7


"Danu, gimana keadaan Ratna?"

Danu terlihat kaget, tak biasanya Hannan bertanya tentang saudara sepupunya.

"Kayaknya pernikahannya akan dipercepat Bang, pihak laki-laki yang entah kenapa tiba-tiba saja memajukan tanggal dan bulan, bulan depan kayaknya Bang."

Hannan hanya bisa diam sambil mengepulkan asap rokoknya.

"Abang kayaknya pasrah aja ya Bang?"

"Aku kan hanya berusaha realistis Danu, aku mengingatkan Ratna jika tak ada yang bisa kami lakukan, arah jodoh tak memihak pada kami, dia memang meminta padaku untuk membawanya pergi, tapi aku tak mau dia jadi durhaka pada orang tuanya, jadi biarlah, kami berjalan dan menikmati cinta kami di dunia khayalan. Kami terlalu berbeda dalam hal apapun dan itu tidak bisa dipaksakan tapi jika kami memang berjodoh aku yakin tangan Tuhan akan bergerak tanpa kita minta."

"Lalu, Abang akan membiarkan Ratna menikah dengan laki-laki lain tanpa berusaha apapun?" Danu menatap Hannan yang mematikan kepulan rokoknya yang disundutkan pada asbak.

"Danu, kami bertemu dengan cara aneh, terlalu singkat dan tiba-tiba saja kami saling suka, lalu dia bertunangan, apa aku harus merebut wanita yang aku cinta saat sejak awal orang tuanya melihatku bagai musuh dan laki-laki tak layak bagi anaknya, aku harus sadar diri dan mundur teratur, dengan cara itu aku tak membuat wanita yang aku cinta menderita di rumahnya sendiri, mungkin pikiranku berbeda dengan orang-orang kebanyakan yang merabas apapun yang terjadi aku bukan tipe seperti itu, bukan aku tak mau berusaha tapi saat wanitaku sudah ada yang mengikat maka tak etis rasanya jika aku merusak hubungan itu dengan cara tak layak, aku yakin jika ada jodoh kami akan bersatu, meski kita tak tahu arah dan caranya bagaimana."

"Kasihan Dik Ratna, Bang, aku rasanya nggak ikhlas aja dia dapat laki-laki kayak gitu, sombongnya itu yang nggak nguatin."

Hannan tertawa pelan. Lalu bangkit dan melangkah pelan.

"Bang! Mau ke mana?"

"Menyusuri Malioboro!"

"Ngapain?"

"Berusaha melupakan bahwa cinta itu bikin aku nggak enak makan dan tidur."

"Halaaah!"

.
.
.

"Aku ada di bandara Seno, jemput aku, aku ditemani kerabat mamaku, kau jangan coba-coba berlari dariku!"

Terdengar suara marah Stephanie, Seno berusaha tenang.

"Kamu ngapain sampai ke sini? Tunggu aku di sana, jangan ke mana-mana!"

"Sepupu dari mama jauh-jauh antar aku, dia dari Bandung! Kamu jangan coba-coba membohongi aku!"

"Tenang Steph, aku akan menjemputmu!"

Dan Seno betul-betul bingung ia tak mengira Stephanie akan nekat menyusulnya ke negara ini. Dan tepukan di bahunya semakin membuat Seno kaget. Ia menoleh dan melihat ibunya yang sudah berdiri di sampingnya.

"Ayo kita berangkat, Ratna pasti sudah menunggu." Rukmini menatap wajah bingung anaknya.

"Kamu baik-baik saja kan Seno?"

"Eh, iya Bu, apa tidak bisa ditunda besok saja ke butiknya Bu."

"Gak iso to le, ibu wes janjian, mereka orang sibuk, kita jangan seenaknya, ayo ndang budal, cepat berangkat ayo." Rukmini menarik lengan Seno, mau tak mau Seno mengikuti langkah kaki ibunya, tapi pikirannya tertuju pada Stephanie.

