15 -- MadCow-30

"Vin, gue udah tau kalo papah udah mati sejak lama. Waktu Bella pamit untuk ikut lo pergi ke masa depan, gue udah denger semuanya. Lo tau nggak, selama ini gue sengaja sembunyiin mamah dari Rey. Ada beberapa hal yang buat gue yakin kalo orang yang udah bunuh papah adalah orang-orang terdekatnya yang suatu saat pasti akan incer nyawa keluarga gue yang lain. Tak hanya karena kekayaan yang papah tinggalkan, tapi juga karena ada beberapa proyek yang disembunyikan oleh dia dari kalian. Papah membuat beberapa alat yang kalian butuhkan untuk memperbaharui mesin waktu. Dia menolak untuk memberikan alat itu setelah tau kalian siapa."

"Vin, gue kagak bakal nyerahin Bella ataupun Najwa pada kalian. Mereka memang hanya mengenal Rey, tapi mamah udah ngasih kepercayaan gue buat njaga Rey dan Bella dari kalian. Gue ingin tau gimana reaksi Rey saat tau orang yang minta bantuan dia justru pelaku dari pembunuhan ayahnya. Kira-kira, dia akan melakukan apa?"

Mata Kevin berpendar merah saat melihat karakter lain Rey berusaha untuk membuatnya marah. Raksa dan Syam yang ada di kedua sisi Kevin pun berusaha untuk menahan bos mereka yang mulai sulit mengendalikan diri ketika Zildan mulai membongkar satu persatu rahasia yang selama ini rapat dan tak diketahui oleh orang lain.

"Kau sudah janji padaku untuk menyerahkan Najwa jika aku membiarkan Bella tetap ada di sini. KAU INGIN MENGINGKARI SEMUANYA?!!"

Zildan tersenyum miring, lalu duduk di kursi yang ada di dekat laboratorium sambil memantik api untuk menyalakan rokok.

"Bella mungkin adalah milik gue, tapi Najwa bukan hak gue. Gadis malang itu nerima pertunangan dengan lo karena takut nyawa orang yang ia sayang terancam karena lo. Vin, lo tuh hanya sebuah Robot AI yang papah beli untuk membantu dia bekerja di laboratorium. Papah bahkan meng-upgrade lo berkali-kali supaya semakin sempurna kayak manusia. Dia udah ndaftarin lo juga buat jadi warga di negara ini. Lo sepertinya udah kemasukan banyak virus sampek tega buat bunuh papah hanya karena dia berhasil buat robot baru. Lo terlalu egois, Vin,"

Kevin menghempas pegangan Raksa dan Syam lalu menarik kerah baju Zildan dengan mata yang sudah berubah jadi merah.

"Kau tahu apa tentang kehidupan yang selama ini aku jalani? Apa kau tahu kalau selama ini Ririn berusaha buat ngirim gue ke Hongkong dan pergi menjauh dari Tuan Han? Apa kau tahu seberapa besar rasa sayangnya pada Rey? Zil, kau cuma karakter lain dari Rey yang orang lain tak tahu. Dr. Joe dan Robot AI Ririn sudah tahu dan berusaha buat bunuh karaktermu dari tubuh Rey. YA, AKU CEMBURU KARENA TUAN HAN JADI NGUCILIN DIRIKU SAMPAI KE LAS VEGAS!!"

Kevin menampik rokok yang sedang Zildan hisap, robot itu lantas memukul Zildan dengan membabi buta.

Raksa dan Syam menghela napas secara bersamaan, mereka kemudian pergi ke ruangan lain untuk mencari cairan yang dapat membuat Kevin kembali tenang.

Zildan menatap remeh ke arah Kevin, lalu menghempas tangan yang sejak tadi sudah menarik kerah bajunya.

