Chapter 2
Sinb pov
BODOH! Apa yang sebenarnya ku lakukan bersama namja ini? Didepan kerumunan para siswa yang akan berkelahi. Ini benar-benar ide konyol Hwang Minhyun dan ironisnya dia adalah Oppaku.
"Dengarkan baik-baik!" Suaranya berat dan lantang, dia benar-benar memiliki karismatik seorang pemimpin, Hwang Sinb! Bahkan disaat seperti ini kau masih saja membanggakannya? Tapi kenyataannya, saat itu aku merasa tak terima kenapa Jihoon harus menjadi kapten team basket dan selalu berulah dengan tim kami dan aku baru tahu kali ini kalau namja itu hanya kapten sementara. Aku tidak tahu karena aku tinggal bersama eomma sebelum akhirnya memilih untuk tinggal bersama Appa.
"Aku dan Sinb berkencan!"
Deg
Aku tak mengerti kenapa jantungku berdetak cukup kencan, seharusnya aku bersikap santai bukan? mengingat ini adalah sesuatu yang sudah di rencanakan tetapi kenapa ketika ia mengatakannya sendiri dengan penuh keyakinan didepan banyak orang seperti ini? Cukup membuat jantungku berdebar, andaikan ini sebuah kenyataan??
AISH! PEMIKIRAN BODOH INI ENYAHLAH!
Aku mulai fokus melihat reaksi beberapa orang. Bodoh seharusnya aku berakting saat ini, agar semua itu terlihat nyata. Daniel masih memegang tanganku dan Woojin, pria itu menatap ku tajam seolah meminta penjelasan kepadaku.
"Kami bertemu seminggu yang lalu ketika aku kerumah Jaehwan dan kami memutuskan untuk berkencan." Satu minggu yang lalu? Ayolah, kita bertemu baru tadi pagi dengan moment yang tidak biasa. "Apa kalian akan terus berkelahi ketika mendengarkan berita ini?". Tanya Daniel tetap dengan suara lantangnya. Sebenarnya aku ingin tertawa, bagaimana bisa namja dingin sepertinya bisa berakting seperti ini? Mungkin ia mengikuti pelatihan sebagai seorang aktor? Ku rasa memang seperti itu.
"Hyung, bagaimana bisa? Kenapa kau tak menceritakannya kepadaku?" Ucap Jihoon yang sering ku sebut dengan Play Boy tengik, dia masih tak mempercayai hubungan kami. Aku pun masih tak percaya? Lalu bagaimana dengannya? Sebenarnya aku terus berusaha menahan tawaku semenjak tadi, apalagi saat melihat reaksinya ketika mendengarkan lelucon ini, tetapi itu tidak mungkin ku lakukan di tempat ini.
"Sinb, kau bercanda kan? Aku tahu kau berusaha untuk menghentikan perang ini! Tetapi mereka sudah keterlaluan! Apa kau lupa apa yang pernah di lakukan keparat-keparat ini waktu itu?" Kali ini giliran Woojin yang angkat bicara, aku juga sama denganmu tak menyukai tim Basket yang menyebalkan itu tapi ketahuilah Woojin semua ini ide Minhyun Oppa kapten tim mu! Dia sudah benar-benar menodai nama baik ku dan juga setelah ini semua anggota tim akan menganggap ku sebagai seorang yeoja pembual. Mereka tau bahwa aku juga membenci team basket dan sekarang apa? Aku mendeklarasikan bahwa aku berkencan dengan kapten teamnya? Sungguh, aku ingin menjatuhkan diriku kedasar lautan saja!
Entah mengapa aku merasa Daniel seolah tahu kegelisahanku. Ia tiba-tiba melepaskan genggaman tangannya dan kini berdiri dihadapanku. Apa yang akan namja ini lakukan? Ia semakin mendekat dan...
Chu~
Ia mencium keningku dan sialnya kenapa secara reflek aku memejamkan mata. YA TUHAN! Ini memalukan, didepan semua orang. Seketika aku merasa lemas. Ini pertama kalinya bagi ku seseorang melakukan ini didepan banyak orang. Apa yang di pikirkan namja ini sebenarnya? Apa dia berusaha mencari kesempatan dalam kesempitan? Ku pikir, aku salah menilainya, ia sama saja dengan Jihoon atau pun Jinyoung dan seluruh anak tim basket yang terkenal play boy!
Aku merasa tubuhku tak bertenaga dan akan jatuh kalau saja Daniel tak meraihku, lebih tepatnya ia memelukku agar semua orang tak tahu kegugupanku. Aku benar-benar merasa tak memiliki muka dihadapannya sama sekali.
