Keeping Promises [ V ]

BAD GUY

Warning :
1.Ff ini mengandung unsur sex , mature content , dirty talk
2.Buat yg gak suka Yaoi relationship mending gak usah baca
3.Typo bertebaran
4.Alur nonsense

.
.
.

HAPPY READING !

============-------==============

Hyungwon mendorong pelan dada bidang Wonho agar pria itu berhenti memajukan tubuh mendempet kearahnya.

Tetapi Wonho seolah tidak peduli dan membuang harga dirinya , kekuatan tenaga pria bertubuh kekar itu lebih unggul dari Hyungwon sehingga sukses menyudutkan sosok ramping itu pada dinding bercat putih gading yang sudah terlihat pias.

"Kau gugup ? Bukankah hal seperti ini tidak tabu bagimu?"

Tanya Wonho memajukan wajahnya tanpa memberikan jeda sedikitpun, ia membisikkan dua kalimat tanya itu dengan menyisipkan nada seduktif yang teramat jelas hingga ruam kulit leher Hyungwon terasa hangat akibat nafasnya yang terhembus pelan .

Hyungwon menengadahkan wajahnya, ia berusaha memberanikan dirinya yang semula diserang rasa gentar.
Wajah rupawan itu perlahan menatap tajam lawan bicaranya dan mencengkram kedua pundak Wonho bermaksud jika ia tidak takut sama sekali.

"Setelah melakukan ini , jangan meminta lebih . Mengerti ? "

Ucap Hyungwon menyunggingkan senyum tipis di bibir tebal merah mudanya yang memikat hati Wonho dalam hal yang tak wajar.

Hyungwon kini maju selangkah memberikan satu perlawanan awal untuk memulai permainan yang baru saja di permulakan.

Babak pertama dalam hal bercinta, memberikan terlebih dahulu satu tahap warming up dengan merengkuh pinggang Wonho erat lalu menjumpai bibir pria itu dalam cumbuan lembut yang ia sematkan.

Wonho sempat kaget karena ulah dadakan yang Hyungwon perbuat namun ketika bibir yang menguarkan cita rasa manis itu menggerayangi bibir setengah kering miliknya , Wonho membalas lumatan bibir Hyungwon dan mengimbangi gerakan bibir yang Hyungwon tautkan dengan liar.

"Eummphh.."

Hyungwon mendorong tengkuk Wonho, ia berniat memerintahkan diri Wonho agar lelaki tampan itu semakin memperdalam ciuman bergairah yang ia mainkan.

Wonho tersenyum tipis disela ciuman itu, ia berpikir jika Hyungwon benar-benar seorang pencium yang teramat handal.

ia menyesap bibir spiltrum Hyungwon tidak sabaran dan ganti menggigit bibir bawah pria bertubuh jangkung itu agar Hyungwon membuka mulutnya dengan lebar.

"sssstt.."

Desis Hyungwon pelan tak kala ia merasakan gigitan kecil yang tak berkemanusiaan menyakiti kulit permukaan bibirnya hingga menimbulkan sedikit luka lecet akibat Wonho.

Namun Hyungwon tidak menunjukkan kalimat protes dan sekarang ia malah membuka mulutnya hingga lidah Wonho dapat dengan leluasa bermain bebas didalam rongga bersaliva mulut Hyungwon.

Wonho semakin mencondongkan wajahnya dan mengaitkan lidahnya dengan lidah Hyungwon bagai sedang mempertunjukkan sebuah pertempuran yang berlangsung begitu sengit.

"ssst.. "

Lagi dan lagi Hyungwon tidak kuasa menahan gejolak yang ada, ia kembali berdesis kenikmatan dan tanpa sadar mengelus mesra bokong berisi Wonho.

Wonho tergelak didalam batinnya, ia merasakan sentuhan tangan binal itu menjamahi bokongnya tanpa ada rasa sungkan ataupun ragu lagi.

Hyungwon mengecap bibir Wonho dalam tempo cepat , ia bahkan mengalirkan saliva manis miliknya kedalam mulut Wonho dan sekarang mereka saling bertukar saliva yang tak pelak menjadikan air liur itu sebagai pengganti cairan pemuas dahaga mereka dikala kering.

Hyungwon mendorong tubuh Wonho berbaring kasar diatas ranjang bersepraikan selimut putih polos itu namun tanpa melepaskan tautan bibir itu.

Wonho meraba-raba punggung mulus Hyungwon dan menelusupkan tangannya kedalam kaos Wonho.

Pria berparas elok itu melepaskan ciuman yang lumayan lama memakan waktu pada tahap awal.

Hyungwon mengatur nafasnya yang tersengal saat ciuman itu ia akhiri.

Akibat dari dorongan kuat yang Hyungwon lakukan disela ciuman tadi, kini posisi tubuh Hyungwon tepat berada diatas paha Wonho dan sekarang kedua manik mata Wonho nampak puas memandang dari arah bawah sudut wajah Hyungwon.

Rahang bawah Hyungwon yang bergaris tegas begitu juga leher jenjangnya semakin menghukum diri Wonho untuk jatuh lebih dalam lagi, sepasang matanya tak lepas menelisik indahnya sosok Hyungwon hingga menyadarkan pria itu jika ia sedang dikagumi sekarang.

"Kau begitu manis.."

Puji Wonho refleks menggerakkan lidahnya yang sedari tadi kaku tak bersuara, Hyungwon mendelikkan tawa renyah dan menjengah figur itu dengan siratan mata yang sarat mengandung akan kesan sensualitas tinggi.

"Aku masih tidak percaya kau mendapatkan nilai A+"

Lirih Hyungwon sembari melepaskan satu persatu kancing kemeja yang Wonho kenakan dan menatap lelaki itu secara seduktif.

Mendengar penuturan gamblang dari mulut Hyungwon benar-benar semakin membuat Wonho tidak habis pikir, memasang wajah pasrah nan berbahaya ia pun turut menanggalkan keatas kaos tipis berbahan katun yang Hyungwon pakai.

