Taehyung : Hi (Hello)

Ps : di rekomendasikan bacanya sambil dengerin lagu Day6 Hi (Hello)


"Hi, ini aku Taehyung. Pria yang dulu menyiaiakanmu."

"Hello, ini (yn). Maaf aku tidak ingin lagi mengenalmu."

Hanya ada bunyi dering yang panjang, tanpa pernah ada jawaban. Hanya ada hening yang panjang tanpa pernah ada perkataan. Di terik siang maupun dalam pekat malam, dalam rintik hujan, maupun dalam bias sinar mentari pagi, kau tak inginkan aku lagi.

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk."

Ini bukan kali pertama kamu meriject telepon dariku. Bukan kali pertama kamu menolak aku hubungi, bukan hal aneh juga jika nomor mu tidak aktif. Malah akan jadi aneh jika tiba-tiba kamu mau mengangkat telepon dariku, dari lelaki yang tak tahu malu kembali datang dalam hidupmu, gangu damai tidurmu, pusingkan kamu dengan dering nada telepon setiap waktu. Maaf, aku cuma rindu.

"Nomor yang anda tuju berada di luar jangkauan."

Sejak bertahun yang lalu kamu memang tak pernah bisa lagi di jangkau, teramat jauh. Atau hanya kamu yang begitu menjaga jarak, hingga batas terbentang. Atau aku yang begitu tak tahu malu datang lagi padamu, setelah berjuta luka yang kamu terima, dari aku yang masih berani mengaku cinta.

Hujan kembali menerjang bumi, berjatuhan menghantam kerasnya tanah, aspal, pohon, gedung dan lautan. Tapi, mereka tak mengeluh sakit, sekalipun jatuh dari tempat tertinggi. Aku jadi malu karena mengeluh kamu abaikan aku.

"Tekan satu untuk meninggalkan pesan suara."

"Hi, ini aku Taehyung. Pria yang dulu menyiaiakan kamu."

Aku menghela nafas dalam, gusar.

"Ini sudah kali ke 126 aku mencoba menguhubungimu, tapi hasilnya tetap sama seperti hari-hari yang lalu, kamu abaikan aku."

Mungkin kamu akan berkata betapa bodohnya aku karena masih saja berharap kau peduli. Tapi aku tak punya pilihan lain selain mencoba, siapa tahu kamu juga masih cinta.

"Hi, ini Taehyung. Kalau-kalau kamu lupa pada pria bodoh yang tinggalkan kamu hanya demi seorang wanita cantik, maaf dulu aku begitu naif dan bodoh, hingga buat kamu merasakan patah hati di usia dini."

Aku mendongak menahan sesak. Sulit sekali rasanya ungkapkan isi hati, meski sudah lama sekali inginku untuk bicara berdua denganmu. Kalau bisa di temani secangkir kopi. Jika itu terjadi, aku yakin itu dalam mimpi.

"Hi, ini aku. Masih ingatkah kamu pada aku. Maaf aku kembali dan ganggu hidupmu lagi, pasti kamu terganggu, tapi aku juga begitu rindu kamu." Lancang sekali memang diriku ini. Kamu pasti jijik mendengarnya.  Tapi aku tak pandai bohongi hati.

Pernah aku mencoba berhenti mencari tahu tentang mu, tapi tak sampai sehari rasanya aku mau mati.Karena tak dapat lihat wajah mu, tak mendengar gema tawamu, tak melihat manis senyummu. Dunia rasanya berhenti berotasi.

"Hi, tolong balas pesan ini. Singkat pun tak apa, aku hanya butuh dengar suaramu, agar aku bisa baik-baik saja."

Kalau-kalau kamu ingin tahu berapa banyak waktu yang aku habiskan untuk rindukan kamu, maka mungkin kamu akan jengah mendengarnya. Aku risau menunggu balasan darimu. Aku kalut, takut kamu semakin benci pada diri ini.

Memang salahku, karena beri luka yang mungkin susah obatnya. Maaf, kala itu aku begitu tak tahu arah, masih gundah, kadang kala cinta dalam diri hilang tak terkendali. Lalu setelah waktu berlalu, semakin hari aku tahu rinduku untuk kamu, kasihmu masih kamu, dan hatiku pemiliknya hanya dan selalu kamu.

Aku tak pernah tahu jika menunggu balasan darimu akan sebegitu menyiksanya. Ternyata menunggu tak semenyenangkan itu, tak semanarik yang aku kira. Kini aku tahu bagaimana rasanya kamu menunggu aku dalam guyuran salju, kini aku juga paham bagaimana rasanya kamu rindukan aku waktu itu. Karena nyatanya menahan rasa rindu pada orang terkasih rasanya semenyakitkan ini.




Ada sebuah pesan suara yang datang, darimu. Kamu tahu bagaimana ekpresiku kali ini? Jiwaku serasa hilang, ada rasa tak percaya namun bahagia lebih dominan. Aku mulai congkak dan rasa percaya diri timbul berlebihan. Rasanya seperti ada harapan yang mulai timbul, pelan-pelan aku berharap rasa pada hatimu sama dengan rasa pada hatiku, tak berubah tak berganti arah.

Namun, congkakku hilang seketika setelah aku buka pesan suara darimu. Rasanya aku malu pada dunia, karena sempat berhalusinasi kamu akan kembali pada diri ini. Pesan mu teramat ringkas, tak sebanding dengan apa yang aku usahakan. Tapi, bukankah aku sendiri yang meminta, agar kau membalas walaupun ringkas, seharusnya aku tak marah. Mungkin bersyukur akan lebih baik.

Kala itu pesanmu berbunyi.

"Hallo, ini (yn).  Maaf aku tidak lagi ingin mengenal mu."




"Nomor yang anda tuju tidak aktif."

Semenjak saat itu tak pernah lagi aku lihat wajahmu di muka umum. Tak pernah lagi aku dengar nada sambung telepon mu, tidak pernah lagi. Semuanya berakhir.

Harusnya aku tahu, mungkin rasa cintamu telah hilang di telan malam. Mungkin sayangmu telah pergi bersama semilir angin. Mungkin juga kasih mu telah terbuang bersama luruhan hujan. Tepat setelah aku pergi, mungkin kala itu cinta mu habis terkikis.

Maaf aku masih berani hubungi kamu. Semoga kamu baik-baik saja di sana. Tanpa aku. Jangan khawatir aku akan mencoba baik-baik saja, sekalipun sukma dalam diri berteriak, menggema memanggil namamu, meraung agar kamu kembali menengok ke masa lalu.

Semoga bahagia, selalu. Dari aku.















Finally beres juga 😂😂 gimana diksinya??? Kurang greget yah?? Lagi belajar bikin diksi hehe, abis ini pengen belajar kiasan sama majas 😂😂😂 #pikirinsnmptnwoy 😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top