"Jadi, hentikan perkelahian ini atau kami memilih untuk keluar dari tim." Ancam Daniel, apa ia mengarang sendiri semua ini? Atau ide konyol dari Minhyun oppa? Dan kini ia merangkulku dan aku berusaha berakting senyaman mungkin berada di dekatnya.
"Baiklah, ku harap kau menjaganya dengan baik hyung. Aku akan mendukungmu". Kata Jihoon dan Jinyoung sambil beregyo. Aish, namja itu benar-benar membuat ku mual! Bagaimana bisa dia berubah secepat itu? Sepertinya mereka memang pandai beracting, karena itu mereka dengan mudahnya membodohi para yeoja disini. Dasar play boy tengik! Aku benci tim basket!
"Kau yakin menyukainya?" Tanya Woojin. Aish, dia mulai lagi? Aku tahu kalau yang ia maksud adalah bagaimana perasaanku terhadap Ong? Bukankah dia yang selalu menjodoh-jodohkan ku dengan Ong oppa? Kenapa ia harus membahas ini lagi dan disaat suasana seperti ini pula!
Aku pun menganggukkan kepalaku dan berakting sebisaku. Aku melihat ia menghela nafas panjang. Daniel masih berusaha menahan tubuhku yang masih lemas.
"Baiklah, ku harap kau bisa menjaganya. Ia adalah ratu di tim kami, jadi jika kau macam-macam kepadanya? Kau akan berhadapan dengan seluruh tim sepak bola!" Yak! Ada apa dengannya? Kenapa Woojin menjadi berlebihan seperti ini? Benar-benar memalukan! Ya Tuhan, tidak ada hari yang lebih buruk kecuali hari ini.
HWANG MINHYUN....AKU INGIN MEMBUNUHMU!!!!
Aku ingin tertawa dan menangis secara bersamaan. Hal konyol akan segera di mulai hari ini.
Dan setelah hal menegangkan itu, kini aku berada di ruang UKS dengan ditemani oleh Jaehwan Oppa dia adalah anak dari bibiku yang merupakan adik Appa.
"Apa kau baik-baik saja? Mana yang sakit?" Tanyanya dengan ekspresi kekhawatirannya yang berlebihan. Kalau seandainya aku tidak marah mungkin aku akan tertawa melihat kepanikannya tetapi aku sekarang sedang marah padanya dan juga Minseok oppa.
Tiba-tiba Sowon eonni datang menyapaku dengan senyum manisnya. Ia yang bertanggung jawab untuk ruang UKS ini. Ia sangat cantik, anggun dan populer tidak hanya di kalangan namja tetapi yeoja juga karena ia memiliki hati malaikat yang suka menolong siapapun. Ia adalah sahabat Minhyun Oppa sekaligus Jaehwan Oppa dan ku rasa dua namja ini menyukainya tetapi aku tidak tahu siapa yang akan memenangkan hatinya.
"Ayolah katakan sesuatu. Kau boleh memakiku sesukamu tetapi jangan berdiam diri seperti ini
" Kata Jaewhan oppa, sungguh aku tak bisa marah padanya. Dia selalu terkenal dengan kepemimpinannya di OSIS dan sekaligus menjadi manajer tim sepak bola. Sikapnya yang berwibawa bukan rahasia lagi tetapi itu sebenarnya adalah kebohongan besar. Terkadang saat kami berkumpul bersama, ia akan menertawakan lawakan kunonya yang sebenarnya itu sangat tidak lucu, bahkan kali ini di hadapanku dia memohon-mohon seperti meminta di belikan setumpuk ramen, sungguh ini membuatku ingin tertawa. Tapi aku masih marah padanya, jadi jangan berharap aku akan semudah itu untuk memaafkanmu!
"Tenanglah, Sinb baik-baik saja kau tak perlu khawatir". Kata Sowon eonni sambil menatapku. "Tapi ada yang membuatku penasaran?" Tanyanya yang kini beralih menatap Jaehwan oppa dan aku melihat senyuman tak enak dari bibirnya.
"Itu ide Minhyunm" Jawabnya dengan ekspresi bersalah. Sowon eonni hanya menggelengkan kepalanya seolah memperingatkan Jaehwan oppa.
"Wae?" Tanyaku yang begitu penasaran dengan maksud dari omongan mereka berdua.
"Lihatlah, ia bahkan tidak tahu apa yang kita bicarakan? Sebaiknya aku harus segera bertemu dengan Minhyun." Kata Sowon eonni yang terlihat kesal menatap Jaehwan oppa. Ada apa dengan mereka berdua? Apa sesuatu telah terlewatkan dariku?
"Tapi, ini cukup mengejutkan." Katanya sambil tersenyum penuh arti kepadaku.
