Asam - Sayap-Sayap Dewi

Mau sampai kapan kamu mengurungnya
Mau sampai kapan kamu membakarnya dengan cinta yang tak lagi ia butuhkan
Mau sampai kapan kamu menikmati keindahannya dalam sangkar
Kemudian membiarkan dirimu sendiri membunuhnya perlahan
Atas pembelaan bahwa kamu masih mencintainya

Seorang wanita anggun rupawan
Sayapnya bersinar bagai sinar pagi
Sendunya bagai malam berbintang
Dunia di dalam kepakan sayapnya
Tekad bulat berkobar dalam mata bulatnya

Ia indah
Sulit dimiliki
Sulit dipahami
Ia adalah sebuah mahakarya
Ia adalah sebuah paradoks yang memusingkan
Memusingkan namun memabukkanmu

Kemudian ia jatuh hati padamu, lelaki
Kemudian sang dewi menatap matamu
Kemudian sang dewi mengepak terbang
Merengkuhmu anggun hingga terbakar jadi wanita biasa

Kamu merasakan sentuhan lembutnya dalam luka bakarmu
Dalam luka goresmu
Dalam luka lebammu
Dalam luka batinmu
Dengan cintanya kau terobati dan bukan dengan salep

Dia mencintai kamu lebih dari ia mencintai mimpinya
Kamu mencintainya bulat-bulat
Dia mencintai kamu sembari mencintai dunianya
Kamu mencintainya bulat-bulat
Dia inginkan kebebasan
Kamu menginginkannya bulat-bulat hanya untukmu

Kemudian cinta itu kian membakarnya
Kamu ingin ia dalam stoples kaca
Dengan berat ia masuk dan memuat dirinya
Kamu menikmatinya menari dalam isak tangis
Jatuh cinta padanya setiap hari dengan cara yang salah

Satu hari sang Ilahi memisahkan
Ia bilang ia butuh malaikatnya kembali
Ia punya alasan terbang bebas kembali pada dunianya
Cintanya padamu sudah sirna, selamat untuk keegoisanmu
Ia terbang tanpa beban, kamu beban melihatnya terbang

Bahkan saat kamu masih meronta dan membanting seluruh barang
Dengan penuh luka ia kembali menghiburmu
Sedikit usapan persahabatan supaya kamu tak merasakan efek kejut kehilangan
Sayangnya, kamu manfaatkan kembalinya ia
Sebagai ajang mengungkungnya kembali pulang

Pulang katamu?
Kepada neraka itu?
Kepada tempat di mana sang dewi tak bisa bersinar?
Kepada kaca keegoisanmu?

Ia tahu engkau sendirian, manusia
Kami pun paham kau sendirian
Namun ia mau terbang bersamamu
Bukan di dalam stoples milikmu

Manusia,
Kamu kejam
Kamu menahan cinta itu menari dalam stoples
Demi membunuhnya
Dengan alasan kamu mencintainya

Sampai kapan
Aku sang penyair
Harus memandangi dewiku
Menari dalam stoples
Dengan kaki berdarah
Demi kamu
Demi cintamu
Demi keegoisanmu

Sampai kapan?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top