Chapter 17 - Teka-teki

Barbie and The Legend of Erythrina

C H A P T E R  17

***

Odette mengerutkan kening sambil berusaha mengingat-ingat sesuatu. "Aku seperti pernah mendengar kata-kata itu sebelum ini," ujar Odette membuat Myristi menatap kepada gadis berambut cokelat bergelombang itu dengan sebuah harapan. "Tapi … aku tidak tahu kapan dan di mana," lanjut Odette lagi membuat Myristi menghela napas kecewa.

Myristi pun kembali memperhatikan keempat bunga yang berbeda jenis itu. Myristi mengetahui dua jenis bunga yang berwarna merah dan putih itu. Ibunya menanam bunga-bunga itu di halaman rumah mereka di Desa Gamma. Namun, untuk dua jenis bunga yang lain, Myristi jelas tidak mengetahui tentang keduanya. Myristi kembali benar-benar mengamati dua jenis bunga yang memiliki warna biru dan kuning. Gadis berambut pirang itu kemudian menyadari satu hal.

"Myristi, kau harus cepat. Waktu kita tidak banyak," peringat Odette membuat Myristi menghela napas dan langsung mengambil kunci dari lukisan yang bergambar sebuah bunga berwarna kuning tanpa berpikir panjang lagi.

Tidak lama setelah Myristi mengambil kunci emas dengan permata berwarma kuning itu dari tempatnya, sebuah mantra yang dibentuk oleh cahaya keemasan muncul di udara, tepat di depan lukisan itu.

Nevervierezum clahydopyousa.

Dan semuanya kembali seperti semula. Lukisan itu kembali ke bentuk kunci seperti semula.

Myristi turun dari kursi dan mengembalikan kursi itu ke tempat asalnya. Gadis berambut pirang itu lalu menoleh ke arah Odette. "Ayo ke perpustakaan. Kita harus mengembalikan kunci ini sebelum fajar dan Profesor Adrianna mengetahuinya," ucap Myristi.

Myristi dan Odette langsung keluar dari ruangan Profesor Adrianna dan langsung berlari kecil melewati lorong-lorong panjang untuk menuju ke perpustakaan. Myristi membuka pintu perpustakaan yang saat itu sudah tertutup, namun tidak terkunci. Gadis berambut pirang itu melongokkan kepala dan menemukan bahwa sang penjaga perpustakaan tengah tertidur di mejanya seperti biasa. Myristi menoleh ke arah Odette dan mengangguk, memberi tahu bahwa keadaan aman.

Myristi membuka pintu perpustakaan itu semakin lebar hingga cukup untuk ia dan Odette bisa melewatinya. Setelah mereka berdua berada di dalam perpustakaan, Odette menutup pintu itu sepelan mungkin hingga tidak menimbulkan suara.

Tanpa berlama-lama lagi, Myristi dan Odette langsung berlari cepat ke bagian belakang perpustakaan di mana area yang terlindungi oleh sihir itu berada. Begitu sampai di depan selimut sihir yang melindungi area itu, Myristi mengeluarkan kunci emas dengan permata berwarna kuning dan segera mencocokkan benda itu di bagian selimut sihir yang membentuk sebuah kunci sambil menyebutkan mantra yang tadi telah diberikan oleh lukisan itu kepadanya.

"Nevervierezum clahydopyousa," sebut Myristi dengan tegas.

Myristi mundur beberapa langkah dan menunggu apa yang akan terjadi. Dengan pelan namun pasti, selimut sihir yang melindungi area itu menghilang beserta kunci emas tadi. Myristi menoleh ke arah Odette dan melihat bahwa gadis berambut cokelat bergelombang tersebut tengah terdiam menyaksikan apa yang baru saja terjadi.

"Bagaimana kau bisa mengetahui kunci yang tepat?" tanya Odette penasaran.

Myristi mengangkat bahu tidak peduli. "Entahlah. Aku mengetahui dua bunga yang berwarna merah dan putih. Aku juga merasa bahwa aku pernah melihat bunga yang berwarna biru di suatu tempat, entah di mana. Tetapi, bunga yang berwarna kuning, aku sama sekali belum pernah melihat atau membaca tentang buku itu sama sekali. Jadi, aku memilih kunci yang ada di bunga itu," jelas Myristi.

"Keberuntungan yang bagus," tanggap Odette.

