Dua puluh delapan
Avell menatap kesal, pria itu menyoroti sang kakak dengan tatapan terganggu plus mengusir.
"Rys serius di kantin ini ada 14 meja, panjang. Yang keisi ga sampe setengah, dan satu meja bisa buat enam orang. Peluang lu buat milih meja selain meja ini itu lebib dari 1/9. Dan kenapa lu malah milih disini."
Arys tersenyum, tampak kalem dan tidak terganggu dengan ocehan tidak penting sang adik.
"Apalagi? Jelas pengen makan bareng adik gua tercinta."
Avell bergidik ngeri, matanya menatap horror kembaran yang memang lahir lebih dulu darinya. "Udah gua duga lo Homo Rys, dan demi sempak kotor lu incest juga. Please! Hati gua udah buat Cara doang."
Arys memutar matanya, kenapa dia bisa lahir berbarengan dengan setan bernama Avell. Dia tidak paham apa yang ia pikirkan saat masih menjadi sperma dulu, harusnya ia menendang Avell dulu.
"Gua laper." Arys menjawab polos.
"Ya terus, kenapa harus duduk disini?!" Avell masih keukeh tidak mau waktunya berdua dengan Cara diganggu.
"Ya gua laper." Kali ini giliran Avell yang memutar matanya.
"Terus hubungannya apa sempak kuda, Lu mau makan gua? Ih bang aku masih polos." Avell bergerak memeluk tubuhnya sendiri dengan gaya genit.
Misa terkekeh, meski sudah berusaha menahan tawanya sejak dialog tidak jelas kembar-kembar nakal(?) itu dimulai, dia tetap tidak bisa menahan.
Arys melirik Misa, cowok itu tersenyum kecil memainkan rambut panjang gadis itu senang. "Lapar juga? Mau makan apa?"
Misa menggeleng, dia tidak bawa uang jajan, bekal juga tidak. Paginya dimulai dengan hal buruk. Gadis itu dibangunkan dengan cara diteriaki, karena telat memasak sarapan ia tidak diijinkan membawa bekal.
Arys melirik bibir cewek itu yang kering dari rona wajahnya pun Arys tahu cewek itu tengah kelaparan. Ya Arys sering melihat video orang kelaparan, yang meski Misa tidak separah itu, tapi jelas Arys mengerti.
"Santai aja, kita kan udah jadian. Aku yang teraktir."
Jus jeruk yang baru masuk kedalam mulut Avell menyembur indah, untungnya cowok itu mengarahkan semburan itu kelantai.
What!!
"Babe! Masa mereka udah kita belom?!" Avell mengguncang bahu Cara, membuat gadis itu tersedak.
Arys tertawa, cowok itu menatap Avell dengan pandangan menghina.
"Then, lu berdua belum pacaran sampai sekarang?"
Bibir Avell mengerucut, hah dia kalah dari kakak tiga menitnya kali ini.
Arys menoleh ke samping, menatap seorang siswa dengan senyum. Cowok yang ditatapnya itu mendekat.
"Lo mau gua bantu pesenin, Rys?" Tampak sedikit gusar cowok itu menatap Arys dengan senyum canggung.
"Ah, thanks banget ya udah mau bantuin. Tolong dong, pesenin bakso dua ya. Sama es teh aja." Arys tersenyum ketika cowok itu mengangguk kaku dan meninggalkan mereka.
"Kenapa?" Tatapan Arys lurus pada Cara. Arys memangku wajahnya dengan tangan kanan menatap lurus gadis disamping adiknya dengan penasaran.
Cara itu, Menurut Arys memang tidak tampak seperti gadis biasa. Dia punya aura tangguh disekitarnya. Dia tampak cukup pemberani. Dibandingkan Misa, jelas Misanya lebih cantik. Tapi gadis itu punya aura menarik juga manis.
Yah, memang selera Avell, mereka berdua sering menonton film pembunuhan bersama bahkan sebelum usia mereka cukup.
