Chapter 3

Sinb pov

Akhirnya sampai di depan pagar rumah dan aku bisa sedikit bernafas lega. Tapi ada yang membuatku risih. Aish, kenapa namja ini terus mengikutiku? Menyebalkan!!! Kami masih berjalan sampai di depan halaman rumah ku yang mungil yang ditumbuhi beberapa macam corak bunga, meskipun hanya ada dua namja disini tetapi mereka berdua adalah pecinta bunga, sangat jauh berbeda dengan ku, aku tidak suka memelihara bunga karena takut akan mati dan aku juga tidak suka memelihara jenis binatang macam apapun, jika si Kijoong kucing kesayangan Minhyun oppa berada dekat dengan ku, aku akan langsung menghindar, pernah sekali aku terjatuh dari kursi karena dia tiba-tiba naik kepangkuan ku. Bukan aku tidak suka, hanya merasa geli saja.

"YAK! NGENGAT SIALAN MENYINGKIRLAH!" Teriakan itu seketika membuat ku menoleh dan apa yang ku lihat? Daniel bertarung dengan seekor ngengat? Konyol! Tapi boleh kah aku tertawa?

"HAHAHAHA? Ada apa denganmu?" Aku masih terus saja menertawainya.

"Apa kau buta? Tolonglah aku dari makhluk biadab ini?" YA TUHAN??? Apa aku tidak salah dengar? Minta tolong? dari seekor ngengat? Aku memang tidak suka binatang tapi hanya dengan ngengat ia takut? Katakan bahwa ini hanya khayalan ku saja?

"HWANG SINB, APA KAU TULI???" Aish, kenapa berteriak-teriak didepan rumah orang? Aku pun melangkah dan mulai menggerak-gerakkan tangan ku untuk pemanasan.

"Ngengat, aku berterima kasih kepadamu karena kau telah menunjukkan rahasia terbesar dari seorang pria kutub." Guman ku.

"Apa yang kau katakan? Aku mendengarnya!" Bagus kalau ia mendengarnya. Hahaha, aku tidak bisa berhenti tertawa.

Baiklah, ini saatnya untuk serius. Aku pun berkonsentrasi dengan kedua tangan ku yang bergerak berlahan untuk menangkup ngengat itu dan...

PLUK

"Kena kau!" Aku yang menangkapnya kenapa Daniel yang jadi heboh sendiri? Seketika ide brilian muncul dalam otak ku. Aku pun berjalan mendekatinya dengan ngengat yang sudah mati dan masih berada dalam dekapan kedua tanganku.

"Yang Mulia Kang Daniel terimalah persembahan berharga dariku." Aku melemparkan ngengat mati itu kewajahnya.

"YAK! YEOJA GILA!" Pekiknya sambil lompat-lompat tidak jelas. Wajahnya sangat merah dengan ekspresi ketakutan yang konyol tapi ia masih sempat menatap ku dengan tajam.

"HAHAHAHA..." Dan aku tentunya tidak bisa berhenti tertawa. Yeah, aku berhasil mengerjainya!

"Kecilkan suaramu!" Suara itu? Appa? Dan aku menoleh untuk memastikannya dan benar itu Appa. Ottokae? Semuanya akan semakin rumit. Seharusnya aku tidak bermain-main dengannya tadi dan langsung mengusirnya saja, mengesalkan!

"Appa..." Rengekku yang langsung berlari kearahnya dan merangkul lengannya. Haruskan aku mulai berakting?

"Kau ini, lihatlah dia merasa bingung melihat tingkah lakumu!" Apa yang aneh dariku? Mungkin karena aku sering berubah mood dengan cepat? Appa memandangi Daniel yang masih berusaha mempertahankan stay coolnya setelah tragedi penyerangan oleh monster ngengat yang seketika membuat dirinya kehilangan separuh gunung es darinya dan luar biasanya, kini ia sedikit tersenyum seolah menunjukkan rasa pemakluman atas sikapku. WOW! Dia akan mendapatkan nilai 100 jika saja ia mengikuti ekstrakulikuler teater, aktingnya memang mengagumkan! Ah, namja ini! Apa yang ia rencanakan sekarang? Apa ia ingin terlihat keren dihadapan Appa? Wah, aku acungi jempol untuk actingnya kali ini.

"Apa kau temannya Sinb?"Tanya Appa dan aku menunggu apa jawabannya.

"Ne, ia temannya, tepatnya dia adalah namjachingunya Appa." MWO? Dari mana dia muncul? SIAL! Apa lagi yang sekarang ia rencanakan? Awas kalau kau sampai menjebakku lagi. OPPA SIALAN!!!