"Kau pikir aku bodoh hm ? Aku hanya perlu mengasah otak jeniusku yang selama ini ku telantarkan , jangan remehkan aku Hyungwon-ah.."

Balas Wonho runtut seolah tak ingin kalah berargumen melawan kalimat yang Hyungwon cetuskan.

Mereka sama-sama bertelanjang dada , tidak dipungkiri jika Hyungwon tidak mampu menolak postur tegap dan menantang dari tubuh Wonho.

Seorang pria jantan memang sangat berbeda , itulah pendeskripsian frontal yang tertulis didalam otaknya.

"Ah benarkah begitu ?"

Tanya Hyungwon menarik senyum tipis segaris, kini ia sedikit menggeserkan pantatnya kedepan tepat diatas kemaluan Wonho yang masih terbungkus rapi dalam balutan celana jeans ketat.

"hei.. kau.. sshh.."

Cecar Wonho terkesiap dan mengeluarkan desahan tidak jelas saat bokong Hyungwon bergerak maju mundur dan menggesekkan pantatnya berniat menggoda batang penis Wonho yang masih nyenyak tertidur didalam sangkar emasnya.

Hyungwon menghamburkan tawa lepas sekedar untuk mengisi atmosfir diudara yang semakin panas saja malam ini, ia menurunkan setengah resleting celana jeans Wonho dan menaikkannya lagi seolah tengah menguji nafsu birahi seorang Wonho yang akan segera meledak.

"Kau begitu ingin bercinta denganku ya ?"

Goda Hyungwon melemparkan sebuah kalimat pertanyaan di iringi dengan sematan dari senyum liciknya yang terujar keluar.

Sialan..

Wonho tidak tahan lagi, ia mencengkram kuat dua lengan Hyungwon dan membanting tubuh pria berpostur tinggi tersebut hingga saat ini kepemimpinan terambil alih kedalam genggaman tangannya.

Hyungwon menelan salivanya bulat-bulat , ia mengedipkan matanya karena syok saat menyaksikan wajah Wonho yang menyeringai dan memandang dirinya dalam tatapan mata yang buas.

"Aku akan mengambil hadiahku , malam ini.. "

Bisik Wonho kemudian tepat disisi samping indera kanan pendengaran Hyungwon.

Bisikan lembut itu sukses menusuk gendang telinga Hyungwon hingga ia bergidik ngeri dibuatnya.

Wonho tersenyum picik, ia menjilati daun telinga Hyungwon dan sesekali mendarat dua kali ciuman hangat yang semakin mengutuk diri Hyungwon sampai tidak berkutik.

"Ganjaran atas A+ ku.."

Sambung Wonho sekali lagi lalu beralih mencumbu beringas leher jenjang Hyungwon, ia bahkan tidak gentar memberikan beberapa jejak kissmark dikulit mulus leher itu.

"Euushhhh..."

Desah Hyungwon tertahan diujung lidahnya, ia meremas seprai yang berbalut rapih lalu berpindah menjambak pelan rambut belakang Wonho saat sedotan dan gigitan kecil dari Wonho menjamahi setiap inchi dari permukaan kulit luarnya.

Suasana ruangan yang tidak terlalu terang, cahaya didapat dari sinar lampu kap berdaya lima watt namun cukup menerangi malam bergairah yang mereka jalani saat ini.

"Eungghhh.."

Hyungwon kembali mendesah tidak berarah saat kuluman kecil dari mulut Wonho kini menggerayangi nipple mungilnya yang telah mengeras.

Hyungwon menahan kepala Wonho dan mendorongnya maju lebih kuat berniat agar Wonho semakin menyedot kuat puting miliknya.

Tidak pelak seperti seorang bayi nakal yang menyusu pada induknya, Wonho membasahi area dada Hyungwon dengan air liurnya dan kembali memileni nipple berwarna merah muda itu dengan telaten.

Wonho begitu mahir , ia seakan bangga pada dirinya sendiri saat mendengarkan desahan indah Hyungwon.

Padahal ia tidak pernah berhubungan seks sebelumnya , dia hanya mempelajari cara bermain hubungan intim dengan baik dan benar melalui jaringan situs yang berisikan ratusan video mesum.

"Geumanhae.."

Titah Hyungwon tegas dan menarik kebelakang rambut Wonho, ia menghentikan sejenak aktifitas binal Wonho yang sedari nampak asyik menggeluti tubuh indahnya dalam kubangan hasrat yang penuh akan nafsu.

Hyungwon menarik secara sehentak lengan Wonho, kini ia kembali berada diatas bertujuan untuk membuktikan jika ia mampu berkuasa penuh atas hubungan seks yang mereka lakoni.

Sebelum itu terlebih dahulu Hyungwon menciumi area dada Wonho, dia menghirup intens dada Wonho dan terbuai akan aroma dari tubuh itu.

Wangi yang khas dari parfume pria dewasa menguar sampai ia termabuk karenanya.

Ia tidak henti menghirup wangi tubuh itu dengan kedua mata yang terpejam, Wonho tersenyum tipis dan ia pun tidak mau kehilangan kesempatan emas lainnya.

Tangannya bermain menjelajahi punggung Hyungwon lalu melorotkan sentuhannya kebawah menelusup celana dalam Hyungwon tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Kedua matanya berbinar terang ketika meremas bokong kenyal itu secara kasar dan tidak tahu aturan.

Hyungwon sempat membuang tatapan mata keberatan dan sebagai hukuman atas ketidak sabaran Wonho, ia pun melepaskan celana yang Wonho gunakan.

Celana dalam bermerek jimmy klein terlihat sempit pada diri Wonho hingga buah zakar yang masih terbungkus rapih itu terceplak dengan jelas dan sukses menimbulkan gelakan tawa dari pita suara Hyungwon.

"Yak.. mengapa kau tertawa?!"

Protes Wonho seakan terganggu akan suara tawa yang Hyungwon luncurkan satu detik sebelumnya, pria yang ditanya hanya menggeleng dan ia kembali berbaring dalam diam namun tak lepas memandang diri Wonho yang duduk dari posisi telentangnya.

