Chapter 1

Tn. Hwang Chang Sung adalah seorang mantan pesepak bola nasional Korea setelah pensiun Tn. Hwang Chang Sung menyibukkan dirinya dengan menjadi pelatih di sebuah club sepak bola di kotanya. Sepak bola merupakan hidup baginya sehingga ia menularkan semangat itu kepada kedua anaknya meskipun salah satunya seorang perempuan. Hwang Minhyun dan Hwang Sinb adalah putra dari Pelatih Hwang.

Karena mewarisi bakat dari Appanya, Minhyun berhasil menjadi Kapten tim sepak bola di sekolahannya sekarang dan Sinb menjadi asisten manajer sepak bola di sekolahnya itu pun karena paksaan dari sang kakak.

Setiap pagi-pagi buta Tn. Hwang selalu mengajak kedua anaknya untuk berolahraga mengelilingi komplek rumah mereka seperti pagi ini.

"Wah...Udaranya sejuk!" Pekik Sinb kegirangan dan itu cukup mengundang perhatian banyak orang di sekeliling yang juga sedang berjogging terutama para laki-laki yang tak berhenti menatap Sinb karena gadis itu begitu cute dan manis. Tn. Hwang dan Minhyun terus melirik sinis kepada semua namja yang memperhatikan Sinb. Sinb hanya membalas tatapan mereka dengan senyuman.

"Berhenti tersenyum pada mereka!" Protes Minhyun.

"Waeyo? Aku hanya bersikap ramah!" Gerutu Sinb.

"Kalau ada seseorang yang mendekatimu, ia harus pandai bermain sepak bola!" Omel Tn. Hwang membuat Sinb memutar bola matanya malas.

"Wae? Kenapa harus pemain sepak bola? Aku sudah memiliki dua orang aneh yang tergila-gila dengan sepak bola sini dan kalian mau menambahkannya lagi? Andwae! Aku berpikir akan menikah dengan seorang idol seperti GD oppa? Wah dia sangat tampan! Ah ottokae? Aku benar-benar ingin menikahinya!" Kedua kalinya Sinb berteriak excited membuat Appa dan Oppanya melongo. Anak perempuannya yang satu ini memang cukup aneh menurut Tn. Hwang.

"YAK! Berhenti bermimpi? Kau mau menikahi GD? Dia itu pria yang lembek! Aboji, jangan biarkan dia menikahi pria lembek!"  Minhyun dengab segala keisengannya, bahkan ia berusaha mempengaruhi Tn. Hwang.

Sinb berdecik sebal "Seperti kau tidak saja? Mana ada pemain sepak bola tidak memiliki bulu ketek sepertimu!" Ejek Sinb.

"Apa hubungannya? Meskipun begitu aku tetap manly kan? Kalau GD oppamu itu berkelahi dengan ku, ku pikir dia akan langsung roboh dengan satu pukulan dariku!" Sombong Minhyun membuat Sinb geram.

"Yak!" Sinb hendak membalas ucapan oppanya tapi langsung di potong oleh Tn. Hwang.

"Tunggu! Aku tidak mengerti apa yang kalian maksud? GD itu apa? Apa singkatan bahasa inggris?". Minhyun langsung tertawa dengan perkataan Tn. Hwang. Seharusnya semua orang tau sebegitu terkenalnya GD tapi Appanya ini sama sekali tidak tau karena ia sangat fokus pada pekerjaannya dan anak-anaknya lebih dari apapun!

"Hahaha...Ne aboji itu singkatan dari kata Good." Minhyun berusaha menggoda Tn. Hwang, Sinb yang merupakan fans berat GD tidak terima dengan lelucon kakaknya ini.

"YAk! GD itu G-Dragon bukan Good! Appa ini bagaimana? Haruskah aku mengajak Appa melihat konsernya? Kalau begitu tambah uang jajan!" Kata Sinb sambil mengulurkan tangannya meminta uang dengan senyuman manis tanpa dosa itu.

"Andwae! Aboji tidak tau? Dia menghabiskan semua uangnya untuk membeli tiket konser dan juga segala asessoris GD!" Lapor Minhyun kepada Abojinya yang membuat Sinb memelototinya dan tatapannya seolah mengatakan 'apa kau ingin mati!!'

"Benarkah itu Sinb?". Tanya Tn. Hwang yang langsung mengkonfrontasikannya kepada Sinb, membuat Sinb kesal setengah mati kepada Oppanya ini.