"Ani, Appa kau harus menghukumnya! Oppa sudah menghancurkan hidup ku dan aku tidak ingin sekolah disana lagi, harga diriku telah hancur! Pindahkan aku!" Rengekku lagi sambil bergelayut dihadapan Appa dan membuatnya merasa bingung. Aku juga tidak tau kenapa aku seberlebihan ini? Tapi ketahuilah, bahkan aku tidak tau besok aku sanggup untuk tetap berangkat kesekolah dengan tanpa berfikir tidak pernah terjadi apapun!

"Ada apa sebenarnya? Jangan bercanda, kau baru masuk disekolah itu 6 bulan yang lalu dan sekarang kau meminta Appa untuk memindahkanmu lagi? Minhyun, ada apa sebenarnya?" Appa sedikit terkejut dan namja itu hanya tersenyum.

"Appa, Sinb hanya merengek karena aku tak mau membelikannya tiket konser BigBang. Bukankah Appa tahu kalau dia itu penggemar berat GD." YAK! APA IA MAU MATI!!! Jelas bukan itu alasannya!

"ANDWAE! Appa itu..."

"Kita bicarakan di dalam, kasihan temanmu itu. Nak, maafkan mereka, mereka memang sering bertengkar seperti ini dan paman sudah sangat bosan mendengarkan perkelahian mereka." Aish, Appa!!

"Appa!" Aku dan Minhyun Oppa memprotes keterusterangan Appa kepada Daniel namja asing itu yang kini menyunggingkan senyumannya seolah merasa menang karena menemukan sesuatu hal yang memalukan diantara aku dan Minhyun oppa. Itu benar-benar menyebalkan! Aku yakin dia akan menjadikan ini sebagai senjata untuk mengolok-olok ku. SIAL!!!

Kini aku duduk disamping Daniel dan Appa duduk bersama Minhyun Oppa persis dihadapan kami. Yak! Ini seperti sebuah introgasi seorang tersangka dengan seorang polisi dan yang membuatku marah adalah seharusnya Minhyun oppa juga duduk bersama kami, kenapa ia harus duduk bersama Appa? Ia juga harus di introgasi karena otak dibalik semua kekacauan ini adalah dirinya! Aku benar-benar ingin menendangnya sekarang! Arrrggggghhhh!!!

"Kenapa kau tiba-tiba ingin pindah sekolah?" Skak mat! Appa ku yang selalu to the poin. Tiba-tiba saja suasana menjadi tegang dan rasanya aku ingin berlari sejauh mungkin, tidak lupa aku akan membawa serta Minhyun oppa. Tepatnya aku ingin menyeretnya dan memasukannya ke lubang neraka kalau bisa!

"Semua itu karena dirinya!" Tudingku kepada Minhyun oppa yang duduk tepat dihadapanku dan ia hanya menunjukkan seringaian jahilnya. Ya Tuhan, Aku benar-benar ingin membunuh namja menyebalkan itu sekarang! Disini!

"Appa, ia hanya malu tertangkap basah sedang berkencan dengan Daniel oleh teman-teman di club dan dia marah kepadaku karena aku yang membantunya untuk menjelaskannya kepada teman seteam." MWO?

"YAK! APA KAU INGIN MATI!!" Teriakku yang membuat semua terlihat kaget. Aku tidak tahu kenapa suaraku begitu tinggi. Ah, memang apa peduliku? Aku benar-benar tidak sabar untuk mencekik leher Oppaku yang menyebalkan itu! Ketahuilah bahwa naluri ingin mematahkan apapun yang ada ditubuhnya sungguh besar sekarang!

"Paman, kami memang sedang berkencan dan Sinb sekarang ini sedang mengkhawatirkan banyak hal." MWO? Tak cukupkan dengan Minhyun oppa? Kenapa dia memulai sandiwara juga?

"Maksudmu nak?" Tanya Appa yang sepertinya mulai tertarik dengan namja ini.

"Sinb takut paman tak merestui hubungan kita karena saya bukan pemain sepak bola melainkan kapten tim basket. Sekarang di sekolah hubungan antara tim basket dan tim sepak bola tidak terlalu baik sehingga ketika mereka mendengarkan berita kencan kami mereka menanggapinya dengan sedikit berlebihan." YAK! Dari mana dia mendapatkan ide brilian seperti itu? Aku saja sudah lupa kalau Appa pernah mengatakan itu kepadaku dan perkataannya itu tidak semua salah. Lagi-lagi itu adalah ide dari Minhyun oppa dan aku melihat mereka saling bertatapan penuh arti. Kenapa ia begitu bersemangat dengan semua sandiwara konyol ini? Kenapa? Aku benar-benar tak bisa berbuat apapun sekarang? Haruskah aku mengalah? Hwang Sinb! kau tidak boleh mengalah!