Wajah Hyungwon mengadah menjengal atap langit yang nampak redup akan sinar cahaya dan ia memberhentikan tawanya yang sempat membludak , perlahan kedua tangannya melepas celana seperlutut yang ia pakai dan membuang celana tak berdosa itu kesembarang tempat.

Wonho mematung, ia menjilati bibirnya yang setengah basah dan kedua matanya nampak tidak berkedip sedikitpun saat melihat kedua kaki jenjang Hyungwon yang terekspos sempurna tanpa penghalang tertonton didepan mukanya.

"kemari.. tunggu apalagi ?"

Tantang Hyungwon memberikan stigma penekanan diakhir kalimat dan menyelipkan sebuah senyuman khas dari bibir tebalnya yang merekah merah muda sempurna.

DAMN..

Wonho meronta didalam batinnya, disaat seperti sekarang perangrai Hyungwon terlihat persis bagai iblis penguji rohaniah yang polos.

Setelah mendengar kalimat menantang yang dikeluarkan oleh Hyungwon, tanpa menunjukkan rasa malu didalam dirinya kini Wonho meraba paha mulus Hyungwon dan tangan nya perlahan menyusuri paha Hyungwon paling atas hingga berhenti tepat diantara selangkangan Hyungwon.

"Jangan menantangku Hyungwon-ah.."

Ujar Wonho mencoba menaikkan libido seorang Hyungwon dengan meremas sebentar batang penis Hyungwon.

Hyungwon memejamkan matanya tak kuat ketika rangsangan dari Wonho membelai batang penisnya dengan tempo yang pelan.

Hyungwon hanya meluapkan cecaran meracau tak bearah, ia membuka selangkangannya lebih lebar dan Wonho yang seakan mengerti pun turut menurunkan celana dalam Hyungwon.

"aassshh..."

Desah Hyungwon bernada pasrah terlebih saat dua jari tangan Wonho menerobos masuk kedalam lubang antar selangkangannya dengan semena-mena.

OH Shit..

Hyungwon menadahkan wajahnya karena nikmat yang ia rasakan kini semakin mendera didalam relung batinnya.
Pikiran diotaknya semakin berkecamuk dan tak bisa ia kendalikan secara waras pada detik ini juga.

"Mendesahlah sayang.."

Tekan Wonho seolah puas akan kinerja awal yang ia tujukan pada Hyungwon.

Dua jari tangannya mengocok area dinding selaput lendir lubang selangkangan Hyungwon dengan ritme sedang yang sukses membuat Hyungwon habis akal dan tidak mampu bersuara banyak.

"uhhhhhh.... bajingan.. euhhh..."

Racau Hyungwon seakan lupa akan dunia nyatanya dan kini ia terlihat sibuk berfantasi pada dimensi alam lain, bokongnya bergetar naik keatas mencoba mengimbangi adukan dari jari-jemari piawai Wonho yang seakan tidak berhenti memanjakan lubang hangatnya.

"hahaha.."

Tawa Wonho terpecah, dia merasa bahagia saat mendengar desahan yang Hyungwon keluarkan dan ia memganggap jika itu sebagai sebuah penghargaan atas keberhasilannya.

"Aish.."

Wonho menggigit bibir bawahnya kuat, ia merasa belum puas atas dua jari yang ia gunakan untuk memainkan lubang basah Hyungwon maka dari itu ia berinisiatif menambahkan satu lagi jari tengahnya yang berukuran lumayan besar.

"Ahhhhhhh.... !"

Hyungwon memekik tak beralasan, dia merasa jika Wonho nampak begitu senang bermain didalam lubang nya sampai pria brengsek itu lupa daratan dan membabi buta mempercepat kocokan tiga jari yang Wonho masukan.

Hyungwon membuka kedua matanya lebar, ia mencengkram lengan berotot Wonho dan berusaha menghentikan aksi nakal pria tampan itu.

Wonho mendelik, ia menatap tangan Hyungwon yang menyentuh kuat lengannya.

Ia pun mengeluarkan ketiga jari seronohnya dan melempar senyuman canggung kearah Hyungwon yang kini memantulkan tatapan mata yang seolah hendak menerkamnya.

"Mati kau.."

Ancam Hyungwon bersuara datar, ia bangkit dari posisi berbaringnya dan mendorong kasar tubuh Wonho hingga pria itu tersudut pada penyanggah ranjang.

"Aku sudah tau kau akan seperti ini.. "

Bisik Hyungwon mencoba memulai perlawanan yang sama diatas ranjang yang tidak hentinya bergoyang mengikuti kegiatan malam mereka.

Hyungwon merangkak menggunakan kedua telapak tangannya bagai seeokor kucing beringas dan ia lalu merayap diatas tubuh Wonho lalu duduk kembali tepat diatas kemaluan Wonho yang sedang mengeras.

"Dia ingin keluar sepertinya.."

Ucap Wonho sembari memangku kedua tangannya dibelakang kepala dan menyunggingkan senyuman menantang untuk Hyungwon.

"Cihhh.."

Hyungwon mendecih pelan.

Tidak di beritahu pun , Hyungwon sudah mengerti arah pembicaraan Wonho akan kemana maka dari itu ia tidak memilih untuk lebih banyak berbicara.

Secara tanggap dan gesit , tangan Hyungwon menanggalkan panty seorang Wonho dalam hitungan secepat kilat , ia sempat menggoyangkan celana dalam tidak berdosa itu dihadapan Wonho dan tertawa keras bagai seseorang yang hilang kesadaran mental.

"Mengapa kau tertawa?"

Protes Wonho yang bingung akan sikap Hyungwon, sementara Hyungwon memberhentikan tingkah bermainnya yang konyol dan melempar pandangan menggoda kearah Wonho.

Hyungwon melirik sekilas batang penis Wonho yang sudah tidak terbungkus lagi lalu kembali menyudutkan pandangan matanya pada celana dalam putih Wonho yang masih ia gantungkan didepan muka tak terima Wonho.

