Chapter 13
Motor sport Daniel tersangkut pembatas jalan dan tubuhnya terpental jauh, melayang.
Ia masih membuka matanya, saat tubuh itu melayang kebawah. Merasakan perasaan takut dan sedih dalam bersamaan. Inikah akhir untuknya? Wae? Kenapa begitu cepat? Ia masih terlalu remaja untuk pergi.
"Jung Yerin..." Lirihnya saat sebelum badannya menerubuk air sungai.
BYUUURRRR
Tubuh Daniel terus turun sampai kedasar sungai, matanya masih belum terpejam. Mengingat setiap jengkal ingatannya bersama Sinb dan suara itu, suara Sinb yang memanggilnya.
"Daniel andwae!"
Suara itu membuat Daniel segera tersadar dan berusaha untuk menggerakkan tubuhnya, berenang ke permukaan atas sungai.
---***---
Sinb sudah bersiap untuk tidur saat Minhyun menerobos masuk kamarnya.
Brak
"MBI..." Hampir saja jantung Sinb akan copot.
"YAK! APA KAU INGIN MATI!" Makinya kepada oppanya yang terkadang suka sekali mengisenginya ini. Namun Minhyun tak bergeming, terlihat shock dengan pandangan kosongnya.
"Daniel...." Minhyun menelan ludahnya, merasa lebih tegang dan ekspresi ketidaktegaan itu nampak jelas.
"Wae? Kenapa Daniel?" Sinb merasa ada yang tidak beres tapi apa? Minhyun menghela nafas dan detik berikutnya ia berusaha mengatakannya.
"Daniel kecelakaan, motornya membentur pembatas dan Daniel jatuh ke sungai Han."
"MWO? Kau serius?" Sinb mulai terlihat panik dan Minhyun mengangguk.
"Da-dari mana kau tau?" Tanya Sinb terbata.
"Sowon menelepon ku." Tubuh Sinb lemas seketika. Ia tidak menyangka bahwa hal seperti ini akan terjadi kepada kekasihnya itu.
"A-aku ingin melihatnya." Masih dengan ketakutan, membayangkan hal mengerikan terjadi pada Daniel membuat Sinb tak tau harus bagaimana?
Minhyun diam, untuk yang satu ini ia tidak sanggup untuk mengatakannya sampai sosok Appanya juga ikut masuk kedalam.
"Kau harus kuatkan dirimu. Sepertinya Daniel belum ditemukan." Terang Tn. Hwang yang seketika air mata Sinb turun begitu saja, ia menangis dan Tn. Hwang memeluknya.
"A-apa aku ingin mencarinya." Isak Sinb dalam dekapan Appanya.
"Ini sudah sangat malam..." Tn. Kang juga mengkhawatirkan putrinya.
"Biarkan aku saja yang mencarinya." Usul Minhyun tapi Sinb menggeleng.
"Ani! Aku akan ikut oppa untuk mencarinya! Tolong jangan meralangku." Mohon Sinb dengan wajah kacaunya membuat Tn. Hwang mendesah.
"Baiklah, kita pergi bersama!" Putus Tn. Hwang.
Selama perjalanan, Sinb terus menangis mengkhawatirkan Daniel.
"Appa...Tidak bisakah lebih cepat? Dia pasti kedinginan." Sudah berapa kali Sinb mengatakan hal itu. Membuat Tn. Hwang dan Minhyun tak tega karena Sowon menghubunginya beberapa lalu dan mengatakan bahwa Daniel masih belum ditemukan.
Setelah sampai di lokasi, mereka melihat puluhan polisi sedang melakukan pencarian. Sowon terlihat disana, Sinb dan Minhyun menghampirinya.
"Eonni..." Pekik Sinb yang kini memeluk Sowon, mulai menangis tersedu. Bahkan paras cantik Sowon pudar, tergantikan dengan raut kekhawatiran dan sedihnya.
