03
Banquet-nya meriah, aku hampir muntah.
Kalimat Hina terus berputar di kepalaku, batinku bergejolak, menimang-nimang keputusan yang harus aku buat.
Berusaha membaur dengan tamu undangan lain, aku duduk bersama orang-orang yang tidak terlalu aku kenal. Entah siapa, tapi mereka cukup dermawan ntuk tidak mengusirku dari meja mereka.
Takemichi dan Hina pergi untuk menyambut tamu lain, setelah resepsi pernikahan, yang tertinggal adalah perjamuan makan.
Tapi aku yang tidak terlalu paham etika formal, pada akhirnya cuma duduk sambil memakan hidangan yang tersaji.
Namun sesekali, pandanganku terus mencari pria yang sama, Baji Keisuke, yang kuperhatikan sejak acara mulai.
Tidak banyak yang berubah, wajahnya masih setampan yang aku ingat, mata cokelatnya pun masih menyimpan banyak cerita. Tapi satu hal yang terus mengambil atensiku, hal lain yang tidak hilang dan berubah darinya, adalah senyum lebarnya.
Di sepersekian detik itu, mata kami bertemu dan jantungku berhenti.
"...."
Seluruh ruangan yang tadinya bising, di telingaku menjadi sangat sunyi. Hanya deru nafasku yang bisa aku tangkap.
Namun secepat ia datang, secepat itu juga dia pergi.
Baji mengalihkan pandangannya.
Tidak banyak yang berubah,
hampir tidak ada yang berubah,
dia sama,
aku juga sama,
tidak ada yang berubah.
Aku menangis di kamar mandi setelah itu.
.
SMP kelas 2, aku ingat jelas kamu yang waktu itu.
"Aku menyukaimu." Adalah kalimat yang sangat sulit untuk kuucapkan.
Dengan wajahmu yang tidak berubah, kamu menjawab suaraku dengan sebuah bisikan.
"Maaf."
Esok harinya, aku tidak lagi ada di sana, di sekolah itu, Tokyo, atau sekitarmu lagi.
Kalimat terakhirku padamu sebelum pindah, adalah isi hatiku yang paling enggan kuungkap.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top