"Anio...Aku menggunakan uang itu untuk membeli makanan dan GD juga jago bermain sepak bola Appa". Karang Sinb membuat Minhyun geli.

"Apa kau yakin?". Minhyun terus memprovokasi Sinb membuat yeoja itu menjegal kakinya ketika sedang berjalan.

BRUG

Suara Minhyun ketika jatuh ketanah dan Tn. Hwang yang melihat perseteruan kedua anaknya hanya geleng kepala memandangi mereka berdua.

"YAK! Yeoja gila!" Umpat Minhyun kepada Sinb yang kini menjulurkan lidahnya untuk mengejek oppanya.

"Aish...". Keluh Minhyun.

"Berhenti memprovokasi dongsaengmu! Bukankah kau sangat tahu seperti apa sikapnya?" Tn. Hwang memperingatkan Minhyun agar mengalah kepada sang adik dan Minhyun hanya nyengir mendengarkan omelan Abojinya.

"Awas saja kalau sampai Appa benar-benar memotong uang jajanku? Aku akan mengambil semua uang jajannya! Lihat saja Hwang Minhyun!" Gerutu Sinb sambil berlari mendahului Appa dan oppanya.

—-***—-

Sinb pov

Aku sedang menyiapkan beberapa buku yang harus ku bawah untuk jadwal pelajaran hari ini sampai ketika ketenanganku hilang saat mendengar suara dengan ketinggian beberapa oktav milik oppaku itu.

"HWANG SINB!!!" Ia mulai lagi.

"Kenapa ia tak menjadi penyanyi saja? Bukannya suaranya itu sangat tinggi sampai gendang telingaku akan pecah!" Gerutuku didalam kamar, setiap hari selalu saja seperti ini. Kami akan bertengkar di banyak kesempatan. Ia itu maniak kebersihan, benci kuman dan sangat suka dengan sabun, ia bisa menghabiskan satu sabun cuci ukuran jumbo untuk mencuci bajunya dalam seminggu, ku pikir ia memakam semua sabun itu dan ia pantas di juluki sebagai monster sabun! Pertengkaran kami akan berhenti ketika sampai di sekolah. Entah mengapa bisa seperti itu? Atau ia hanya sok berwibawa di depan teman-temannya? secara kan ia Kapten tim sepak bola, aku tidak tau namja cerewet sepertinya di jadikan kapten tim? Sepertinya ia menggunakan ilmu syihir untuk membuat seluruh tim menyukainya. Sungguh ia menyebalkan di setiap waktu dan cengiran khasnya itu membuat tanganku gatal untuk menariknya dan menjatuhkannya.

"Hey, Aku mendengarnya! Apa kau menyuruhku untuk menunjukkan suara 7 oktavku?" Sial! Ia mendengarnya dan ku rasa ia akan menurunkan ku di jalan kali ini atau lebih buruknya ia meninggalkanku!

"Berhenti berbicara omong kosong Hwang Minhyun!" Geram ku dengan kesal dan membanting pintu cukup keras.

BRAK...

Ku lihat ia menutup telinganya sembari menunggu di ruang tamu.

"Aish, Dasar yeoja gila! Kenapa tempramenmu selalu buruk?" MWO? Ia menanyakan hal yang sudah jelas? Itu karena kau terus memprovokasiku oppa.

Ia sudah menaiki scooternya. Ani, scoopy tepatnya. Hahaha...Aku selalu ingin tertawa jika ia memakai motor itu. Coba kalian bayangkan dengan wajah setampan itu seharusnya ia menaiki sebuah motor sport atau mobil tapi ia lebih memilih menaiki motor yang bentuknya sangat menggemaskan? Bukankah itu sangat lucu? Iya kan? Oppaku memang selalu lucu? Dengan keinginan anehnya pula.

"Sampai kapan kau akan senyum-senyum sendiri seperti orang gila?" Aish! Lihatlah, bukankah namja ini menyebalkan?

"Aku hitung sampai 3 angka, kalau kau tidak segera naik? Aku akan meninggalkanmu disini sekarang!" Belum sempat aku berfikir tentang perkataannya ia sudah mulai menghitungnya.

"Na...Tul..."

"YAK.!" Teriakku ketika aku benar-benar menyadari kalau dia menipuku dan aku benar-benar di tinggalkan olehnya.