"Ottokae?" Tanya Sinb dan Sowon menggeleng dengan air matanya yang terus mengalir. Minhyun menghapusnya dengan tangannya, ia tak tau harus bagaimana lagi untuk menenangkan kedua gadis dihadapannya ini sampai terlintas dalam benaknya dua sosok itu.
"Aku akan menghubungi Jaehwan dan Jihoon." Kata Minhyun membuat Sowon mengangguk sementara Sinb masih berada dalam pelukan Sowon.
"Sowon, pulanglah bersama eommamu yang pingsan. Biarkan Appa dan Seulgi berada disini. Eommamu butuh perawatan." Sosok pria jangkung yang wajahnya terlihat begitu kusut menghampiri Sowon dan Sinb, ia sedikit memicingkan matanya saat melihat sosok lain disebelah Sowon. Disusul dengan seorang wanita yanh berada di sebelah pria itu, terlihat anggun dan cantik tapi juga mungil seperti Sinb.
"Dia kekasih Daniel, Appa...Seulgi eonni" Kata Sowon untuk menjawab semua rasa penasaran Appa dan Eonninya. Pria itu seketika menghela nafas dan Sinb melepaskan pelukannya pada Sowon dan membungkuk pada Tn. Kang.
"Maafkan aku paman...Eonni...Kalau saja dia tak mengantarkan ku...Mungkin hal ini tidak terjadi kepadanya." Sungguh Sinb sangat merasa bersalah.
Diluar dugaan, pria paruh bayah itu menepuk kedua pundak Sinb.
"Dia akan baik-baik saja. Daniel kami adalah pria yang kuat, dia tak akan seceroboh ini." Kata Tn. Kang yang entah berusaha untuk menyemangati dirinya atau Sinb sementara Sowon dan Seulgi mendesah.
"Kau juga harus pulang, ini sudah sangat malam." Saran Seulgi dan Sinb mengeleng cepat.
"Dia tidak akan mau pulang, dia sangat keras kepala noona." Minhyun hadir diantara mereka.
"Minhyun..." Tn. Kang cukup mengenal Minhyun yang merupakan teman Sowon sekaligus Daniel.
"Paman, aku akan menemanimu dan biarkan dongsaeng ku yang keras kepala ini juga." Kata Minhyun yang membuat Tn. Kang kini memandangi sosok Sinb dan Minhyun bergantian.
"Kalian...." Pertanyaan Tn. Kang mengambang.
"Kami bersaudara." Jawab Minhyun dan Tn. Kang mulai mengangguk paham.
"Bolehkah kami turun paman?" Tanya Jaehwan dan Jihoon sudah berada disampingnya.
"Kita turun bersama. Sowon kau pulang dan Seulgi tetaplah disini!" Kata Tn. Hwang dan mereka mengangguk paham.
Mereka turun dan menyisir daerah di sekitar sungai Han dengan menggunakan boat. Menjalankannya cukup pelan, sama seperti para petugas polisi yang lainnya.
"Paman!" Panggil Sinb yang duduk dibelakang sendiri, membuat pria yang disamping pengemudi itu menoleh.
"Ada apa nak?" Tanyanya, menatap Sinb dengan bingung.
"Kenapa kita tidak kesebelah sana saja?" Sarannya, jari telunjuk kanannya menunjuk semak blukar dengan pemandangan pohon yang lebat di belakangnya. Cukup mengerikan jika dipandang saat malam seperti ini, apa lagi tak ada benda yang menerangi bahkan rembulan tak sedang ingin muncul malam ini.
"Kau yakin akan kesana?" Tanya Minhyun dan Sinb mengangguk tanpa ragu.
"Kenapa kau begitu yakin?" Tanya Jihoon.
Sinb terdiam. Insting? Haruskan ia mengatakan karena hal itu?
"Aku tidak tau, tapi fokus ku selalu mengarah kesana." Akui Sinb dengan jujur.
"Baiklah, kita akan mencoba kesana." Putus Tn. Kang dan boat pun mengarah pada semak blukar dan pepohonan yang rapat tersebut.