Dalam perjalanan pun Seno seolah tak bisa berkonsentrasi, ia tak ingin Stephanie mengacaukan semua rencana pernikahannya dengan Ratna, terbayang lagi kejadian setahun lalu saat ia mengetahui Stephanie yang ternyata bermain gila di belakangnya, bahkan dia sendiri yang menemukan Stephanie dengan laki-laki bule yang badannya lebih tinggi darinya dan wajah yang pasti lebih tampan darinya.

Sejak itu Seno berusaha melupakan Stephanie tapi wanita itu mendatanginya lagi dan memohon, menangis-nangis di kakinya dan berjanji akan menuruti semua permintaan Seno. Seno tak membuang kesempatan itu, ia menerima banyak hal dari Stephanie yang memang anak orang kaya, apartemen, uang yang tak sedikit mengalir ke kantongnya dan pekerjaan saat ia sudah menyelesaikan kuliahnya, dan Seno menunjukkan kesetiaannya di depan Stephanie meski di belakang Stephanie sebenarnya ia adalah laki-laki yang tak jauh berbeda dengan Stephanie hanya dirinya lebih pandai menutupi perilaku hidup bebasnya.

Kini Stephanie datang menemuinya, kebingungan Seno hanya satu, ia tak ingin bapaknya tahu, ia tak ingin membunuh bapaknya dengan kedatangan Stephanie karena ia tahu jantung bapaknya sedang tidak baik-baik saja.

"Ibu yakin kamu sedang ada masalah, ingat Seno jangan bermain-main dengan perjodohan ini, kamu jangan mempermalukan kami pada keluarga Joyo Hadi Kusumo. Kamu anak pertama keluarga Suryo Sumirat yang akan membawa kami pada kebanggaan dan kehormatan kami sebagai keluarga yang tahu adab, itu yang ingin ibu ingatkan, jangan sampai keluarga besan jadi kecewa dan kami dianggap keluarga yang tak tahu aturan, perjodohanmu ini mempertaruhkan harkat dan martabat keluarga."

"Inggih, Ibu." Dan ponsel dalam saku Seno kembali bergetar hebat.

.
.
.

Sementara Stephanie gelisah menunggu Seno yang tak kunjung datang, ia telepon beberapa kali juga tak ada jawaban, ia menatap resah pada sepupunya.

"Jika ia tak datang akan aku datangi perusahaan orang tuanya, tak ada jalan lain, mungkin sekarang kita cari hotel terlebih dahulu." Stephanie semakin resah.

"Kamu tahu di mana perusahaan orang tuanya? Terus terang baru kali ini aku ke Jogja dan tidak tahu apa-apa tentang kota ini." Sepupu Stephanie pun terlihat kebingungan.

"Aku tahu nama perusahaan orang tuanya dari temanku yang juga orang Indonesia, dan tak akan sulit menemukannya dengan aplikasi yang ada di ponsel ini, sopir-sopir online akan sangat membantu jika hanya mencari sebuah perusahaan terkenal." Stephanie terlihat mulai tenang.

"Kamu juga sih percaya amat sama model laki-laki kayak gitu, kalo dengar cerita kamu kayaknya ..."

"Kami sama, sama-sama player, makanya kami sama-sama tahu jika kami ini pembohong besar tapi kami tidak bisa saling melepaskan dan yang pasti dia akan menerima kejutan saat bertemu nanti."

Sepupu Stephanie terlihat mengernyitkan keningnya.

"Kamu jangan aneh-aneh Steph!"

Terdengar tawa Stephanie.

"Saat dia bercerita tentang perjodohan, dan berjanji tetap akan kembali padaku, aku sudah meragukan itu, makanya saat terakhir kami bertemu aku tak menggunakan pengaman."

"Steph, kamu?"

"Yah saat ini aku hamil, dan ini anak Seno."

🔥🔥🔥

26 Februari 2023 (04.27)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top