikuti aku." Akhirnya Daniel lah yang membukakan pintu mobil dan menuntunku untuk mengikutinya. Aku tidak menyangka bahwa ia cukup cepat bertindak, seperti seorang aktor profesional saja.
"Temani aku ke cafe sekolah". MWO? Jadi ia menarikku seperti ini hanya untuk itu? Aish, namja ini benar-benar menyebalkan!
"Shireo!" Tolakku
"Ayolah, kau harus mau! Karena harus menjemputmu pagi-pagi aku belum makan apapun!" MWO? Kenapa ia harus repot-repot menjemputku segala? Apa ini rencana Minhyun oppa? Apa ia sudah menduga bahwa Ong akan mendatangiku? Aigo, mereka berdua memang team yang hebat untuk urusan semacam ini!
"Sebenarnya setiap hari kau berangkat jam berapa? Kau benar-benar bukan siswa yang teladan sama sekali!" Cibirku dan seketika ia menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap kearahku.
"Setidaknya aku lebih baik dari seseorang yang memiliki kebiasaan memanjat pagar." SIAL! Ia menyindirku? Aish, aku hampir lupa kalau namja ini tahu tentang hal itu. Bagaimana sekarang? Haruskah aku kalah dalam percecokan ini? Aku benci jika harus selalu kalah darinya!
"Yak! Kenapa kau harus mengungkit-ungkit masalah itu lagi eoh?" Bentak ku dan dengan beraninya dia menutup mulut ku dengan tangannya yang besar itu. Tangannya benar-benar hampir menutupi semua wajah ku. Pria jangkung ini benar-benar membuatku frustasi saja.
"Berisik! Sudah ku katakan jaga sikapmu! Ini sekolah dan semua orang memandang kita! Kau tahu itu?" Katanya dengan wajah kesalnya dan menarik tangan ku kembali untuk mengikutinya. Baru beberapa menit aku memujinya dalam seperkian detik pula ia berubah menyebalkan lagi.
Kini aku duduk berhadapan dengannya dan aku berusaha mengontrol emosiku. Aku begitu kesal melihat wajahnya yang dengan nikmatnya menikmati ramyun dihadapannya. Ya Tuhan, namja ini benar-benar! Apa perutnya tidak sakit? Pagi-pagi begini ia sudah memakan Ramyun? Bukannya pagi itu lebih baik memakan nasi?
"Kau tidak memesan sesuatu?" Tanyanya tanpa menatap ku ia sibuk dengan mangkuk ramyunnya. Hanya dengan melihatnya makan saja, aku sudah merasa sangat kenyang.
"Yak! Kenapa kau memakan ramyun di pagi hari eoh?" Sebuah suara mengagetkan kami dan membuat kami harus mendongakkan kepala untuk mencari tahu siapa yang tiba-tiba masuk dalam percakapan kami.
"Noona!" Sowon eonni? Dan ditangannya membawa sebuah kotak bekal dengan tetap memandang Daniel ia menaruh kotak bekal itu dihadapan kami.
"Yak! Berhenti memakannya! Aku tidak ingin melihatmu sakit lagi!" Aku sedikit tersenyum ketika melihat Sowon eonni mengomelinya. Ia biasanya terlihat anggun seperti seorang peri tetapi ia akan menjadi seorang kakak pada umumnya jika itu menyangkut adiknya ini. Wkwkwk yang lebih menggelikan lagi adalah ekspresi Daniel yang seolah seperti seorang pencuri yang tertangkap basah. Sangat menggelikan!
"Aku sudah melarangnya eonni." Kataku sambil tersenyum menggodanya dan aku melihat ia melotot kearah ku. Yaeh! Aku merasa menang untuk pertama kalinya!
"Ah, kau benar-benar! Sinb, mulai dari sekarang, kau harus melaporkan pada eonni jika ia memakan sesuatu yang tidak baik. Arraseo?" Aku pun mengangguk dan tentunya dengan senang hati aku akan mengabulkannya.
"Tentu eonni, aku akan melaporkannya kepadamu!" Kataku dengan begitu gembira dan kaki Daniel menendang kaki ku dengan pelan. Beraninya dia menendang-nendang kakiku dan aku hanya memandanginya dengan tatapan mengejek. Ku rasa ia begitu jengkel saat ini.