Boat itu menepi dan mereka pun turun satu persatu, Minhyun membantu Sinb untuk turun dan memegang tangan dongsaengnya itu dengan erat. Menyusuri semak blukar dengan penerangan minim dari handphone mereka.
Tanahnya sedikit lembek, hampir mirip seperti kubangan yang ditumbuhi beberapa semak.
"Aww..." Keluh Jaehwan saat tak sengaja kakinya menembus tanah liat.
"Berhati-hatilah!" Tn. Kang berusaha membantu.
"Lihat jalan mu!" Sebelum terjadi, Minhyun memperingatkan dongsaengnya ini.
Selama hampir satu jam, mereka mengelilingi semak blukar tapi tak menemukan petunjuk satu pun.
"Haruskan kita kesana?" Tanya Jaehwan memandang pepohonan yang menjulang rapat itu dengan ragu.
"Tidak ada pilihan lain, ayo Jihoon." Minhyun menggandeng tangan Sinb dan Jihoon sementara Jaehwan bersama Tn. Kang.
Mereka berjalan pelan dan saling menjaga satu sama lain, agar tidak ada yang tertinggal atau sesuatu bahaya menimpa mereka.
AUUU
Longlongan seekor serigala membuat Sinb mengeratkan rangkulan tangannya pada lengan Minhyun.
"Hanya suara serigala biasa." Bisik Minhyun berusaha menenangkan dongsaengnya ini.
AUUU
AUUU
AUUU
BLASH
Mereka cukup tercengang saat melihat dua serigala berdiri dihadapan mereka, mencoba untuk mendekat.
Tn. Kang terlihat waspada. "Mundur anak-anak!" Intruksi dari Tn. Kang.
Grrr
Grrr
Grrr
Serigala itu menggeram beberapa kali, membuat Sinb tambah ketakutan, bersembunyi di balik badan Minhyun. Jihoon sudah siap dengan rantingnga, Jaehwan yang berlindung seperti seorang yeoja dibelakang Tn. Kang.
"Boongi...Boongu...Kalian tidak boleh menyerang sembarangan orang." Celetuk seseorang yang muncul dari balik semak. Seseorang dengan pakaian hanbok yang seketika membuatnya semua tercengang.
"Apa dia hantu?" Tanya Jaehwan. "Jangan katakan dia berasal dari dinasti joseon?" Lagi, Jaehwan dengan hayalan konyolnya itu membuat Jihoon memutar bola matanya.
"Ayolah hyung! Jangan berpikir konyol!" Protes Jihoon.
"Berhentilah berdebat!" Pinta Minhyun membuat semuanya bungkam.
"Siapa anda?" Tanya Tn. Kang yang berusaha untuk sesopan mungkin.
Sosok pria itu membungkuk sopan. "Maafkan kedua peliharaan ku ini tuan, aku Cha Jin Gi pemilik tempat ini dan mereka memang ku tugaskan untuk menjaga tempat ini dari pemburu liar." Terangnya yang membuat mereka semua lega, mengendurkan sedikit kewaspadaannya.
"Kami juga minta maaf telah masuk tempat ini tanpa izin darimu, sebenarnya kami hanya ingin mencari putra ku yang tenggelam di sungai beberapa jam yang lalu." Kata Tn. Kang yang terlihat nampak sedih.
"Apakah dia seseorang yang bernama Daniel?" Tanya Tn. Cha membuat mata semua orang melebar.
"Ya, bagaimana anda bisa tau?" Kali ini Jaehwan yang mendahului mereka untuk berbicara.
"Kami menyelematkannya dan mengenalinya dengan nama yang menempel pada seragam sekolahnya." Terang Tn. Cha membuat Tn. Kang sekarang berjalan mendekatinya dan menjabat tangannya seolah berusaha mengucapkan rasa terima kasih yang begitu teramat.