"Dia datang kemari atas kemauannya, karena ia ingin mendapatkan restu dari Appa tentang hubungannya dengan Sinb." Aish, Lihatlah dia! Ambisinya itu? Kenapa dia terus-terusan melakukan semua ini kepadaku? Dan kenapa Appa tersenyum? Wae?

"Paman tahu kau mengkhawatirkannya. Paman benar-benar salut dengan keberanianmu. Paman memang berkeinginan agar kelak dia mendapatkan seseorang yang baik dan perhatian dengannya meskipun itu bukan pemain sepak bola. Selama ini Paman hanya berusaha menggodanya, Paman pikir kalau seandainya ia memiliki seseorang yang dekat dengannya dan sama-sama memiliki hobi seperti kami itu akan sangat menarik. Tetapi ia selalu menunjukkan penolakan kerasnya itu dan paman tak akan memaksanya lagi. Jadi, paman mengizinkanmu dengannya dan jaga baik-baik putri berharga paman." Yak! Yak! Apa yang sedang Appa bicarakan sebenarnya?

"Appa dengarkan! Ini tidak seperti itu!"Kataku yang mulai putus asa.

"Tenanglah, Appa tidak akan memaksamu lagi. Kau cukup tetap berbahagia dan jangan memikirkan apapun lagi." Ya Tuhan! Aku kehilangan kata-kata.

"Appa, Deniel juga bisa bermain sepak bola, ia sering menemaniku bermain sepak bola." YAK! Kapan kalian akan berhenti berbohong? Ku mohon jangan memaksakan diri kalian! Itu tidak lucu sama sekali, Daniel bermain sepak bola? Itu sangat mustahil! Mereka benar-benar seperti kumpulan penipu ulung. Haruskah aku tersenyum sekarang? Ini cukup menggelikan!

"Aigo, lihatlah putriku yang cantik ini tersenyum. Melihatmu sebahagia ini membuat Appa merasa yakin dengan keputusan Appa untuk mengijinkanmu berkencan meskipun kau masih mudah." Aku memegangi kepala ku yang rasanya berdenyut. Ya Tuhan! Mereka ini kenapa?

"Bagaimana Appa tahu kalau dia namja yang tepat untukku?" Skak mat! Aku melihat kedua namja itu kebingungan. Kalian pikir? Hanya kalian yang bisa terus-terusan menyerangku? Sekarang giliran kalian!

"Yak! Apa yang kau katakan?" Yeah, sekarang aku melihat kepanikan di muka Minhyun oppa. Baguslah semenjak tadi ia begitu tenang dan itu begitu menyebalkan.

"Appa sangat mengenal kalian terutama oppamu. Dia tahu yang terbaik untukmu dan Appa mempercayainya." Aku langsung menjatuhkan kepalaku. Aish aku melupakan satu hal? Mereka berdua Appa dan anak seperti satu paket. Dari banyak hal yang tidak Appa percayai, Minhyun oppa adalah salah satu kepercayaan Appa. Kali ini aku benar-benar melihat sorakan kemenangan dari wajah namja menyebalkan itu seolah-olah ia mengatakan 'Lihatlah!Pada akhirnya aku pemenangnya!'. Appa! Kenapa kau seperti ini kepadaku eoh? Kenapa kau dengan mudahnya mengizinkan aku berkencan? Aku masih 17 tahun. Ku rasa mereka berdua menggunakan sesuatu yang berhubungan dengan magic? Mungkin!

"Aboji, lihatlah dia malu." Beraninya dia! Menggodaku seperti itu. Hwang Minhyun! Awas kau, rasanya aku sudah benar-benar tidak tahan dengan sandiwara konyol ini dan aku memutuskan untuk bangkit dari tempat dudukku.

"Terserah apa kata kalian! Aku lelah!" Teriakku dan aku segera pergi ke kamar ku.

"Hey, apa kau akan meninggalkannya?" teriak Minhyun oppa. Entahlah, aku tidak peduli.

"Nak, mulai dari sekarang kau harus sedikit bersabar kepadanya. Tempramennya benar-benar buruk. Dia sangat mirip dengan eommanya." Aish, menyebalkan!!!

