Chapter 12

🎶Playlist🎶

Pentagon - Off-Road
.
.
.

Setelah tawuran itu berakhir, Daniel membonceng Sinb dengan motor sport warna hitam membuat gadis itu sedikit penasaran.

"Ini motor siapa?" Tanya Sinb membuat Daniel tersenyum.

"Milik Appa, aku meminjamnya tadi pagi." Ungkapnya membuat Sinb mengirutkan keningnya.

"Mwo? Appamu menggunakan motor ini? Apa dia ikut club motor?" Pertanyaan yang cukup lucu keluar dari mulut Sinb membuat Daniel gemas.

"Ani, ia hanya suka mengoleksinya atau sesekali ingin keluar dengan teman-temannya dengan menggunakan motor ini." Terang Daniel membuat Sinb mengangguk mulai mengerti.

Pada akhirnya mereka pergi dari gudang pabrik dan Daniel mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

"Jangan lakukan itu lagi." Ucap Sinb yang kini memeluk Daniel dengan erat, Daniel yang menyetir motor hanya mampu melirik kekasihnya itu dari kaca spion.

"Hm..." Jawabnya.

"Aku tidak tau kapan Ong akan berhenti marah padaku. Jadi ku mohon jaga emosimu, ia bukanlah seseorang yang picik seperti Yerin." Sinb masih terus berusaha memberikan pengertian kepada Daniel.

"Wae? Kenapa kau terus membelanya?" Tanya Daniel yang sedikit tidak terima dengan pembelaan Sinb terhadap Ong.

"Kami kenal cukup lama dan ia lah orang yang mengetahui apa yang ku alami tetapi tak menjauhiku." Terang Sinb membuat Daniel mendesah.

"Jika aku datang lebih awal, mungkin aku akan melakukan hal yang sama sepertinya." Ungkap Daniel.

"Aku tau. Jebal, jangan cemburu dengan sikap ku kepada Ong. Kami hanya bersahabat, ada banyak kenangan dan kebaikan yang telah ia berikan kepadaku, itu tidak mungkin ku hapus begitu saja." Akui Sinb.

"Baiklah, aku akan menuruti perkataanmu tapi jika ia sampai membuatmu pingsan lagi. Aku benar-benar akan menghancurkannya dan kau tak boleh menghalangiku!" Kesal Daniel membuat Sinb terdiam tak mampu menjawabnya karena Sinb cukup tau bagaimana seorang Daniel. Ia tak suka melihat dirinya disakiti orang lain, mungkin jika Minhyun tau yang sebenarnya. Oppanya itu pasti akan melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan Daniel.

Tanpa terasa motor Daniel sudah memasuki halaman rumah Sinb yang terkesan mungil itu, disana mereka melihat sebuah mobil yang pernah Sinb lihat.

"Wae? Kau tau mobil siapa ini?" Tanya Daniel.

"Hoh, sepertinya ini mobil eomma." Kata Sinb yang segera berjalan kedalam di ikuti dengan Daniel.

"Jadi kau akan tetap mengambilnya?" Tanya Tn. Hwang memandang sosok Jessica dan suaminya Tn. Jung sementara Minhyun duduk disamping Appanya menatap mereka tak suka.

"Secara hukum, istri saya berhak untuk membesarkan putrinya Sinb." Kata Tn. Jung tegas.

Sinb yang baru saja datang, memandang eomma dan appa tirinya dengan pandangan yang sama, ketidak sukaan.

"Aku akan tinggal bersama Appa!" Tegas Sinb yang kini duduk disamping Appanya. Daniel berada di ambang pintu mengamati.

"Itu bukan keputusan yang bisa kau ambil begitu saja. Semua sudah diputuskan oleh pengadilan, eomma lah yang berhak untuk mengasuhmu." Kukuh Jessica membuat Sinb memutar bola matanya.

"Kami tidak akan pernah menyerahkannya pada eomma!" Kesal Minhyun.

"Dengar itu bukan..."

"Bukan apa? Sebenarnya apa yang eomma ingin raih? Kalau pada akhirnya setelah ini kau hanya akan mengurungku? Menganggap ku gila atau paling buruknya, eomma akan memasukkan ku ke rumah sakit jiwa? Apa itu rencana kalian?" Tanya Sinb yang sudah berkaca-kaca.