"Khamshamida tuan sudah menyelamatkan putra ku. Bisakah kami menemuinya sekarang?" Tanyanya dan Tn. Cha mengangguk.
"Mari ikuti aku!" Pintanya dan tanpa banyak kata lagi mereka mengikutinya.
Mereka berjalan masuk terlalu jauh, melepati deretan pohon yang menjulang tinggi, seolah hendak membentur langit. Tn. Cha hanya membawa sebuah lampion untuk penerang dan mereka membantunya dengan senter yang ada di handphone mereka masing-masing.
Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai kesebuah rumah gaya kuno yanh disebuh hanok dengan seluruh bangunan berbahan kayu.
"Mari masuk!" Tn. Cha mempersilahkan mereka masuk.
"Aboji sudah pulang!" Jerit seseorang yang kini berlarian dari dalam rumah yang cukup besar ini, bahkan setiap perabotannya kebanyakan dari kayu.
Gadis memakai hanbok dengan dua kepangan itu, memandang penasaran manusia-manusia asing ini.
"Eun Sang, beri hormat kepada mereka." Perintah Tn. Cha. Tanpa banyak bicara, gadis itu langsung membungkuk.
"Mereka adalah orang yang mengenal Daniel." Terang Tn. Cha saat merasakan kebingungan putrinya ini. Matanya berbinar kemudian terlihat senyum bahagia itu.
"Jadi kalian kenal si tampan?" Tanyanya excited.
"Aku adalah Appanya." Jawab Tn. Kang membuat Eun Sang segera mendekatinya.
"Ayo Aboji, aku akan menunjukkannya padamu si tampan!" Eun Sang menggeret tangan Tn. Kang ke dalam rumahnya, Jihoon terlihat gemas melihat gadis unik itu sementara Jaehwan dan Minhyun saling melirik Sinb saat gadis itu menunjukkan aura suramnya.
Percayalah, gadis ini sedang cemburu.
Tn. Kang menemukan Daniel yang tertidur pulas dengan ekspresi damainya di atas sebuah kasur tipis yang terletak di lantai.
"Niel..." Panggil Tn. Kang, membelai rambut hitam putranya ini.
"Ia baru saja tidur, tenanglah Tuan tidak ada luka yang mengkhawatirkan. Hanya beberapa memar di lengan dan punggungnya." Terang Tn. Cha.
Jihoon menyusul kemudian, dilanjut Jaehwan, Minhyun dan Sinb. Gadis ini terkejut saat melihat wajah pucat Daniel, segera ia mendekat duduk disebelah Daniel, berusaha memegang tangannya dan Sinb merasakan dingin tangan Daniel.
"Niel..." Panggil Sinb lirih, air matanya menggenang bersiap akan turun kalau Daniel tak membalas genggaman tangannya.
Berlahan dengan lamban Daniel membuka matanya dan mendapati beberapa orang yang ia kenal berada disini. Setelahnya, ia kembali memandang Sinb, melihat wajah kekhawatiran itu dengan senyum.
"Kenapa kau lama?" Lirihnya pada Sinb. Gadis itu yang tak mengerti dengan ucapan Daniel, hanya diam memandangnya bingung.
"Jadi kau? Gadis yang terus ia sebut? Hwang Sinb, itukah namamu?" Acung Eun Sang pada Sinb.
"Ye, wae? Apa kau terus meningatku?" Tanya Sinb pada Daniel, ia hanya mengangguk dan tersenyum, memegang erat tangan Sinb.
"Aish, Aboji...Aku tidak suka gadis ini ada disini! Si Tampan hanya milikku!" Kesal Eun Sang, menatap tajam Sinb dan Sinb pun tak kalah kesal, memandangnya dan Daniel memberikan isyarat Sinb agar menahan kesalnya.
"Kau tidak boleh seperti itu, ayo ikut aboji untuk menyiapkan teh." Tn. Cha menarik tangan putrinya untuk segera menyingkir.
Kini hanya tinggal mereka berlima beserta Daniel yang masih terbaring.