"Yak! Appa, jangan katakan apapun kepadanya!" Teriakku, seketika aku mendengar tawa renyah memenuhi ruang tamu dan itu membuat kepala ku pusing. Hari ini aku berkali-kali dikalahkan oleh Minhyun oppa. Ok dia boleh menang sekarang tetapi tidak akan bertahan lama. Lihatlah! Aku pasti akan menemukan sesuatu yang dapat membuatmu menyerah dan mengaku kalah!

Sinb pov end

Minhyun dan Daniel melanjutkan pembicaraan mereka di dalam kamar Minhyun. Namja itu memandang Daniel penuh rasa syukur seolah-olah namja itu adalah penyelamat hidupnya.

"Yak! Hyung, kenapa kau memandangiku seperti itu?" Protes Daniel yang merasa risih dengan tatapan Minhyun. Membuat Minhyun seketika tersenyum geli dengan reaksi Daniel dan ia pun menepuk-nepuk pundak Daniel.

"Gomawo, aku tidak tahu kalau tidak ada dirimu. Semuanya benar-benar membuatku akan gila."Lirih Minhyun yang kini menampakkan wajah kekhawatiran yang semenjak tadi ia sembunyikan.

Daniel mendesah sebelum mengatakan sesuatu. "Wae? Apa tidak ada rencana lain? Kenapa harus ini?" Tanya Daniel yang masih tak begitu mengerti dengan rencana Minhyun yang sebenarnya.

"Aku lulus seleksi tahap akhir dan aku akan segera bergabung dengan TIMNAS Junior. Mungkin Ong yang akan menggantikanku sebagai kapten. Kau tahu seperti apa tabiat anak itu kan? Ku pastikan tidak akan ada kedamaian disekolah. Kau sendiri tidak mau bukan? Kalau seandainya mereka terus-terusan bertengkar. Kita hanya akan sibuk berkelahi dari pada berlatih untuk kompetisi akhir musim. Aku hanya berusaha menetralisir perkelahian ini sebelum akhirnya akan memuncak nantinya". Terang Minhyun

"Tetapi hyung, apa ini tidak terlalu berlebihan? Lihatlah Sinb, ia terlihat begitu frustasi dan aku benar-benar di buat kewalahan olehnya". Keluh Daniel lagi dan Minhyun tersenyum kembali.

"Itu kenapa aku memilihmu dari kebanyakan anak tim basket? Karena kau yang paling memiliki komitmen dan dapat diandalkan. Kau pikir aku bodoh? Membuat rencana seperti ini tanpa mempertimbangkan banyak hal? Apa lagi aku harus melibatkan dongsaeng ku itu? Jelas, aku akan memilihkan yang terbaik untuknya dan yang bisa menjaganya sehingga aku bisa lebih tenang. Satu hal lagi, kau tidak mudah ia kalahkan." Tutur Minhyun sambil tertawa lepas dan Daniel tertegun.

"Tapi Hyung, Kenapa harus aku?" Daniel masih belum mengerti dengan maksud Minhyun memilihnya.

"Niel, selain kau tidak terlalu banyak tingkah, kau juga tidak kekanakan seperti mereka dan juga kau pasti tidak menginginkan perkelahian ini. Dari banyak kesamaan dalam pemikiran itu, aku dapat menyimpulkan kau lah orang yang tepat untuk misi ini." Kata Minhyun membuat Daniel mendesah.

"Dan, kenapa kita harus melibatkan paman dalam hal ini. Kenapa kita harus bohong kepadanya? Sungguh aku merasa bersalah Hyung." Keluh Daniel dan Minhyun tersenyum lagi melihat kebaikan Daniel yang tanpa sadar mengakui kesalahannya.

Ini yang ku suka darimu. Tanpa sadar kau mengakui kesalahanmu. Aku berharap kau benar-benar akan jatuh cinta kepada Sinb...Semoga. Batin Minhyun

"Aku tahu semuanya salah, tapi nanti ketika waktunya aku harus menjelaskannya kepada Aboji. Ku rasa ia akan mengerti." Pinta Minhyun berusaha meyakinkan Daniel.

"Mengenai Sinb. Aish, bagaimana aku harus menghadapi yeoja itu?". Kata Daniel dengan ekspresi frustasinya, seketika Minhyun tertawa.

"Yak! Kenapa kau tertawa? Lihatlah, begitu buruknya sikap dongsaengmu itu? Apa kalian benar-benar saudara kandung?" Tanya Daniel seketika Minhyun menghentikan tawanya dan mulai menatap Daniel dengan serius.

"Ku pikir sekarang dia lebih baik." Kata Minhyun sambil mendesah membuat Daniel mengirutkan dahinya tak mengerti.

"Maksudmu Hyung?" Tanya Daniel tak mengerti.