"Aish, BAGAIMANA ADA OPPA SEPERTINYA DI DUNIA INI???" Tidak pernah sehari saja dia berdamai dengan ku, ku rasa semua orang melihatku sekarang. Jarak rumah dengan Sekolah masih jauh dan aku harus segera berlari ke halte agar tidak ketinggalan bus.

"Dasar oppa sialan! Awas saja kau! Aku akan membunuhmu kalau sampai Songsaenim menghukumku!" Aku terus melontarkan sumpah serapahku untuknya.

"Kenapa semua orang berpikir aku sangat beruntung memiliki oppa sepertinya? Mereka belum tahu saja seperti apa sikapnya yang sebenarnya..huft menyebalkan!" Aku tak berhenti berlari sambil mengoceh dan sedikit lagi aku akan sampai di depan halte.

"YAK!" Sial! Busnya bersiap untuk pergi dan aku harus berlari lebih cepat lagi. Syukurlah aku masih bisa mengejar bus itu tetapi bukan berarti ini semua akan selesai, karena kini jam tangan ku menunjukkan pukul 06.40 KST. Sial! Aku benar-benar terlambat sampai disana.

20 menit kemudian...

Aku terus berlari menuju pintu gerbang sekolah dan sebelum aku sampai disana, pintu itu akan di tutup.

"ANDWAE!!!" Ini kesekian kalianya aku berteriak untung saja pita suaraku tak putus. Aku masih berlari dan ku rasa usaha ku kali ini tidak berhasil. Aku harus membuat rencana cadangan.

Tembok belakang sekolah adalah alternatif kedua hohoho...Itu bisa dikatakan berhasil kalau aku tidak ketahuan. Dengan kepercayaan diri yang tinggi aku sedikit berlari menuju tempat itu dan sampailah aku.

"Ok...Pertama tas!" Kataku pada diriku sendiri kemudian aku membuang tasku kedalam tepatnya mendaratkan tasku terlebih dahulu.

AWW

Mwo? Suara apa itu? Bukankah kalau seandainya itu suara tasku bunyinya tidak akan seperti itu? Ahh...terserahlah yang penting kali ini aku harus segera memanjat.

"Bukankah dinding ini di ciptakan untuk di panjat?" Aku tertawa memencermati perkataan ku tentang teori aneh ini. Sebenarnya itu teori macam apa? Terserah lah yang penting aku harus segera memanjat sekarang.

"Yeah! Berhasil". Teriakku kegirangan ketika berhasil melompat ke atas pagar. Sekarang tinggal pendaratannya. Ketika aku menatap ke bawah untuk mengambil langkah pendaratan mataku melebar. Oh my god! Siapa namja itu? Ia menatapku dengan ekspresi dinginnya membuatku terkejut dan lebih parahnya lagi tas ku melingkar pada lehernya? Jangan katakan suara tadi itu adalah suara erangannya karena tertimpa tasku? Tapi tidak ada yang lebih genting dari semua ini ketika tubuh ku tiba-tiba kehilang keseimbangan.

BRUG

"KYAAAAKKK". Ottokae? Aku terjatuh dan menindihi tubuh namja ini. Sial! Kenapa semua ini harus terjadi? Kesialan bertubi-tubi datang kepadaku.

"Bisakah kau menyingkir dari tubuhku?" MWO? Suaranya terdengar manly, kini kami saling bertatapan. Oh my god! Namja ini benar-benar tampan seperti tokoh utama dari sebuah komik? Ottokae? Aku benar-benar tak berhenti memandangnya.

"Sinb...Bisakah kau menyingkir dari tubuhku?" Ulangnya kembali membuatku sekali lagi terkejut. Dari mana namja ini mengatahui namaku? Bukankah kita baru bertemu satu kali? Dan itu hari ini?

"Dari mana kau tahu?" Sial! Kenapa aku menjadi segugup ini? Dan ia mengarahkan jarinya pada nama tagku. Hwang Sinb kau begitu bodoh dan aku di kejutkan dengan pergerakan tubuh namja ini.

"Jadi bisakah kau menyingkir sekarang?" Aish! Namja kasar ini, mungkin itu daya tariknya tapi tetap saja kan ia menyebalkan.

"Ne...Mianhae." Ini benar-benar memalukan! Aku bergegas bangkit dari tubuhnya dan akhirnya ia pun berdiri, menatapku dengan pandangan datarnya. Aku memperhatikan ia dari atas sampai bawah benar-benar sempurna.