"Baiklah, aku pasrahkan dia kepadamu!" Sowon eonni mengedipkan matanya beberapa kali sembari menepuk bahuku dan aku pun mengangguk pasti. Kemudian Sowon eonni menatap Daniel dengan tajam, ya ampun ku pikir mereka pasangan adik-kakak yang sangat keren? Tapi ternyata mereka tak jauh berbeda dari ku dan juga Minhyun oppa. "Makan itu! Awas kalau kau tidak memakannya! Aku akan menghukummu!" Ancamnya yang kemudian ia meninggalkan kami dan aku dapat melihat mukanya yang memerah.
"Jadi, kau harus memakannya! Itu kata Sowon eonni." Aku berusaha untuk terus menggodanya tetapi ia tak menghiraukan ku malah sibuk dengan memperhatikan kotak bekal itu dengan ekspresi ketidaksukaannya.
"Wae? Kenapa kau diam saja? Kau harus memakannya dan singkirkan ramyun itu!" Perintah ku dan ia berlahan memegang kotak makanan itu. Sepertinya hanya Sowon eonni yang mampu membuatnya menurut. Kalau itu Minhyun oppa yang menyuruhku, aku pasti akan meneriakinya atau mungkin menendangnya. Hahaha, Oppaku yang malang!
"ah...Lagi." Lirihnya ketika ia membuka kotak dan melihat isi kotak bekal itu. Bukankah itu kimbab dan terlihat begitu cantik? Sowon eonni benar-benar yeoja yang sempurna! Selain cantik dan pintar, ia juga bisa memasak. Ahh dia benar-benar idaman setiap namja. Pantas saja dua namja aneh itu menyukainya! Ia benar-benar seperti bidadari!
"Wae? Apa kau akan terus melihatnya? Kau tidak akan memakannya?" Desak ku agar ia segera memakannya tetapi ia mendesah untuk kedua kalinya dan ekspresinya terlihat tersiksa hanya dengan menatap makanan itu. Aku benar-benar tak mengerti? Itu kimbab? Bukannya racun? Kenapa ia harus menatapnya seperti itu? Ini benar-benar membuatku penasaran dan pada akhirnya aku memutuskan untuk mengambil satu dari beberapa kimbab di dalamnya.
"Aku akan mencobanya." Kataku dan ekpresinya tetap tidak berubah.
Satu gigitan dan MWO? Apa ini? Rasanya seperti sampah? Benar-benar kacau bahkan aku tidak benar-benar mendapatkan satu rasa yang dominan seperti sangat asin atau manis? Aish, pantas saja ia memandangnya seperti itu?
"Bagaimana? Apakah enak?" Tanyanya dengan ekspresi mengejek. Aish, ia sengaja membiarkanku memakannya.
"Apa kau memakannya tiap hari?". Tanyaku yang penasaran dan mengesampingkan rasa jengkel ku, biarkan untuk kali ini saja aku merasa kasihan kepadanya.
"Pertanyaan yang bagus." Katanya sambil menunjukkan tangannya kearahku.
"Jawabannya adalah Ya! Setiap kali dia memasak semua rasanya akan sama." Jawabnya sambil mendesah. Entahlah, aku harus tertawa atau bagaimana? Bayangkan, ia harus memakannya setiap hari! Begitu tersiksanya dia! Keahlian memasak ku memang tak sehebat Appa atau pun Minhyun oppa tetapi setidaknya lumayan. Ternyata, sesempurna apapun Sowon eonni, dia tetaplah manusia dengan beberapa kekurangan? Wkwkwk, ia tak pandai memasak hanya itu kekurangannya, jauh dari prediksiku. Aku pun menatapnya dengan menumpu dagu ku diatas tangan kanan ku.
"Wae? Kenapa kau menatapku seperti itu?." Tanyanya dan aku tidak tahu apa yang harus ku katakan. Aku merasa prihatin melihatnya. Pantas saja saat ia memakan Ramyun begitu lahap.
"Oppa..." Pandangan kami teralih pada sosok yang tiba-tiba muncul dan duduk disamping Daniel. Jung Eunha, yeoja itu benar-benar seperti permen karet yang menempel setiap waktu kepada Daniel. Dulu, mungkin aku tidak akan terusik dengan kehadirannya, tetapi sekarang berbeda. Daniel adalah kekasihku dimata banyak orang seperti itu. Bukankah seharusnya ia memandangku sebagai kekasih Daniel dan berhenti bersikap seolah ia kekasih Daniel, menyebalkan!