"Dulu, ia gadis pemurung." Ekspresi Daniel menunjukkan keterkejutannya. Bagaimana bisa seorang seperti Sinb yang terkenal pemarah dan kasar itu ternyata pernah menjadi seseorang yang berbeda dulu? Seketika Daniel tertawa merasa Minhyun membual, ia sangat tahu kalau namja ini suka membual.

"Jangan bercanda!" Desak Daniel sambil mendesah karena ia merasa kesal dengan Minhyun yang terus-terusan tak menunjukkan keseriusannya.

"Yak! Kau pikir aku bercanda? Aku serius! Seharusnya aku tak mau menceritakan masalah keluarga kami, tapi kalau ini demi kebaikan? ku rasa aku harus menceritakannya." Tutur Minhyun membuat Daniel merasakan kebenaran dalam setiap ucapan namja itu.

"Baik, katakan! Aku akan mendengarnya dan kau bisa mempercayaiku." Kata Daniel antusias.

"Eomma dan Appa bercerai ketika kami sama-sama duduk di bangku SMP. Saat itu Sinb kelas 1 dan aku kelas 3. Dengan berat hati kami harus berpisah karena Appa dan Eomma juga berpisah. Sinb di besarkan Eomma dengan keluarga barunya dan aku tetap bersama Appa. Semenjak itu kami jarang bertemu dan terkadang ia menelepon kami saat tengah malam hanya bertanya tentang 'apa kalian baik-baik saja?'. Kemudian setelah kami menjawab bahwa kami baik-baik saja, ia langsung menutup telponnya. Saat itu sebenarnya aku mulai curiga. Sesungguhnya apa yang terjadi dengannya?". Kata Minhyun sambil menghela nafas berat, ekspresi wajahnya berubah sedih.

"Ia sempat tinggal di Jepang sehingga aku dan Appa tidak dapat menemuinya. Aku rasa Eomma sengaja membuat hubungan kami semakin jauh". Minhyun mendesah.

"Wae? Bukannya kau juga anaknya hyung? Kenapa ia juga tak ingin melihat mu bertemu dengan Sinb?". Tanya Daniel.

"Eomma tak menyukai ku sejak kecil karena menurutnya aku sangat mirip dengan Appa. Entahlah, kalau dari awal Eomma tak menyukai Appa? Kenapa mereka harus menikah?". Keluh Minhyun sambil tersenyum getir mengingat hal yang menyakitkan itu. "Sinb itu sangat mirip dengan Eomma dalam semua hal, mereka berdua sangat cantik". Puji Minhyun.

"Hm, aku dapat memahami itu". Kata Daniel yang secara tidak langsung memuji kecantikan Sinb.

"Lalu Hyung, bukankah dia pindah kemari 6 bulan yang lalu?" Tanya Daniel yang mulai tidak sabaran ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada Sinb.

"Dulu ia pernah satu sekolah dengan Ong dan mereka mulai berteman baik. Ong memang tahu banyak tentang Sinb, jadi aku harap kau harus lebih waspada lagi kepadanya. Aku tahu dia tidak akan menyakiti Sinb tetapi dia begitu tidak menyukai tim basket. Ia kemarin mengikuti seleksi tetapi tidak lolos dan dia belum tau kalau Sinb bersamamu, kalau ia tau mungkin ia akan segera menantangmu berlelahi." Nasehat Minhyun agar Daniel bisa terus berhati-hati dengan Ong.

"Wae? Aku merasa tak memiliki masalah dengannya?" Tanya Daniel tak mengerti.

"Dia adalah sahabatnya dan sangat protektif kepada Sinb sama sepertiku." Seketika Daniel beroria.

"Lalu, apa yang terjadi kepada Sinb?" Daniel yang masih penasaran dengan Sinb memilih bertanya tentang gadis itu.

"Aku masih belum tahu apa yang terjadi kepadanya? Aku hanya tahu dari Ong kalau Sinb menyukai seseorang yang bernama Takada Kenta temannya di Jepang. Ada cinta segitiga diantara ia, Kenta dan saudara tirinya." Terang Minhyun membuat Daniel mengirutkan dahinya kembali.

"Saudara tiri?" Daniel berusaha memperjelas perkataan Minhyun.

"Ne, Yerin adalah saudara tirinya. Mereka menjadi keluarga karena Eomma menikah dengan Appa Yerin." Penjelasan Minhyun membuat Daniel mengangguk. Rupaya ia mulai mengerti apa maksud dari perkataan Minhyun.