"Seorang sepertinya? Peduli dengan semua ini. Aku harus tahu apa yang membuatnya tertarik dengan semua ini." Sungguh kata-kata Sowon eonni seperti seperti sebuah teka-teki yang rumit.
"Lebih baik biarkan dia istirahat." Katanya sambil menyeret Jaehwan Oppa untuk meninggalkanku.
"Apa kau baik-baik saja ku tinggal sendiri?" Apa ia sedang beracting sekarang? Kedua oppaku ini sama menyebalkannya. Aku menyuruhnya untuk mendekat dan berbisik kepadanya.
"Apa yang Sowon eonni bicarakan sebenarnya? Kau harus menjawabnya jika ingin ku maafkan!" Ancamku.
"Dia adalah saudara perempuan dari Daniel." MWO? Sungguh ini mengejutkan dan aku tak bisa mengatakan apapun kecuali menghela nafas kesal. Aku benar-benar ingin mencekik lehernya sekarang tetapi Sowon eonni masih berada di dalam dan menatapku dengan senyuman manisnya. Semua bertambah super menyebalkan ketika sosok jangkung itu berdiri di depan pintu seolah merasa ragu untuk masuk.
"Ini dia yang kita tunggu-tunggum" Sambut Sowon eonni dan ekpresi yang baru dari seorang yang terkesan dingin itu. Rasa malu? Ku kira itu.
"Apa kau akan tetap berdiri disitu? Apa kau tidak akan masuk? Kau harus menyelesaikannya sampai akhir Niel." Ucap Sowon eonni yang hampir seperti godaan tetapi ia tetap mempertahankan ketenanganya, sangat berbeda dengan ku yang suka blak-blakan.
"Noona..." Aigo, lihatlah! Bahkan ketika memanggil nama kakaknya suaranya berubah menjadi lembut dan sedikit manja. Woah, namja ini benar-benar penuh kejutan.
"Masuk dan temani dia. Aku harus mengurusi sesuatu dengan Jaehwan". Pinta Sowon eonni dan tanpa perkataan apapun ia masuk dan duduk tepat dihadapanku. Ya Tuhan! Ini benar-benar membuatku GILA! Ia lah yang membuatku seperti ini dan sekarang ia duduk dihadapanku? Bagaimana bisa aku istirahat kalau ada dirinya disampingku? Katakan bagaimana bisa?
"Baiklah, aku pergi dulu. Jaga dia baik-baik ya!" Ucap Jaehwan oppa, Ya ampun dia berbicara seperti tak memiliki kesalahan apapun. Aku memijat-mijat dahiku yang berdenyut dan tanpa sengaja mandangan kami bertemu. SIAL! Tatapan apa ini? Kenapa ia menyunggingkan senyumnya seolah meremehkanku.
"WAE?" Aku sedikit berteriak dan ia pun terkekeh geli dengan suara tinggi dan bercampur dengan kegugupan. Menyebalkan! Aku benar-benar merasa seperti lelucon sekarang.
"Apa kau tidak pernah berkencan sebelumnya?". Pertanyaan macam apa itu? Apa dia berusaha mengejek ku? SIAL!
"Itu bukan urusanmu! Ka, pergi saja biarkan aku istirahat!" Pinta ku sambil memunggunginya dan aku tak mendengar gerak-geriknya, padahal aku menyuruhnya untuk pergi. Karena aku penasaran, aku pun menoleh dan mendapati namja itu sedang duduk dan serius membaca sesuatu. Ottokae??? Ia terlihat tampan bahkan ketika hanya terdiam seperti itu. Siapa sebenarnya dirinya? Kenapa keberadaannya sangat menggangguku?
"Kenapa kau tidak pergi?" Tanyaku dengan menahan amarah dan ia menoleh kepadaku dengan ekspresi datarnya.
"Jangan terlalu percaya diri, ini hanya sebuah sandiwara, mereka sedang ada di luar menyelidiki kita."
"MWO??" Seketika aku mendudukkan tubuhku dan aku mulai menatap ke pintu.
"Kau tidak sedang berbohong kan?" Tanyaku kepadanya dan ia hanya menggelengkan kepalanya tanpa menatapku, ia tetap focus kepada bukunya. Aish, namja ini benar-benar!
"Jihoon, kau tahu siapa dia kan?" Tanyanya sambil menutup bukunya yang tebal itu.
"Play Boy tengik itu??" Umpatku dan ia menatap ku seolah tak percaya dengan umpatan ku. Bukankah itu memang kenyataan? Kalau ia benar-benar play boy tengik. Kemudian ia tersenyum dan wajahnya sedikit mendekat kearahku. Andwae! Kali ini apa yang sedang ia rencanakan?
