AGUSTD - SUGA

SUGA

------------------------------------------------

Bukan Min Yoongi namanya jika menyerah akan mimpinya, ia memang keras kepala walaupun masih dalam kadar yang wajar.

...

Ia memutuskan untuk mengikuti audisi di sebuah agensi yang pada saat itu bahkan namanya saja tidak banyak diketahui oleh hal layak umum yaitu Bighit entertainment.

Keadaan ekonomi keluarga membuatnya harus mengikuti audisi tersebut, pikirnya. dengan kemampuan rapp yang ia mimiliki membawanya berhasil lolos pada audisi tersebut.

Setiap malam di studio Bighit ia selalu disibukkan dengan mengaransemen lagu dan melatih kemampuan rapp-nya.

Karena sekarang, seorang Min Yoongi telah berhasil menjadi trainee di Bighit, sehingga kesempatannya untuk bertemu dan berlatih bersama dengan teman-teman rapper lainnya di Daegu semakin berkurang bahkan hampir tidak sempar sama sekali.

Sebenarnya mereka dan keluarganya tak tau menau tentang apa yang dilakukannya sekarang, keputusannya memilih untuk tak mengatakan apapun pada mereka,  bukan maksud tak ingin ia hanya tak sanggup.

...

"Yoongi berhenti disana!!" Teriak Ibuku.

"Hei, dengarkanlah Ibumu!" Tambah Ayahku.

Mereka tidak mengerti dengan keputusanku, aku hanya ingin mengejar sesuatu yang kusebut dengan mimpi, tapi kenapa mereka selalu membelenggu diriku?

"Baiklah!! baiklah, aku mengerti apa yang kamu inginkan, sekarang kamu bebas untuk bermusik atau melakukan impianmu tapi jangan j-jangan pergi kemanapun."

Aku terdiam sejenak mendengar perkataan Ibu, namun keputusanku sudah bulat, aku tidak tau jika tetap mengikuti permintaan mereka apakah aku tetap bisa bermusik atau tidak, mereka selalu lupa dengan janji dan perkataannya sendiri.

Terutama tentang mimpiku

Aku harud pergi, kubawa ransel yang telah kuisi dengan pakaian dan beberapa lembar uang hasil jerih payahku bekerja paruh waktu.

Malam itu, adalah malam terakhir aku mendengar suara mereka, walaupun ingin namun tetap berat bagiku untuk berpisah dengan mereka. Tapi aku sudah dewasa, aku memiliki jalanku sendiri.

...

Sesekali di sela waktu mengerjakan musik, aku selalu melihat satu-satunya foto keluarga yang kumiliki, sampai saat ini aku tidak pernah menghubungi mereka bahkan saat aku diterima di Bighit.

Bukannya aku tidak mau, tapi aku terlalu takut. Aku takut mereka akan memutuskan mimpiku kembali.

Akhirnya, setelah dua tahun aku belajar menjadi rapper ditabah kegiatan training lainnya, Bighit memutuskan untuk mendebutkan sebuah boygrup dan aku menjadi salah satu dari anggota grup tersebut.

Satu bulan sebelum debut aku memutuskan untuk menemui orang tuak. Mungkin, jika aku datang saat ini pandangan mereka terhadapku akan berubah.

Seberapa kuat aku mengumpulkan keberanianku,  aku tetap takut untuk kembali bertemu dengan mereka, aku takut akan mengecewakan mereka.

Aku sampai di Daegu sekitar pukul empat pagi, berjalan-jalan disekitar halte bus karena sebuah keraguan tersebut.

Pikiranku masih kalut dengan keputusanku sekarang, kutatap lekat jalanan menuju rumahku.  Masih terlihat sepi tak ada sedikitpun hiruk pikuk pejalan kaki,  sampai kulihat seorang pria dengan perawakan yang cukup tinggi mengenakan jaket tebal yang berlubang di beberapa tempat ditambah celana training yang sudah belel. Pria yang sangat kukenal dalam hidupku, dia adalah kakakku.

Dia terlihat lebih tinggi dari dua tahun yang lalu, wajahnya terlihat lebih tua dan kusut, mungkin karena sekarang Ia harus menanggung beban keluarga sendirian.

Aku melihat Ia menjinjing sekantung besar berisi koran, sepertinya Ia sedang bekerja paruh waktu bahkan untuk waktu sepagi ini, pikirku.