"9 bulan yang lalu, ia mendatangiku disekolah dan mengatakan bahwa ia ingin tinggal bersama kami. Ketika aku tanya? Apa ia sudah minta izin kepada eomma? Ia menangis dan mengatakan. Jangan katakan apapun tentangnya! Aku terkejut--sangat terkejut. Ia selalu menuruti semua perkataan Eomma, tapi sekarang ia tak mau membahas tentang eomma. Ia biasanya sangat periang dan pemarah, ku rasa ia menyimpan banyak luka. 1 bulan lamanya ia bertingkah seperti mayat hidup, aku dan Appa merasa putus aja karena tidak bisa melakukan apapun untuk mengembalikan ia seperti dulu. Sampai akhirnya kami terus mengajaknya bicara dengan topik lain. Tentang sepak bola dan ketika pagi datang kami selalu mengajaknya berolahraga agar tubuhnya menjadi sehat, jujur saat kami bertemu ia terlihat lebih kurus. Kalau pun selama ini aku selalu menggodanya? Karena aku berusaha untuk mengembalikan emosinya yang hilang. Jadi aku tidak akan khawatir melihatnya terus marah kepadaku, karena itu adalah luapan emosinya." Terang Minhyun yang benar-benar membuat Daniel terkejut dan terdiam.

"Itulah yang terjadi sebenarnya dan tak lama lagi dia akan benar-benar menghadapi banyak hal menyakitkan. Ketika aku tak bisa melakukan banyak hal dan berada disisinya saat itu, aku berharap kamu lah yang berada disampingnya. Entah kenapa aku merasa kau orang yang tepat dari kebanyakan namja". Pikir Minhyun membuat Daniel mendesah.

"Jaehwan? Bagaimana dengannya?" Tanya Daniel

"Ah, Jaewhan itu hanya terlihat berwibawa dihadapan orang lain tetapi dihadapan Sinb? Sejak kecil, ia selalu kalah jika beradu mulut dengan Sinb."Cibir Minhyun membuat Daniel tertawa geli.

"Ong?" Tanya Daniel lagi, kini Minhyun mendesah.

"Kau bisa bayangkan? Mereka akan menjadi anjing dan kucing yang akan terus bertengkar". Ketika tawa Daniel pecah.

"Wkwkwk, Hyung ini tidak lucu". Daniel memegang perutnya yang sakit karena terus tertawa dan Minhyun pun tak dapat menahan tawanya lagi.

Percakapan mereka pun berakhir dan Daniel berpamitan untuk pulang. Sebelum keluar dari ruang tamu Daniel berusaha melirik pada pintu kamar Sinb yang tertutup rapat. Minhyun yang menyadari arah pandang Daniel tersenyum kecil.

"Ia tidak akan keluar karena ia sekarang sedang marah kepada kita semua." Terang Minhyun. Sekilas nampak Daniel menggeleng geli.

"Arroseo." Jawab Daniel

—-***—-

Sinb pov

Aku masih kesal kepada dua orang ini dan kenapa Minhyun Oppa duduk disebelahku? Apa dia berusaha merayuku? Awas saja kalau sampai dia berbuat macam-macam lagi? Aku akan membunuhnya dalam satu serangan!

"Jangan ganggu aku! Aku ingin melihat GD oppa." Aku memperingatkan dan Minhyun oppa sedikit menggeser badannya mendekatiku dan dengan cepat meraih remote TV.

"Yak! Appa, dia mengambil remote ku." Teriakku kesal

"Minhyun...". Appa berusaha memperingatkannya.

"Apa kau tidak dengar? Apa yang Appa katakan?" Omelku tetapi bukanlah Minhyun oppa kalau ia dengan mudah terusik dengan suara Appa. Bahkan meskipun aku sering kali menyerangnya. Ia tidak pernah merasa jerah! Dia benar-benar daebak dalam urusan menahan seranganku. Mungkin karena itulah kita di takdirkan menjadi saudara sekandung.

"Appa, sekarang ada pertandingan sepak bola Liga Inggris." Aish, namja ini menyebalkan! Dengan cepat Appa berjalan menghampiri kami dan duduk disampingku, jadi aku berada diantara mereka berdua. Ok! Kalian pikir aku akan mengalah begitu saja? Itu tidak akan terjadi! Kau sudah mengalahkanku berulang kali hari ini tetapi sekarang tidak akan. Aku tiba-tiba menemukan ide dalam otakku. Aku merampas remotenya dan menggantinya dengan channel 0 setelah itu aku membawa lari remote itu.