"Bagaimana bisa kau membungkus penis besarmu dengan celana dalam berukuran kecil seperti ini ..?
Yak.. kau tidak khawatir jika alat kelaminmu akan kehabisan nafas karena barang ketat itu ?"

Tanya Hyungwon sembari tertawa terpingkal , ia terlihat nyaman duduk diatas paha Wonho dan membuang celana dalam itu kebawah ranjang lalu membalas tatapan tidak terima yang Wonho luncurkan terhadapnya.

Wonho mendecak kesal, masih sempat pria itu mengejek dirinya bahkan ditengah-tengah saat mereka berhubungan intim seperti sekarang.

"Jangan marah, aku hanya bercanda.."

Rayu Hyungwon sedemikian lupa memperhalus intonasi suaranya , ia meraih buah zakar Wonho dengan sentuhan tangan lembutnya.

Wonho yang tadinya terlihat gusar kini terkejut akan perlakuan spontan yang Hyungwon perbuat.

Hyungwon mengguratkan senyuman kearah Wonho , ia beralih dari memegang biasa kini meremas batang penis berukuran besar itu dengan pijitan berulang-ulang yang sedang , sesekali mengocok alat kelamin itu dengan cepat dan tentu saja hal tersebut membuat si empunya mengerang kenikmatan.

"ahhhhh.. baby.."

Desahan Wonho tergelar percuma , ia semakin mencondongkan pinggulnya keatas seiring dengan pijatan telaten Hyungwon yang semakin kuat mencengkram batang penisnya.

Hyungwon menyeringai bak tokoh pemain drama yang berperangrai jahat, tampang kutu buku dan murid berstatuskan siswa terpintar hilang sudah saat ia bercinta dan memuaskan lawan bermainnya.

Wonho mengangkat kepalanya , menatap sendu air muka Hyungwon yang juga terpaku melihat kedua retina matanya.

Hyungwon memicingkan alis kanannya hingga tersudut keatas, ia menjedakan sebentar treatment pijatan pada alat kelamin Wonho.

Membuat sang tuan bertanya karena sesungguhnya ia belum sepenuhnya puas.

Tetapi rupanya Wonho telah sangka, ia melontarkan desahan tertahan diujung pangkal lidahnya tat kala dua jari Hyungwon memainkan twinsballnya yang menggantung dibelakang batang utama penisnya.

"Yak.. eushh.."

Segat Wonho mencoba menahan desahan nikmat yang ia rasakan, Hyungwon tertawa pelan dan kembali memberikan urutan berirama sedang pada batang penis yang hampir tegang sempurna itu lalu kembali meremat-remat kasar dua biji telur kantung kelamin Wonho hingga membuat tubuh sang raja sedikit bergeliat karena merasakan nikmat.

"Masukan"

Perintah Wonho mengeluarkan ultimatum tegas dari bibirnya, Hyungwon tersontak dari kegiatan urut-mengurut batang penis itu.

Rupanya Wonho menginginkan lebih dari sekedar pijatan, ia menghendaki perlakuan yang lebih tinggi dalam permainan hubungan intim yang mereka jalani.

Hyungwon mengangguk, sebenarnya ia sangat malu saat ini tetapi sebisa mungkin ia menyembunyikan semburat merah muda dari kedua pipinya .

Ia menyanggupi suruhan Wonho sembari menganggukkan kepalanya mantap.

Terlepas dari itu, terlebih dahulu Hyungwon merengangkan tulang rahan dan melemaskan sebentar tulang pipinya yang sedikit kaku, tahap awal yang biasa ia lakukan sebelum memasukkan benda yang mempunyai cita rasa bak kulit mentah itu.

Wonho telah siap menanti, ia terlihat sabar dan memandang Hyungwon dalam diam yang sedari tadi ia simpan.

Kepala Hyungwon bergerak maju, terlebih dahulu ia mengelus junior Wonho , seorang teman sekelasnya yang terkenal berandalan itu dengan senyuman yang teruntai tipis.

Hyungwon benar tidak ubah seperti rubah nakal yang tengah menggoda pemburu yang hendak menangkap dirinya dalam jeratan perangkap.

"Eusshhh.."

Racau Wonho mengeluarkan desisan tak jelas, kepintaran Hyungwon dalam berhubungan intim dan juga kecerdasan Hyungwon saat menyerap ilmu pengetahuan benar-benar berjalan seimbang.

Wonho terpana akan sosok Hyungwon yang kini tengah membuka lebar rongga mulutnya.

"uhuukkk"

Tenggorokan Hyungwon terbatuk , ini merupakan kejadian yang lumrah saat ia memasukkan batang kemaluan pelanggannya setiap malam ia bekerja.

Kedua mata Hyungwon tak berkedip saat bokong Wonho bergeser semakin memajukan tubuhnya, rongga mulutnya semakin dipaksa untuk mengulum habis batang penis yang terlihat menggeliat didalam liang-liang mulut berukuran tak terlalu lebar itu.

Hyungwon merinding karena geli, ia menggigit-gigiti kulit luar testis Wonho dengan mengandalkan giginya yang tersusun rapih.

"Uhhh.."

Wonho sampai tidak tahan , ia terlanjur mengerang kenikmatan terlebih saat lidah Hyungwon bermain bak roller coaster mengaduk penis tangguhnya dalam tempo medium yang terarah sempurna.

"ahhhh...."

Desahan Wonho keluar dalam durasi yang pendek, ia duduk bertumpu pada kedua lututnya dan sesekali meremas bokong sintal Hyungwon hingga sedikit mengusik aksi pria manis itu , bahkan secara tidak di terka Wonho memberikan tusukan tak terduga didalam lubang dubur Hyungwon dengan menggunakan jari telunjuknya yang panjang.

SHIT!

Hyungwon menjelangkan kedua matanya keatas menandakan jika ia protes, Wonho hanya tergelak dan masih dalam ambang kenikmatan saat mulut Hyungwon masih mengulum lalu mengocok alat kelaminnya dengan menaikkan tempo lebih cepat dari sebelumnya.

"uhhh baby.. itu dia.."

