14. The Demon

[Yang mau baca duluanmsampai tamat bisa ke Karyakarsa kataromchick atau beli ebooknya di google playbook. Versi cetak menyusul, nantinakan aku infokan begitu open PO ya. Happy reading 😍]


"Apa yang membawa kamu kesini?" tanya Raka tidak membuang waktu.

Zephyr tidak memiliki banyak alasan membual untuk menghadapi pertanyaan kakak Reya. Dia sudah berada di sini, sudah tidak ada lagi kata mundur.

"Saya datang ke sini untuk mengantarkan Reya pulang. Meski sebenarnya bukan hanya itu yang membuat saya pada akhirnya berani untuk menemui Kak Raka."

"Saya bukan kakakmu. Jangan bertingkah seolah kita memiliki kedekatan. Kamu hanya orang asing. Saya bahkan nggak kenal kamu siapa dan bagaimana kamu bisa mengenal adik saya."

Selalu ada alasan dari setiap tindakan manusia. Termasuk yang Raka lakukan sekarang. Zephyr menyadari betul bahwa apa yang dilakukan Raka saat ini adalah bentuk perlindungan untuk Reya. Raka hanya ingin yang terbaik untuk adiknya. Dia tidak mungkin menerima dengan ramah pria sembarangan yang berniat mendekati adiknya. Sosok Raka sudah menggantikan posisi ayah, bahkan orangtua bagi Reya. Tidak heran jika pada akhirnya Raka bersikap terlalu sensitif dan keras pada Zephyr.

"Maaf karena belum mengenalkan diri dengan benar. Saya Zephyr Mason Tatum. Saya dan Reya dulu satu kampus dan satu jurusan dengan Reya di jenjang magister. Kami saling kenal dan benar-benar dekat sejak ... sejak kami kehilangan sahabat yang sama."

"Taya Aruma juga sahabatmu?" tanya Raka penuh selidik.

Zephyr tahu bahwa tidak masuk akal sekali mengatakan bahwa Taya adalah sahabatnya. Kedekatannya dengan Taya dulu bukan sahabat. Sebab jika mereka bertiga sahabat, pasti ada banyak waktu dimana mereka bertiga berjalan-jalan bersama dan mengenalkan diri masing-masing ke keluarga satu sama lain. Sedangkan Raka yang saat ini mengerutkan keningnya sudah membaca dengan jeli, bahwa hanya Taya yang dekat dan dikenalkan sebagai sahabat oleh Reya.

"Tidak bisa dikatakan sahabat. Saya dan Taya yang dekat lebih dulu, baru saya dekat dengan Reya."

"Intinya kamu memanfaatkan adik saya karena kamu nggak mendapatkan Taya? Kamu yang kehilangan Taya akhirnya memposisikan adik saya sebagai pengganti, karena Reya dan Taya adalah sahabat dekat dan di kepalamu itu ada kemiripan diantara mereka, begitu?"

Zephyr tidak pernah memikirkan hal itu. Tidak ada gagasan memanfaatkan Reya karena tiadanya Taya. Juga tidak ada kemiripan antara Taya dan Reya, mereka sosok perempuan yang berbeda.

"Mereka dua orang yang berbeda, Kak Raka. Nggak ada kemiripan diantara Reya dan Taya. Nggak ada hal semacam itu di pikiran saya. Sejak awal—"

Zephyr tidak dapat melanjutkan ucapannya karena Raka langsung menarik kerahnya. Tidak memukul di ruang tamu, tapi Zephyr tahu apa yang akan pria itu lakukan padanya.

"Sini kamu!"

Raka mengambil kesempatan untuk mendorong tubuh Zephyr ke halaman samping dan menutup rolling door hingga membuat suara menjadi kedap.

Raka kembali meraih kerah Zephyr dan mengetatkan gerakannya hingga dia merasakan udara semakin sesak bahkan sebelum pukulan mendarat di wajah.

"Saya nggak bisa memberikan kamu kesempatan untuk bicara karena kamu nggak pantas untuk bicara. Saya bahkan setelah ini nggak akan memberikan kamu kesempatan untuk datang ke rumah ini. Kamu nggak pantas untuk mendapatkan adik saya apa pun alasannya."

Zephyr tahu dia tidak akan bisa mengambil risiko tersebut. Tidak diizinkan untuk ke rumah ini, itu artinya tidak ada Reya juga tidak ada Fin dalam hidup Zephyr.

