Laphaann
Uuwii datang lagii
Jangan lupa Bintang dan komennya untuk penyemangat kuhh.
Hehe Happy Reading 🐰
**
Namtan bangun 30 menit yang lalu, saat kembali ke kamar, dia masih menemukan suami dan anaknya bergelung didalam selimut, berpelukan.
Rasa hangat dan bahagia melingkupi perasaannya. Dia senang melihat anaknya sudah mulai menerima Win sebagai ayah nya.
Tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi diantara keduanya.
Ponsel Bright sedari tadi berdering, membuat nya tak henti untuk berdecak sebal. Anak itu benar-benar, rutuknya.
"Bright! Bangun!"
"Hmm." Percayalah, Bright tidak tidur. Dia hanya berpura-pura agar tetap memeluk si manis. Terlalu nyaman.
"Dari tadi yang namanya Shashi terus Nelpon kamu! Angkat buruan." Kesal Namtan mengguncang tubuh anaknya.
"Ck, mama aja deh yang angkat. Bilang Bright lagi boker atau apa kek!" Bright masih tidak mau melepas pelukannya, malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Ayah tirinya itu.
Win yang merasa terusik mulai membuka matanya, tubuhnya terasa sesak mendapat apitan kuat dari Bright.
"Unggh? Udah jam berapa?" tanya Win dengan suara seraknya.
"Masih pagi sayang, kamu lanjut tidur aja gapapa." Namtan menyambut Win dengan senyum manis.
Bright menatap ibunya sengit. "Mah, gak bisa gitu dong. Mamah gak adil sama anak sendiri!"
Namtan balas dengan Pelototan tajam. "Angkat telponnya atau mamah yang angkat Hape kamu tinggi-tinggi terus mamah hempaskan biar jadi hancur Berkeping-keping, pilih mana?"
"Gimana aku bisa jawabnya dengan pertanyaan yang gak jelas, yang bikin aku emosi!"
"Anak kurang ajar, satuuu...."
"Iya iya iya, sini hape nya! Mama suka banget bikin aku jadi anak Durhaka."
"Duaaa...." Namtan tidak perduli, dia tetap melanjutkan hitungannya sambil mengangkat Handphone Bright tinggi-tinggi.
Bright langsung menyelamatkan nyawa belahan jiwanya sebelum tewas ditangan Ibunya itu.
Setelah mendapatkannya, Bright langsung bangkit dan berjalan kearah balkon kamar milik orangtuanya.
Shashi
"Halo Bright? "
"Hm, kenapa?
" Flashdisk nya kan ada sama kamu kan? Gimana kalo ntar kerja kelompoknya dirumah kamu aja langsung, biar gak bolak balik?"
"Hmm, yaudah di rumah gue aja, ntar lo kesininya sama siapa?"
"Gini Bright, kamu kan tau minggu lalu mobil aku di bengkel dan sampe sekarang masih belum selesai, gimana kalo kamu yang jemput aku, bisa gak?"
"Yaudah nantinya jemput."
"Yeayy, makasih Bright. Yaudah aku tutup ya aku mau siap-siap."
"Hem." Bright mengela nafasnya. Biar gak bolak balik katanya? Taik kucing, Sama aja Bright bakalan jemput dia dulu trus ngerjain tugas di rumahnya kan? Buang-buang bensin, tapi biar lah. Ntar si Shashi itu yang ngerjain, Bright cuma numpang Nama nya biar tertera di daftar kelompok.
Bright berniat ke kamarnya untuk mandi, otomatis dia harus keluar dari kamar orangtuanya kan? Saat membuka tirai balkonnya Bright dapat melihat aksi kedua orangtuanya itu.
Mereka sedang berciuman dengan posisi Namtan berada di atas pangkuan Win.
Benar-benar membuat Bright sesak nafas, Si manisnya kini berlagak jantan memangku ibunya?
Liat saja nanti, hukuman sedang menanti Win.
Bright berdehem menghentikan aksi keduanya. Namtan terlihat kaget lalu mendengus melihat si anak kembali menganggu aktivitas Kerja kelompok miliknya dan Win.
Sedangkan Win kini terlihat panik dan takut. Entah apa yang dia takutkan, yang jelas sekarang perasaannya gelisah saat ini. Ditambah kini Bright melongos pergi tanpa mengatakan apapun.
**
Sejujurnya, sejak satu jam yang lalu Win tidak bisa tenang. Bright mendiamkannya sejak kejadian pagi tadi. Hingga kini Bright pulang bersama seorang wanita yang kata Namtan teman kelompok Bright.
Layaknya patung, Win benar-benar tidak dianggap keberadaannya oleh anak sambungnya itu.
Bright seperti tidak melihat keberadaan Win yang jelas-jelas berada didekatnya. Kerap kali Win berjalan kearah sofa dimana Bright dan teman wanitanya itu mengerjakan tugas. Win mencoba akrab dengan teman Bright tapi tidak ada bedanya dengan Bright. Wanita itu malah menatap Win dengan sinis.
"Bright, temen kamu kok modus banget sih nanya-nanya terus?" kesal Shashi diarahkan pada Bright.