"Aku tidak tahu apa yang membuatmu membencinya?" Tanyanya dengan ekspresi datarnya itu tetapi cukup membuat jantungku kembang-kempis.
"YAK! Jauhkan mukamu itu!" Kataku sambil mendorong wajahnya dengan jari telunjukku dan aku mendapatkan seringaian dari bibirnya. OMG! Ada apa dengan namja ini? Kenapa dia terlihat begitu misterius? Aku selalu was-was berada di dekatnya.
"Apa dia pernah menolakmu?" MWO? Apa ia ingin ku pukul? Kalau seandainya ia adalah namja satu-satunya di dunia ini? Aku tidak akan pernah memilihnya! Tidak pernah dan tidak akan!
"Apa kau bercanda?". Tanyaku dengan ekspresi sebal
"Mungkin saja bukan? Kau hanya malu untuk mengakuinya?" Lihatlah dirinya! Bahkan hanya dengan ekspresi sedatar itu, ia mampu menyerang seseorang hanya dengan beberapa kata. Kurasa ia berbakat menjadi seorang jaksa penuntut umum, sungguh menyebalkan. Aku menghela nafas untuk menetralkan semua emosiku yang meledak.
"Kenapa diam? Ah, jadi benar? Kau menyukainya?" Mulutnya benar-benar seperti bisa yang beracun. SIALAN!
"YAAK...APA KAU TIDAK BISA BERHENTI??" Teriakku dan kami merasa terkejut. Ah, bodoh kenapa suaraku sekeras itu, bagaimana kalau mereka mendengarnya? Ottokae?
"Apa kau gila? Mereka bisa mendengarnya! Bisiknya. Apa ia berusaha menyalahkan ku? Kau yang memulainya!
Ceklek...
Itu suara pintu terbuka dan kami berdua mengalihkan pandangan kami pada gagang pintu yang terbuka. Ahhh...Ottokae??? Apa yang harus kami lakukan sekarang? Tanpa sadar aku meraih kedua tangan Daniel dan menggoyangkannya.
"Ottokae?" Tanya ku dan aku melihat kepanikan dimatanya.
Ketika pintu mulai terbuka. Kepanikan ku semakin tinggi dan tiba-tiba Daniel menarikku lebih dekat kepadanya untuk mendekap ku. OMG! Ini benar-benar konyol dan menggelikan. Bahkan sebuah drama tak semenggelikan ini?
"Kenapa kau menyuruhku untuk berhenti khawatir? Lihatlah tubuhmu lemas seperti ini?" Katanya sambil mengusap rambut ku, aku tidak tahu apa yang ku rasakan saat ini? Kecuali jantung ku yang terus berdetak seperti pompa air dengan kecepatan tinggi. Aku benar-benar ngeri dengan namja dihadapanku ini. Ia dan kelompoknya itu benar-benar seperti seorang actor yang pandai berakting.
"Apa kalian bertengkar?" Um, itu benar-benar suara play boy tengik itu. Ia berjalan mendekati kami dan berdiri dihadapan kami tanpa rasa malu. Ku rasa Daniel memang tidak berbohong. Seketika Daniel melepaskan pelukannya dan memasang wajah datarnya kembali. Aish para penipu ini! Kenapa aku harus terperangkap di dalamnya!
"Ne...". Jawabnya sambil memandang Jihoon dengan stay coolnya.
"Wae?" Bocoh ini benar-benar gila urusan.
"Kondisinya masih lemas dan aku memaksanya untuk pulang tetapi ia tak mau sama sekali."Katanya sambil mengintruksikan ku untuk berbaring kembali dan ia memegang tangan ku, menatap ku dalam. SIAL!
"Aish, Hyung. Ia memang seperti itu! Aku tidak memasukkan dia dalam target kami karena tempramennya yang buruk dan juga ia adalah dongsaeng Minhyun hyung." MWO? Play boy tengik ini! Beraninya dia mengatakan itu. Tentu saja dia tidak akan berania Sebelum dia melangkah mendekat, aku akan mematahkan tulangnya!
"YAAK...APA KAU INGIN MATI!!!" Ancamku yang seketika mendudukkan diriku kembali hendak meraih kerah bajunya tetapi Daniel berusaha menghalangiku dengan memelukku.
"Apa yang kau lakukan? Kau harus beristirahat." Ya ampun! Aku benar-benar tak bisa berkata apapun! Hwang Minhyun aku ingin membunuhmu!!!
"Hyung, malang sekali nasibmu! Kalau aku tahu dari awal? Mungkin aku akan melarangmu untuk mendekatinya." Ia benar-benar ingin ku patahkan kakinya? PARK JIHOON! AKU AKAN MEMATAHKAN KAKIMU!!! Sebelum aku mengatakannya Daniel mendahuluiku.