Jika Arys menyukai bagian ketika si korban sudah pasrah dan tidak memiliki kemauan lagi untuk bertahan hingga hanya perlu menunggu kematian. Avell cenderung menyukai penyiksaan yang berisik, kembarannya itu selalu bersemangat ketika korban masih memberontak bahkan diujung nyawanya.
Yah, semua memang kebali lagi kepada selera.
Cara Menatap balik Arys, cowok itu apa memang selalu penuh senyum seperti itu? Cara tidak tahu tapi senyum itu seperti memiliki hal lain. Meski dengan senyum seperti itu Cara merasa aura nya dengan aura Avell tidak begitu berbeda.
Arys tersenyum.
Mendekati wajahnya dengan Cara, Arys berbisik.
"Lo harusnya sadar, meski badan lo terpotong jadi sepuluh ribu bagian sekalipun, he will never let you escape. Jadi cukup jatuh aja."
Tubuh Cara membeku, menatap Arys yang menjauh dengan senyum. Cowok itu tampak begitu ramah. Namun bisikan itu terasa begitu menusuk.
"Woy, lu bisikin calon cewek gua apa?" Arys terkekeh.
"Fakta doang sih, lu mah sensi." Arys melempar guyon. Sekali lagi melempar senyumannya pada Cara.
"Hilih, li mih sinsi."
Pesanan Arys sampai. Misa menatap pria itu takut-takut.
"Makan Misa, gua memang bakal tetep nerima lu meskipun tulang lu langsung diselimutin kulit saking kurusnya, tapi kalau gua bisa bikin lu lebih gemuk why not?" Arys menagacak rambut gadis itu. Dan tebak wajah Misa memerah.
Kata-kata Arys memang terdengar seperti gombalan, namun tubuh Cara tetap merinding.
"Babe lu kapan gobalin gua gitu?" Avell menyandarkan kepalanya pada bahu Cara, menatap kakanya yang memberikan perhatian menjengkelkan itu pada Misa.
"Apa gua perlu kurus sampai kulit balut tulang dulu?" Avell mengadah, kepalanya masih menempel pada bahu Cara. Cewek itu menatapnya dengan alis terangkat.
"Mending lu makan." Cara memasukan nasi gorengnya ke mulut Avell. Pria itu akan mulai merengek lagi.
"Ya gua bakal tetap nunggu sih." Avell nyengir, mengunyah nasi goreng suapan Cara. Jarang gadis itu mau menyupainya tanpa paksaan.
Sedangkan menurut Misa, kedua Avell dan Cara itu cukup aneh. Avell itu memang terkenal sebagai orang yang tidak baik. Tanyakan saja pada seisi sekolah, semua orang akan setuju dengan pendapatnya.
Meski diam-diam. Tidak jarang gadis itu memperhatikan interaksi antara Cara dan Avell.
Avell itu melindungi Cara, dengan caranya sendiri. Meski tampak kasar, tapi dia tidak pernah membiarkan orang lain melukai Cara.
Mereka cocok?
Fakta bahwa hanya kedua cowok itu yang berada didalam kelas yang sama membuat Misa tidak dapat langsung menyimpulkan seperti apa sosok Cara ataupun Avell.
Makanan Avell habis, cowok itu menepuk tubuh Cara dua kali. Gadis itu mundur sedikit Avell tersenyum lebar mulai membaringkan kepalanya pada paha Cara.
"Jangan lama-lama dong babe nembak gua nya, gak ngiri gitu sama mereka." Tangan Avell bergerak naik, menoel-noel pipi Cara yang masih sibuk makan.
Mengela nafasnya Cara menatap Avell tajam.
Apa dia memang harus menyerah, ya?
Author butuh saran lagu, ada yg tau lagi semacam sore tugu pancoran atau berita kepada kawan?? Yah pokonya yang punya arti dalam gitu deh!
Dan seriusan wattpad ini kenapa? Tadi cerita ini gak muncul notif update, terus semua ccerita sy ngilang begitu aja, syukur balik lagi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top