"Tidak seperti itu nak." Sangkal Tn. Jung.

"Kami hanya ingin menyembuhkanmu." Sahut Jessica.

"Aku baik-baik saja, seharusnya Yerin lah yang perlu kalian beri psikeater." Ungkap Sinb.

"Sinb, apa yang kau katakan?" Jessica membentaknya.

"Jangan bentak putriku." Kesal Tn. Hwang.

"Kenapa kau selalu melimpahkan semuanya kepada Yerin?" Tanya Tn. Jung merasa kecewa dengan sikap Sinb yang selalu seperti ini, tanpa mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

"Sudah cukup, apa selama ini yang kalian lakukan kepadanya? Memojokkannya? Tanpa memberikan ia kesempatan untuk menjelaskannya? Atau berusaha untuk membuktikan perkataannya? Apa selama ini aku pernah melakukan seperti itu kepada anak-anak?" Tanya Tn. Hwang pada Jessica.

"Kau benar-benar tidak pernah tau dan tidak mau tau bagaimana cara mendidik mereka kan? Kau pikir mereka adalah boneka yang bisa kau atur sesuka hatimu? Mereka memiliki perasaan dan rasa sakit, jika kau ingat. Sudah cukup kau bertingkah seenaknya seperti ini dan bukannya aku sudah mengingatkanmu tadi? Tapi kenapa kau masih keras kepala? Mari kita akan bertemu di persidangan!" Kata Tn. Hwang dengan tegas.

"Anda yakin?" Tanya Tn. Jung.

"Ya, aku akan melakukan apapun agar bisa bersama putriku." Jawab Tn. Hwang dengan serius membuat Jessica mendesah.

"Ini bukan sesuatu yang dapat kau menangkan. Kami memiliki beberapa pengacara terkenal untuk khasus ini." Ucap Jessica membuat Tn. Hwang tersenyum, ia cukup mengenal istrinya ini.

"Aku tau, kau selalu seperti ini. Menggertak tapi aku tak akan mundur. Sekarang, tolong pergi dari rumah ini." Usir Tn. Hwang yang membuat kedua orang tua itu langsung berdiri dan pergi tanpa mengatakan apapun.

Daniel hanya memperhatikannya di ambang pintu.

Desahan panjang segera lolos begitu saja dari mulut Tn. Hwang, ia sangat menyadari hal ini tidak akan mudah. Minhyun memandang prihatin Appanya sementara Sinb merasa begitu bersalah.

"Maafkan aku..." Lirihnya yang membuat perhatian Appa dan Oppanya kini teralih kepadanya.

"Ani, ini bukan salahmu. Lihatlah Minhyun, berani sekali mereka membuat dongsaengmu menjadi seperti ini." Kesal Tn. Hwang sambil memeluk putri kesayangannya itu.

"Pasti berat untukmu tinggal bersama mereka." Ucap Minhyun menatap kasihan dongsaengnya.

Daniel sudah duduk dihadapan mereka. "Paman tak usah khawatir, aku akan meminta bantuan Appa untuk menangani khasus ini dan Yerin, sepertinya Jihoon sudah mulai bergerak untuk menanganinya." Ucapan Daniel barusan seolah seperti sebuah harapan dimusim dingin membuat perhatian ketiga orang dihadapannya ini kini teralih kepadanya.

"Benarkah? Bagaimana kau akan bisa melakukannya nak?" Tanya Tn. Hwang.

"Keluarga kami memiliki firma hukum terbesar di korea Dae Han yang di pimpin oleh kakak pertama ku Seulgi terkenal dengan sebutan si tangan jenius. Tidak ada kasus yang tak mampu ia tangani, jadi kalian tenang saja." Terang Daniel yang sepertinya membuat Tn. Hwang nampak lega.

"Kau tidak pernah mengatakan bahwa kau memiliki kakak perempuan lagi selain Sowon?" Tanya Minhyun membuat Daniel menggaruk kepalanya sambil tersenyum.