"Gue udah mati rasa, Vin. Gue udah biasa buat tak terlihat. Setidaknya, gue masih bisa hadir dalam tubuh Rey ketika dia mengalami tekanan batin dan juga mengalami Birthday Blues. Bukan masalah kalo karakter gue hilang karena itu artinya gue udah dapat bersatu dengan Rey. Anak ini mungkin sangat konyol dan sensitif seperti cewek, tapi apapun itu, dia adalah bagian dari gue juga. Mamah Ririn tak suka papah ketika dia berhasil nyiptain lo. Karena semakin hari, lo semakin gila. Lo berusaha buat menguasai papah sendiri. Lo berusaha buat ngelakuin semua hal, bahkan sampai harus memanggil dua orang dari masa depan buat bantu lo. Vin, lo udah rusak dan tak perlu hidup lebih lama. LO UDAH BUAT BANYAK KEKACAUAN!!"

Zildan balas memukul Kevin dan membuat robot itu mundur beberapa langkah dari tempatnya. Saat robot itu ingin bersiap-siap untuk memukul Zildan, tiba-tiba suntikan cairan untuk menenangkan tubuhnya yang panas, masuk secara cepat. Kevin menoleh ke arah Syam yang menancapkan jarum suntik ke kaki kanannya.

Mata Kevin lantas berpendar dan berganti menjadi hitam. Secara perlahan, robot itu pun menutup matanya.

"Apa kalian tidak bisa berhenti untuk bertengkar seperti ini setiap kali bertemu? Kami sudah banyak kehilangan cairan pelumpuh dan bahkan, ini adalah cadangan terakhir," keluh Syam.

Zildan tersenyum sambil menyeka darah yang ada di sudut bibirnya. Pemuda itu lalu menepuk bahu Raksa.

"Bagaimana dengan keadaan Mamah? Apa dia baik-baik saja?" tanya Zildan.

Raksa tersenyum, lalu memutuskan untuk membawa Zildan bersamanya untuk menemui Mama Ririn yang mereka simpan di ruangan khusus.

Ketiganya membiarkan Kevin berdiri di laboratorium sampai tak sadar kalau sensor dalam tubuh robot itu masih menyala.

"Ternyata kalian bekerja sama untuk memusnahkan diriku dan menyekap Ririn di ruangan ini. Lihat saja nanti, kalian pasti akan menyesal karena kalian sudah melakukan hal ini padaku. Tuan Han, beruntung sekali karena kau mati terlebih dahulu di Las Vegas. Setidaknya, kau tak akan melihat robot kesayanganmu yang lama yang sudah kau buang ini. Robot rusak ini segera menghabisi satu persatu orang yang telah memandangnya sebelah mata."

.
.
.
.

Raksa memasukkan sandi ke dalam ruangan tempat menyimpan Ririn dengan wajah yang terlihat sedikit lelah.

Setelah pintu terbuka, mereka bertiga lalu masuk ke dalam ruangan. Pintu ruangan pun tertutup secara otomatis layaknya pintu otomatis dari toko buah yang sering Rey datangi, ketika sedang membutuhkan bahan untuk membuat sop buah.

Raksa mengotak-atik tombol di salah satu kapsul unik yang ia punya sampai slide pertama dari kapsul itu terbuka. Di dalam kapsul itu, tampak Ririn yang berada dalam keadaan pingsan.

"Sampai kapan mamah akan tertidur dengan keadaan yang mengenaskan ini? Apa tak ada cara lain agar dia kembali pulih? Dia sudah ada di sini selama lima tahun di dalam dimensi waktu yang keluarganya jalani. Bukankah kita harus segera mengangkat virus berbahaya yang Kevin buat untuknya?"

Raksa menoleh ke arah Kevin dengan wajah yang muram.

"Virus MadCow-30 ini sudah tertanam sejak lama dalam tubuh Ririn. Kita bahkan belum menemukan penawarnya sampai sekarang. Zil, ini bukan seperti Virus Covid-19 yang sebentar lagi akan datang ke negara kalian, sekitar tiga tahun lagi. Virus yang akan datang tiga tahun lagi, mungkin akan merenggut banyak nyawa. Tapi Virus MadCow-30 ini bahkan sudah tertanam sejak lama di tubuh orang-orang yang sudah punya penyakit mental dan benar-benar sudah ada di tahap yang paling parah."