"Ka, Ia perlu istirahat." Katanya dengan suara datarnya dan hebatnya Jihoon tak mengatakan apapun dan memilih pergi. Ia hanya melirik ku sekilas. Ahhh, aku harus mengatakannya pada Umji? Ia tidak boleh menyukai berandalan itu, tidak boleh!
Kini tinggal kami berdua dan ia melepaskan pelukannya sambil mendesah. Tiba-tiba aku merasakan aura misterius keluar dari tubuhnya dan memenuhi ruangan ini. Apa dia marah? Bukankah yang seharusnya yang marah itu aku? Lalu ia menatap ku dengan tatapan datarnya tetapi berbeda.
"Kau harus memperbaiki sikapmu, jika ingin sandiwara ini bertahan lebih lama." Yak! Apa ia berusaha mengancam ku? Bukankah seharusnya ia menasehati Jihoon?
"Wae? Wae? Kenapa kau menceramahiku? Seharusnya Jihoon dan teman-temannya lah yang harus kau peringatkan! Mereka selalu berulah dengan tim kami dan yang paling ku benci adalah ketika mereka mempermainkan hati para yeoja." Omel ku dan ku rasa aku sudah tidak bisa bersikap anggun lagi. Aku tidak akan mengikuti perintahnya. Tidak ada seorang pun yang bisa seenaknya untuk memerintahku! Tidak satu pun!
Dan ia menatapku dengan pandangan yang sama, sambil menghela nafas. Ku rasa ia sudah mulai menunjukkan tabiat aslinya. Mungkin? Ku rasa aku harus selalu memancingnya. Agar aku tahu seperti apa sifat aslinya yang terkesan tenang itu.
"Aku sudah mengatakan padamu untuk tetap diam dan menjaga sikap. Apa kau masih tidak mengerti juga dengan apa yang ku katakan?" Dan apa ini? Ekpresinya berubah menjadi sedikit menyeramkan? Kenapa ia sangat susah untuk di tebak? Terkadang ia terlihat begitu jahil? Terkadang dia terlihat begitu dingin? Dan sekarang ini apa? Mungkinkah ini ekspresi marah? Dia benar-benar namja yang menakutkan!
"Sudahlah, aku sangat lelah. Bisakah kau tinggalkan aku sekarang?" Aku tak ingin bertengkar dengannya sekarang! Fikiranku sangat kacau sampai aku tak bisa memikirkan bagaimana membalas perkataannya. Jadi aku memilih untuk mengakhiri ketegangan ini. Aku tidur memunggunginya dan aku mendengarkan langkah kakinya semakin menjauh. Dasar! Namja dingin itu sepertinya tak tahu bagaimana caranya berpamitan. Aku membalikkan badanku ketika ia sudah benar-benar pergi, aku masih tak mempercayai semua hal yang terjadi kepadaku hari ini. Rasanya ini seperti mimpi buruk disiang hari, aku tidak tahu semuanya sudah berakhir atau malah berlanjut?
Ceklek...
Suara pintu terbuka mengagetkanku tetapi aku berpura-pura memejamkan mataku. Apa namja itu kembali lagi? Ah, itu tidak mungkin? Lalu siapa sekarang yang berdiri dihadapanku?
"Aku tahu kau tidak sedang tidur?" Hoh! Bagus ia sudah datang! Aku akan benar-benar menghajarnya sekarang. Segera aku menggerakkan kakiku menendang cukup keras bagian vitalnya.
DUAK
BRUG
"Yeah! Aku berhasil! Wkwkwk." Tawa ku meledak dan aku melihatnya terduduk di kursi dengan memegangi bagian vitalnya.
"YAAK...YEOJA SINTING!!" Umpatnya dan aku memandangnya dengan tatapan menantang.
"Wae? Itu hukuman untukmu karena kau sudah membuat hari ku kacau dengan ide konyolmu itu!" Kataku dan aku lihat pandangannya sedikit melunak, ia pun mendesah.
"Aku tidak punya pilihan lain, sebagai Kapten tim, mereka adalah tanggung jawab ku. Mianhae." Bukankah dia terkenal pintar? Tetapi mencari sebuah solusi untuk masalah ini saja ia tidak bisa? Mengecewakan!
"Kau pikir semua akan kembali dengan permintaan maaf mu itu eoh? Apa kau tau? Aku benar-benar seperti lelucon baru di sekolah ini, bahkan mungkin sekarang mereka menjadikanku bahan gossip diantara mereka. Aish, kau benar-benar jahat!" Jerit ku dan aku tak tahu sejak kapan air mataku mengalir begitu saja, aku sangat kesal sekali. Ia datang dan memelukku.
