Bab. 6 Gelisah
Maysa menarik nafas dalam, dan melepaskannya perlahan. Sepeninggal Jono, tak banyak yang dia lakukan. Dibayangkannya jika tadi dia mengambil keputusan untuk keluar rumah dan pergi bersama Jono, mungkin saja dia akan merasa senang tinggal bersamanya, tapi bagaimana nasib ibu yang ditinggalkan?
Maysa memilih menunggu ibunya, jika semuanya sudah membaik, ibu sudah tidak marah lagi, dia akan mengenalkan Jono padanya, berharap ibunya bisa merestui hubungannya dengan Jono.
Sementara Jono yang sudah pergi dari rumah Maysa melanjutkan perjalanannya dan memilih pulang ke rumah. Karena suasana hatinya tidak bagus Jono pergi ke taman belakang rumahnya untuk memberi makan burung peliharaannya, hatinya sedikit terhibur dengan celoteh suara burung peliharaanya. Jono mengoleksi beberapa burung, di antaranya perkutut dan lovebird.
Begitu asiknya bermain dengan burung peliharaanya Jono tidak menyadari jika istrnya sudah beberapa kali memanggilnya untuk makan siang. Tika segera mendekat dan menepuk pundak suaminya.
"Mas, ayo makan dulu! Aku sudah masak ayam rica-rica kesukaanmu."
"Sebentar lagi, aku masih ingin bermain sama tejo."
Jono memberi makan burung perkutut kesayangannya yang diberi nama tejo.
Tika hanya tersenyum, kebiasaan suaminya kalo sedang di rumah memang suka bermain dengan burung perkututnya. Jono sangat beruntung memiliki istri yang cantik dan sabar seperti Tika. Dia tidak banyak menuntut terhadap suaminya, asal semua kebutuhan hidup sehari-hari sudah dipenuhi, dia tidak akan meminta lebih. Ini yang membuat rumah tangga mereka masih tetap langgeng.
Memiliki istri yang setia dan anak yang sehat harusnya membuat Jono bersyukur dan menjaga keharmonisan rumah tangganya. Namun rasa tidak puas dan tak mampu menahan diri terhadap godaan wanita lain yang membuatnya sering khilaf.Sudah beberapa kali Tika memaafkan kesalahan Jono dan menerimanya kembali. Tika tidak pernah sekalipun mengadukan perilaku buruk suaminya kepada siapapun, termasuk keluarganya. Sehingga di mata keluarganya Jono adalah suami yang baik.
Jono menikahi Tika sepuluh tahun yang lalu, usianya waktu itu masih 23 tahun, masih muda. Pernikahan ini adalah karena orang tua mereka yang menjodohkan, kebetulan keduanya belum memiliki pacar. Jono menerima Tika sebagai istrinya karena dia wanita pilihan orang tuanya. Meskipun tidak ada perasaan cinta, Jono tidak berani menolak. Berbeda dengan Tika yang pertama dikenalkan Jono sudah merasa senang dan setuju dengan pilihan orang tuanya.
Awal pernikahan mereka lalui dengan penuh perjuangan, karena saat itu usaha Jono belum besar seperti saat ini, peran Tika cukup besar dalam membantu berdagang. Dia seorang istri yang pandai dalam mengelola keuangan sehingga bisa menghemat banyak pengeluaran. Dia juga tidak suka membelanjakan uang untuk kesenangan sendiri,sedikit demi sedikit usaha Jono berkembang, beberapa orang mulai mempercayakan dana dan barang dagangannya untuk di kelola, sehingga usahanya berdagang mengalami kemajuan.
Setelah tiga tahun menikah mereka baru mempunyai momongan, Tika yang mulai sibuk mengurus anaknya tidak pernah lagi membantu Jono mengurus usahanya, syukurnya rejeki sudah di atur oleh Yang Maha Pemberi Rezeki, toko yang semula kecil perlahan mulai berkembang dan maju. Dari toko sembako kecil, sekarang menjadi besar. Demikian juga anak yang dilahirkan Tika bertambah menjadi dua, dan terakhir dia melahirkan anak yang ketiga. Tika sendiri sangat bersyukur dengan kemajuan yang di capai suaminya. Usaha yang sudah mapan dan banyaknya anak yang dipercayakan Tuhan kepadanya adalah jawaban doa-doanya selama ini.