"Aku terlalu mengakuinya, ia dan kami cukup jauh perbandingannya. Dia seperti terlahir dari langit dengan kecerdasannya yang diatas rata-rata itu." Terang Daniel yang entah itu terdengar cukup menghibur untuk keluarga ini, ketiganya langsung tersenyum.

Kemudian Daniel menyodorkan sebuah kartu nama yang tertulis dengan jelas nama seorang wanita 'Kang Seulgi'

"Ini kartu nama kakak ku paman, aku sudah mengirim pesan beberapa saat lalu. Kurasa ia akan mengerti jika Paman menghibunginya." Lanjut Daniel yang membuat ketiganya cukup terkejut.

"Jadi, kau sudah menghubunginya?" Tanya Sinb tak percaya dan Daniel hanya mengangguk dengan tersenyum.

"Dia selalu dapat memprediksikan semuanya dengan tepat." Entah itu pujian atau apa? Sepertinya Minhyun cukup tau banyak tentang sosok namja dihadapannya ini.

"Gomawo Niel, paman akan menghubungi kakakmu sekarang." Kata Tn. Hwang yang kini berdiri dan masuk kedalam ruang tengah.

Kini, hanya ada Minhyun, Sinb dan Daniel.

"Hyung mianhae, aku tidak bermaksud mengacau hanya aku sudah tidak tahan dengan ulah mereka." Kata Daniel yang tidak ingin menerangkan lebih lanjut tentang penyebabnya, sesuai keinginan Sinb. Gadis itu mengangguk sambil tersenyum kearah Daniel yang sudah mengatakannya sesuai dengan yang ia inginkan.

Minhyun menghela nafas. "Aku juga minta maaf, tadi aku sedikit emosi. Ku rasa sekarang aku sedikit mengerti kenapa kau bisa terpancing seperti itu? Ong benar-benar tidak bisa terkontrol lagi." Katanya dengan nada kecewa.

"Kalian harus berhati-hati mulai dari sekarang! Niel, ku rasa Ong mulai mengincarmu dan kau, Sinb harus berhati-hati dengan Yerin." Ucap Minhyun dengan ekspresi kekhawatirannya. " Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi, mereka mengeluarkan Sinb dari team tanpa seizin ku. Aku minta maaf kalau pada akhirnya menjadi kacau seperti ini, mungkin karena aku terlalu serakah. Semenjak dulu permusuhan antara team memang tidak bisa di selesaikan tapi aku menggunakan cara cukup konyol untuk membuat mereka diam. Sesungguhnya, aku hanya ingin mereka semua lebih fokus pada team dan tujuan mereka, sudah saatnya perselisihan itu berakhir." Kata Minhyun panjang lebar.

"Aku mengerti, apa yang kau cemaskan hyung. Karena itu aku menuruti rencanamu tapi aku juga berterima kasih kepadamu, dengan cara konyol seperti ini akhirnya aku bisa menemukan seseorang yang selalu ingin ku jaga setelah Eomma dan kedua noona ku." Akui Daniel dengan jujur membuat pipi Sinb merona dan Minhyun hanya tertawa geli.

"Sudahlah, Sinb sampai kapan kau akan diam? Obati lukanya, aku akan menyiapkan beberapa camilan bersama Appa. Hari ini ada pertandingan sepak bola dan kau harus ikut menyaksikannya!" Kata Minhyun sembari menatap Daniel, kemudian berjalan menjauh.

"Tunggu disini, aku akan mengambilkan kotak p3k." Ucap Sinb membuat Daniel mengangguk.

Apakah sesuatu yang ingin ia katakan adalah masalah tadi? Hm...Aku akan melakukan apapun untuk melindungimu, ku pastikan tidak ada lagi yang akan menindasmu! Batin Daniel.

Daniel berada dirumah Sinb sampai malam, Minhyun jelas mencegahnya pulang dan menyuruhnya untuk melihat pertandingan sepak bola.

"Appa, Daniel harus pulang. Sowon eonni pasti mencarinya." Kata Sinb yang kasihan melihat Daniel yang terlihat begitu lelah, ia tidak begitu menyukai sepak bola dan jelas mengikuti pertandingan ini adalah sesuatu yang membosankan untuknya tapi Sinb melihat usaha namja itu sampai detik ini, menghilangkan kebosanannya dan terus menemani dua namja gila bola itu.