"Kami berharap agar kau tak bernasib sama dengan ibumu. Ayahmu dan ibumu memiliki potensi yang sama hingga membuat Kevin terobsesi untuk melenyapkan keluargamu. Di luar rasa cemburunya yang sangat berlebihan, dia tahu tentang fakta ini. Kau sendiri sudah mulai merasakan virus itu juga di dalam tubuhmu, 'kan?"

Zildan mengangguk pelan dengan mata yang masih menatap ibunya dengan iba.

"Virus ini mulai terlihat saat Rey tengah berada dalam tekanan hidup yang paling tinggi. Setidaknya dalam satu tahun, efek dari penyakit itu membuatku melakukan hal-hal aneh seperti kelakuan sapi yang gila. Aku merasakan sakit ketika tubuhku diam. Saat aku merasakan kalau darahku sudah panas, saat aku sudah berbuat banyak kekacauan, efeknya baru akan menghilang. Penyakit ini benar-benar sangat mirip dengan penyakit mental yang saat ini tengah marak di duniaku. Penyakit ini seperti mirip dengan Self-Injury namun berada dalam tahap yang paling parah. Mamah Ririn bahkan sudah pada tahap akhir dari penyakit itu. Dia koma sekarang ..."

Syam menghela napas dan menatap Zildan yang sudah jatuh terduduk di depan kapsul tempat penyimpanan ibunya. Pria itu tak menyangka, jika virus itu dapat membuat kematian dengan caranya sendiri. Virus yang entah darimana asalnya, bahkan mengambil sebagian besar kehidupan orang di dalam dimensi waktu mereka.

Di tahun 2034, tahun yang sedang dijalani oleh Raksa dan Syam sekarang, mereka masih berusaha untuk pergi dari dimensi waktu satu ke dimensi waktu lain untuk mencari penawarnya. Mereka menyetujui perjanjian untuk bekerja sama dengan Kevin agar bisa mendapatkan beberapa komponen yang mereka butuhkan untuk memperbaharui mesin waktu agar dapat pergi ke banyak tempat.

Hanya saja, seperti penyakit itu terlihat sudah menyerang sebagian besar masyarakat di dunia mereka, kini penyakit itu ikut muncul di dalam dimensi waktu yang lain.

Kevin, Robot AI yang dibuat oleh Han dengan teknologi yang membuat robot itu menjadi sangat sensitif, telah memicu banyak masalah. Tuan Han mengembangkan idenya sendiri dan berharap bisa menciptakan robot yang lebih hebat dari yang dibuat oleh temannya di Hanson Robotics.

"Tak seharusnya manusia berusaha menciptakan alat yang dapat menyamai mereka sampai pada tahap yang over. Sedikit demi sedikit, persaingan antara manusia dan robot semakin bertambah. Dunia manusia perlahan hancur karena ulah mereka sendiri. Jika seandainya waktu dapat diputar kembali, maka mungkin aku akan meminta nenek moyang kita untuk tak menciptakan lagi alat-alat yang aneh. Penyakit mental yang terdengar tak masuk akal, virus ganas, kerusakan alam, semuanya terjadi saat moral mereka mulai di buang ke masa lalu. Aku sudah sangat lelah untuk menjadi seorang ilmuwan yang sedang berusaha untuk mencarikan penawar dari penyakit aneh itu, Syam."

Syam mengangguk setuju dan juga mulai merenungkan apa yang akan terjadi setelah ini. Dia semakin ragu dengan apa yang sudah mereka usahakan. Apakah nasib mereka juga akan terlindas oleh waktu atau lebur oleh permasalahan manusia-manusia itu? Entahlah, ini sangat rumit untuk otaknya yang sudah terlalu banyak menyimpan ingatan buruk selama dia hidup.

*****

Hai guys, aku sudah kembali lagi dengan bab baru 😊

Maap ya, kali ini aku bablas buat nulis bab yang mungkin lebih serius dari bab sebelumnya 🤣

Jangan terlalu dipikirkan ya 😅

Btw, ini sudah separuh cerita dari yang di targetkan Mphii dan Gadistina

Semoga cerita ini bisa kami tulis sampai selesai 😍

~~~Mphii 💜💜💜

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top