Kakakku menjatuhkan lembaran koran tersebut dan berlari kearahku, aku memejamkan mataku karena takut kalau dia akan meninjuku.

Namun tak ada sedikitpun pukulan yang mendarat di wajahku, tanpa sadar air mata menetes dari kedua netraku, di-dia sedang memelukku.

"Yoongi!! kemana saja kau?"

Ia mengeluarkan tangisannya sambil memelukku.

"Aku tau kau kecewa, tapi kenapa kau harus pergi."

"Apa kau hidup dengan baik? apa kau makan dengan teratur? di mana kau tinggal?"

Aku terdiam, kakakku yang dulu sangat kuat namun sekarang Ia terlihat sangat rapuh d hadapanku.

Aku membalas pelukannya dengan ragu,  melepaskan kerinduan kami masing-masing.

Ia melepaskan pelukannya, dan mengisyaratkanku untuk mengikutinya.

Ia menenteng kembali koran-koran yang jatuh tadi, kami berjalan sambil membagikan koran tersebut.

Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami berdua, aku hanya turut mengikutinya kemanapun kakinya melangkah.

Sungguh, aku merasa sangat bersalah melihatnya harus mempertaruhkan masa mudanya untuk berkeja.

Aku sadar akulah satu-satunya orang egois di sini.

"Apa yang kau lakukan selama ini?"

Kakakku memecahkan keheningan tersebut.

"Euum.. eeeh.. aku pergi ke Seoul untuk mengikuti sebuah audisi di salah satu agensi."

"Aku bersyukur kau tetap menjalankan impianmu."

"Apa ibu dan ayah sehat?"

"Mereka terlihat sehat, walaupun sejujurnya di dalam mereka sangatlah rapuh."

"Mereka selalu memikirkanmu, bahkan sampai hari ini mereka selalu ingat denganmu."

Bersalah, hanya itulah yang aku pikirkan sekarang.

Aku semakin merasa bersalah karena telah membuat kakakku harus bekerja habis-habisan, ditambah lagi aku telah menyakiti perasaan kedua orang tuaku.

Aku tertunduk dan bulir-bulir air mataku kembali turun.

"Berhentilah bersedih Yoongi-ah, walaupun kami sangat sedih. Kami tidak pernah menangis dan memperlihatkannya pada orang lain."

"Kau harus kuat Yoongi."

Ucap kakakku sambil menepuk-nepuk pundakku.

"Maafkan aku, maaf Kak."

"Maaf karena aku sudah mengecawakan kalian, maafkan aku karena telah menjadi anak yang tidak berguna."

"Aku akan berhenti dengan mimpiku dan mendengarkan kalian mulai sekarang, aku sadar bahwa aku sudah sangat egois dan membuat kalian mengalami masa-masa yang sulit."

"Tidak Yoongi, kejarlah mimpimu kau akan debut sebentar lagi."

Aku terkejut mendengarnya, kenapa ia bisa tau lebih dulu kalau aku akan debut.

"Temanku yang memberitahukannya, ia mengirimiku teaser fotomu yang akan debut dengan grup  bernama BTS, iya kan? "

"Lalu.. bagaimana dengan ayah dan ibu?" Tanyaku.

"Mereka menangis melihat fotomu, bukan karena sedih tapi mereka bahagia bukan main, mereka tak pernah terlihat sebahagia itu semenjak kau pergi."

"Ta-tapi."

"Aku mengerti Yoongi-ah, aku tau Kau masih takut bertemu dengan mereka."

"Pergilah gapailah mimpimu."

Aku kembali memeluknya, aku sangat bersyukur karena mereka masih sehat, aku bersyukur karena mereka masih menyayangiku.

Kami berpisah di halte bus terdekat, aku melihatnya dari jendela bus ia melambaikan tangannya dan menyemangatiku.

"Semangat Yoongi!! Fighting!!"

...

Akhirnya 13 Juni 2013 BTS berhasil debut, kami bertujuh akhirnya bisa memulai debut stage kami dan memulai perjalanan mimpi-mimpi kami.

Namun, setelah kami menjadi idola ternyata tidak semata-mata mudah untuk mencapai kesuksesan, kami berkali-kali mengeluarkan karya baru namun tidak kunjung mencapai kesuksesan.