"Kau menggangguku!" Seru Daniel to the poin membuatku ingin tertawa saja. Rasakan serangan dari namja kutub.
"Aku membawakan ini untukmu. Apa kau lupa? Aku selalu membuatkan kimbab untukmu dan kau selalu menyukainya." Katanya dengan percaya diri tak menghiraukan seruan Daniel. Seketika Daniel mendesah, menatap ku dan aku melotot kearahnya seolah-olah kami berbicara hanya dengan saling menatap 'Kau harus mengurusnya!' dan ia pun mendesah mengetahui maksud dari tatapan ku.
"Kau tak perlu membawakan ini dan kau tahu kan? Hubungan ku dengan Sinb?" Katanya, seolah ia berusaha memberitahu status kami kepadanya. Sesungguhnya, tidak ada yang lebih memalukan kecuali seorang namja mengatakan ini kepada seorang yeoja. Yeoja itu pun menatap ku dengan pandangan tidak sukanya.
"Dan dia juga sudah membuatkan ku kimbab." Hah? Aku membuatkannya kimbab? Dia terlalu mengarang, aku ingin tertawa tapi mungkin ia akan segera membunuh ku karena aku tidak membantunya bersadiwara, bahkan ia rela memakan kimbab buatan Sowon eonni. Ia benar-benar memerankan perannya dengan sempurna dan ku rasa aku juga harus melakukannya.
"Eunha-ssi, ku harap besok atau kapan pun? Kau tak perlu membuatkan kimbab atau makanan jenis apapun karena aku yang akan membuatkannya untuk Daniel". Kataku dengan tegas dan aku melihat tatapannya yang begitu kesal. Aku tidak peduli! Aku tidak akan membuat diri ku lemah seperti dulu! Tidak akan! Kalau kau terus ikut campur dalam urusan kami? Kau harus mempersiapkan dirimu untuk berurusan dengan ku!
"Baiklah, selamat untuk kalian!" Katanya dengan ketus dan pergi dari hadapan kami. Syukurlah yeoja ini benar-benar tahu diri dan aku tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk membuatnya pergi. Dan ketika aku menatap pria jangkung ini. Ia menatapku sambil tersenyum miring. Wae? Apa yang membuatnya harus tersenyum seperti itu? Ku rasa ia merencanakan sesuatu?
"Wae?" Tanyaku dengan berusaha mengalihkan pandangan ku darinya.
"Kurasa kau harus menepati janjimu! Mulai dari sekarang, kau yang harus membuatkan bekal untukku!" MWO? Apa ia berusaha memerintahku?
"Shireo!" Tolak ku dan ia menggelengkan kepalanya yang kemudian dengan satu gerakkan dia mencondongkan badannya kearahku mempersempit jarak diantara kami dan itu cukup berhasil membuat ku gugup. SIALAN! Sekarang, apa rencananya!
"Kau harus mau atau semua orang akan segera tahu sandiwara kita dan sebagai gantinya aku akan menjemputmu setiap hari!" Bisiknya tepat diwajahku dan kemudian kembali kepada tempat duduknya. Seketika aku bisa bernafas dengan lega. Sebenarnya sangat mudah untuk membuat kimbab, aku hanya perlu bangun pagi dan menyiapkannya tapi...? Bagaimana dengan dua orang itu? Aku tidak tahu bagaimana reaksi mereka melihatku melakukan itu? Ah...Mereka pasti mengejek ku terutama Minhyun oppa, ottokae? Ini benar-benar menyebalkan!
"Kalau aku tetap tidak mau bagaimana?" Tanya ku dan aku lihat ia menatapku. Aish, aku benci ketika ia menatap ku seperti itu karena ia tidak ingin mendengarkan kata tidak dariku. Aku baru mengenalnya beberapa hari tetapi aku sudah mulai hafal dengan sikapnya ini.
"Arraseo!" Kataku sambil mendesah dan ia hanya tersenyum sedikit.
"Kajja, aku akan mengantarmu ke kelasmu!" MWO? Ia mengulurkan tangannya dan entah sejak kapan cafe sekolah menjadi riuh. Para yeoja itu sibuk membicarakan betapa romantisnya namja kutub ini dan aku melihat tatapan iri terhadap ku.
"Jangan berlebihan!" Bisik ku kepadanya saat meraih tangannya dengan keterpaksaan.