Walaupun pelan tapi cukup didengar oleh telinga. Win yang mendengar itu hanya menghela nafasnya, tanpa menunggu pembelaan dari Bright dia langsung pergi dari sana, perasaannya sesak entah kenapa. Lagi pula Bright tidak akan membelanya kan?
Ini hari minggu sudah jelas Namtan tidak bekerja, sedangkan Win masih memiliki satu hari lagi untuk Cuti nya besok.
Win pergi menuju kamar dimana istrinya berada, sepertinya Namtan sedang menelfon seseorang di tengah balkon. Win tidak mau mengurusi nya, mungkin masalah pekerjaan.
Win membaringkan tubuhnya dikasur, mengistirahatkan tubuh dan jiwanya. Entah, dari pagi perasaannya gelisah tak menentu, yang pasti itu karena Bright.
Di ruang Tamu, tepatnya setelah Win meninggalkan Bright dan Shashi, Bright mulai merenggangkan ototnya.
"Dia papah tiri gue." Bright buka suara setelah bungkam sedari tadi.
Shashi mendongakkan kepalanya. Kaget , tentu saja.
Apa dia sudah merusak Citranya didepan Orangtua Bright?
Astaga, padahal sedari rumah Shashi sudah mengatur strategi agar terlihat sopan dan anggun dimata Orangtua Bright. Tapi lihat sekarang, dia mengacuhkan bahkan berkata ketus pada Win yang tak lain Papa tiri Bright.
Kalau sudah begini gimana bisa dia mendapatkan restu Orangtua Bright dengan mudah. Bright saja sulit diluluh kan, dan sekarang dia sudah membuat citranya buruk didepan Orangtua Bright.
Rasanya Shashi ingin memutar waktu saja.
**
Sore ini, Bright benar-benar menghela nafasnya berat. Tugasnya benar-benar melelahkan, bahkan baru selesai setengahnya dari tadi siang. Mereka memutuskan untuk mengerjakan sendiri-sendiri lalu digabungkan jika sudah selesai. Tentu Bright akan meminta tolong pada Dew nanti.
Matanya beberapa berkedip kearah pintu kamar diseberang sana, berharap Win menampakkan dirinya.
"Bright, gimana nih hujannya makin deres. Aku gak bisa pulang dong?"
Bright berdecak, "Pulang tinggal pulang elah, ribet amat. Kan bisa pesen gojek."
"I-iya tapi kan hujan."
"Ya terus? Air doang ini elah bukan api, Ngapain lu takut."
Shashi hanya berdecak sebal mendengar perkataan Bright.
"Bentar lagi Dew dateng buat pinjem Sepatu bola gue, ntar lu nebeng aja sama dia."
"Tapi aku maunya sama kamu Bright, " Pinta Shahsi sambil menatap Bright harap-harap takut.
"Jalan kaki lu sono, ogak gue bolak-balik lagi."
Selang sepuluh menit, Dew datang dengan penampilan yang hampir basah kuyup. Bersamaan dengan Win yang juga keluar dari kamar dengan keadaan rambut basah.
Habis mandi? Tapi ini kan Hujan, ngapain mandi? Sekelabat fikirannya tentang aktivitas kerja kelompok antara Namtan dan Win muncul dikepala Bright.
Win hanya menatap ketiga anak muda itu lalu berjalan kearah saklar lampu untuk menghidupkan lampu samping.
Ketiga orang itu memperhatikan Win dengan seksama.
Tidak ingin menghilangkan kesempatan, Shashi cepat-cepat menyapa dan tersenyum pada Win.
"Sore Om, siap mandi ya?"
Semua atensi beralih pada satu-satunya wanita disana. Terlebih Win yang kaget saat Teman kelompok Bright menyapanya dengan panggilan 'Om'. Sebenarnya Win belum setua itu untuk dipanggil Om.
Tapi karena statusnya kini menjadi Ayah tiri Bright, dia cukup senang dengan panggilan itu. Buktinya dia langsung membalas sapaan Shashi dengan tangan.
"Iya Susi, tugas kalian udah selesai?"
"Shashi om, bukan susi Hehe...."
"Ohh maaf salah ya? Jadi tugasnya udah siap?"
"Belum Om, rencana dilanjut dirumah masing-masing aja."
Win hanya tersenyum dan mengangguk , tidak mampu berbuat banyak karena kini Bright menatap nya tajam. Apa wanita itu pacarnya Bright? Sehingga Bright takut Win akan merebut wanita nya?
Perasaan takut dan tidak nyaman kembali menyapa Win. Dan kembali lagi Win masih tidak mengerti apa maksud perasaannya kini.
Dew hanya diam menatap pria yang dia ketahuan sebagai Papa baru Bright dan juga Orang yang selama ini Bright sukai. Ya, sudah lama Bright menaruh rasa diam-diam pada sesosok Pria manis ini. Dan ini kali pertama Dew melihat nya secara langsung.
"Bright, kalo bentukan bapak tiri lo begini mah, gue juga mau!!"
**
TBC
Gimana Part ini?
Maapin ya pendek lagi, aku ada rencana sih mau bikin versi Au nya di twitter, tapi masih rencana😂
Ada yang setuju gak?
Jangan lupa tinggalkan bintangnya.
-Babunya Charlotte 🐶
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top