Myristi menghela napas dan mulai melangkahkan kakinya masuk ke area itu. Myristi berjalan ke rak-rak yang terdapat di sebelah kanan, sementara Odette berjalan ke sisi yang satunya. Mata Myristi mulai menjelajah satu per satu judul buku-buku itu dengan cermat. Myristi langsung mengambil sebuah buku tebal berwarna merah yang judulnya menunjukkan bahwa buku itu berisi tentang sejarah Erythrina. Myristi kembali mengambil buku tebal lain tentang sejarah Delonix Regia. Gadis berambut pirang itu tersenyum ketika mendapatkan beberapa buku yang memang sudah sejak lama dicarinya.

Hanya dalam beberapa saat saja, Myristi sudah memiliki banyak buku di tangannya. Gadis yang memiliki netra hijau kekuningan itu lalu menghampiri Odette yang masih berada di sisi kanan area terlindungi itu. Myristi langsung menekuk wajah begitu melihat Odette hanya melihat-lihat tanpa memegang buku apa pun.

"Odette," gerung Myristi pelan. "Apa yang kau lakukan? Kau tidak menemukan buku apa pun yang dapat berguna?" tanya Myristi.

Odette menoleh ke arah Myristi dan mengangkat bahu. "Aku tidak menemukan sesuatu yang menarik."

"Oh, yang benar saja," gerutu Myristi.

Odette memutar mata dan langsung mengambil buku dari rak di sebelahnya tanpa melihat buku apa yang diambilnya. Odette meletakkan sebuah buku kecil tipis berwarna biru di atas tumpukan buku milik Myristi.

"Sudah, bukan?" tanya Odette sambil menunjukkan wajah tak bersalahnya. "Kalau begitu ayo keluar dari sini sebelum penjaga perpustakaan itu melihat kita," ajak Odette. Gadis berambut cokelat bergelombang itu segera melangkah keluar dari area itu, meninggalkan Myristi dengan tumpukan buku yang ada di tangannya.

"Setidaknya bantulah aku membawa buku-buku ini," ujar Myristi lalu menyusul Odette.

Myristi kembali menyebutkan mantra yang sama seperti saat ia membuka selimut sihir yang melindungi area itu. Sihir pelindung tipis itu perlahan-laham mulai kembali menyelimuti area itu, begitu juga dengan kunci emas yang tadi digunakan untuk membukanya. Myristi dengan cepat mengambil kunci emas dan segera mengajak Odette keluar dari perpustakaan itu. Myristi dan Odette berlari kecil melintasi lorong-lorong dan berhenti di tangga naik yang mengarah ke kamar mereka.

"Kau kembali ke kamar dan bawa buku-buku ini," ujar Myristi sambil memberikan semua buku yang dipegangnya kepada Odette yang menerima semuanya dengam malas. "Aku akan mengembalikan kuncinya," lanjut Myristi.

"Berhati-hatilah," pesan Odette yang dibalas Myristi dengan anggukan.

Mereka berpisah di tangga itu. Odette sampai di dalam kamar dengan membawa buku-buku Myristi tanpa hambatan apa pun. Myristi pun berhasil mengembalikan kunci area yang terlindungi oleh sihir itu ke ruangan Profesor Adrianna tepat sebelum fajar datang. Tidak ada satu pun penjaga asrama yang menemukan mereka. Tidak ada yang aksi mereka yang diketahui oleh sang penjaga perpustakaan yang sampai saat itu masih tertidur. Dan tentunya, tidak ada yang mengetahui apa yang telah dilakukan Myristi dan Odette malam itu.

***

Myristi membuka pintu kamar dengan dan masuk dengan cepat. Myristi menghela napas, berusaha mengatur detak jantungnya yang sejak awal sudah berdetak lebih cepat. Melakukan apa yang baru saja dilakukannya dengan Odette, mencuri dan masuk ke area yang dilindungi sihir dan terlarang bagi seluruh murid, memang memiliki resiko yang tinggi. Tetapi, Myristi berhasil melakukannya tanpa diketahui oleh siapa pun.

Gadis berambut pirang itu melihat Odette yang sudah terlelap di ranjangnya. Mungkin merasa kelelahan karena apa yang baru saja mereka lakukan. Myristi membiarkan gadis itu beristirahat. Namun, Myristi tidak dapat memejamkan matanya di sisa malam itu. Pikirannya terus tertuju kepada buku-buku yang baru saja mereka pinjam dengan sembunyi-sembunyi dari area berselimut sihir.

