Begining [ III ]

BAD GUY

Warning :
1.Typo bertebaran
2.Ff mengandung bahasa kasar,unsur dewasa.
3.Yaoi relationship , jadi buat yang gak suka BL harap gak usah baca

Easy right ?

.
.
.
.

Happy Reading !

***

*Flashback On*

"Ahhhh ahhhhhh ahhhhh"

Desahan pria itu terdengar tak berujung kala sebatang penis berukuran lumayan besar menghujam lubang duburnya dengan beberapa sentakan kuat.

Ia sampai meremas hebat seprai yang membalut rapi kasur putih berukuran king medium itu untuk melampiaskan rasa pedih dan juga nikmat yang melebur jadi satu ketika penis berkedut-kedut itu menyentak lubang duburnya yang kian memekar makin merah.

PLAK !!

Sebuah tamparan tak berkemanusiaan dilayangkan kala ia mengerang semakin kuat saat dua kali genjotan merobohkan lubang keriput anusnya yang kembang kempis.

"Paman,cukup..."

Pinta suara itu memohon,ia adalah Hyungwon yang meronta minta dilepaskan dari hukuman kasar yang paman kandungnya sendiri perbuat terhadap dirinya.

Naas nasib Hyungwon malam ini,
Hyungwon tertangkap basah saat hendak pulang keapartementnya dan menemukan paman Myung Do sudah berdiri disana dengan membawa satu botol wine yang sudah habis setengah.

Ia ingin melarikan diri lagi berniat untuk tidak meladeni aksi bejad paman kandungnya itu tetapi takdir malam kelabu berkata lain dan tidak berpihak kepada dirinya.

SRAKK!!

Satu jambakan brutal paman Myung do terlandaskan menarik helaian tebal rambut hitam Hyungwon yang tergerai acak-acakan,pria itu sampai merintih karena menahan sakit dari dua arah yang berbeda.

Lubang anusnya perih ditambah rambutnya yang seakan rontok akibat dijambak paksa merupakan kombinasi yang tepat menggambarkan derita yang ia rasakan malam ini.

*Flashback Off*

**

Hyungwon berjalan lunglai seraya memegangi tubuhnya yang hampir remuk redam bagai tak bernyawa,ia menghentikan langkahnya yang tertatih lamban diambang pintu kelas saat melihat Wonho berlari dengan mimik muka khawatir menghampiri dirinya ditempat.

Minhyuk tertegun dibangkunya tanpa berniat untuk beranjak bahkan Kihyun segera melemparkan pandangan sendu kearah Minhyuk yang tertunduk dikarenakan tak sudi melihat perhatian yang Wonho tujukan untuk Hyungwon.

"Hyungwon-ah.."

Wonho meraih pergelangan tangan Hyungwon,sukses membuat seluruh isi kelas tersontak dalam keheningan.

Pria bertubuh tinggi ramping itu mengedarkan pandangan risihnya kesepenjuru ruangan yang seolah tertegun karena menyaksikan secuplik adegan romantis yang diperankan oleh Wonho pagi ini.

"Lepaskan.."

Ia menepis tangan Wonho kasar dan berbalik pergi meninggalkan ruang kelas tanpa menghiraukan diri Wonho yang mematung.

Minhyuk hendak berdiri kearah Wonho,berniat untuk menyuruh pria itu duduk kembali disampingnya namun Minhyuk mengurutkan niat yang ada saat Wonho benar-benar pergi menyusul Hyungwon dan menghilang dari kelas.

Minhyuk tertunduk,ia mendecih pelan dengan guratan wajah yang dipenuhi dengan rasa kecewa.

Mungkin ia adalah seorang makhluk egois didunia ini tetapi satu yang pasti,Minhyuk tidak akan melepaskan Wonho bahkan jika pria itu sendiri yang memintanya.

**

"Jangan ikuti aku"

Titah Hyungwon lirih,ia berhenti dimuka pintu gudang belakang yang sudah tidak terpakai lagi.
Ia berhenti disana karena tempat itulah satu-satunya area yang bisa membuat ia nyaman didalam kesendirian tanpa seorang pun yang mengikuti dirinya.