"Jangan terlalu percaya diri! Ini bagian dari acting!" Aish, tentu saja aku tahu! Meskipun dia tak menjelaskannya. Menyebalkan!
"Aku tahu!" Kataku dengan sedikit membentak. Ia hanya tersenyum, ku rasa ia sudah terbiasa dengan bentakan ku. Aish menyebalkan...!!
Sinb pov end
Daniel terus menggandeng tangan Sinb dengan percaya dirinya, sedangkan Sinb sibuk melirik disekitar merasa risih dengan pandangan semua siswa yang sedang mencibirnya.
"Aku benar-benar ingin menyumpal mulut mereka!" Gerutu Sinb yang masih dapat di dengar oleh Daniel.
"Lihatlah matanya! Aish, apa ia ingin ku congkel matanya?" Sinb terus mengomel. Daniel pun berhenti berjalan dan menatap Sinb sambil mendesah.
"Chagi...". Panggilnya sambil membelai rambut Sinb dengan lembut dan menatapnya seperti begitu mencintai Sinb yang membuat Sinb benar-benar kesal. Ia menatap Daniel tajam seolah berusaha mengatakan 'Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau benar-benar ingin bermain-main dengan mereka?' Daniel hanya tersenyum mengejek kearah Sinb membuat yeoja harus mendesah.
"Apa kau gila!" Cibir Sinb dan Daniel mencondongkan badannya lebih dekat dengan Sinb kemudian berbisik tepat ditelinga Sinb.
"Sudah ku katakan jaga sikapmu! Semakin kau tidak bisa mengendalikan diri? Aku akan menarikmu lebih dalam dan kau tak akan bisa kembali lagi." Ancam Daniel membuat Sinb bertambah kesal. Sinb mengacungkan tangannya kearah Daniel dan hendak menyerang namja itu.
"KAU!" Sinb berhenti berkata karena seseorang muncul dari arah berlawanan membuatnya benar-benar terlihat kaget.
Semakin dekat...Beberapa langkah lagi yeoja itu akan sampai dihadapan Sinb. Sinb benar-benar membisu melihat yeoja itu berada tepat dihadapannya sejajar dengan Daniel. Yeoja itu tersenyum sinis kearah Sinb.
"Lama tidak bertemu Hwang Sinb." Katanya penuh dengan penekanan. Ia melirik Daniel yang masih memperhatikannya dengan tatapan datar.
"Semudah itu kau melupakannya?" Sindirnya lagi dengan masih menatap Daniel dari ujung kaki hingga kepala.
"Kau siapa?" Daniel bertanya yang menunjukkan ekspresi tidak sukanya. Tanpa di duga yeoja itu langsung mengulurkan tangannya kepada Daniel tapi Daniel tak segera menyambutnya, malahan Daniel tambah menunjukkan ekspresi tidak sukanya.
Seketika gadis itu menarik tanganya dan mulai memperkenalkan dirinya.
"Aku Jung Yerin, saudara tirinya Sinb." Ungkap Yerin sambil tersenyum dan Daniel tak mempedulikannya, malahan ia fokus memandangi Sinb yang masih diam.
"Kajja, nanti kita terlambat!" Kata Daniel sambil menarik tangan Sinb tetapi Yerin berusaha untuk mencegahnya.
"Tunggu, bisakah kita berbicara?" Mohon Yerin kali ini gadis itu menunjukkan tatapan serius membuat Sinb meremas tangan Daniel kuat yang seketika membuat namja itu tersentak.
"Maaf sepertinya kami sudah terlambat. Ayo chagi!" Ajak Daniel dengan tegas dan Yerin terlihat sedikit terkejut.
"Chagi? Apa kalian berkencan?" Tanyanya dengan nada remeh dan Sinb menghela nafas dan masih memegang tangan Daniel dengan tegang.
"Wah, sepertinya kau sangat bahagia disini? Apa kau lupa dengan apa yang terjadi?" Sindir Yerin ini membuat Sinb menatapnya dengan kerut didahinya dan seketika ketegangannya bertambah.
Daniel yang sejak tadi merasa bingung dibuat bertambah bingung. Tak biasanya Sinb sependiam ini? Apa yang terjadi sebenarnya? Konflik apa yang mereka berdua miliki?