Myristi akhirnya mengambil salah satu buku secara acak dari tumpukan buku yang diletakkan Odette di meja yang ada di sebelah ranjangnya. Myristi duduk di tepi ranjang, mulai membuka buku itu dan membalik halamannya satu per satu dengan pelan. Myristi mengerutkan dahi ketika ia berusaha memahami apa yang terdapat di buku itu. Netra kuning kehijauan milik Myristi tidak berhenti mengikuti setiap kalimat yang tertulis dalam buku itu tanpa melewatkan satu kata pun.

Buku bersampul hijau yang sedang dipegang Myristi ternyata berisi berbagai jenis sihir dengan tingkatan yang cukup tinggi. Jenis sihir yang mungkin baru akan dipelajari Myristi ketika gadis itu telah mencapai Tingkat Enam. Tidak hanya itu, jenis-jenis sihir yang sangat jarang digunakan, jenis-jenis sihir yang sangat sulit untuk dipraktekkan karena membutuhkan energi yang besar, dan jenis-jenis sihir yang sudah dilarang penggunaannya juga ada di dalam buku itu. Kini Myristi mulai mengerti mengapa mereka melindungi area di bagian belakang perpustakaan itu. Jika semua buku yang terdapat di sana berisi hal-hal yang penting dan rahasia, maka sangat wajar jika Delonix membatasi area itu dengan sihir.

Myristi menutup buku bersampul hijau tersebut dan mencoba mengambil buku lainnya. Kini dengan jelas Myristi mengetahui bahwa buku yang diambilnya adalah buku yang berisi tentang sejarah dari Delonix. Gadis berambut pirang itu terus membolak-balik halaman sambil mencermati setiap info yang baru diketahuinya.

Ratu Erythrina Cristagalli membangun asrama yang beliau beri nama sebagai Delonix Regia itu di sebelah barat Erythrina. Di atas tebing yang tepat berada di tepi Laut Oceanus. Ratu Erythrina Cristagalli menjadikan lambang dua buah pedang yang berarti kekuatan dan serigala putih yang berarti kepemimpinan sebagai lambang resmi dari Asrama Delonix Regia.

Myristi menyimpan setiap fakta-fakta penting yang baru ditemukan dan kembali membalikkan halaman untuk terus lanjut membaca.

Delonix Regia diresmikan oleh Ratu Erythrina Cristagalli pada tanggal 14 Spica 250 SM. Sejak saat itu, seluruh penghuni Delonix Regia selalu melakukan sebuah perayaan untuk memperingati hari peresmian asrama.

Myristi menghentikan bacaannya dan fokus pada informasi yang baru saja dibacanya. Otak Myristi dengan cepat memproses informasi tadi hingga akhirnya pikiran Myristi berhasil memikirkan sebuah ide yang kontan saja langsung membuat mata gadis itu dipenuhi oleh sinar keantusiasan. Gadis berambut pirang itu segera meletakkan buku yang dipegangnya ke atas ranjang lalu segera mendekati ranjang Odette dan membangunkan teman sekamarnya itu.

"Odette!" seru Myristi tanpa dapat ditahan. "Odette, aku telah menemukan waktu yang tepat!" ujar Myristi.

Gadis berambut pirang itu pun langsung kembali melanjutkan penjelasan tentang apa yang baru saja ditemukannya, tidak peduli apakah Odette mendengarkannya atau tidak.

"Aku telah menentukan waktu yang tepat untuk melakukan rencana pelarian diriku, Odette. Tanggal 14 Spica, yang berarti adalah dua bulan lagi, Delonix akan merayakan sebuah acara perayaan besar untuk memperingati hari peresmian asrama ini. Mereka melakukan hal itu setiap tahun. Perayaan itu pasti akan sangat besar dan orang-orang pasti akan sibuk untuk mempersiapkan segalanya untuk acara itu. Dan ketika saat itu tiba, keamanan Delonix mungkin akan sedikit melonggar. Aku akan pergi di saat itu terjadi, Odette! Itu adalah waktu yang paling tepat!"

***

29 Desember 2018,

D I L A T A S I

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top