Bab. 24 Penyelidikan Maysa
"Apa yang terjadi pak Wahyu?" tanya Maysa, begitu dilihatnya laki-laki yang menemani suaminya pergi sedang duduk di teras depan rumahnya.
Laki-laki itu biasa di panggil pak Wahyu, menatap dengan takut,dia menjadi gugup.
"Anu...Bu, tadi bapak... saya jemput, sudah seperti itu." Jawabnya.
"Kamu jemput?bukannya kalian berangkat bersama?"selidik Maysa.
"Anu ... tadi, bapak minta turun di jalan,katanya ada perlu, saya berangkat sendiri membeli barang," jawabnya.
"Turun di jalan? Dimana itu pak?"cecarku.
"Di dekat resto seafood jalan Ketapang,"jawabnya.
"Tadi bapak terluka,kamu jemput dia di sana juga?"
"Tidak bu, saya jemput bapak di hotel Kencana, dekat restoran, kondisi bapak sudah seperti itu, babak belur."
"Ini kejadiannya bagaimana? Kok tiba-tiba bapak kamu temui dalam kondisi seperti itu?"tanya Maysa tidak sabar. Ada sesuatu yang aneh dari penjelasan pak Wahyu, mas Jono minta turun di resto, mungkin dia menemui seseorang, setelah itu dia telpon pak Wahyu minta di jemput di hotel dalam keadaan babak belur, pasti ada yang mencelakainya. Maysa merasa harus menyelidikinya, bila perlu pelaku kejahatan akan dilaporkan polisi.
"Pak wahyu tunggu sebentar, tadi sudah jadi membeli barang yang saya pesan?"
"Sudah saya pesankan bu, barang akan di kirim, karena saya buru-buru menjemput bapak."
"Ya sudah, nanti saya cek ke karyawan di toko.pesanannya sudah dikirim atau belum. Jangan pulang dulu pak, saya ada minta tolong untuk di antar keluar."
Maysa mengeluarkan ponselnya dan menelpon Tika untuk segera datang, kemudian dia masuk ke dalam rumah, dan melihat Jono terbaring di atas sofa ruang tamu. Banyak sekali pertanyaan yang ingin disampaikan, tapi dia menahannya. Dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menolong suaminya.
Ketika Tika sudah datang, dia segera menemuinya.
"Ada apa Maysa?"tanyanya.
"Masuk saja mba," Maysa mengajak Tika masuk rumah.
Tika mengikutinya masuk, dia sangat terkejut ketika dilihatnya suaminya dalam kondisi yang menyedihkan,seluruh tubuhnya memar, dan berdarah.
"Mas Jono kenapa May?kok babak belur seperti ini?"
"Aku tidak tahu mba, aku mau selidiki dulu, aku akan pergi dengan pak wahyu untuk mengurusnya, bila perlu kasus ini akan ku laporkan polisi, aku akan mencari pelakunya,karena itu aku minta tolong mba Tika yang mengurus mas Jono."
"Baiklah, saranku hati-hati ya May, kamu belum tahu akan berhadapan dengan siapa?"
"Iya mba, maaf ya aku tinggal di rumah sekarang."
"Ya Maysa, ingat hati-hati."
Tika mengantar Maysa keluar rumah, dia juga ikut penasaran dan ingin tahu siapa orang yang telah mencelakainya.Tapi harus ada yang mengurus Jono yang sedang terluka.
"Pak Wahyu, tolong temani Maysa, hati-hati ya pak?"
"Njeh Bu,"jawab pak wahyu dengan sopan.
"Kita mau kemana dulu bu?"tanya pak Wahyu kepada Maysa.
"Sebentar pak, saya ingat kalo harus mengambil pesanan snack sore ini, saya telpon saja."
Tut...tut.. tut..
Maysa menelpon bu Adi untuk menanyakan pesanannya.
[Halo, Jeng Maysa?]
[Iya Bu Adi, pesanan saya sudah jadi?]
[Sudah Jeng, mau di ambil sekarang?]
[Saya ada urusan mendadak, minta tolong pesanan saya di kirim ke rumah bu RT saja]
[Siap Jeng. Segera saya antar.]
[Terima kasih Bu.]
[Sama-sama]
Setelah selesai urusannya dengan bu Adi, Maysa segera mengajak pak Wahyu.
"Kita ke resto sea food dulu pak."
"Njeh Bu."
Mereka pergi ke tempat resto yang dikunjungi Jono, Maysa ingin tahu siapa yang ditemui suaminya di tempat itu.
Kira-kira satu jam perjalanan mereka sampai di tempat yang di tuju. Maysa segera turun dan masuk ke dalam resto. Pak wahyu menunggu di dalam mobil.
"Permisi bu? Mau pesan makan apa?"tanya pelayan dengan ramah.