"Aku harap kita tidak akan bertemu lagi!" Ucapnya dengan dingin, kemudian berjalan pergi mendahuluiku. Aish, ada apa dengannya? Hwang Sinb! Seharusnya kau memakinya sekarang! Tetapi kenapa aku merasa seperti orang bodoh saat ini karena hanya diam dan menatap punggungnya yang menjauh.

Sial...Bahkan aku mentorelir setiap ucapan kasarnya dan wajahnya masih tergambar jelas dalam fikiranku. Kau tidak sedang menyukainya kan Hwang Sinb?

"Andwae! Kau harus berhenti memikirkannya sekarang dan seharusnya aku mengejar waktu yang tersisa!" Aku segera berlari menuju kelas yang sepertinya akan dimulai. Oh no! Aku benar-benar terlambat untuk masuk di jam Jang Songsaenim yang tak kenal kompromi itu. Sekarang apa yang harus ku lakukan????

Haruskah aku masuk? Atau lebih baik aku pergi saja? Aish, Benar-benar menyebalkan!

"Apa kau akan terus berdiri disitu?" MWO? Suara ini adalah suaranya. Ku rasa Jang Songsaenim memiliki umur yang panjang atau mungkin insting yang kuat. Buktinya, baru saja aku memikirkannya ia langsung datang dihadapanku.

"Saem, mianhae karena terlambat." Kataku sambil membungkuk memasang wajah bersalah.

"Kau pikir sekolah ini milik orang tuamu? Lari 5 kali putaran mulai dari sekarang!!!" SIAALLL...Lari? Rasanya aku ingin menjerit saja. Aku benci situasi seperti ini!

Kini aku berjalan menuju lapangan untuk menunaikan hukumanku. Hwang Minhyun semua ini salahmu!

"Yak! Kau kemana saja eoh? Bagaimana bisa kau tak menyiapkan keperluan kami? Apa kau lupa satu minggu lagi kami akan bertanding?" Haruskah dia membahas itu sekarang? Aku sedang tidak mood untuk berbicara dengan orang bahkan mungkin untuk bertengkar.

Sinb...Kau tak perlu menghiraukannya, yang perlu kau lakukan sekarang adalah melaksanakan hukumanmu mulai dari sekarang!!!

Yah...Aku akan berlari mengelilingi lapangan sekarang tetapi ada yang aneh seperti ada yang menarik bajuku dan benar saja namja menyebalkan itu benar-benar menarik seragamku.

"Kau! Lepaskan tangan kotormu itu dari bajuku!"

"Tidak akan!" Wah, Namja ini benar-benar ingin berperang denganku!

"Apa kau ingin aku laporkan pada Songsaenim untuk perbuatan tidak senono?" Ancamku dan ia tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha tidak senono? Memangnya aku memperkosamu? Aku hanya menarik bajumu nona Hwang." Kenapa semua orang yang berhubungan dengan Mingyun menyebalkan!

"Ong, jebal lepaskan aku. Aku harus menyelesaikan hukuman ku sekarang juga atau aku tidak bisa memasuki kelas. Masalah Tim sepak bola nanti saja kita bahas eoh..." Ini adalah tawaran terbaik ku disaat aku sedang berbaik hati kepadamu dan ia tak bereaksi sedikit pun!

"Sudahlah, berhenti mempermainkannya. Apa kau tidak tahu situasi? Kalau kau teruskan kau akan cedera." Aish, Namja menyebalkan itu! Berani sekali ia muncul dihadapan ku! Apa ia ingin mati sekarang!

"Hyung, aku hanya memintanya untuk bertanggung jawab kepada tugasnya!" Yak! Apa disini sedang syuting drama? kenapa mereka cerewet sekali. Aku harus mengakhiri drama membosankan ini sekarang juga!

BRUG

"Kau berisik". Ucap ku ketika aku berhasil menjatuhkannya dengan dengan satu serangan.

"YAK! Dasar yeoja gila". Umpatnya dan aku tidak peduli!

"Sudah ku katakan jangan melakukan hal yang sia-sia." Dan namja ini juga tidak berhenti membual!

"Bisakah kau tutup mulutmu itu! Atau kau ingin berakhir sama sepertinya?" Tanyaku dan ia menyeringai.