Cecar Wonho kembali menguar tidak berujung, Hyungwon memutar kedua netranya semangat untuk menelisik manik mata Wonho.
Kepalanya semakin naik turun mempercepat tempo permainan, dua kali isapan kuat ia sematkan pada testis Wonho dan menggenggam junior itu dalam kepalan yang erat lalu memberikan pijatan lagi yang tidak berjeda.

"ahhhhhhhh..."

Hanya itu yang Wonho kuarkan , mengisi keheningan malam yang berjalan menggairahkan.

Ia mendorong kepala Hyungwon secara kasar kedepan agar junior miliknya semakin masuk lebih dalam dan mendohok sekat liang-liang rongga mulut Hyungwon.

"Sssttt.."

Desis Hyungwon menanggapi perlakuan tak sabaran dari Wonho, alat vital pria itu terasa mengacak brutal sampai menorobos batang tenggorokannya karena dorongan yang Wonho lakukan teramat cepat dan kasar.

"Baby.. lebih cepat..."

Perintah Wonho yang seolah tidak bersalah karena telah membuat tenggorokan Hyungwon tercekat, sementara lawan bercintanya mendecak pelan namun masih mempertahankan alat vital Wonho yang masih nyaman bersemayam didalam lingkup kuluman di mulutnya.

Hyungwon mengambil sebuah tindakan, ia memaju mundurkan kepalanya cepat dan mengaduk penis Wonho dengan kocokan yang semakin tinggi temponya.

Menyesap, lalu kembali menggigiti kulit luar ujung lubang kencing itu dengan aksi liarnya.

Wonho memejamkan kedua matanya mencoba menghayati sensasi nikmat yang terganjar, Ia pun ikut menggerakkan pinggulnya senada dengan kocokan yang Hyungwon lakukan saat mengulum batang penisnya yang kian berkedut-kedut hendak mengeluarkan cairan sperma babak pertama.

Hyungwon semakin menggilai permainan yang ada dan tanpa berpikir ia semakin menambah tempo cepat hingga nafasnya terdengar sengal, bahkan jika skrotum dari penis itu kian mekar Hyungwon terlihat tidak ambil pusing dan ia pun telah siap sedia mencicipi bagaimana manisnya rasa air mani pria tampan itu.

"ahhh... aku sepertinya keluar.."

Cegat Wonho menggigit bibirnya yang sedikit bergetar, suaranya yang habis terdengar parau karena mendesah semakin memaksa Hyungwon menjadi seorang budak seks gila.

Ia tengah mengocok kuat tanpa itungan jeda sedetikpun.

Kepala Hyungwon naik dan turun, bahkan ia sempat menyesapi kembali ujung batang penis Wonho dengan sesapan dua kali jilatan lidah lenturnya hingga membuat pria itu bergelinjang tak kuasa membatasi gelora kenikmatan yang membendung naik.

"Uhuukkkkk..."

Hyungwon tiba-tiba tersendak, kedua matanya membelalak dengan mulut yang penuh akan tangkupan air mani akibat batang penis yang sukses menyemprotkan cairan putih bening bercita rasa manis itu didalam ruang lingkup mulutnya.

Kepala Wonho yang semula menjengah kini menunduk menatap sepasang mata Hyungwon.

Wonho menghela nafasnya kasar lalu perlahan ia membelai rambut berwarna cokelat tua pria cantik itu dan seketika itu juga Hyungwon mengeluarkan alat vital Wonho beserta cairan sperma yang memenuhi rongga mulutnya.

"Chae hyungwon.."

Lirih Wonho menunjukkan wajah tak percayanya, Hyungwon mengiaskan sebuah senyuman dan menelan habis cairan bening sperma yang Wonho keluarkan tanpa merasa jijik sedikitpun.

"Manis.."

Sanjung Hyungwon menundukkan wajahnya jika pertanda ia tidak enak hati, Wonho menarik dagu Hyungwon dan mengusap lembut sudut bibir bawah pria itu dengan perlahan.

"Hyungwon-ah.. Aku.. ingin bersamamu.."

Ucap Wonho bernada begitu tulus terdengar, Hyungwon tersenyum campah dan ia tak sedikitpun menanggapi kalimat pernyataan hati yang Wonho ungkapkan.

Hyungwon memilih berjalan menuju sudut ranjang yang terhalang akan dinding lalu menoleh kebelakang berbalik menatap diri Wonho yang diam terpaku memperhatikan gerak-geriknya.

"Lakukan.. aku mengizinkanmu untuk masuk namun aku tidak bisa berkata iya saat kau meminta lebih"

Balas Hyungwon menyematkan sebuah kalimat yang sangat terdengar klise dan tidak dapat dipahami dengan mudah pada indera lendengaran Wonho, namun yang jelas ada maksud tertentu mengapa Hyungwon berkata demikian.

Wonho meneguk air salivanya bulat-bulat, kasur yang bisa dikategorikan tidak terlalu besar dengan seprai putih yang nampak meninggalkan bercak noda akibat basah dari sperma yang tumpah dan juga peluh yang berjatuhan telah menjadi saksi nyata jika dua insan tengah dimabuk akan buaian hawa nafsu yang menggelora.

"Lakukan.. atau aku berubah pikiran"

Suruh Hyungwon bercetus otoriter memerintah Wonho, Ia mengambil posisi menungging dengan bertumpu pada kekuatan dua siku tangannya dan menanti Wonho yang merangkak berjalan diatas kasur demi menghampiri dirinya yang setia menoleh kebelakang karena memandang pria itu melangkah perlahan mendekat.

Wonho mengatur nafasnya yang gugup, tangan kanannya terlihat gemetar saat menyentuh belahan bokong Hyungwon yang terpampang jelas didepan kepala matanya sendiri.

Hyungwon menundukkan wajahnya dan menatap seprai kasur yang runyak, ia mengatupkan bibirnya rapat-rapat saat sebuah tusukan tak bermoral mendatangi lubang duburnya yang mengkerut rapat.

"Jangan goda aku,jebal.."

Tegas Hyungwon memohon, rupanya Wonho tengah menekan dinding prostatnya dengan menggunakan dua jari yang menyodok kuat.