"Maafkan oppa untuk hari ini dan seterusnya." Seterusnya? Apa yang ia maksud dengan seterusnya?
"Tunggu, apa yang kau maksud dengan seterusnya?" Aku melepaskan pelukannya dan menatapnya penuh tanya. Ini sungguh terdengar aneh?
"Katakan apa itu?" Desak ku ketika menatapnya dan cengiran khasnya itu menjawab semuanya bahwa ia menyembunyikan sesuatu dariku. Awas saja kau!
"Sepertinya aku lulus seleksi." MWO? Itu berarti dia akan sering meninggalkan sekolah dan itu berarti aku harus menghadapi sendiri lelucon konyol ini? Dia benar-benar ingin mati di tanganku?
"MWO? APA KAU INGIN MATI SEKARANG???" Teriakku dan ia dengan cepat menghindariku. Tidak, kali ini, tidak ada kata maaf untukmu!
"Kau ingin mati dengan cara apa? Tendangan seperti tadi? Pukulan atau lemparan jauh? Sekarang kau pilih yang mana?" Aku sudah bersiap-siap dengan melipat kedua lengan kemeja putihku.
"Yak! Kenapa kau seperti itu kepada Oppamu sendiri eoh? Kau harus menghargai ku seperti langit yang menjulang tinggi". Oh, ia benar-benar busuk!
"Apa kau sedang melawak sekarang eoh? Langit tetaplah langit! Tempatmu sekarang itu di neraka! Ka, pergi sana ke neraka!" Kataku yang kini meraih kerah bajunya dan siap untuk menjatuhkannya tetapi semuanya berhenti ketika aku melihat sosok Sowon Eonni, Jaehwan dan namja itu berdiri di ambang pintu menatap bengong kami. SIALAN Kenapa mereka harus datang disaat yang tidak tepat seperti ini?
"YAK! Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganmu!". Teriak Jaehwan oppa, namja ini lebih berisik dari Minhyun dan mereka berdua memiliki nada tinggi seperti penyihir! Bahkan sekarang ia memberikan isyarat untuk berhenti seolah berusaha memperingatkanku karena disini bukan hanya ada kami tetapi kedua orang asing. Mungkin Jaehwan oppa sudah sangat tahu seperti apa sikapku ketika aku marah tetapi kedua orang itu? Sepertinya mereka belum benar-benar tahu?
Baiklah, kali ini kau selamat tetapi tidak untuk kedua kalinya. Kataku dalam hati sambil menatap tajam Minhyun oppa dan ia terus mengeluarkan cengiran khasnya.
"Apa seperti ini ketika kalian bertengkar?". Tanya Sowon eonni dengan masih mempertahankan ekspresi keterkejutannya.
"Ya, seperti inilah kita." Jawab Minhyun oppa dengan santai. Dia memang selalu seperti itu, menyebalkan. Ku rasa kalau pun ada gempa, ia akan tetap berjalan dengan santai tanpa berlari dan ia 99% rengkarnasi dari Appa.
"Kau harus menjelaskan semuanya kepadaku dan Daniel-ah, bisakah kau mengantar Sinb pulang?" MWO? Aku tidak tahu apa sekarang adalah hari untuk menguji kesabaran ku? Kenapa semua orang begitu menyebalkan? Kenapa?
"Ne, kajja, aku akan mengantarkanmu pulang." Lihatlah, ia melakukan apa yang noonanya katakan. Bahkan ia kini merapikan buku-bukuku dan memasukkan kedalam tasku, tidak hanya itu saja ia memakaikan jas almamaterku juga. Itu sangat berbanding terbalik ketika kita hanya berdua saja, jangan katakan namja ini berkepribadian ganda? Ya Tuhan! Apa yang sebenarnya ku fikirkan? Aku benar-benar merasa konyol dan sekarang ia merangkul bahuku dan mendorongku untuk berjalan. Dia benar-benar ingin membunuh ku secara berlahan. Itu mengerikan!
Tidak ada hari yang lebih kacau kecuali hari ini. SIAL!
Sinb pov end
Daniel terus mendorong tubuh Sinb agar berjalan lebih cepat. Sesampainya di parkiran Daniel melepaskan rangkulannya dan menatap Sinb dengan tatapan tajamnya.
"Wae?" Tanya Sinb yang merasa risih di tatap seperti itu oleh Daniel.
"Apa kau seorang yeoja?" Pertanyaan aneh muncul dari mulut Daniel yang kini membungkuk dan mencondongkan badannya mendekati Sinb membuat yeoja itu harus mundur beberapa langkah.