"Apa yang terjadi? Daerah itu cukup sepi bukan?" Tanya Minhyun dan Daniel mengangguk.
"Ini bukan pertama kalinya kau memakai motor itu hyung." Kata Jihoon.
"Iya, aku sudah sering kali memakainya." Jawab Daniel.
"Kau tak melanggar rambu lalu lintas kan?" Jaewan yang terkadang memiliki pikiran aneh.
"Tidak, aku tidak melanggarnya." Bantah Daniel.
"Lalu apa? Tidak biasanya kau menjadi ceroboh seperti ini?" Kali ini Tn. Kang bersuara.
Daniel menghela nafas, ia memandangi Sinb dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan.
"Sepertinya aku sedikit melamun." Jawab Daniel yang membuat semuanya cukup tercengang. Tidak biasanya Daniel seceroboh itu dan ini cukup aneh.
"Baiklah, Niel kau kuat untuk pulang sekarang?" Tanya Tn. Kang.
"Andwae! Si tampan tidak boleh pulang sekarang. Aboji, halangi mereka untuk membawa si tampan!" Eun Sang mulai histeris, bergelayutan ditangan Abojinya.
"Kau tidak boleh seperti itu? Daniel akan kembali kepada keluarganya." Kata Tn. Cha mencoba memperingatkan putrinya yang manja ini.
"Aku tidak akan pulang sekarang tapi besok." Kata Daniel yang terlihat tak tega melihat Eun Sang seperti itu membuat Sinb jelas kesal.
"Appa, kalian pulang saja. Besok jemput aku." Pinta Daniel.
"Biarkan aku disini menemanimu." Kali ini Sinb memohon dan jawaban dari Daniel adalah gelengan kepala.
"Jangan, kau pulang saja. Kalian juga, besok Appa menjemputku. Aku masih belum terlalu kuat untuk berjalan jauh." Kata Daniel membuat mereka menganggum tapi tidak dengan Sinb yang sudah sangat kecewa dengan perubahan Daniel.
Kenapa Daniel tak mau ia temani? Kenapa ia lebih mementingkan menjaga perasaan gadis ini dari pada dirinya? Kenapa Niel?
"Baiklah, besok Appa akan kembali dengan boat yang lebih besar. Tuan tolong jaga putraku, besok kami akan kembali." Kata Tn. Kang.
"Kami pergi, jaga dirimu baik-baik." Kata Minhyun.
"Kalian juga." Balas Daniel kepada semuanya, kemudian ia memejamkan matanya kembali. Sinb diam, memandangi Daniel yang tertidur kembali dengan hati bergemuruh.
---***---
Pagi ini, Sinb sudah berada di meja makan dengan wajah suramnya. Minhyun dan Tn. Hwang melihatnya.
"Seharusnya kau senang Daniel tidak apa-apa kan? Sekarang apa lagi yang kau khawatirkan?" Tanya Minhyun.
"Tidak ada!" Jawab Sinb singkat.
"Aku pergi dulu." Gadis itu tak manghabiskan sarapannya, memilih untuk segera bangkit melenggang pergi.
Saat keluar dari rumahnya, ia melihat sebuah mobil sedan hitam dan nampak siapa pemiliknya saat kaca pada pintu mobil itu diturunkan.
Jung Yerin!
"Masuk! Ayo kita bicara!" Ini bukan keinginan tapi sebuah perintah.
Sinb diam, menghela nafas dan berakhir mengabaikannya. Sepertinya Yerin tak menyerah, ia menyuruh supirnya untuk mengikuti pelan langkah kaki Sinb membuat gadis itu lama-kelamaan tak tahan.
"Apa yang kau mau?" Bentak Sinb yang kini menatap Yerin malas.
"Masuk! Dan kau akan tau semuanya!" Kata Yerin dengan senyum menipu itu.
Akhirnya dengan terpaksa, Sinb masuk kedalam mobil Yerin. Duduk berdampingan dengan suasana tegang karena Sinb cukup tau sesuatu tentang gadis disampingnya ini.