Namun tidak untuk kali ini,Wonho setia membuntuti diri Hyungwon karena ia benar-benar sangat khawatir akan kondisi teman sekelasnya itu.

Hyungwon berbalik berusaha menyembunyikan linangan air mata sedih dan lelah di kedua pelupuk mata beningnya,dan Wonho menggeleng memberikan penolakan akan perintah Hyungwon agar pria itu pergi dari dirinya.

"Apa karena .."

Pertanyaan Wonho terputus,ia tidak sampai hati melanjutkan kalimat penasaran yang diawali dengan kata tanya 'apa' kepada Hyungwon meskipun ia pribadi mengetahui jika dalang dibalik kesedihan Hyungwon adalah paman bejad yang berkelahi dengannya tadi malam.

"Cih.. Berhenti mencampuri urusanku"

Sergah Hyungwon keberatan,ia mengabaikan sosok Wonho yang diam mematung dibelakang punggungnya dan membuka knop pintu gudang yang sudah tampak berkarat dimakan usia.

Ia berjalan masuk kedalam ruangan yang sedikit pengap karena juntaian dari lebatnya debu-debu diatas langit ventilasi tergantung menghiasi ruangan.

Wonho melangkah dengan hati-hati,sebenarnya ia takut akan ruangan kotor dan juga berbau horror seperti halnya gudang kosong di wilayah sekolah ini tetapi ia tidak mungkin menunjukkan betapa konyolnya ia dihadapan Hyungwon.

Bagaimanapun ia sudah bertekad akan melakukan apapun untuk membuat pria itu bahagia dan lupa dari rasa sedihnya.

"Kau tidak ingin masuk kekelas?"

Tanya Wonho dengan nada teramat pelan dan menyentuh pelan pundak belakang Hyungwon seraya menggigit bibir bawahnya kikuk.

Hyungwon masih setia menyembunyikan wajahnya dengan menutup paras tampan itu menggunakan kedua tangan sebagai penangkup,sebisa mungkin ia menahan isak yang keluar tetapi semua gagal.

"Aku memang tidak berguna.."

Ujarnya dengan luapan emosi yang sesak didalam dadanya.Hyungwon tidak tahan lagi dan akhirnya sebuah suara dari tangis yang terdengar parau dari dirinya keluar tanpa bisa Hyungwon tutupi.

Hyungwon benar-benar menyerah karena selalu bersikap menjadi sosok yang tegar dalam menjalani kehidupannya yang kian pelik saja.

Dia lelah selalu berusaha menyembunyikan keletihan yang ia rasakan selama ini dan tanpa sadar kini ia menangis membelakangi diri Wonho yang membisu tak bergeming.

Sebuah perintah seakan mendorong sosok Wonho untuk memberikan ketenangan didalam diri Hyungwon,ia berjalan maju dan mencondongkan tubuh lebih kedepan semakin dekat menyentuh punggung belakang Hyungwon yang bergetar karena terisak.

DEG..

Hyungwon terdiam saat kedua tangan itu melingkar dan merengkuh nyaman pinggangnya,bahkan dagu Wonho ikut menempel diatas pundak Hyungwon hingga pria itu dapat merasakan deru nafas hangat yang Wonho hembuskan.

Tidak ada niat untuk Hyungwon menolak karena sesungguhnya ia membutuhkan kehadiran seseorang untuk meredakan rasa sedih yang menghinggapi relung hatinya.

Dalam diam,Wonho sama sekali tak bersuara dan tetap setia mendekap tubuh belakang Hyungwon tanpa berniat untuk menggeser jauh sedikitpun.

"Lepaskan,aku tidak ingin kau mencampuri urusan ku lebih jauh"

Akhirnya Hyungwon berusaha menunjukkan sikap rela dengan melepaskan pelukan yang Wonho tautkan meskipun rasa nyaman itu ingin ia rasakan lebih lama lagi,namun ia perlahan berbalik dan tersenyum tipis kearah Wonho yang berpostur sedikit lebih pendek beberapa senti meter darinya itu.