"Maaf mba, saya ingin menanyakan apakah tadi ada pengunjung seperti bapak ini?" Maysa menunjukkan foto suaminya.
Pramusaji resto tersebut mengamati foto yang diberikan Maysa, kebetulan pengunjung hari ini sangat banyak sehingga dia tidak hafal semuanya, dia memanggil temannya yang juga bertugas melayani tamu," Ran... sini!" panggilnya. Ketika Rani mendekat dia menanyakan foto yang di bawa Maysa.
"Tadi ada tamu, seperti ini?"
Rani mengamati foto itu,"Iya... aku ingat, tadi dia makan di sini, dia pesan kepiting dan cumi bakar."
Maysa penasaran dibuatnya,"Dia makan sendirian saja?"
"Bapak ini ditemani seorang wanita, dia berpakaian seksi."
Maysa sangat marah mendengarnya, dia mengira suaminya sudah bertaubat ternyata suaminya masih berselingkuh juga.
"Terima kasih mba," katanya sembari keluar dari resto, baru mendengar berita bahwa suaminya bertemu dengan wanita lain di tempat ini saja sudah membuat Maysa sedih, marah dan kecewa.
Apakah dia sanggup untuk melanjutkan penyeledikannya?
Maysa masuk ke dalam mobil pick up, pak Wahyu yang duduk disampingnya, menjadi bingung.
"Ada apa bu?" tanyanya,"Bu Maysa sedih?"
Maysa menghapus air matanya,"Ngga apa pak, kita lanjut ke hotel saja."
"Njeh bu,"Pak Wahyu menyalakan mesin mobil dan segera pergi ke hotel tempat dia menjemput majikannya.
"Sudah sampai bu."katanya mempersilakan Maysa,"Ini hotelnya."
"Dekat sekali dari resto tadi pak."
"Iya bu."
Maysa menguatkan hatinya dan berjalan memasuki hotel. Di masuk ke dalam menuju reservasi dan menanyakan petugas, apakah ada yang tadi pesan hotel atas nama suaminya,Karjono.
"Maaf mau tanya, ada yang pesan kamar atas nama Karjono?"tanya Maysa.
"Sebentar ibu,saya cek dulu.Kalau boleh tahu ibu ini siapa?"tanya petugas.
"Saya adiknya, nama saya Maysa, saya sudah buat janji dengannya."
"Maaf ibu, Setelah saya cek dari computer, atas nama bapak Karjono sudah check out tadi sore."
"Apakah bapak Karjono tidak menginap?"
"Tidak, awalnya saya piker dia akan menginap karena tadi dia datang dengan istrinya."
'Apa? Dia datang dengan istrinya?" batin Maysa. Marah sekali rasanya mendengar penjelasan petugas hotel ini, tapi dia masih mencoba bersabar.
"Apa dia keluar dari hotel ini sendiri?" tanya Maysa.
"Saya tidak tahu,"jawabnya.
"Bisa minta tolong dipertemukan dengan pimpinan hotel ini, karena kakak saya Bapak Karjono keluar dalam keaadaan terluka." Pinta Maysa.
Petugas hotel Nampak kebingungan, dia segera menghubungi seseorang yang bisa membantu Maysa.
"Silakan duduk dulu bu, atasan saya akan segera datang." Petugas itu mempersilakan Maysa menunggu di lobby hotel.
Maysa memanggil pak wahyu untuk menemaninya, Supir yang sudah lama bekerja di toko milik Jono segera datang dan ikut duduk di samping Maysa.
Setelah beberapa saat menunggu, datanglah seorang laki-laki dengan penampilan yang rapi dan elegan, dia memperkenalkan diri sebagai pimpinan di hotel ini. Maysa menceritakan maksud kedatangannya. Pak Raditya,pimpinan hotel itu orangnya sangat ramah dan baik, dia mengajak Maysa dan pak Wahyu ke ruang monitor untuk mengecek CCTV yang ada di kamar tersebut.
Maysa sangat terkejut dan juga malu,ketika dia menyaksikan kejadian itu, untung saja dia mengaku sebagai adiknya. Pak Raditya menyarankan Maysa untuk tidak melaporkan kasus itu ke polisi, karena orang yang berhubungan dengan preman yang ada di layar itu akan celaka.
"Sebaiknya jangan dilaporkan polisi bu, apalagi yang salah adalah kakak anda,"sarannya.
"Saya fikirkan dulu pak,terima kasih atas bantuannya."kata Maysa.
Dia segera pamit dan keluar dari hotel tersebut. Begitu sampai di dalam mobil Maysa menangis dan menjerit,dia sudah tak sanggup lagi menahan emosinya.
"Jahat kamu mas... aku sangat mempercayaimu,aku fikir kamu sudah berubah."
Tangisnya semakin menjadi.
Pak wahyu tidak berani masuk ke dalam mobil. Dia menunggu di luar. Hingga istri majikannya mereda emosinya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top