"Ah benar, pulanglah. Kapan-kapan kau harus melihat pertandingan bola lagi dengan paman." Kata Tn. Hwang membuat Daniel tersenyum sambil mengangguk.

"Tentu Appa, kalau dia ingin menjadi menantu di keluarga ini setidaknya ia harus beberapa kali pergi bersama untuk melihat pertandingan sepak bola secara langsung." Kata Minhyun sambil menaik turunkan alisnya, berusaha menggoda Daniel yang terlihat menggaruk kepalanya sambil tersenyum kikuk. Sementara Sinb sudah mendengus sembari meleparkan bantal sofa kearah Minhyun.

"Ani! Aku tidak setuju, kalian saja pergi berdua! Daniel hanya milikku, jadi dia hanya boleh pergi dengan ku, kajja!" Ajak Sinb yang kini menarik tangan Daniel untuk segera berdiri.

"Paman, hyung...Aku pulang." Ucap Daniel sambil membungkuk kemudian berjalan keluar bersama Sinb.

Saat sampai dihalaman, tiba-tiba saja Daniel memeluk Sinb erat.

"Wae?" Tanya Sinb gugup.

"Gomawo...Kau sudah menyelamatkan ku dari kebosanan." Gumannya yang seketika membuat Sinb tertawa dan Daniel pun melepaskan pelukannya.

"Aku tidak menyangka, menyaksikan sepak bola akan lebih membosankan dari pada bersamamu saat kau tak mau bicara karena amarahmu." Adunya yang membuat Sinb tak berhenti tertawa, merasa geli dengan sikap aneh yang tiba-tiba muncul dari kekasihnya ini.

"Kapan aku pernah marah kepadamu?" Elak Sinb, berusaha menggoda Daniel membuat namja ini gemas dan segera menyerang kekasihnya itu dengan mencubit kedua pipi chubby Sinb.

"Yak! Lepaskan!" Protes Sinb dan Daniel menggeleng.

"Ani, sebelum kau memberikan ciuman." Katanya dengan ekspresi lucunya membuat Sinb geli.

"Lepaskan dulu, baru aku akan memberikannya." Pinta Sinb dan Daniel pun melepaskannya.

Dengan cepat, Sinb menempelkan bibirnya pada bibir Daniel.

Chu~

"Sudah! Sekarang pulang sana!" Usir Sinb yang wajahnya memerah karena malu.

"Kau pikir itu cukup? Lagi, aku mau lagi." Rengeknya tapi Sinb menggeleng.

"Ani, mereka akan melihat kita. Kau tidak ingin mereka menyuruhmu masuk lagi kan?" Daniel menggeleng.

"Ka!" Kata Sinb lagi dan Daniel pun mendesah.

"Ingat, nanti malam kau harus memimpikan aku! Kalau sampai kau memimpikan pria lain? Aku akan memasuki kamarmu dan memelukmu!" Ancamnya dengan aneh membuat Sinb tak habis pikir.

"Aish, kenapa denganmu? Haruskan aku membawamu ke psikeater? Ini bukan gayamu sama sekali." Cibir Sinb yang sangat tau bahwa Daniel tidak suka sesuatu yang berlebihan seperti ini.

"Ah, kau tak menyukainya? Dasar Jinyoung sialan! Katanya dengan kata-kata seperti ini kau akan luluh." Ucap Daniel apa adanya yang lagi-lagi membuat Sinb tertawa.

"Astaga! Bagaimana bisa kau percaya dengan ucapan si pembual itu? Bahkan perkencan saja dia tidak pernah. Kenapa kau tidak berguru pada Jihoon saja?" Saran Sinb sambil terus menahan kegeliannya.

"Ah, aku tidak sanggup mendengarkan kata-kata mendramatisirnya. Aku yakin kau akan lari atau bagian terburuknya kau akan meninggalkan ku." Katanya yang kali ini membuat Sinb berlari menubruk tubuh Daniel sambil terbahak.