"Kalau mau dicari kesalahannya. Saya nggak sepenuhnya salah di sini, Kak Raka. Reya sengaja menghindari saya. Dia bahkan nggak berniat memberitahu saya mengenai Fin atau bahkan kehamilannya sejak awal."

"Kamu laki-laki! Kamu harusnya bisa mencari tahu! Apa pun yang terucap dari bibirmu, itu hanya alasan!"

"Saya nggak hanya beralasan. Saya tidak memiliki kesempatan untuk bisa mencari tahu. Reya menutup akses bagi kami. Dia nggak bersedia untuk membagi tahu mengenai alamat rumahnya, atau bahkan apa kegiatannya setelah satu malam yang membuat semua ini terjadi."

Raka mendengkus saat mendengar ucapan Zephyr itu.

"Apa yang ingin kamu dengarkan? Kamu ingin adik saya tiba-tiba menjadi manja padamu? Apakah kamu nggak berpikir, bahwa ketika Reya nggak melakukan atau mengatakan apa pun ke kamu, ada sesuatu yang salah dan sudah kamu lakukan. Menurutmu, apa yang kalian lakukan itu perlu dilanjutkan? Apa kalian membicarakan masa depan yang lebih baik setelah melakukan tindakan bodoh itu berdua? Apa kamu tiba-tiba memikirkan untuk menjadi kekasih bagi Reya setelah menjadikannya pelampiasan?"

Orang lain tidak akan mengerti apa yang terjadi di dalam diri Zephyr. Orang lain tidak akan pernah peduli apa yang dipikirkannya. Orang lain hanya peduli untuk menjadikan diri mereka sebagai korban. Zephyr akan selamanya menjadi pelaku, tersangka, kriminal, penjahat, orang yang paling bersalah dan tidak diizinkan menjelaskan apa pun. Karena penjelasannya hanya akan menjadi dalih untuk memutar balikkan kesalahannya. Dan melihat Raka yang sedang membela adiknya, sosok yang diakui sebagai korban, tidak heran jika ingin menghakimi Zephyr saat ini.

"Saya bersalah, Kak Raka. Saya mengakui saya sangat bersalah. Saya akan melakukan apa pun untuk menebus kesalahan saya. Tapi saya juga tetap menginginkan hak saya sebagai seorang ayah bagi Fin. Saya adalah ayah kandung Fin, he is my son. Saya akan menebus segalanya asal posisi saya tetap kuat—"

Raka tidak menahan diri lagi. Kalimat Zephyr itu bak pemantik api yang berkobar menjadi begitu besar. Wajah Raka memerah, kemarahannya menggebu, tenaga di lengan pria itu menjadi satu dan seolah ada bantuan jin di sana hingga Zephyr bahkan tidak bisa merasakan apa pun lagi selain sakit. Iya, sakit. Karena menerima pukulan bukan hal yang mudah untuk dilakukan, tapi dia sadar diri untuk tidak melawan.

"Bajingan! Bagaimana bisa bibirmu meminta hak sebagai ayah, saat kamu saja nggak bisa bertanggung jawab atas ibunya!"

Zephyr mendengarkan banyak ucapan sumpah serapah yang Raka keluarkan untuknya. Makian yang beriringan dengan kerja keras tenaga dalam Raka untuk membuat Zephyr babak belur, bahkan membenturkan tubuh Zephyr pada kursi di halaman samping saat membantingnya.

"Sialan!"

"Laki-laki nggak tahu diri!"

"Nggak pantas kamu bicara sebagai ayah! Dasar bajingan sinting!"

"Kamu memanfaatkan Reya setelah kematian sahabatnya! Brengsek!"

Zephyr menerima semuanya. Dia pantas mendapatkan segalanya. Dia menerimanya. Karena setelah ini, Zephyr akan memukul Raka dengan fakta bahwa Fin tidak akan kemana-mana selain resmi menjadi anaknya. Fin akan masuk dalam jajaran keturunan Tatum.

"KAK RAKA!"

Hanya itu teriakan yang bisa Zephyr dengar, karena setelahnya dia kehabisan energi untuk menjadi samsak hidup Raka.

***

"Kamu!!" Raka menunjuk wajah Reya dengan kemarahan yang masih belum reda.