"Apa maksudmu?" Tanya Sinb yang tak mengerti dengan pertanyaan aneh Daniel.
"Dan, apakah kau benar-benar saudara Minhyun hyung?" Tetapi sepertinya Daniel lebih tertarik untuk melanjutkan pertanyaannya ketimbang menjawab pertanyaan Sinb. Ia sangat penasaran dengan yeoja yang ada dihadapannya ini.
Daniel pov
Aku masih menatap yeoja aneh ini dan entah kebetulan atau tidak, seharian ini hampir ku habiskan waktu ku untuk menemaninya. Dan yang tak ku mengerti adalah kenapa aku begitu penasaran dengannya? Pertama kami pertemu dalam kecelakaan memalukan itu. Lalu kami bertemu di lapangan karena perkelahian itu sampai ketika kami harus berpura-pura menjadi sepasang kekasih. Ini benar-benar aneh! Benar-benar bukan seperti diriku.
Biasanya aku tidak suka mencampuri urusan orang lain, aku menyetujui ide konyol itu hanya karena tanggung jawab ku sebagai kapten tim dan Minhyu sunbae yang sangat ku hormati. Aku pikir semua akan menjadi mudah tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu? Semenjak bertemu noona tadi? Pandangannya berbeda kepadaku. Aish, aku yakin ia sudah menyiapkan banyak pertanyaan untuk mengintrogasiku dan yeoja ini ternyata sangat sulit untuk ku kendalikan. Ia benar-benar memiliki kepribadian berbeda dari Minhyun hyung, tabiatnya benar-benar buruk. Aku tak yakin sandiwara ini akan berjalan lama jiks ia terus bersikap seenaknya seperti ini.
"Tentu saja! Kau pikir aku anak pungut?" Ia selalu meninggikan suaranya ketika berbicara dengan ku. Temperamen buruknya itu sebenarnya ia dapat dari siapa? Minhyun Hyung sangat baik dan paman Hwang juga.
"Mungkin saja, kau itu benar-benar seperti mawar dengan banyak duri." Kataku yang bingung mengespresikan seperti apa dia sebenarnya. Ketika kita melihatnya dia seperti yeoja normal pada umumnya tetapi jika kau mengganggunya ia akan bertindak seperti singa betina yang tidak segan-segan untuk memakanmu, ku pikir dia seperti itu. Aku selalu merasa kehilangan kata-kata ketika bersama yeoja ini. Biasanya aku selalu menang ketika melawan siapapun tetapi yeoja ini? Aku selalu merasa kewalahan tetapi aku terus berusaha membuatnya tetap tenang.
"YAK! Kenapa kau selalu mengkritik ku eoh?" Protesnya dan aku selalu merasa pusing ketika mendengarkan nada suaranya yang tinggi.
"Apa kau tidak bisa mengecilkan suaramu? Sebenarnya selama ini kau tinggal dimana? Dihutan? Sampai kau harus terus berbicara dengan nada tinggi hah?" Aku biasanya tak mudah marah tapi yeoja ini benar-benar membuatku marah.
"YAK! Apa kau tidak tahu? Aku sedang sangat marah sekarang! Jadi jangan terus memprovokasiku dengan pertanyaan konyolmu itu!" Katanya yang melepaskan rangkulanku dan berjalan terlebih dahulu. Ia benar-benar yeoja menyebalkan dan langka yang baru ku temui. Hwang Sinb! Aku benar-benar tak mengerti dirimu!
"Hwang Sinb! Kau mau kemana?" Tanyaku yang berusaha untuk mengejarnya.
"Tentu saja pulang, aku akan pulang sendiri!" Yeoja itu, bagaimana bisa ia berbuat semaunya?
"Andwae! Aku akan mengantarmu! Apa kau lupa dengan mereka yang masih terus mengawasi kita?" Kataku yang kini telah menghadangnya dengan menelentangkan kedua tanganku dihadapannya. Ia terdiam dan tatapan kita saling bertemu. Ia terlihat manis ketika diam seperti ini tetapi ketika kata-kata kasarnya itu keluar? Membuat kepala ku pusing, aku benci yeoja berisik dan yang selalu mengikuti kemana pun aku pergi. Selama ini aku sering kali di kelilingi dengan yeoja seperti itu, aku bukan lah seorang idol k-pop tetapi kenapa mereka terus mengikutiku? Seperti seorang sesaeng fans saja. Tetapi yeoja ini? Sangat berbeda! Sepertinya ia tidak tertarik dengan ku sama sekali, aku merasa lebih tenang dengan fakta ini tapi aku juga harus lebih bersabar dalam menghadapinya.