"Jadi bagaimana? Apa kau terlambat masuk dongsaengku???" Wah, dia adalah seorang oppa dengan hati yang busuk!

"Terserah apapun itu!" Aku hanya ingin menyelesaikan hukuman ku itu saja.

Sinb pov end

—-***—-

Dua orang laki-laki sedang bermain-main di lapangan basket. Beberapa diantara mereka sedang duduk di tepian sambil berbincang-bincang.

"Jinyoung, sampai kapan kita harus menunggunya?" Tanya salah satu namja yang sedang bermain-main dengan bola Basket.

"Sebentar lagi ia akan datang jadi bersabarlah." Jawab laki-laki yang bernama Jinyoung.

"Itu dia..." Tunjuk salah satu diantara laki-laki yang duduk disana. Jinyoung menatapnya sambil tersenyum. Seseorang dengan tubuh jangkung dan badan kekarnya berjakan mendekati mereka.

"Hyung, kau sudah datang?" Sambut Jinyoung sambil memeluknya dengan hangat.

"Apa kau tak merindukanku?" Goda Jinyoung membuat laki-lali itu melepaskan pelukannya.

"Berhenti bermain-main, apa ini yang kalian lakukan selama aku tidak ada?" Tanyanya pada semua laki-laki yang ada disana.

"Ani, kita juga berlatih." Jawab salah satu laki-laki yang sedari tadi bermain-main dengan Jinyoung.

"Park Jihoon, kau sangat tak pandai berbohong." Cibir laki-laki itu datar membuat semua orang tertawa.

"Sekarang aku sudah kembali, mari kita berlatih dengan giat!" Serunya memberikan semangat kepada rekan satu timnya.

—-***—-

"Kenapa kau terlambat?" Dengan wajah lucunya Umji mulai mengintrogasi Sinb yang sedang melihat-lihat buku catatan milik Umji.

"MWO? Aku hanya meninggalkan kelas beberapa menit tetapi catatannya sebanyak ini? Apa kau tidak berfikir kalau ia sengaja ingin mematahkan tangan kita dengan menuliskan begitu banyak rumus planet ini?" Keluh Sinb dengan tatapan malasnya dan Umji hanya tertawa mendengarkan ucapan sahabatnya ini.

"Hilangkan fikiran anehmu itu! Sekarang katakan apa yang membuatmu terlambat?" Tanya Umji dengan rasa penasarannya?

"Selalu kegigihanmu itu". Cibir Sinb membuat Umji tersenyum lebar.

"Sesungguhnya aku malas membahasnya tapi karena aku merasa risih kau tanya-tanya terus jadi aku akan mengatakannya! Minhyun oppaku berhati busuk itu, meninggalkanku karena itu aku terlambat." Adu Sinb membuat Umji tertawa.

"Lalu?" Umji masih saja menuntut penjelasan lebih.

"Lalu apanya? Apa itu masih kurang jelas?" Keluh Sinb.

"Tentu saja! Kau harus menjelaskannya secara detail bagaimana caramu bisa sampai disini?" Tuntut Umji membuat Sinb menghela nafas panjang.

"Caraku bisa sampai disini?" Sinb nampak berfikir dan Umji menantikan jawabannya.

"Tadi, aku bertemu seorang malaikat tampan di jalan dan dia dengan baik hati memberiku tumpangan." Sinb mulai membual, ia suka sekali menggoda Umji karena gadis itu sangat polos dan mudah tertipu oleh bualannya.

"Benarkah? Wah, pasti dia orang yang baik? Apakah ia mengantarkanmu sampai di depan sekolah? Kau tahu siapa namanya?" Sinb merasa geli dengan rentetan pertanyaan dari Umji.

"Tentu dia harus mengantarkanku sampai sekolah. Kalau tidak, mungkin aku akan memakinya!" Kata Sinb yang tak berhenti menggoda Umji. Seketika Umji mengirutkan dahinya merasa bingung dengan ucapan temannya ini.

"Wae? Kenapa kau harus memakinya? Ia berbaik hati memberimu tumpangan, bukankah itu di namakan tak tahu terima kasih?" Inilah seorang Umji yang polos dan sedikit terlambat dalam berfikir.

"Aku punya hak untuk memakinya karena aku sudah membayarnya jadi kalau sampai dia tak mengantarku sampai sekolah bukankah itu sebuah kejahatan?" Terang Sinb dengan menggebu-gebu.