"Aku tidak pantas menerima kebaikanmu..sebaiknya kita masuk"

Ucap Hyungwon kembali menghindar dan hendak menghilang dari hadapan Wonho,pria itu sampai menyunggingkan senyum tipis yang tergurat campah.

Bodoh sekali ia berani masuk kedalam kehidupan Hyungwon hingga tak ingin sedikitpun pergi dan meninggalkan diri yang rapuh itu sendiri.

Wonho tak bisa melarikan diri dari jeratan akan pesona Hyungwon dan ia tak sanggup untuk menghapus rasa tertariknya untuk pria manis itu.

"Bisakah..."

Pertanyaan Wonho terputus dipertengahan kalimat yang belum sempat ia tuntaskan,terlebih dahulu ia menahan kepergian Hyungwon dengan mencengkram pergelangan tangan itu dalam posisi berdiri yang masih belum berpindah bahkan untuk seinchi kuku pun.

Tetapi Hyungwon melempar pandangan kosong kearah tumpukan meja kayu lapuk yang bersusun rapi dipinggiran ruangan yang redup gelap,ia terlihat sungkan atau mungkin tak kuasa untuk membalas tatapan sendu yang disiratkan oleh Wonho.

Wonho mengunci langkah Hyungwon dalam satu sentakan dengan menarik lengan pria berparas elok itu hingga membisu dalam kesenjangan,tidak dipungkiri jika degup dari pacu jantung Hyungwon semakin cepat berdetak saat menyelami retina mata Wonho yang membidik dirinya tajam.

Wonho menundukkan kepalanya,berjalan mendekat menuju sosok Hyungwon yang seakan mengimbangi dirinya bagai tak memberikan sebuah kode penolakan.

"Bisakah.. Aku masuk dalam kehidupanmu?"

Akhirnya Wonho menyelesaikan kalimat pertanyaan yang sempat ia tunda,ia mengangkat wajahnya dengan keberanian yang ada dan memandang dalam wajah Hyungwon yang tengah mengatupkan kedua bibirnya rapat-rapat.

Hyungwon tidak memberikan jawaban pasti antara iya ataupun tidak melainkan diam yang tak berkesudahan.

Wonho bahkan tidak sanggup menahan gejolak bara api yang membakar dirinya sekarang,ia menghempaskan nafasnya secara kasar dan akhirnya memaksa diri Hyungwon untuk semakin menempel dekat menuju dirinya.

"Aku ingin merasakan itu.."

Lirih Wonho dengan pandangan mata yang terpaku mati pada bibir ranum tebal merah muda milik Hyungwon.
Dua belahan bibir bawah bertekstur lembut nan kenyal itu tak bosan merekah indah sampai membuat diri Wonho mati tersiksa karena menginginkannya.

"....Hei.."

Gagap Hyungwon seolah mati rasa.
Kedua matanya mengerjap cepat saat wajah Wonho semakin lancang maju mendekat menuju kearah wajahnya,Hyungwon menelan salivanya bulat-bulat saat ia bisa merasakan hembusan hangatnya nafas Wonho menyapa permukaan kulit wajahnya yang tercenung dalam gugup.

Wonho menyimpulkan senyuman tipis nakalnya,ia memiringkan wajahnya dihadapan Hyungwon agar mempermudah ciuman manis itu.

Dan..

"eumpphhh"

Hyungwon mengeluarkan kalimat tak jelas saat bibir tebal milik Wonho mendarat tepat diatas permukaan bibirnya,Wonho tersenyum disela tautan yang baru saja bermula itu dan mulai melumat manisnya cita rasa dari bibir Hyungwon dengan menyematkan beberapa kali lumatan kasar.

Kedua mata Hyungwon terbelalak syok,ia merasa jika roh yang bersemayam didalam jiwanya mendadak tercabut keluar saat merasakan nikmatnya saliva yang Wonho alirkan untuk dirinya.

Tak sampai disitu,tangan kanan Wonho mendorong tengkuk belakang Hyungwon agar pria itu semakin memperdalam cumbuan yang ia berikan.

Semula Hyungwon nampak kaku dan belum terbiasa namun semua mendadak sirna saat kedua matanya terpejam erat karena menikmati kenyalnya bibir Wonho yang bermain-main nakal pada spiltrum bibirnya.

