Bab. 5 Mas Jono

Semenjak keputusan ibunya untuk melarangnya keluar rumah, Maysa hanya berada di dalam kamarnya. Kebosanan mulai dia rasakan. Dari jendela rumahnya dia berharap bisa melihat Jono yang biasanya datang. 

"Bosan..." 

"Belum ada sehari di rumah, aku sudah sangat ingin keluar."

Pintu rumah di kunci  dari luar. Maysa hanya bisa beraktivitas di dalam rumah. 

"Sampai kapan ibu akan melarangku keluar rumah."

Maysa mulai mempertimbangkan permintaan Jono untuk menjadi pacarnya, atau bahkan langsung menikah saja. Hidup di sini bersama ibunya, hidup serba sulit dan pas-pasan. Padahal ia ingin seperti teman-temannya yang bisa membeli barang-barang yang disukanya. 

Sekali lagi Maysa melihat keluar jendela, dia mendesah,"Ah.... kenapa mas Jono tidak kelihatan, apa mas Jono tidak datang ke rumah hari ini?"


Di tempat lain Jono sedang sibuk mengurus toko Sembakonya, Laki-laki yang sudah merintis toko sembako selama 15 tahun itu merasa sangat puas karena tokonya berkembang dengan pesat. Toko itu cukup besar dan lengkap, Untuk pasokan beras saja sampai penuh di salah satu gudang di belakang tokonya, stok beras sampai 2-3 bulan aman. Para pedagang kecil menjadi reseller di tokonya. Untuk melayani pembeli Jono memiliki banyak karyawan, di bagian kasir ada 4 orang, di bagian melayani beras ada 4 orang, yang melayani penjualan telur ada 5 orang, yang bagian angkut beras atau barang ada 4 orang. Total karyawannya saja 17 orang.


Selain lengkap dan murah, karyawan Jono terkenal ramah dan baik terhadap pembeli, mereka juga sabar bila menghadapi pembeli yang complain atau return barang, dengan catatan masih ada nota pembelian. Sehingga para pelanggan setia membeli di toko Sembakonya. Jono memang mengajarkan kepada semua karyawannya untuk bersikap ramah, meskipun badan terasa sangat capek.

Kelebihan lain yang dimiliki toko sembako ini adalah bonus barang atau paket cantik untuk pelanggan setiap menjelang lebaran. Para pembeli merasa puas dengan pelayanan, harga murah dan bonus yang di mereka dapatkan dengan berbelanja di sini. Inilah yang membuat toko sembako Jono masih terus bersaing meskipun mulai bermunculan mart atau toko sembako yang lain.

Bukan hal yang mudah bagi Jono untuk merintis tokonya, dia harus mengawali usaha dengan prihatin dan disiplin dalam bekerja.

Jono adalah seorang pengusaha yang sukses, namun ada satu sifat buruk yang dimiliki. Dia mudah untuk terpesona dengan kecantikan seorang wanita, jika sudah begitu, Jono akan sangat royal dalam mengeluarkan uang, untuk mengejar wanita yang disukainya. Walaupun kadang ketahuan istrinya, Jono masih selalu bisa mengelak dan membujuk istrinya untuk tidak marah. Jono akan membelikan hadiah untuk istri sebagai kompensasi.

Beruntung istrinya masih bisa sabar dan tidak  meminta cerai.

Jono sangat pandai dalam bertutur kata, inilah yang membuat para pelanggan suka dan setia membeli di tokonya, namun kepandaiannya ini juga yang selalu bisa memikat para wanita. Salah satunya Maysa, yang saat ini mulai memercayai Jono dan mulai dekat dengannya.

Menjelang siang hari, Jono memutuskan keluar dari toko sembakonya. Dia teringat dengan Maysa.

"Bagaimana kabar Maysa siang ini?" Jono membayangkan wanita pujaannya, "Aku ajak dia makan siang saja."

Dengan senyum dan wajah berseri, Jono membawa motornya dan berkendara menuju rumah Maysa. 

"Bahagia rasanya bisa berjumpa dengannya." itu angan –angan Jono.

Rasa lelah ataupun teriknya panas matahari tak bisa menghalangi semangatnya bertemu kekasih hati. Namun setelah sampai di rumah Maysa, Jono tertegun. Rumah itu sepi dan terkunci dari luar. Tentu saja rasa kecewa karena tidak bisa bertemu Maysa membuatnya sangat kesal.