"Tunggu, katamu dia seorang yang berbaik hati memberikanmu tumpangan? Katakan siapa dia sebenarnya? Kau benar-benar membuatku bingung?" Umji dibuat pusing dengan omongan Sinb sementara Sinb berusaha menahan tawanya.

"Jadi kau benar-benar ingin tahu siapa dia?" Tanya Sinb sambil berdiri.

"Ayolah katakan..." Mohon Umji sembari menarik-narik tangan Sinb.

"Sopir Bus" Jawab Sinb sambil berjalan meninggalkan Umji.

"YAK! HWANG SINB". Teriakan kesal dari Umji membuat Sinb langsung terbahak.

"Wkwkwkwk". Tawa Sinb tiba-tiba terhenti.

Drett~Drett~

Handphone Sinb terus bergetar membuat yeoja itu harus segera mengangkatnya.

"WAE???" Bentaknya ketika ia tahu siapa yang meneleponnya.

"Aish, tak bisakah kau memelankan suaramu? Aku lebih tua darimu."

Suara namja diseberang.

"Apa maumu?" Tanya Sinb dengan malas.

"Datanglah kelapangan sekarang! Ada keadaan darurat."

Sinb mengitukan keningnya, merasa tak mengerti dengan apa yang laki-laki ini ucapkan.

"Apa itu? Aku tak bisa menjelaskannya kepadamu. Cepatlah kemari!"

Lanjut laki-laki itu membuat Sinb menghela nafas.

"Tentu..." Jawab Sinb dengan terpaksa yang sebenarnya gadis itu mengumpat Suzy dalam hatinya, sungguh ia benar-benar merasa ini tidak bisa di biarkan lagi.

"Apa aku benar-benar tak memiliki waktu untuk beristirahat? Mereka memperlakukanku seperti budaknya saja. Katakan? Apa ini benar tugas seorang Asisten manager?"Omelnya membuat Umji kebingungan.

"Wae?" Tanya Umji yang bingung dengan kemarahan sahabatnya ini yang secara tiba-tiba.

"Ahhh...Aku benar-benar muak!" Umpat Sinb sembari berjalan meninggalkan Umji yang masih melongo. Menurut Sinb percuma ia memberitahu Umji karena itu hanya akan membuatnya bertambah kesal saja.

Sinb melangkah dengan tergesah-gesah menuju lapangan sepakbola yang hampir mirip seperti stadion itu. Matanya melebar ketika ia melihat pemandangan yang asing dan mengejutkan.

"OMO...Apa ini????". Seketika Sinb merasa bingung ketika melihat kerumunan dua kubu club paling fenomenal disekolahnya. Club Sepak Bola vs Club Basket? Mereka saling berhadapan dengan costum mereka masing-masing dan jangan pernah lupakan tatapan mereka yang tajam itu. Seperti tatapan seorang pemangsa dan Sinb dapat menyimpulkan apa yang sedang terjadi.

"Jangan katakan ini adalah sebuah peperangan?". Tebaknya dan berbicara pada dirinya sendiri

"Tepat sekali dugaanmu! Mereka akan saling menghancurkan saat ini." Suara seorang laki-laki membuat Sinb menoleh. Jaehwan yang merupakan manager tim sepak bola berdiri tepat disampingnya. Seketika membuat Sinb merasa cemas.

"Ottokae? Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Sinb mulai panik dan matanya mulai menjelajah mencari sosok oppanya. Jaehwan yang berada di sampingnya menyadari kepanikan Sinb.

"Minhyun tidak ada disini, ia mengikuti seleksi timnas junior." Terang Jaehwan membuat Sinb bertambah panik. Pasalnya hal ini sudah pernah terjadi sebelumnya beberapa bulan yang lalu, saat itu mereka berselisih masalah gudang yang di gunakan anak club Basket semaunya.

"MWO?" Ucap Sinb terkejut tetapi sesaat kemudian ia tersenyum. "Baguslah, aku berhenti menjadi Assisten manajer sekarang!" Putusnya, membuat Jaehwan membelalak.

"ANDWAE..."Pekik Jarhwan sambil menarik baju Sinb ketika gadis itu hendak pergi.

"YAK! Lepaskan! Apa kau ingin ku tendang?" Ancam Sinb dan Jaehwan terlihat sangat kesal.

"Ini, kau bicaralah dengan Minhyun." Sinb melotot karena Jaewhan mengadukannya kepada Oppanya.