Hyungwon sampai membuka kedua mulutnya lebar,ia ingin memberikan sebuah ruang kebahagiaan untuk Wonho agar pria itu lebih leluasa mengabsen satu persatu deretan gigi putihnya dan saling bertukar saliva untuk memuaskan dahaga yang sempat kehausan.

"Sshhhhh..."

Desis Hyungwon pelan,ia tidak menduga jika Wonho akan menjatuhkan sebuah gigitan kecil pada sudut bibir bawahnya saat sedang terbuai dengan aksi kulum-mengulum yang terjadi diantara mereka berdua.

Kedua tangan liar Wonho semakin menjadi-jadi sekarang,ia bahkan tak segan mengusap-usap punggung belakang Hyungwon dengan sentuhan liar yang dibumbui akan nafsu dan juga gairah.

Menjadikan sentuhan kulit itu sebagai salah satu alasan ia semakin terhanyut akan tautan bibir yang masih saja bercatutan tanpa henti hingga menimbulkan suara kecapan basah akibat saliva yang bertukar posisi dari mulut satu ke mulut yang lain.

Bahkan Kini Wonho tampak tidak ambil pusing dengan rasa takutnya saat pertama kali masuk kedalam gudang kosong yang mengerikan ini,mungkin ia sudah lupa saat manisnya bibir Hyungwon menyapa dirinya yang sempat mati karena ketakutan.

**

"Gawat ..."

Ucap Hyungwon bersungut kesal saat langkahnya sudah sampai disamping kelas,pintu ruangan itu telah tertutup menandakan jika guru Park telah berada disana dan sedang menerangkan mata pelajaran yang bersangkutan.

Tanpa sadar dengan tingkah lucu yang tak pernah ia tunjukkan sebelumnya,kini Hyungwon menggigiti kuku-kuku dijari jemarinya dengan ekspresi panik bercampur takut.

Ia menoleh kebelakang dan tak lupa tetap memasang wajah gentarnya,sukses membuat seseorang disampingnya terkekeh pelan akan ulahnya yang sangat memggemaskan.

"Sebentar lagi juga istirahat.."

Tenang Wonho sembari mengulas senyuman tipis kearah Hyungwon yang masih tetap tak bisa diam.

Hyungwon menghela nafasnya berat dan mendelik arloji ditangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang menandakan jam istirahat makan siang akam segera tiba.

Wonho menggenggam telapak tangan Hyungwon bermaksud agar menenangkan diri Hyungwon yang diserang karena rasa panik,karena ia tahu akan diri Hyungwon.
Bagaimana pun pria tampan itu tak pernah membolos satupun jadwal mata pelajaran didalam hidupnya.

"Lepaskan.."

Pinta Hyungwon bersuara pelan saat ia menelisik telapak tangan Wonho yang menautkan diri pada jari jemarinya.

Wonho memaklumi hal itu dan tersenyum pelan sembari mengerlingkan sebelah matanya dengan memasang wajah playboy andalan khas dari image nakalnya.

KRING!! KRING !!!!

Bel istirahat secara nyaring berbunyi,Wonho segera melempar pandangan kearah jendela bermaksud melihat guru Park yang tampak berjalan keluar dari kelas.

Saat sisi sebelah kiri dari daun pintu terbuka,dengan tanggap Wonho mendorong tubuh Hyungwon dan menyudutkan diri mereka berdua dari balik pintu yang telah terbuka.

Wonho mengisyaratkan kata diam dari kedua matanya,sungguh perasaan Hyungwon menjadi semakin serba salah terlebih saat merasakan penis yang masih terbalut rapat dan tertutup didalam celana seragam Wonho nampak dirasa oleh Hyungwon menegang dan sedikit menggesek junior miliknya.

DAMN !

Pikiran kotor Hyungwon mendadak muncul berulah kembali terlebih saat ia mengingat ciuman bibir yang tadi barusan mereka lakukan digudang sepuluh menit yang lalu.

