Part 3: Found You
[Yuhuuu! Silakan baca part 3 versi wattpad, ya. Semoga bisa menghibur kalian. Yang suka baca AU(alternative universe), silakan langsung follow Instagram freelancerauthor dan baca Badai Bercinta AU version, gratis. Nanti di paling bawah aku kasih spoiler AU nya. Lucuk banget, deh, pokoknya!]
Reya tidak siap dengan kedatangan tamunya kali ini. Sangat tidak siap. Sebab ... penyebabnya bukan cuma satu, tapi banyak. Iya, sebab banyak alasan untuk tidak menerima Zephyr sebagai tamu di rumah kakaknya. Salah satu penyebab paling kuat untuk tidak menyambut Zephyr adalah keberadaan anak yang sedang menangis di sofa dan semakin meraung karena Reya tidak kunjung mengatasinya.
"The baby cried."
Harusnya Reya mengangguk dan cepat-cepat memberikan ruang pada Zephyr untuk masuk agar Fin juga bisa segera ditangani. Namun, Reya masih agak mematung untuk merespon menggunakan gerakan tubuh. Yang dilakukan Reya adalah menjawab pria itu dengan kalimat yang terkesan datar.
"Ya, aku tahu."
Reya tahu bayinya menangis. Nenek-nenek yang pendengarannya agak kurang juga pasti bisa mendengar tangisan Fin yang sengaja dikeras-keraskan itu. Namun, Reya tidak ingin Zephyr membahasnya. Membahas tangisan yang Fin keluarkan. Itu adalah hal yang bukan lagi terakhir yang diinginkan Reya, melainkan hal yang tidak diinginkan oleh perempuan itu. Jika bisa Zephyr tak perlu tahu mengenai Fin sama sekali. Mau Fin menangis, tertawa, buang air, muntah, mencret, apa pun!
"Reya? Ponakan kamu nangis. Apa kamu akan terus berdiri disini?"
"Dan kamu akan kemana kalo aku masuk dan ngurusin tangisan bayinya?" tanya Reya dengan lugas.
Kini Zephyr kebingungan untuk menjawab, sebab yang dilakukan Reya ini adalah bentuk respon yang jauh dari kata baik. Rasanya bahkan bisa disebut sebagai penelantaran tamu jika mau disebutkan dengan hiperbola.
"Aku main ke sini. Jadi, aku akan menunggu kamu menyelesaikan tugas kamu. Tenang aja, aku tamu yang mandiri. Aku bawa air sendiri, don't worry."
"Tugasku nggak bisa selesai dalam waktu singkat, karena mamanya Fin lagi keluar nganterin ibunya periksa rutin. Aku nggak tahu kapan mamanya akan pulang, dan ini rumah kakakku. Aku nggak berani masukin tamu beda jenis kelamin sembarangan meski aku kenal kamu. Karena tetangga bisa aja ada yang lihat dan lapor ke kakakku."
Zephyr mencoba untuk memahami apa yang dilakukan Reya. Pria itu mengangguk dan melongokkan kepalanya ke balik tubuh Reya yang tingginya tidak mencapai bahu Zephyr. Tinggi Reya tidak mencapai 160 an, sedangkan Zephyr hampir menyundulkan kepalanya ke kusen pintu.
"The baby is coming."
***
"Selama dua tahun ini, apa yang udah terjadi, Rey?" mulai Zephyr.
"Nothing."
"Nggak ada yang spesial?"
Zephyr hanya mendapatkan respon yang biasa saja. Reya tidak tampak semangat juga membahas dua tahun yang sudah mereka lewati masing-masing.
"Rey, kalo mulai hari ini aku bilang kalo aku mau mengenal kamu lebih dalam gimana?"
Zephyr tidak mau basa basi lagi. Dia mengatakan niatannya datang ke sini langsung pada perempuan yang memang ingin didekatinya itu.
"Nggak usah, Zep."
Respon semacam itu tidak ada dalam bayangan Zephyr. Reya tampak tidak tertarik dengan ajakan kencan Zephyr sama sekali.
"Aku cuma pegawai pabrik biasa, Zep. Meskipun kita pernah jalanin S2 bareng, bukan berarti kita cocok. Kita jelas jauh beda, secara kasta kamu jauh. Lebih baik nggak usah punya niatan apa-apa, Zep."
Tidak pernah Zephyr menyangka bahwa Reya adalah perempuan yang minder dengan strata mereka. Saat kuliah dulu Reya adalah perempuan percaya diri dan cerdas. Rasanya aneh melihat Reya seperti ini.
"Jangan langsung nolak. Kita nggak pernah tahu kecocokan apa yang kita punya, Rey. Kalo kamu keberatan sekarang, aku bisa nunggu. Kita temenan aja dulu. Tapi jangan jauhin aku, Rey. Kamu pikir aku nggak bisa ngerasain kalo kamu membatasi komunikasi dengan aku? Please, Rey. Kita coba dulu untuk saling kenal dengan ngobrol sesering mungkin. Ya?"
Zephyr tahu kesannya dia sedang memaksa saat ini. Namun, tidak ada yang bisa pria itu lakukan lagi untuk bisa mendekati Reya yang sangat keras kepala dan tampak sulit untuk diluluhkan hatinya. Penolakan satu, dua, tiga, Zephyr tidak akan menyerah. Dia hanya perlu menjadi air untuk bisa menetes di atas batu karang bernama Reya agar mereka bisa bersama.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top