"Wae?" Tanya Sinb dengan ketus membuat Jaehwan menghela nafas.

"Awas saja kau berhenti! Aku tidak akan membiarkan hidupmu tenang!"

Ancam Minhyun di seberang membuat Sinb benar-benar geram.

"YAK! KAU PIKIR KAU SIAPA? MENGANCAMKU? APA KAU INGIN MATI HAH!" Teriak Sinb kesal membuat Jaehwan menghela nafas panjang dan merasa gemas dengannya.

"Dengar baik-baik, aku bisa saja bilang kepada Appa tentang kau menghabiskan uang untuk membeli semua barang rongsokan itu dan ku jamin Appa akan mengurangi uang jajanmu. Apa lagi kalau seandainya aku bilang kau keluar dari Tim...hem, ku rasa kau tidak akan pernah mendapatkan uang jajan sepeserpun!"

Sinb suka membeli pernak-pernik tentang salah satu member Bigbang yaitu GD. Bahkan ia rela tak jajan di sekolahnya hanya untuk satu koleksi berharga yang berungsur GD.

"YAAK! KAU BENAR-BENAR KEJAM! KENAPA KAU TAK MENYELESAIKAN SENDIRI MASALAH INI? KENAPA HARUS AKU?" Sinb terus berteriak-teriak membuat Jaehwan yang berada di sampingnya sempat berjalan sedikit menjauh darinya. Minhyun yang sangat tahu seperti apa sifat adiknya ini cukup menanggapinya dengan santai.

"Kecilkan suaramu bodoh! Kau pikir aku tidak memikirkannya? Dengarkan baik-baik, ini satu-satunya hal yang bisa ku fikirkan disaat seperti ini, tak ada waktu lagi dalam beberapa menit Tim Sepak bola dan Tim basket akan hancur. Aku tak bisa sampai di sekolah tepat waktu dan seandainya aku lolos di babak penyisihan mungkin akan memakan waktu lama untuk kembali ke sekolah."

Terang Minhyun yang masih penuh dengan teka-teki membingungkan.

"Aish, kau banyak bicara! Langsung saja ke intinya!" Kata Sinb dengn kesal

"Ok...Baiklah dengarkan perkataanku."

Kata Minhyun sambil menghela nafas sebelum meneruskan perkataannya.

"Mungkin ini terdengar gila tapi kau harus melakukannya tidak ada cara lain lagi."

Membuat Sinb mengirutkan dahinya dan penasaran.

"Kau harus berpura-pura menjadi kekasih Kapten tim basket."

Deg

"PAK JIHOON??? PLAY BOY KEPARAT ITU? APA KAU SEDANG BERCANDA HAH?" Teriak Sinb penuh amarah. Semenyebalkan apapun oppanya, selama ini Sinb tidak pernah beranggapan kalau Minhyun adalah pris aneh tapi hari ini ia merasa kehilangan kata-kata dan menganggap oppanya ini kelainan.

"DENGARKAN AKU!!"

Minhyun juga mengeraskan suaranya, ia tidak pernah sekeras ini sebelumnya kepada dongsaengnya ini meskipun mereka sering bertengkar.

"Dia bukan Jihoon! Jihoon hanya kapten sementara". Sahut Jaehwan yang berusaha menengahi ketegangan diantara keduanya. Seketika Sinb menatapnya tajam sembari menghela nafas kesal.

"Lalu siapa?" Tanya Sinb kepada Jaehwan dan tangannya masih memegang handphone yang masih tersambung dengan Minhyun.

"Kang Daniel, ia adalah Kapten team yang sebenarnya." Terang Jaehwan

"Aku tak peduli siapapun itu! Semua orang tahu bagaimana brengseknya anggota club basket itu, bagaimana bisa kalian mengorbankanku?" Kali ini keluhan yang keluar dari mulut Sinb membuat Jaehwam menghela nafas.

"Brengsek?? Jaehwan-ssi, apa kau mengundangku kemari hanya untuk mendengarkan sebuah makian?" Suara berat seorang laki-laki mengejutkan mereka berdua dan juga Minhyun yang masih tersambung lewat telepon.

Yak! Dia kan namja yang ku tindihi tadi? Kenapa dia ada disini...Omo...Jangan katakan dia adalah....Ahhh otttokae??? Batin Sinb.