"YAK! SINB!" Pekik kedua pria itu. Hahahaha...Tidak ada hal yang menyenangkan kecuali melihat mereka merasa terganggu seperti sekarang. Karena Minhyun oppa tak berhasil mengejar ku yang kini berada didalam kamar dan menutup rapat kamar ku. Ku rasa aku mendengarkan ia ribut memindah channel dengan tombol yang ada TV itu dan kebingungan karena tak mengingat nomer berapa channel yang menyiarkan tentang pertandingan sepak bola. Ckck Dasar!

"Apa kau tidak mengingatnya?" Suara Appa.

"Entahlah Appa. Aish, semua itu karena gadis kasar itu. Yak! Tak bisakah kau kembalikan remotenya?" Teriak Minhyun oppa. Hahaha ia sudah menunjukkan suara oktavnya. Ku rasa ia benar-benar marah kali ini.

"TIDAK AKAN!" Teriakku yang menggema didalam kamar.

Berita malam hari ini.

Seorang desainer dunia Jessica akan berkunjung ke Korea dengan mengadakan beberapa pertunjukan fasion Week yang tentunya sangat ditunggu-tunggu para desainer korea.

Deg

Apa itu? Eomma? Kenapa ia harus kemari? Aku masih berdiri didepan pintu, terdiam dengan fikiran berkecambuk ketika Minhyun oppa dengan mudah membuka pintu kamarku. Ia memandangiku dengan kebingungannya dan aku berusaha untuk mengontrol ekspresiku kembali, berusaha tersenyum kepadanya meskipun aku tak ingin tersenyum sama sekali.

"Wae?." Tanyaku dengan berusaha menunjukkan ekspresi mengejek kepadanya. Ia mengulurkan tangannya sambil terus menatapku.

"Remotenya, aku kehilangan satu gol karenamu!" Katanya dengan menjitak kepalaku kemudian meraih remote dan berlari menjauhiku.

"YAK! HWANG MINHYUN! APA KAU BENAR-BENAR BOSAN HIDUP!!!" Teriakku sambil berusaha mengusap bekas jitakannya. Aish, ini benar-benar sakit!

"Hahaha..." Yak! Apa dia harus sebahagia itu? Karena telah berhasil menjitakku? Awas saja kau!

Aku membaringkan tubuhku dan menatap langit kamar yang terpantul cahaya lampu. Fikiranku mulai bergelayut dimana mengingat kejadian saat Appa dan Eomma memutuskan bercerai ketika aku duduk di bangku kelas 1 SMP dan setelah itu Eomma memutuskan untuk menikah dengan paman Jung. Aku memiliki saudara tiri yang bernama Jung Yerin yang tidak pernah menyukaiku. Dia memiliki segalanya! Cantik, cerdas, kaya dan baik. Saat kami pindah ke jepang, semua terasa berbeda, eomma semakin jauh--jauh dariku. Yerin seolah-olah mengambil semua dariku. Eomma yang ku punya satu-satunya dan saat itulah Takada Kenta hadir sebagai penyelamat ku tapi ia juga mengambilnya dengan cara yang menjijikkan.

Pagi itu, saat aku sendirian di depan kelas gedung sekolah yang bertingkat.

"Jauhi Kenta!" Entah dari mana ia sudah datang dihadapan ku, eonni tiriku Jung Yerin.

"Wae? Apa dia kekasihmu?"Tanyaku

"Akan segera menjadi kekasihku!" Katanya membuatku tertawa. Dia cukup konyol, apa sikap baiknya selama ini hanya sandiwara? Aku tidak mengerti apa yang terjadi padanya? Bukankah ia sudah memiliki semuanya? Bahkan itu eomma...Lalu kenapa harus Kenta? Hanya dia harapanku satu-satunya? Katakan kenapa?

"Karena dia belum menjadi kekasihmu, jadi siapapun boleh mendekatinya." Kataku dan tanpa ku duga ia mendekati pagar pembatas pada gedung berlantai itu.

"Sinb! Kalau kau terus melakukan itu! Aku akan loncat dari gedung ini!" Apa dia berusaha mengancamku? Cukup menggelikan!

"Lakukan...Kalau itu bisa membuatmu bahagia." Aku berjalan berlalu dihadapannya dan...