Karena perjuangan rumah tangganya dengan Jono tidak mudah, dari awal pernikahan yang masih merintis, hingga sekarang yang sudah mapan,maka Tika sangat menjaga agar pernikahannya tetap langgeng. Dia bukan tidak tahu sifat buruk suaminya, namun semampunya dia masih terus bertahan, apalagi jika suaminya sudah berjanji tidak akan mengulangi, dia akan memberi kesempatan kepada suaminya untuk memperbaiki dirinya.
Setelah menemui suaminya di taman belakang, Tika melanjutkan lagi aktivitasnya merapikan rumah, karena tiga orang anaknya yang masih kecil itu sedang aktif-aktifnya, rumah yang sudah di tata rapi akan berantakan lagi. Meskipun ada dua asisten rumah tangga yang membantunya di rumah, tapi untuk mengasuh anak-anaknya Tika memilih mengasuh sendiri.
Melihat suaminya masuk ke rumah, Tika segera menyambutnya dan mengajaknya makan, Jono menerima ajakan istrinya dan mereka makan bersama . Sudah beberapa hari ini Tika memperhatikan ada yang berbeda dengan suaminya, Jono semakin sering berpenampilan rapi, meskipun hanya ke toko, dia mulai jarang berada di rumah. Juga mulai jarang mengajak anak-anaknya bermain. Seperti hari ini, jono sama sekali tidak menegur anak-anaknya,Tika mulai curiga dengan sikap dan perilaku suaminya.
"Mas, apa toko kita sedang ada masalah?" tanyanya dengan hati-hati," Sepertinya beberapa hari ini mas Jono sangat sibuk."
Jono yang tidak siap dengan pertanyaan istrinya tidak langsung menjawab.Dia tidak mungkin menjelaskan masalah Maysa yang sedang membuat hatinya resah.Maka untuk mengalihkan kecurigaan istrinya Jono balik bertanya,"Apa ada orang atau karyawan toko yang mencariku di rumah?"
"Tidak mas, hanya saja aku sering melihatmu melamun, seperti sedang ada masalah."
"TIdak usah khawatir, aku baik-baik saja.Memang kondisi di toko lebih ramai, sehingga aku merasa lebih capek saja." Jono mencoba menjelaskan. Dia menatap istrinya, tampak keraguan di wajah istrinya mendengar jawabannya. Tapi Jono tetap saja berbohong dan tidak ingin berterus terang. Jujur saja, dia tidak ingin masalahnya dengan Maysa di ketahui istrinya, sehingga Tika marah dan meminta cerai. Jono tidak ingin berpisah dengan istri dan ketiga anaknya.
"Tapi, akhir-akhir ini mas juga jarang mengajak anak-anak bermain, bahkan mas juga lupa untuk sekedar menyapa."
" Ya... baiklah. Nanti sore aku ajak mereka jalan,sekarang aku akan kembali ke toko untuk bekerja lagi."
"Jangan lupa sama janjinya mas."
"Jangan kamu bilang dulu ke anak-anak. Nanti kalo mendadak aku ada urusan mereka jadi kecewa. Sudah aku pergi dulu. Panggil anak-anak, aku mau pamit."
Tika hanya bisa menarik nafas dalam," Hem....sabar... sabar."
Kemudian dia segera memanggil anaknya,"Andi,Rani, Dio, ayo segera temui ayahmu," panggil Tika kepada anak-anaknya.
Ketiga buah hatinya segera datang dan menemui ayahnya," Ya ayah, " Andi si sulung yang datang pertama, selanjutnya Dio yang ketiga,dan yang terakhir datang adalah Rina si anak perempuan satu-satunya.
Jono tersenyum melihat ketiga buah hatinya. Harus diakuinya, Tika sangat pandai merawat anak-anaknya, mereka terlihat sehat dan menyenangkan.
"Ayah akan kembali ke toko untuk bekerja, kalian di rumah harus menurut nasehat ibu ya, tidak boleh nakal." Jono mengelus kepala ketiganya, dan bersalaman.
"Kapan kita main lagi,Yah?" Tanya Dio si bungsu. Dari ketiga anaknya yang paling kecil inilah yang palin berani.
"Ayah masih sibuk, nanti kalo ada waktu ayah ajak bermain, sekarang ayah berangkat dulu."
Raut kecewa nampak pada wajah ketiga anaknya, namun Jono lebih memilih pergi ke toko. Suasana hatinya sedang buruk, jika di rumah lebih lama, dia bisa marah-marah tanpa alasan yang jelas.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top