Pasti, ia merencanakan sesuatu!
"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Sinb dan kali ini Yerin menunjukkan seringaiannya.
"Kang Daniel, apakah ia selamat?"
Deg
Tubuh Sinb seketika menghadap Yerin, memandangnya tak percaya.
"Ka-kau-kah itu?" Duga Sinb yang sudah sangat tau bagaimana seorang Jung Yerin.
"Oh, aku sedikit memiringkan mobil ku dan BUM, ia terjatuh haha...Kau tidak tau, betapa lucunya itu? Sangat lucu, sampai aku tak bisa berhenti tertawa hahaha..." Kata Yerin membuat Sinb bungkam dan berkaca-kaca.
"Kau gila!" Lirih Sinb dan Yerin menghentikan tawanya, menatap sinis sosok Sinb.
"Wae? Bukannya semua orang cukup tau, siapa yang gila disini? KAU! Kau selalu terobsesi kepadaku, dengan semua milikku!" Kesal Yerin dengan ekspresi cukup dingin.
"Tapi kenapa harus Daniel?" Sinb sudah bosan dengan anggapan Yerin yang selalu berfikir bahwa dirinya terobsesi kepadanya tapi realitanya malah sebaliknya.
"Karena ia terus mengalangiku untuk menghukummu dan terakhir dia malah mencelakai Ong. Kau tau, aku akan melakukan apapun, pada siapapun yang berusaha untuk melindungimu." Ungkap Yerin sembari tersenyum sinis membuat Sinb tak tahan lagi.
"TURUNKAN AKU DISINI!" Jeritnya histeris, ia tak suka dengan Yerin yang selalu mengganggunya bahkan membahayakan orang-orang disekitarnya.
"Tenangkan dirimu! Semua ini akan berhenti jika kau tak melibatkan mereka dalam urusan kita." Yerin seolah memberikan Sinb saran dan terlihat sekali Sinb menahan segala bentuk ketakutannya.
"Berhenti!" Yerin menuruh sopirnya untuk berhenti dan membiarkan Sinb turun.
"Ingat dengan baik, kata-kataku!" Katanya lagi dan sedan hitam itu mulai melaju, meningalkan Sinb sendiri dengan kekacauan.
Sinb pov
Aku tidak tau kata yang tepat untuk gadis itu? Bagaimana bisa ia mencoba membunuh Daniel? Wae? Kenapa ia semakin parah? Bagaimana kalau ia benar-benar membunuh seseorang? Bisa saja nanti ia akan mencelakai Appa, Minhyun dan yang lain.
ANDWAE! DIA TIDAK BOLEH MELAKUKANNYA!
Tunggu! Apa mungkin Daniel mengetahuinya? Karena itu ia takut? Karena itu dia menjauhiku?
Tidak! Aku sudah membuat semua orang dalam bahaya karena disekitar ku.
Seharusnya, aku tak seperti ini.
Seharusnya, aku biaskan saja diriku terkurung.
Dengan seperti itu, tidak akan ada yang terluka.
Dan kemarahan Yerin akan mereda.
Karena percuma saja aku melawan. Tidak akan ada yang mempercayainya.
Hanya satu yang perlu di korbankan yaitu diriku sendiri.
Sinb pov end
Sinb tak lagi punya niatan untuk pergi kesekolah, ia berjalan terus dengan pandangan kosong dan pemikiran kalutnya.
-Tbc-
Hi...Adakah yang merindukan FF ini?
Aku berharap ada 😂
Pengen cepet nyelesain dari tadi tapi hambatannya ada aja 😳
Aku lelah sendiri kesana-kemari 😂
Tapi karena sudah keras kepala untuk menyelesaikannya 1 chapter untuk cerita ini, akhirnya jadilah!
Semoga kalian suka ya 😁😁😁
Vote × Komen
T H A N K S
🙏🙏🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top