"Yak..."

Bentak Hyungwon bernada tak suka, sedangkan si penggoda mengukir tawanya yang begitu khas seolah puas akan perbuatan jahil yang ia lakukan tadi.

"Mian.."

Timpal Wonho serentak cepat meminta maaf atas tingkah bejadnya, Hyungwon tidak melanjutkan kekesalannya dan setia menyodorkan pantatnya didepan muka Wonho tanpa berniat untuk bergesit sedikitpun.

Wonho semakin berjalan maju, dia terlihat siap dan tanpa menimbang terlebih dahulu langkah apa saja yang akan ia buat.
Wonho menggenggam lalu mengocok batang penisnya sendiri sebelum menjelajahi lubang hitam yang memabukkan itu.

"uhh.."

Desah Hyungwon singkat, dia tengah diambang fantasi nakalnya kala merasakan alat vital itu menempel ditengah tepat pada lubang anusnya.

Wonho merengkuh pinggang ramping Hyungwon, testisnya bersenandung begitu bahagia dan tanpa segan menggesek anus Hyungwon hingga membuat bokong pria cantik itu bergelinjat geli.

"Aku masuk"

Ucap Wonho tidak berniat basa-basi, ia mengarahkan juniornya tepat dilubang dubur Hyungwon yang nampak terbuka merekah.

Wonho mengulum sebuah senyuman, ia memandang sendu punggung belakang mulus berpeluh Hyungwon dan mulai memandu jalan masuk yang akan dilalui batang penisnya kearah lubang hitam itu.

"Ahhh...."

Hyungwon memejamkan kedua matanya mengerang kesakitan saat batang penis Wonho masuk secara perlahan dan bertamu didalam lubang ketatnya yang mengkerut kemerahan.

Hyungwon menundukkan kepalanya kebawah, meremas seprai sebagai alat pelampiasan ketika secara tidak terduga Wonho kembali mendorong masuk batang penisnya yang berada diseparuh jalan yang hendak dituju.

"Sempit sekali Hyungwon-ah.."

Ucap Wonho secara terang-terangan, Hyungwon menganngkat wajahnya yang semula tertunduk dan berinisiatif membantu jalan masuknya batang penis itu didalam lubang hangatnya dengan ikut memberikan dorongan kebelakang agar alat vital pria itu dapat masuk sempurna.

"ahh.. Aish...
kau sering melakukan hal seperti ini tetapi mengapa sempit sekali?"

Tanya Wonho yang benar tidak pelak bagai seorang wanita cerewet yang mengumpat ditengah permainan yang berlangsung panas.

Hyungwon menghempas nafasnya kasar dan tertawa renyah mendengar betapa konyolnya penuturan runtut yang Wonho sampaikan.

"diam ! Lakukan saja seperti pria jantan! Brengsek ! "

Pekik Hyungwon memberikan sebuah kode mati sembari menggoyangkan duburnya pelan, Batang penis itu bagai tersendat di setengah jalan dan membuat Wonho frustasi karenanya.

"Baiklah.. Hahaha.."

Sahut Wonho kalap, ia tertawa bukan sepenuhnya senang akan ucapan kasar yang Hyungwon lontarkan barusan.

Raut wajah Wonho berubah serius dan tenang, ia meremas belahan bokong sebelah kanan Hyungwon dan kembali memajukan junior perkasanya dengan mendorong masuk paksa tanpa jeda sedikitpun.

Ia merasa ingin keluar namun dia tidak ingin dicap sebagai pria lemah tetapi Wonho terlihat sedikit kesulitan karena area sensitive seorang Hyungwon sedikit memberikan penahanan pada penisnya saat berusaha untuk masuk lebih dalam lagi.

Hyungwon berupaya mengambil tindakan dengan memberikan dorongan kedalam sehingga tancapan batang penis Wonho dapat menembus sempurna, lubang duburnya yang kian mekar memberikan sensasi binal didalam relung batinnya yang berkecamuk.

Wonho pun tidak mau kalah, ia kembali menarik nafas lalu membuangnya secara cepar dan mengumpulkan staminanya dalam tahap tinggi lalu sedikit meliukkan pinggulnya ke kiri haluan.

"Assssshhhhhh !!"

Fuck !

Dengan satu kali sentakan kuat akhirnya Wonho berhasil membenamkan batang penisnya kedalam area terdalam lubang anus Hyungwon yang tadinya seakan tidak memberi jalan masuk untuknya.

"ahhhhhh.. Shit..!"

Hyungwon turut mendesah dan meraup keringat yang menghiasi wajah tampannya dengan tangan kosong.

"Perih.. aku mohon jangan diam saja bodoh"

Pekik Hyungwon lagi, respon Wonho sangat cepat bereaksi maka dari itu kini Wonho mencoba menggerakkan pinggulnya dengan alur beritme lamban.

Lidah Wonho menjilati punggung indah Hyungwon dan memeluk erat tubuh belakang Hyungwon kemudian kembali meliak-liukan alat vitalnya secara lincah didalam area hangat Hyungwon dengan menaikkan tempo lamban ke tempo sedang agar tak terkesan monoton.

"Uhhhhh.. ahhhh disitu , lebih cepat..."

Racau Hyungwon sembari menggaruk-garuk kasar seprai demi menumpahkan rasa nikmat yang meraungi relung rohaniahnya, ia semakin menggila terlebih saat Wonho bergerak maju-mundur dan diselingi dengan metode naik-turun searah.

OH DAMN..

Tidak bisa berkata munafik jika nikmat adalah kata yang cocok untuk memuji bagaimana telatennya Wonho dalam memberi kocokan didalam lubang dubur hangatnya yang memekar.

Hyungwon berbalik dan menaikkan tubuhnya keatas, ia menggasak secara kilat bibir tebal Wonho yang sedari tadi menganggur dan kembali melumat rasa manis dari bibir itu.

Sedangkan sang pangeran nampak ikut terbuai dan kembali menggoyang pantatnya seirama dengan cumbuan yang Hyungwon tautkan.