Aku terkejut ketika ia tiba-tiba berjalan kepadaku dan memelukku. Aku bisa tahu pasti ada sesuatu? Dan benar saja ketika aku mendengarkan suara seseorang dari arah belakang.
"Wae?"Bisikku kepadanya.
"Woojin! Ahh, aku benar-benar benci padanya." Aku sedikit tersenyum mendengarkan omelannya. Ku pikir ada banyak orang yang ia benci di sekolahan ini.
"YAK! Menyingkirlah sekarang dari pandanganku, ka!" Usirnya yang kini sudah berada dihadapan kami dengan melipat kedua tangannya didada. Benar saja Sinb membencinya? Dia benar-benar menyebalkan.
"Wae? Apa kau iri? Aish, namja malang, apa kau ingin aku mencarikan kekasih untukmu?" Ya Tuhan! Yeoja ini sedikit kasar, aku tidak percaya kalau mereka rekan satu tim?
"Ani, hanya saja aku tidak suka melihatmu melakukannya di depan umum seperti ini. Kau harus menjaga nama baik tim sepak bola. Bagaimana kalau ada seseorang yang berfikir macam-macam? Kau masih bagian tim sepak bola!" Namja ini benar-benar mengeluarkan petuahnya dan aku tidak suka dengan arogansinya. Dan aku melihat Sinb melangkah mendekatinya. Apa yang akan yeoja ini lakukan?
"Tenanglah, kau tak perlu khawatir tentang itu." Katanya dengan lembut dan aku melihatnya menepuk kedua bahu namja itu sambil tersenyum manis kepadanya lalu...
BRUG
MWO? Ia menjegal kakinya? Aku masih tidak percaya yeoja ini berani melakukannya? Ani, ia bisa melakukannya? Hwang Sinb, sebenarnya kau yeoja seperti apa?
"YAK!Yeoja gila!" Umpatnya
"Woojin, kau tetap payah!" Cibirnya dan aku benar-benar tak dapat menahan untuk tidak tertawa melihatnya. Aku jadi teringat dengan perkataan Jihoon, wajar jika ia tak menjadikan gadis ini sebagai targetnya. Melihat tabiat buruknya itu tentu membuat Jihoon tidak suka dan aku cukup bersyukur kalau dia tidak pernah berurusan dengan Jihoo karena aku sangat tahu seperti liarnya seorang Park Jihoon?
"Dengarkan aku baik-baik, kalau kau sekali lagi berani berkomentar tentang hubungan kami? Tamatlah riwayatmu!!" Hahaha, ia benar-benar mengancamnya dan aku teringat dengan ancamannya kepada Minhyun hyung saat di ruang UKS tadi. Ia boleh saja mengancam semua orang tetapi tidak denganku, aku akan menemukan sebuah cara untuk membuatnya tunduk kepadaku!
"Sinb-ah, kajja!" Aku merangkulnya kembali dan membawanya pergi dari gedung sekolah. Aku tak ingin ia terus marah seperti itu kepada semua orang. Ia sudah menghabiskan banyak energinya semenjak tadi dan aku melihat kondisinya tidak terlalu baik. Ahh, apa ini? Apa aku mengkhawatirkannya?
15 menit kemudian
Saat ini kami berada didalam mobilku dan terjadi kecanggungan begitu besar disini. Aku terus melirik kearahnya untuk memastikan bahwa ia akan baik-baik saja.
"Wae?" Tanyanya ketika ia menangkap basah ketika aku memandangnya.
"Apa kau sudah lama berada disekolah ini?". Pertanyaan ini adalah hal yang ingin selalu ku tanyakan kepadanya, karena aku tidak pernah melihatnya atau mungkin aku memang yang tidak begitu tahu? Aku sibuk dengan kegiatan ku di luar sekolah. Aku adalah salah satu anggota tim basket nasional junior dan ketika turnamen basket tiba, aku akan mulai sibuk di luar sekolah.
"Ani, baru 6 bulan ini." Pantas aku tak pernah melihatnya.
"Sebelum itu, kau sekolah dimana?" Tanyaku lagi
"Sekolah khusus perempuan." Dan dia tak menjelaskan apapun lagi, ku rasa ia berusaha menyimpan sesuatu? Tapi apa? Ku rasa aku bisa bertanya yang satu ini dari Jaehwan hyung mungkin dia akan memberitahuku.
-Tbc-
Jangan lupa Vote sebanyak-banyaknya 😂😂😂
Komennya juga 😁😁😁
Yang belum Follow...Segera Follow ya 😊😊😊
Sekian terima Cogan squard Daniel, Ong, Minhyun, Jihoon, Jinyoung 😂😂😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top