"Baiklah kita akan bicara". Kata Sinb yang seketika membuat Daniel memandangnya tak mengerti dan Sinb mengetahuinya. Ia pun menghadap kearah Daniel dan dengan reflek memegang kedua tangan Daniel. "Tenanglah aku akan baik-baik saja. Kau tak perlu mengkhawatirkanku". Kata Sinb sambil memberikan kode lewat matanya agar membuat Daniel lebih mengerti dan tidak ikut campur dalam urusannya. Daniel menghela nafas kemudian dengan terpaksa ia pun mengangguk.
Kini Daniel berbicara kepada Sinb sambil menatap Yerin yang kini berdiri dihadapan mereka.
"Jika terjadi sesuatu? Kau harus segera memberitahuku!" Katanya yang secara tidak langsung memberikan peringatan kepada Yerin, agar ia tidak macam-macam kepada Sinb.
"Arraseo, aku pergi dulu". Jawab Sinb yang diikuti oleh Yerin. Daniel terus memandangi kepergian mereka dengan tatapan tak rela. Ucapa Minhyun jelas mengganggunya ditambah setelah bertemu dengan gadis bernama Jung Yerin itu jelas membuatnya bertambah tak tenang saja, ia cukup tau bahwa yeoja itu bukanlah yeoja yang baik. Meskipun Sinb cukup kasar tetapi gadis itu tak memiliki sifat picik sangat jauh berbeda dengan saudara tirinya itu.
—-***—-
Sinb pov
Entah ini petaka atau bukan? Jung Yerin, yeoja licik itu, aku bertemu dengannya di sekolah ini! Ia terus mendesak ku untuk berbicara berdua dengannya dan akhirnya aku menuruti perkataannya.
"Sepertinya kau begitu menikmati hidupmu." Cibirnya.
"Kenapa kau tak suka? Apa kau menyuruh ku terus bertingkah seperti seorang yang depresi? Ingatlah, sesungguhnya yang gila adalah dirimu!" Kataku dan ia tertawa.
"Hahaha, kau sekarang cukup bertingkah disini ya? Kita lihat saja nanti, seberapa besar keberanian yang kau punya? Sebelumnya aku akan mulai dengan kekasihmu dulu." MWO? YEOJA INI BENAR-BENAR GILA!
"Terserah, kau memang bisa membuat Kenta menyukaimu dengan sandiwara menjijikan itu tapi Daniel? Ku rasa ia tidak akan mudah." Cibir ku dan ia memandang ku tak suka. Aku sangat tau, seberapa nekatnya yeoja ini tapi aku sekarang tidak ingin mengalah lagi kepadanya dan tidak ingin masuk kedalam permainan kotornya lagi!
"Kau terlalu pongah hanya dalam semalam Hwang Sinb. Tunggu dan lihat, apa yang aku bisa lakukan untukmu!" Katanya lagi.
"Silahkan! Lakukan apapun yang kau mau!" Kataku langsung meninggalkannya begitu saja. Hatiku sudah hancur beberapa tahun lalu karena ulahnya dan hari ini ia ingin mengulangnya lagi? Jangan berharap!
Sinb pov end
Sinb berjalan lunglai, ia tak ada tenaga yang tersisa ditubuhnya. Ia hanya berusaha untuk menjangkau sebuah bangku kosong dan duduk disana. Ia menyadarkan kepalanya pada tembok sambil mendesah panjang, matanya berair dan ia menatap kosong lapangan yang luas itu. Seseorang yang semenjak tadi memperhatikannya datang mendekat.
"Apa yang kau lakukan disini? Bel masuk sudah berbunyi beberapa menit yang lalu." Kata namja itu berusaha memberitahunya, Sinb hanya menatapnya kemudian mendesah. Melihat Sinb yang tak seperti biasanya membuat namja itu seketika khawatir.
"Wae? Ada apa denganmu? Tak biasanya kau seperti ini? Apa Daniel melakukan sesuatu kepadamu? Katakan! Aku akan menghajar berandalan itu!" Kata namja itu.
"Ani..." Jawab Sinb sambil menggeleng dan tiba-tiba air matanya yang sejak tadi ia tahan keluar begitu saja.
"Ong...Ottokae? Ottokae?" Katanya sambil terisak. Itu jelas membuat Ong begitu bingung. Ong pun berjongkok dihadapan Sinb yang kini menutup mukanya dengan kedua tangannya karena tidak bisa menghentikan tangisnya didepan Ong karena bagi Sinb itu sangat memalukan tetapi ia tidak bisa menahannya lagi.