"Euuummppphhhhh"

Gumam mereka mengeluarkan kalimat tidak jelas bersamaan, mereka saling mengait satu sama lain bagai mata rantai yang terkunci dan tidak akan bisa dipisahkan dengan apapun juga.

Hyungwon melepas raupan bibir itu dan kembali memberikan pusat fokus pikirannya untuk tertuju lagi pada batang penis Wonho yang bergerak leluasa didalam lubang anusnya dengan gerakan meliuk.

Testis Wonho menjelajahi lebih dalam area terlarang itu, Hyungwon melempar pandangan sayunya kearah kap lampu yang sinarnya sedikit meredup.

"Uhhhhh.."

Wonho meremas kuat pantat berisi Hyungwon, tak lupa ia menarikan junior kesayangannya dan mengocok penisnya dengan ritme yang lebih cepat dari sebelumnya.

SHIT !

Kupu-kupu seakan berterbangan dari perut Hyungwon, ia merengek kenikmatan dan tak mampu menutupi rasa indah yang ia dapat karena perlakuan solo Wonho yang terajut apik dimalam hubungan intim yang mereka jejangi.

"Lebih cepat sayang.."

Hyungwon bagai mengigau dan tanpa sadar memanggil Wonho dengan sebutan sayang, Pria itu tersentak kaget dan Wonho pun hanya membisu lalu menuruti perintah yang Hyungwon haturkan untuknya.

Wonho menggenjot dinding lobang anus Hyungwon dengan tempo kocok yang semakin cepat saja.

Hyungwon sampai tidak bisa berkata apapun, pinggulnya ikut berduet menggoyang ranjang yang berukuran tidak terlalu besar itu hingga menimbulkan decitan bunyi pir pada penyanggah ranjang tersebut.

"Ahhhhhhhhhhhhh..... cepat...."

Desahan Hyungwon memacu semangat didalam jiwa Wonho, ia bahkan semakin bertindak brutal dan memaju-mndurkan kepala penisnya yang berkedut-kedut tanpa henti.

Hyungwon mengalihkan rasa nikmat yang ia rasakan dengan mengocok kasar juniornya sendiri, tak luput instingnya pun merasakan jika alat kelamin Wonho semakin berkedat-kedut didalam lubang hitam nya yang semakin mekar dari sebelumnya.

Dua puluh menit mereka saling menggenjot tanpa henti, nafas mereka pun terhulur tidak beraturan.

Wonho pun terlihat membabi buta dan semakin mempercepat ritme adukan seronohnya, ia bahkan tidak peduli jika skrotum penisnya semakin berkenyut dan akan menumpahkan air mani babak selanjutnya.

"Ashhhhhhh... Aku mau keluar baby.."

Lenguh Wonho disela kocokannya yang tergopoh-gopoh dihiasi nafasnya yang kian memburu tidak beraturan.

Begitupula dengan Hyungwon yang nampak sedikit menitihkan bulir bening disudut mata beningnya dan ia mengangguk untuk memberi isyarat kepada Wonho jika ia telah siap menerima sambutan hangat dari tumpahnya cairan sperma itu.

"ahhhhhhh.."

Wonho menggelar desahan panjang, akibat dari kocokannya yang tidak henti-hentinya bermain didalam lubang anus Hyungwon telah sukses membuat batang penisnya meluruhkan cairan sperma bening nan hangat didalam bagian terdalam di diri Hyungwon.

Hangat,,

Hyungwon mengatupkan kedua matanya, ia tengah merasakan sensasi hebat akibat luruhan cairan sperma yang tertumpah didalam area sensitivenya.

Wonho pun menghela nafas setengah lega, ia memajukan tubuhnya lagi dan mencumbui setiap inchi permukaan kulit mulus pundak Hyungwon.

Wonho menghirupi aroma khas dari tubuh Hyungwon dalam keheningan, begitu menentramkan didalam jiwa Wonho dan Hyungwon pun menggerakan kembali batang penis Wonho yang masih menancap didalam lubang duburnya.

"keluarkan.."

Ucap Hyungwon pada inti kalimat, Wonho terbangun dari buaian kecupan yang ia sematkan pada setiap kulit punggung Hyungwon tanpa terkecuali dan menatap sendu wajah Hyungwon yang berbalik menoleh kearahnya.

"sekarang.."

Sambung Hyungwon singkat, Wonho mengulum senyum tipis dan memgangguk patuh.

Ia heran akan sifatnya yang begitu penurut jika sedang berhadapan dengan pria tampan itu.

"Tahanlah sedikit , akan terasa sakit"

Peringat Wonho dan ia pun menarik tubuhnya untuk berdiri tegap lagi, ia bertumpu pada kedua lututnya dan memposisikan kedua telapak tangannya pada masing-masing belahan bokong Hyungwon.

Ia mulai memberikan tarikan kearah luar untuk mencabut alat vitalnya yang terlihat enggan untuk beranjak dari singgahsana yang sudah dianggap alat vitalnya begitu nyaman.

"Aisshhh sakit!!"

Pekik Hyungwon mencoba bertahan ketika hujaman dari batang penis Wonho diperintah untuk ditarik keluar.

Wonho menggelarkan nafasnya secara kasar dan dengan satu kali sentakan kuat akhirnya ia berhasil mencabut alat vitalnya yang berkedut-kedut.

Wonho terduduk dibelakang Hyungwon sembari mengusap rambutnya yang basah berminyak akibat peluh yang mengucur keluar dari kulit kepala sampai seluruh tubuhnya.

Hyungwon pun ikut berbaring dengan posisi terlungkup, ia mengatur nafasnya yang pendek dan tersengal-sengal hebat.

Wonho menyentuh belahan bokong Hyungwon dan membersihkan cairan sperma yang masih menempel di permukaan luar kulit berkerut dubur Hyungwon menggunakan usapan dari jari-jarinya

Mendapat sentuhan tersebut, Hyungwon menoleh dan mengangkat tubuhnya untuk melihat kearah Wonho.