"Kamu pikir menghentikan kakakmu ini masalah akan selesai?! Kamu membuat keputusan yang mengecewakan! Kenapa kamu bawa pulang pria yang udah menghamili kamu tanpa mau bertanggung jawab?! Kamu bahkan terang-terangan menunjukkan perasaan cinta menjijikan itu ke pria yang nggak mencintai kamu! Dimana harga diri kamu, Reya!"

Reya menunduk, sedari tadi dia hanya bisa menangis karena kakaknya yang sekarang tidak berbaik hati untuk menghentikan segala ucapan menyakitkannya pada sang adik. Reya tentu saja sadar diri bahwa semua ucapan itu juga ada benarnya. Apa yang Raka ucapkan memang harusnya sudah keluar sejak awal mengetahui kehamilan Reya tanpa ada pria yang bisa Raka buru layaknya serigala lapar. Pria itu baru menunjukkan taring setannya sekarang. Dengan wajah yang masih merah padam, Raka tidak peduli jika Zephyr tergelepar dan harus dibawa beberapa orang suruhan Gwen ke rumah sakit.

Iya, Gwen. Akhirnya Reya memang menghubungi nomor ibu Zephyr itu melalui ponsel pria yang tak bisa melakukan apa pun dengan kondisi mengerikan itu. Gwen tidak banyak berkata meski sempat menatap sinis kepada Raka dan Reya. Setelah ini, jika Gwen menuntut keluarga mereka atas tuduhan penyerangan, Reya tidak akan mengatakan apa pun. Sebab kakaknya tidak bisa berpikir jernih sama sekali untuk mengatasi rasa marahnya.

"Membuat Zephyr mati pun bukan jalan keluar yang bagus. Kak Raka bisa di penjara. Masalah akan semakin besar dan kemana-mana kalau semua itu terjadi."

"Oh! Kamu masih mikirin nasib kakakmu ini? Kupikir di otakmu yang secuil itu hanya ada nama laki-laki bajingan itu!"

Reya memejamkan matanya karena kata-kata kasar kakaknya kembali. Sudah setahun belakangan ini, semenjak Fin lahir, Raka menahan diri untuk tidak menjadi pria kasar di rumah. Terlebih lagi Kinanti yang sudah resmi menjadi istri dengan segala risiko yang harus diemban oleh wanita itu. Kali ini mulut tidak terdidik Raka akhirnya kembali dan menyakiti Reya. Nggak apa, sakit ucapannya Kak Raka nggak sebanding dengan sakit yang aku buat untuk hidup Kak Raka yang nggak pernah mudah semenjak nggak ada orangtua kami.

"Coba kamu pakai otakmu yang pernah kakak perjuangkan untuk diasah di kampus bergengsi negeri sampai S2! Pakai otakmu untuk jadi perempuan yang nggak menye-menye karena cinta anjing kayak gitu!"

Reya menangis karena dia tahu kemarahan ini adalah gumpalan sejak kehamilan Reya diketahui sang kakak. Dia menangis karena tidak bisa membuat kakaknya menjalani hidup yang lebih mudah.

"Kamu nangis, diam, nangis lagi! Kamu pikir yang punya masalah kamu aja, Rey?! Kamu pikir yang tersakiti kamu aja?! Istriku menangis setiap hari karena aku nggak bisa memberikannya kehidupan layak, karena aku mengutamakan kamu! Tapi apa yang aku dapati ini? Kamu mengutamakan pria bajingan itu! Kamu dengan menyebalkannya menyukai rayuannya yang hanya ingin hak mengambil Fin dari hidup kita! Sadar, Rey! Sadarkan dirimu bahwa pria brengsek yang kamu limpahi cinta itu hanya orang serakah yang selalu memanfaatkan kamu! Setelah ini, kalo kamu kalah dengan hak Fin, dia akan memanfaatkan Fin untuk menjadi penerus yang hidupnya selalu diatur dan nggak bisa bebas jadi dirinya sendiri! Dan saat itu terjadi, jangan harap aku akan mengutamakan kamu, Rey! Karena aku nggak akan membantu adikku yang bodoh menggunakan otaknya!"

Ini menyakitkan, dan Reya semakin sakit karena kakaknya yang meninggalkannya di ruang tamu sendirian dengan ancaman yang seketika saja membuat Reya merasa sendirian di dunia ini. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top