"Ternyata May tidak ada di rumah." keluh Jono kesal. Dia memarkirkan motornya di bawah pohon. Lalu duduk di depan rumah Maysa.

"Assalamu alaikum, May." teriaknya. Tak peduli jika ada orang yang menganggapnya gila karena berteriak, saat ini dia merasa kesal.

"May, ini aku datang." teriaknya lagi.

"Mas Jono!" panggil suara di dalam rumah.

Jono terkejut. Bukan pintu rumah yang terbuka, tapi jendela kamar yang terbuka.

"Maysa, kamu di dalam rumah!"pekik Jono. "Tapi pintunya di kunci dari luar." Jono keheranan.

Maysa hanya menangis.

"Kenapa May, kamu tidak boleh keluar?"

"Iya..." Maysa masih terisak, pelan dia mulai bercerita kejadian kemarin sore. Bahwa ibunya mencarinya di pasar tapi tidak menemukannya. Ada tetangganya yang bekerja di kota dan memergokinya pergi dengan seorang laki-laki, juga Maysa yang tidak mau jujur mengatakan  kejadian sebenarnya. Itulah yang menyebabkan ibunya marah dan melarangnya keluar rumah.

"Begitulah ceritanya, mas." Maysa mengakhiri ceritanya.

Jono termenung sesaat, dia  berusaha mencari jalan keluarnya.

"Kamu sendiri inginnya bagaimana, May?" tanya Jono," Apa yang kamu inginkan aku pasti akan membantu."

Maysa masih memikirkan keinginannya, rasanya tidak mungkin dia meminta Jono untuk merusak pintu rumahnya,dan membawanya pergi."Itu ide gila, astaghfirullah..." batinnya.

"Aku bisa dobrak pintu ini May, kita akan pergi." kata Jono bersungguh-sungguh.

"Tidak,mas, jangan kamu rusak pintunya." pinta Maysa.

"Lalu bagaimana caranya aku bisa menolongmu?" desak Jono.

"Aku tidak bisa melihatmu menangis seperti ini May."

Jono merasa sedih melihat keadaan maysa yang terkunci di rumahnya. Perempuan itu Nampak sedih. Jono tidak bisa melihatnya menderita, dia sangat ingin membawa Maysa pergi dari rumah ini.

"Kamu tidak ingin pergi dari sini May?" Jono masih membujuknya.

Maysa menggeleng,tidak mungkin juga dia pergi dan meninggalkan ibunya sendiri. Dia memikirkan apa yang akan dikatakan tetangganya jika dia keluar rumah bersama laki-laki yang tidak di kenal.

"Kamu pulang saja, Mas. Nanti kalo ibu datang dan melihatmu, kita sama sekali tidak bisa bertemu."

Jono tidak sepakat dengan Maysa," Tidak May, aku tidak akan meninggalkanmu sendiri."

"Pulanglah mas, saat ini kita jangan bertemu dulu."

Jono duduk di depan rumah Maysa, dia bertekad untuk bertemu ibunya. Dan meminta Maysa menjadi istrinya.

"Mas, kok duduk di sana, ayo pulang." usir Maysa.

Jono menggeleng,"Aku akan minta restu ibumu untuk menikahimu."

"Jangan mas, sekarang bukan waktu yang tepat." Maysa mencoba membujuk Jono," Aku akan cari waktu yang tepat untuk mengenalkanmu pada ibu."

Setelah mempertimbangkan lagi, Jono akhirnya menuruti keinginan Maysa. Dia memilih pulang dan besok akan datang lagi ke sini. Jika Maysa masih belum boleh keluar dia yang akan mengajaknya. Entah bagaimana caranya, yang penting Maysa bisa keluar dari rumahnya.

Jono belum memikirkan apa yang akan terjadi dengan keluarganya. Bagaimana jika Tika istrinya tahu  dia bermaksud menikahi wanita lain. Saat ini yang ada dalam fikirannya adalah menolong Maysa, menbantunya keluar dari rumah dan memberinya rumah yang baru, lalu dia akan membujuk Maysa untuk menikah dengannya. Maysa pasti tidak bisa menolak,dia pasti mau menikah dengannya karena Jono sudah menolongnya. laki-laki itu menoleh sebentar ke arah Maysa.

"Aku pulang dulu May, besok aku akan kembali lagi." katanya,"Aku harap besok, kamu sudah siap dan memberi kesempatan pada aku untuk melamarmu."

Jono menaiki motornya, dia segera pergi dari rumah Maysa. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top