Ia menghentikan aksi manis Wonho rajut dengan menahan tangan itu dalam genggaman telapak tangannya, Hyungwon menggeleng pelan dan mengisyaratkan sebuah kata jangan dari balik manik mata beningnya.

"Aku sudah melaksanakan janjiku"

Ucap Hyungwon pendek dan memilih duduk bersandar pada penyanggah ranjang berukuran tidak terlalu besar , ia menjauhkan diri dari diri Wonho dan memandang lenyuh netra mata Wonho.

Wonho malah tak bergeming dan ia sibuk berkutat pada pikiran kosongnya sendiri.

"Sudah cukup semuanya Wonho-ya.."

Sambung Hyungwon lagi, dia mengambil baju dan juga celana jeans seperlututnya yang tersepah dibawah ranjang.

Hyungwon berlenggang berat meninggalkan sang raja beserta singgahsana tahta yang tadi menjadi pergumulan tubuh diantara mereka berdua.

Drrrt.. Drrt..

Ponsel yang tergeletak diatas laci pelitur kayu jati cokelat tua bersusunkan empat tingkat bergetar derat, membuyarkan kegemingan di diri Wonho maupun Hyungwon yang membisu ditempat masing-masing.

Itu ponsel milik Wonho, ia meraih ponsel tersebut dan mengarahkan ibu jarinya menggeser tombol uncall lalu kembali fokus pada Hyungwon yang masih tak berkutik ditempat.

"Minhyuk ?"

Tebak Hyungwon kemudian, ia tertawa hampa saat mendapatkan sebuah anggukan pelan dari diri Wonho yang kini ikut beranjak dan ikut memakai kembali pakaiannya yang sempat ia tanggalkan.

"Aka hanya memenuhi janjiku,jangan salah paham.
Manusia rendah seperti aku tidak akan menganggap hubungan seks sebagai rasa cinta , Aku pergi..."

Ucap Hyungwon tanpa berusaha menutupi yang ada, dia benar-bentar tidak berpikir panjang saat mengatakan kalimat pahit itu dihadapan Wonho yang sangat begitu mendambakan sosoknya dan beranjak pergi dari hadapan Wonho.

Hyungwon memberlakukan tingkahnya menjadi sosok yang dingin dan acuh kembali seperti semula, ia bersikap tidak peduli lagi pada seorang Wonho.

"Chae Hyungwon.. Yak.."

Cekat Wonho hendak menahan pergelangan tangan Hyungwon, namun dengan sigap pria cantik itu menepis dan tak menggubris Wonho.

Ia meneruskan langkahnya meninggalkan Wonho sendiri didalam ruangan redup redam itu.

Sedangkan Wonho pun tak mencoba untuk mempertahankan Hyungwon, dia melepaskan beranjaknya diri Hyungwon dan pandangan mata kalutnya kembali tearah kepada layar ponselnya yang kebali hidup dan bergetar akan sebuah panggilan masuk lagi yang enggan untuk ia jawab.

Tetapi sedetik setelah ia mengalah, Wonho menjawab panggilan masuk tersebut untuk mempertanyakan apa tujuan dari sang penelpon menghubungi malam-malam begini.

"Ne Minhyuk-ah.."

**

Semua murid nampak riuh mengerubungi sebuah papan mading disamping laboratorium sekolah, terdengar desas-desus dan saling bersambungnya bisikan antar siswa yang bergantian seolah tengah asyik memperbincangkan sebuah berita yang tengah panas beredar.

Shownu dan Kihyun yang berjalan bersama memasuki area koridor serempak memasang wajah penasaran dan langsung berlari menuju keramaian untuk ikut melihat apa yang sedang diributkan.

Kihyun menerobos kerumunan dengan mengandalkan diri Shownu , menggunakan tenaga pria kesayangannya untuk menelusup masuk paksa menyingkirkan beberapa orang yang menghalangi jalannya.

Kedua mata Kihyun terbelalak begitupula dengan Shownu yang langsung melempar pandangan tak kalah kagetnya kearah Kihyun saat mereka menyaksikan apa yang terpampang didepan papan pengumuman sekolah itu.

"ada apa ini ?!"

Teriak seseorang yang tiba-tiba membuat seluruh puluhan pasang mata menoleh bersamaan kearah dirinya.

Pria tersebut berjalan mendekat, gumulan siswa yang tadinya susah untuk di tepikan iba-tiba perlahan memberi sebuah jalan kosong khusus untuk dirinya.

"Wonho-ya.. "

Ucap Kihyun mencoba untuk menutupi selebaran kertas yang menempel di papan pengumuman kaca tersebut, Wonho menggeser cepat tubuh Kihyun yang mencoba tak memberi jalan untuk melihat apa yang tengah di jadikan bahan gosip pada pagi hari ini.

Kedua mata Wonho menyipit , ia membisu ditempat dengan pandangan mata yang tergurat nanar.

Sedangkan Shownu dan Kihyun yang berdiri tepat dibelakang Wonho hanya bisa memegang pundak kanan dan kiri Wonho sembari saling ganti bertatap dengan pandangan sedih.

Wonho mengepal telapak tangannya kuat , urat-urat tipis pada pelipis dan juga batang lehernya tergambar jelas menandakan jika ia sedang dipuncak amarah.

Seluruh pandangan siswa pun terlihat tidak bersahabat saat melihat diri Wonho yang mendorong mereka satu persatu berniat pergi dari tempat yang sangat pengap itu.

Dalam langkah tergopohnya , Wonho meraih cepat ponsel yang ada didalam saku celana seragamnya.

Jari jemarinya begitu cepat menekan layar ponsel tersebut , Wonho menggeser tombol call dan memposisikan ponselnya tepat disamping telinga kanannya.

Potret wajahnya terlukis khawatir , tubuhnya pun menggigil karena tidak menahan rasa cemas yang meliputi hawa lingkup hatinya.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan . Please try again for a few minutes"

SIAL !

TBC

Notefoot :
Part V nya segini dulu , ide lagi mampet kayak jamban gak disedot :'
Anyway , jangan lupa Vote dan krisarnya ya ~
Thank you /bow/

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top