BRUG

Aku membalikkan badan ku dan tak melihatnya disana. Aku berusaha mencarinya dan ia benar-benar menjatuhkan dirinya. Saat itu Kenta yang pertama kali menemukannya dan ia melihat ku mendongakkan tubuhku untuk melihatnya. Setelah itu rumor dengan cepat menyebar, kalau aku adalah penyebab dari jatuhnya Yerin dari lantai dua gedung sekolah. Semua orang boleh tak mempercayaiku tetapi Eomma, ia mulai merubah sikapnya, ia mulai berusaha menghindariku dan menganggap ku gadis tak normal dengan menyewa banyak psikiater. Kenta, ia juga menjauhiku dan lebih memilih menghabiskan waktunya bersama Yerin. Gadis itu membuat semuanya menjadi buruk ketika ia mengakui bahwa aku yang membuatnya jatuh dari lantai dua gedung sekolah. Aku benar-benar terpukul dengan semua yang terjadi dan dirumah itu aku benar-benar merasa diasingkan. Aku memutuskan untuk pergi dari rumah itu ketika pengawasan mereka sedikit longgar terhadap ku.

Kisah memilukan itu bahkan sampai sekarang, aku tidak bisa mengatakannya kepada Appa maupun Minhyun oppa. Selama ini aku cukup menyusahkannya dengan despresiku dan sekarang aku tak mau mereka terlalu mengkhawatirkanku.

Tuhan, aku sama sekali tak ingin bertemu dengan semua masa lalu yang menyakitkan itu. Tak bisakah semuanya berakhir? Aku lelah...

Sinb pov end

Sinb memejamkan matanya sambil menangis dalam diam. Tidak ada yang tahu bahwa gadis ini pernah merasakan hal yang mengerikan sebelumnya, dituduh berusaha mencelakai seseorang dan dijauhi oleh orang-orang yang ia sayang hanya karena kurangnya rasa kepercayaan mereka.

—-***—-

Matahari telah menyingsing dari ufuk timur. Keluarga Kim memulai aktifitas mereka. Tn. Hwang menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya. Minhyun sibuk dengan handphonenya dan Sinb hanya memandang kosong koran yang ada dihadapannya yang terpampang foto Jessica.

"Appa, karena aku sudah masuk TIMNAS. Harusnya Appa memberiku hadiah." Kata Minhyun membuat Tn. Hwang tersenyum.

"Apa aku pernah menjanjikanmu hal semacam itu?" Tn. Hwang berpura-pura tak ingat dengan janjinya karena memang sesungguhnya ia pernah menjanjikan itu kepada putranya ini.

"Apa Appa sedang bermain kata dengan ku?" Keluh Minhyun membuat Tn. Hwang tertawa. Sementara Sinb hanya diam saja terlihat sangat tidak bersemangat.

"Apa yang kau inginkan?". Tanya Tn. Hwang.

"Scopy baru..." Jawab Minhyun sambil menatap Sinb yang sedari tadi hanya bengong. Namja ini sangat tahu apa yang sedang di fikirkan adiknya ini.

"Hei, untuk apa? Bukannya punya mu itu masih bagus?" Tanya Tn. Hwang heran.

"Itu untuk Sinn". Jawab Minhyun membuat Sinb dan Tn. Hwang mengirutkan dahinya.

"Tak biasanya kau sebaik itu kepadaku? Apa kau salah makan?" Tebak Sinb membuat kedua pria itu tertawa.

"Apa pikiranmu seburuk itu tentangku? Aish, semua orang diseluruh dunia tahu bahwa aku menyayangimu bahkan handphone ini pun tahu." Kata Minhyun sambil menunjukkan Handphone yang ada wallpaper mereka berdua. Sinb hanya memijat keningnya karena merasa pusing mendengarkan betapa lebainya kakaknya ini.

"Pergi saja kau ke neraka! Hush!" Usir Sinb sambil berjalan meninggalkan Minhyun dan Tn. Hwang yang masih menyiapkan makanan untuk mereka.

"Apa kau tidak akan sarapan?" Teriak Tn. Hwang

"Ani, aku sudah kenyang hanya mendengar bualannya saja. Kenapa dia tidak menjadi pelawak saja!" Omel Sinb yang membuat Tn. Hwang tertawa dan Minhyun memandangi punggung Sinn dengan ekspresi yang berbeda. Itu adalah ekspresi kekhawatiran dari seorang kakak.

Sinb berjalan melintasi trotoar dengan lamunan panjang. Ia tidak begitu terburu-buru karena ini masih terlalu pagi dan juga ia tidak ingin terburu-buru untuk naik bus. Ia hanya ingin terus berjalan menyusuri trotoar ini. Ia memasang earphone pada kedua telingnya berusaha mendengarkan lagu yang mengusung semangat agar ia bisa menghilangkan segela pikiran yang membuatnya sedih

-Tbc-

Adakah yang menunggu FF teranjirue ini 😂😂😂
Jika ya VOTE sebanyak-banyaknya
Jangan lupa KOMEN!

Sekian terima Kentang Goreng alias Kenta yg uda bikin hati nona tercyduk 😂😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top