Sinb shock ketika menyadari laki-laki itu adalah laki-laki yang sama dan nama tagnya sama dengan apa yang di sebutkan Jaehwan.

"Kau sudah datang". Sambut Jaehwan sambil menepuk bahu Daniel beberapa kali. Setelah itu pandangan Daniel beralih pada Sinb yang tiba-tiba terlihat cemas dan kesal bersamaan.

SIAL...Semua ini karena mu Oppa...Kau lihat saja nanti! Aku benar-benar ingin membunuhmu! Setampan apapun namja ini tetap saja dia menyebalkan....Aaahhh dari semua wanita kenapa harus aku????" Suara hati Sinb yang mulai frustasi, biasanya dia akan mengumpat sepuasnya tetapi di depan Daniel ia berubah menjadi boneka es yang tak mampu melakukan apapun.

"Jadi ini Asistenmu?" Tanyanya dengan sedikit menyunggingkan senyumnya. Seolah meremehkan Sinb membuat gadis itu merasa terbakar seketika.

"Wae? Dia cantik bukan? Dan dia memiliki peran penting untuk misi perdamaian kita
" Kata Jaehwan membuat Daniel mengangkat satu alisnya. Jaehwan tahu Daniel kurang begitu mengerti dengan apa yang Jaehwan katakan.

"Jadi?". Tanya Daniel tak sabar dan Sinn terus berusaha menghindari tatapan Daniel.

"Kalian akan berpura-pura menjadi sepasang kekasih." Jawab Jaehwan membuat Daniel sedikit menyunggingkan senyumnya, entah apa yang sebenarnya di fikirkan oleh laki-laki ini. Tanpa kata ia berjalan mendekati Sinn membuat gadis itu harus berjalan mundur untuk menghindari Daniel yang begitu dekat dengannya. Kemudian ia berhenti dan memandangi Sinb dari ujung kaki hingga kepala membuat Sinb merasa risih.

"Apa kau yakin ini akan berhasil?" Tanyanya dengan berbalik menatap Jaehwan dan meminta penjelasan secara rinci tentang rencananya ini.

Jaehwan pun menatap Sinb mengisyaratkan gadis itu untuk memberikan handphonenya. Seketika Sinb memberikan handphonenya kepada Jaehwan dengan ragu-ragu karena harus melewati Daniel yang berada diantara mereka berdua.

"Ini, semua ini ide Minhyun hyung jadi dia yang lebih tahu". Kata Jaehwan sambil mengulurkan tangannya dan Daniel pun menerimanya.

"Ne Hyung, apa kau yakin ini akan berhasil?" Tanya Daniel sambil mendengarkan penuturan Minhyun di handphone. Suaranya berubah ketika berbicara dengan Minhyun, itu menandakan kalau Daniel sangat menghormati Minhyun.

"Baiklah..." Kata Daniel sembari menutup telponnya sambil menghela nafas. Sinb terlihat panik ketika melihat dua kubu itu mulai saling dorong.

"Oppa ottokae?". Katanya dengan panik sembari menatap Jaehwan dan Daniel beberapa kali menghela nafas merasa lelah. Ia memejamkan matanya sesaat sebelum akhirnya ia berjalan mendekati Sinb membuat yeoja itu bingung. Ketika kedua pasang mata itu bertemu dan tersirat sebuah tekat di mata Daniel.

"Kau hanya perlu mengikutiku dan aku yang akan mengurus semuanya". Kata Daniel yang kini tiba-tiba menarik tangan Sinn dan membawa pergi yeoja itu.

"Yak! Apa maksudmu? Apa yang akan kita lakukan?" Akhirnya Sinb bisa mengeluarkan suaranya meskipun setengahnya terdengar panik dan gugup.

"Menyelesaikan masalah ini dan aku benci seseorang berisik sepertimu! Mulai dari sekarang berhenti bertanya dan lakukan saja apa yang ku suruh!". Tegur Daniel membuat Sinb diam seketika.

Sial...Aku baru mengenalnya hari ini tetapi kenapa ia terus-terusan memerintahku...menyebalkan. Umpat Sinb sambil menatap sebal Daniel yang terus menarik tangannya.

Tbc

Suka? Vote yang banyak ya wkwkwk kalau banyak yg VOTE and KOMEN bakalan ku lanjutin 😉

Maaf kalau banyak typo maklum remake 😂

Sekian terima Daniel jadi suami masa depan haha 😂😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top