Kami tetap bertahan menjadi seorang idol walaupun kesuksesan tidak kunjung datang tapi kami yakin suatu hari nanti, hari itu akan tiba.

Bukan kehidupan grup kami saja yang tidak kunjung mendapatkan kesuksesan, bahkan aku sebagai rapper underground yang dikenal dengan nama Agustd.

Banyak dari kalangan rapper yang mencibir tentang grup kami terutama untuk rapper line, karena konsep hip hop yang diusung pada grup kami.

Karena itulah kami banyak dicibir oleh mereka, mereka beranggapan bahwa idol dan hip hop itu tidak dapat disatukan.

Mereka juga mulai mencibir kemampuan rappku yang biasa saja dan kemampaun menariku yang buruk.

Di sela waktu kosong aku sering mengurung diri, memikirkan perkataan-perkataan mereka.

"Apa benar aku tidak berbakat?"

"Haruskah aku berhenti? kurasa tidak akan masalah jika aku berhenti, bahkan tidak banyak orang yang tau tentang kami."

Aku memikirkan banyak pertanyaan tersebut, namun setiap cobaan itu muncul aku teringat dengan kata-kata kakakku.

"Aku harus bertahan, aku harus bisa menggapai mimpiku."

Aku dan Namjoon kembali memproduksi lagu baru kami, karena sebentar lagi kami akan melakukan comeback.

Anggota yang lainpun mulai berlatih kembali.

...

Aku akan terus mengingat hari ini.

Hari ini, lagu baru kami 'I NEED U' berhasil memuncaki chart musik di Korea dan memenangkan tropi di program acara musik mingguan.

BTS "I NEED U" Wins First Place on "Music Bank"

BTS take home their first win ever on "The Show"

BTS grabs their first win for "I NEED U" on SBS MTVs "The Show"

Begitu bunyi tag line yang kubaca di Naver setelah kemenangan hari ini, sungguh aku tidak percaya hari itu benar-benar muncul.

Setelah hari itu entah mungkin sayapku yang mengepak semakin besar, ARMY terus-terusan membantuku untuk terbang lebih tinggi lagi.

Aku sendiri masih tidak dapat mempercayainya, tapi aku yakin dengan mereka.

ARMY

Segala kesuksesan kami raih dari hari ke hari semenjak hari itu tiba.

BTS Win at 2017 Teen Choice Awards

BTS becomes the first K-pop group to win a Billboard Music Award

BTS is Getting a Special BBC Documentary

BTS sets Guinness World Record for most Twitter

MIC DROP Remix on top #1 itunes

Begitu banyak artikel yang kuaca hari ini, setinggi inikah aku terbang bersama dengan ARMY?

Sampai saat inipun aku masih tidak dapat mempercayainya.

Tapi apakah hal ini yang aku inginkan selama ini?

...

Setelah segala kegiatan promosi di Amerika kami akan menyelenggarakan sebuah konser di Korea selama tiga hari berturut-turut.

Aku berharap mereka akan hadir kali ini.

Dua hari konser ini berlalu aku sangat bahagia karena tiket terjual habis hanya dalam beberapa detik, ARMY yang datangpun sangat bersemangat melihat penampilan kami.

Namun masih ada sesuatu yang mengganjal dalam hatiku.

Aku memperisapkan diriku untuk konser hari ketiga kami, setelah persiapan make up dan styling aku memasangkan mic dan earphone-ku. Kami bertujuh melakukan pemanasan sebelum konser kami dimulai.

Kami mendengar teriakan ARMY yang begitu histeris.

Intro lagu Not Today dimainkan, kami memasuki stage dan memulai konser hari ini.

Hingga saat kami membawakan lagu 2! 3! Still Wishing There'll Be Better Days aku melihat sepasang pria dan wanita yang sudah cukup renta,  mereka tersenyum cerah dan sedikit meneteskan air matanya sambil menatap kearahku.

Kakiku lemas tak sanggup menopang tubuhku, aku tersujud dan meneteskan air mata.

Air mata yang kupendam selama ini, akhirnya berhasil keluar hari ini.

Segala kecemasan yang kumiliki tercurahkan hari ini.

Mereka.. mereka ada di sana.

.
.
.
.
.
.
.
fin~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top