"Waeyo? Kenapa denganmu?" Ong berusaha meraih kedua tangan Sinb yang menutupi wajahnya dan keterkejutan yang nampak dari raut wajahnya. Ia pernah melihat Sinb seperti ini sebelumnya.
"Wae?" Mohon Ong yang bahkan kini memeluk Sinb erat.
"Ye-yerin..." Ucap Sinb terbata-bata.
"MWO? Kau kan membencinya? Kenapa kau menyebutnya? Apa ia menggangumu lagi?" Tanya Ong dan Sinb terdiam.
"Ia berada disini Ong." Lirih Sinb membuat Ong menatap Sinb tak percaya. Namja ini cukup terkejut tapi segera, ia menguasai dirinya.
"Dengarkan aku baik-baik!" Ong meraih kedua bahu Sinb agar yeoja itu mendengarkan perkataannya. "Kau tidak usah memperdulikannya. Aku akan mengurus yeoja itu jika ia berulah kepadamu!" Kata Ong dengan ekspresi seriusnya.
"Tapi dia sangat licik Ong." Cemas Sinb.
"Selicik apapun dia, masih ada aku, yang selalu berada disisimu. Jadi berhentilah untuk cemas, kau hanya perlu bersikap seperti biasanya." Kata Ong sambil menepuk-nepuk bahu Sinb.
"Ayolah jangan seperti ini, aku lebih suka kau menjadi yeoja kasar dengan mulut makianmu itu dari pada melihatmu seperti ini." Keluh Ong.
"WOW! Apa ini? Aku menangkap sebuah perselingkuhan?". Cibir Jihoon yang tiba-tiba hadir diantara Ong dan Sinb.
"Jaga mulut kotormu itu brengsek!" Kata Ong marah sambil berdiri dan dengan cepat meraih kerah baju Jihoon. Sinb sudah cukup merasa lelah dengan semua yang terjadi tetapi kedua namja ini memperburuk semuanya.
SIAL! Playboy tengik itu! Kenapa ia harus disini sekarang? Aku benar-benar ingin mengikat kedua tangannya dan kakinya.Mulut kotornya itu benar-benar ingin ku sumpal! Batin Sinb yang kini menatap tajam Jihoon, ia benar-benar tak memiliki tenaga saat ini dan tak bisakah namja itu tak memperburuk semuanya?
"Kau pikir aku sepertimu bajingan tengik!" Umpat Ong dengan penuh amarah. Jihoon hanya menanggapinya dengan senyum mengejek.
YAK! BERANDALAN ini benar-benar! Seharusnya namja berhati brengsek seperti dia! Juga harus memiliki muka yang sama brengseknya! Tetapi apa ini? Malah kebalikannya? Semua orang tertipu dengan tampannya yang bak malaikat itu! PARK JIHOON! Aku benar-benar ingin menendang pantatnya! Sinb terus mengomel dalam hati. Merutuki semua sikap Jihoon.
"Wae? Kalau kau tidak benar-benar melakukannya? Kenapa kau harus marah?" Pancing Jihoon membuat Ong bertambah marah.
BUAK
BAGUS! Dia pantas untuk memperolehnya! Ong, kau yang terbaik untuk masalah pukulan. Batin Sinb sambil menunjukkan smirk khasnya.
"Dasar brengsek!!" Umpat Ong sehabis memberi pukulan kepada Jihoon. Jihoon pun tak bergeming dengan satu pukulan dari Ong. Ia pun mulai mendekat kepada Ong dan membalas pukulan dari Ong.
BUAK
Hubungan mereka memang tidak pernah akur sejak dulu karena apa? Karena seorang Umji yang tak lain adalah sahabat Sinb dan adik Ong. Jihoon telah mempermainkan dongsaeng kesayangan Ong. Karena hal itu Ong begitu membenci Jihoon yang memiliki sifat cassanova itu, yang tidak tahu bagaimana cara menghargai seorang yeoja?