"Wkwkwk...Sungguh, kau tak perlu melakukan itu. Melihatmu disisi ku saja...Aku sudah sangat bersyukur." Kata Sinb sembari menatap mata kelam Daniel, menikmati suasana hening yang hangat ini sampai ketika bibir Daniel menempel pada bibir Sinb, melumatnya pelan dan lembut. Memberikan sensasi debaran yang tak beraturan pada dua insan itu, saat perasaan bahagia menyatu menjadi penyempurna sebuah hubungan yang tercipta dari sebuah rasa cinta.

---***---

Didalam buah kamar cukup besar dengan tempat tidur ukuran king size dan ornamen dominan warna black, seseorang terbaring dengan pandangan kosongnya, sementara tangan mungil seseorang bergerak dengan lihai menempelkan beberapa plester pada luka di wajah namja itu.

"Oppa, tolong berhentilah! Aku tidak ingin melihatmu terus terluka seperti ini. Sinb sudah bahagia bersama Daniel sunbae, jadi jangan mengganggu mereka lagi." Saran dongsaeng namja itu yang tak lain adalah Umji. Ong hanya meliriknya sekilas sebelum akhirnya memandang kearah lain.

"Wae? Kenapa aku harus berhenti? Aku tidak bisa melakukannya, aku yang menyukainya sejak dulu tapi kenapa aku selalu terlambat untuk peraihnya? Kedua namja itu mendahului ku dan membuatku terlihat menyedihkan." Ucap Ong yang merasa kesal pada sosok Kenta dan Daniel yang dengan mudahnya dapat memiliki hati Sinb, yeoja yang begitu sangat Ong cintai.

"Oppa, perasaan suka itu datang dengan sendirinya. Sinb bukan tidak menyukaimu, ia menyukaimu sebagai seorang teman. Ia tidak ingin menyakitimu dengan mengatakan bahwa ia menyukaimu sebagai seorang namja." Terang Umji membuat Ong mendesah, menyadari kebenaran dari ucapan Umji.

"Ong, apa kau baik-baik saja?" Tanya Yerin yang tiba-tiba menerobos masuk kamar Ong.

"Yak! Kenapa kau ada disini? Siapa yang menyuruhmu masuk!" Bentak Umji yang sangat tak menyukai kehadiran yeoja ini.

Yerin tak mempedulikan ucapannya, ia hanya fokus memandang Ong yang acuh, memilih menatap luar jendela.

"Daniel kan yang melakukan ini kepadamu?" Tanya Yerin pada Ong.

"Dia butuh istirahat, lebih baik kau pergi!" Usir Umji yang kini menyeret Yerin keluar dari kamar Ong.

"Aku ingin menemaninya!" Protes Yerin membuat Umji semakin kesal.

"Dasar tidak tau malu! Pergi sana dan jangan lagi mengaku-ngaku sebagai kekasih oppaku!" Katanya yang kini meninggalkan Yerin di halaman rumahnya yang luas.

Yerin memandangi kepergian Umji dengan geram. "Kau lihat saja, sampai kapan kau akan bisa sesombong itu? Kang Daniel dan gadis sampah itu harus membayar setiap kesedihan yang Ong ku alami." Kata Yerin dengan seringaiannya, kemudian melenggang pergi.

---***---

Daniel pulang mengendarai motor sport blacknya, sepanjang jalan namja itu selalu tersenyum saat mengingat kebersamaannya dengan Sinb sampai sebuah mobil dari arah berlawanan ingin menghantamnya tapi Daniel mencoba menghindarinya, membuat motor Daniel menabrak pembatas jalan dan Daniel terpental, jatuh ke dasar sungai Han.

Saat itu, suasana begitu sunyi dan mobil yang  hendak menabraknya itu berbenti dan nampaklah sosok yang tak asing yaitu Yerin yang kini tersenyum puas.

"Ini adalah takdir dari Tuhan, kita bertemu disini dan ia menginginkan mu kembali karena itu aku mengabulkanya. Aku baik bukan?" Gumannya sambil memasuki mobilnya lagi dan melesat pergi.

-Tbc-

Sebenarnya mah update dari tadi tapi kerjaan ada aja 😢

Jadi maaf kalau malam updatenya 😳

VOTE + KOMEN

THANKS
🙏🙏🙏

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top