Melihat keadaan semakin panas seketika ada raut kecemasan di wajah Sinb. Ia merasakan ini tidak akan benar-benar berakhir kalau ia tidak melerainya. Ia ingat dengan apa yang dikatakan Oppanya untuk terus menjaga kedamain diantara dua club itu dan sandiwaranya dengan Daniel selama ini juga untuk misi perdamaian ini. Apakah semua hal yang begitu sulit ia lalui ini harus berakhir hanya dengan ini? Tentu saja Sinb tidak mau semuanya berakhir seperti ini. Meskipun Sinb membenci ide gila dari Minhyun tetapi tidak mununtut kemungkinan apa yang dikatakan Minhyun ada benarnya. Semua orang ingin hidup dengan nyaman dan damai bukan? Tentu saja jawabannya adalah Ya. Sinb juga ingin hidup nyaman dan damai tanpa harus merasa risih dengan gangguan seseorang. Pada akhirnya Sinb memilih untuk melerai mereka berdua. Ya, mungkin itu keputusan yang terbaik!
"Yak! Hentikan!" Sinb berusaha melerai tapi mereka berdua yang tersumut amarah mengabaikannya malahan menampik tangan Sinb sehingga membuat yeoja itu terdorong.
BRAKK
Sinb terjatuh dan pinggangnya mengenai bangku dibelakangnya membuat kedua namja itu terkejut.
"Ahh...". Pekiknya kesakitan dan tangannya memegangi pinggangnya.
"Yak! Apa yang kalian lakukan?" Celetuk seorang namja dengan suara beratnya yang tak lain adalah Daniel. Ia menatap tajam Jihoon, seketika namja itu menunduk merasa bersalah dengan apa yang baru ia lakukan. Ong menghampiri Sinb yang terduduk dibawah dengan memegangi pinggangnya yang masih sakit.
"Gwanchana? Mianhae..." Kata Ong dengan rasa bersalah yang tergambar jelas diarut wajahnya dan rasa khawatir itu sangat jelas.
"Hyung sebenarnya..." Jihoon seolah ingin mengatakan sesuatu tetapi tatapan Daniel yang tajam membuatnya membisu.
"Nanti, aku akan mendengarkan penjelasanmu nanti!" Kata Daniel dengan tegas yang seketika membuat nyali Jihoon menciut. Kemudian tanpa banyak kata Daniel mendekati Sinb.
"Kajja..." Daniel berjongkok dihadapan Sinb dan mengulurkan tangannya. Sinb menatapnya bingung dan Ong yang berada tepat disamping Daniel hanya mampu mendesah, tak suka dengan hal yang akan dilakukan namja ini. Tidak mendapatkan respon dari Sinb? Daniel dengan satu gerakan berhasil menggendong Sinb dengan ala bridal style.
"YAK!" Protes Sinb tetapi tidak di gubris sama sekali oleh Daniel. Ia berdiri dengan posisi menggendong Sinb dan berhadapan dengan Ong.
"Kau menyuruhku untuk melindunginya tetapi pada kenyataannya kau yang membuatnya terluka." Sindir Daniel dengan sinis kepada Ong. "Sekali lagi kalian melakukan ini, Aku tidak akan pernah memaafkan kalian!" Kata Daniel dengan serius sambil memandangi dua namja itu bergantian. Melihat sikap Daniel yang seperti ini, kedua namja itu membisu. Ong merasa perkataan Daniel itu ada benarnya dan Jihoon sudah dibuat ketakutan dengan sikap Daniel kali ini karena ia mengenal seperti apa Daniel. Bahkan Sinb pun tak mau mengatakan apapun.
Daniel yang masih memakai seragam basket terus menggendong Sinb menuju ruang UKS. Ong memandangi kepergian mereka dengan termenung, tak rela melihatnya tapi ia juga merasa bersalah.
Dalam perjalanan menuju UKS pun terasa hening dan canggung. Sinb terus menutup mulutnya tak mau mengatakan apapun kepada Daniel. Bahkan meskipun kelas sudah dimulai, masih banyak siswa yang diluar menyaksikan mereka berdua. Tentu saja mereka begitu heboh, bahkan ada beberapa dari mereka mengabadikan moment ini. Bagi mereka sepasang kekasih ini begitu romantis. Daniel merasa risih dengan ulah para siswa ini.
"Jebal, ia sedang sakit dan aku harus segera membawanya ke UKS!" Ucap Daniel yang masih berusaha untuk tetap bersikap sopan didepan gerombolan yeoja sambil berjalan terus melalui kerumunan para siswi yang dengan suka rela memberikan jalan kepadanya. Sikap Daniel yang seperti itu membuat para yeoja itu bertambah kagum kepadanya. Berbeda dengan Sinb yang tahu kalau sebenarnya Daniel marah lebih memilih untuk menyembunyikan wajahnya dan mempererat kalungan tangannya pada leher Daniel.
"Apa kau benar-benar tidak akan mengatakan apapun kepadaku?" Tanya Daniel ketika ia berhasil mencapai UKS dan kini membaringkan Sinb di tempat tidur yang terdapat didalam UKS itu. Sinb masih tetap diam dengan terlihat cemas membuat Daniel mendesah.
"Jihoon, tidak akan sejauh itu jika tidak terjadi apapun." Kata Daniel lagi membuat Sinb tersinggung.
"Maksudmu apa? Kau pikir aku benar-benar memiliki hubungan khusus dengan Ong?" Tanya Sinb dengan kesal.
"Aku tidak peduli jika kau memiliki hubungan khusus dengannya, aku hanya ingin tahu apa yang berusaha kau sembunyikan?" Kata Daniel bersikukuh membuat Sinb marah. Kalau pada akhirnya memang ia tak peduli? Untuk apa ia ingin tau tentang masalahnya? Pikir Sinb.
"Itu bukan urusanmu!" Kata Sinb sambil memalingkan muka. "Kita hanya bersandiwara di depan orang, jadi kau tidak perlu harus terus menjalankan peranmu ketika hanya ada kita berdua disini." Lanjut Sinb membuat Daniel mendesah, kemudian namja itu tersenyum getir.
"Baik jika kau tidak ingin mengatakannya. Aku hanya berusaha untuk bersimpatik kepadamu dan semua itu hanya karena Minhyun hyung. Jadi jangan terlalu percaya diri!" Kata Daniel sambil meninggalkan Sinb sendiri.
Sinb menatap kepergian Daniel dengan tidak rela. Ia benar-benar tak ingin sendiri dalam keadaan seperti ini tetapi ia juga tak ingin terlalu mengandalkan Daniel dalam banyak hal. Ia sadar Daniel adalah orang asing yang akan kapan pun pergi dan Sinb tidak ingin membuat namja itu masuk terlalu jauh kedalam kehidupannya.
Diluar Daniel tak langsung pergi. Ia bersandar pada dinding sambil mendesah, rasa bersalahnya muncul ketika ia melihat Sinb menangis dari balik jendela UKS.
Ada apa denganku? Kenapa aku begitu sangat marah ketika seseorang berusaha melukainya dan aku bertambah marah ketika ia tak mau mengatakan dengan jujur apa yang terjadi? Seharusnya aku tidak boleh ikut campur terlalu jauh! Kau harus berhenti mulai dari sekarang Kang Daniel! Tidak ada kesempatan lain! Batin Daniel yang kemudian ia mendesah lagi.
Seseorang datang dan menghampiri Daniel.
"Sunbae, apa kau sakit?" Seorang yeoja yang sudah dipastikan dia adalah petugas UKS. Seketika Daniel mengubah ekspresinya normal seperti biasa.
"Ani...Sinb sakit dan tolong rawat dia dengan baik." Kata Daniel dan yeoja itu mengangguk.
"Tentu Sunbae! Aku akan merawatnya."Katanya dengan yakin. Daniel pun mengangguk dan menepuk bahu yeoja itu kemudian pergi.
Ditengah jalan ia dikagetkan dengan kehadiran seseorang yang berdiri disampingnya.
"Hyung..." Panggilan Jihoon membuat Daniel menoleh dan memastikan siapa yang berdiri disampingnya.
"Wae?" Tanya Daniel dengan ekspresi dinginnya membuat Jihoon merasa tak enak.
"Mianhae..." Katanya lagi.
"Kau benar-benar ingin mendapatkan maaf dariku?"Tanya Daniel dan Jihoon mengangguk pasti.
"Kalau begitu, kau harus mencari tahu tentang seseorang untukku!" Kata Daniel yang masih terus berjalan. Jihoon terus berusaha untuk mengimbangi langkah kaki Daniel.
"Tentu, siapa yang ingin kau ketahui?". Tanya Jihoon penuh semangat.
"Siswa baru disini! Aku ingin kau segera menadapatkan biodatanya!" Kata Daniel dengan serius.
-Tbc-
Annyeong...Masih ada yang menunggu ini??? 😂
VOTE sebanyak-banyaknya ya 😁
KOMEN harus 😬
FOLLOW ya entar ku FOLLBACK 😉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top