Wonho tersenyum tipis,ia merasa jika Hyungwon tampak salah tingkah.
Bahasa tubuh Hyungwon yang berangsur kaku,melihat dari bagaimana kedua tangan Hyungwon yang menutup kedua dadanya didepan agar tidak terlalu menimbulkan skinship terlalu banyak cukup membuat batin Wonho tergelitik dalam tawa yang pelan.

"Guru park sudah pergi.."

Bisik Wonho membuyarkan lamunan bodoh Hyungwon,pria tampan itu segera menjauhkan tubuhnya dihadapan Hyungwon dengan mengulas sebuah senyuman menggoda yang tak henti-hentinya menyudutkan diri Hyungwon dalam kesan gugup.

"Dasar kau ini.."

Ia mengacak-acak rambut Hyungwon gemas dan menundukkan kepalanya karena tak mampu menahan tawa renyah yang sebentar lagi akan berbunyi keluar dari pita suaranya.

"YAK.."

Protes Hyungwon berpura-pura marah dan wajah angkuh itu kembali terpasang pada figur tampan sosok Hyungwon,ia membenarkan seragamnya yang nampak kusut dan berlajan cepat meninggalkan diri Wonho yang turut menyusul dibelakang punggungnya.

**

"Wonho-ya.."

Kedua kaki Minhyuk berjalan cepat menghampiri diri Wonho yang berjalan masuk dari ambang pintu kelas beriringan dengan Hyungwon,namun pria bertubuh tinggi itu lebih mempercepat langkah semaju lebih awal dan duduk terlebih dahulu dengan melukiskan wajah datar karena Hyungwon benar-benar terganggu akan banyak pasang mata yang sedang melihat kearah dirinya dengan saling membisikan desusan-desusan gosip buruk.

Wonho berdeham pelan dan tidak mempermasalahkan sikap Minhyuk saat pria berperangrai ceria itu menariknya dengan lingkaran tangan manja.

Akhirnya Wonho duduk dan tak lupa membuka buku pelajaran yang sempat terabaikan diatas meja sejak pagi tadi,namun tidak lekang ia memandang dalam punggung belakang Hyungwon yang diam tanpa bersuara.

"Kau dari mana ?"

Tanya Minhyuk tak ubahnya berperilaku bagai seorang kekasih yang teramat posesif dan memukul pelan lengan Wonho agar pria itu menoleh kearah dirinya yang sedang melontarkan sebuah pertanyaan.

Wonho menoleh,ia menggeleng pelan karena sungkan untuk menjawab apa yang Minhyuk tanyakan.

"Hyungwon-ah.. Apa kau baik-baik saja?"

Kini Minhyuk melemparkan pertanyaan lain dan hendak melakukan interogasi dadakan kepada pihak yang berbeda yaitu Hyungwon.
Minhyuk menusuk punggung belakang Hyungwon menggunakan mistar panjang miliknya agar pria itu tak mengabaikan ia yang sedang dirundung karena rasa penasaran.

Hyungwon menoleh dan tanpa sengaja kembali beradu tatap dengan kedua retina mata Wonho yang memandang wajahnya dalam hening.
Sebisa mungkin Hyungwon segera membuang muka kearah Wonho dan bergantian menanggapi diri Minhyuk yang kini memandang resah kearah dirinya.

"Aku tidak apa-apa,tadi aku hanya duduk dikantin sendirian.Itu saja.."

Tukas Hyungwon singkat tanpa mau berbasa-basi lebih panjang,ia memalingkan tubuhnya berbalik kedepan lagi saat selesai menjawab singkat pertanyaan yang Minhyuk berikan kepadanya.

Minhyuk melenguh dengan nada kecewa,ia merasa ada sesuatu yang salah diantara Hyungwon dan juga Wonho dan entah mengapa perasaan tidak tenang itu kembali menghinggapi hatinya yang semula berusaha untuk bersikap santai.

==

Suasana ruang makan yang sedikit berbeda dari biasanya,malam ini hidangan khas dari hasil laut tertata rapi diatas meja makan keramik putih yang berdiri kokoh menopang banyaknya makanan yang tersedia.

Seseorang tengah menyusun beberapa piring lauk pauk makanan yang sebelum telah ia tatah rapi sedekian rupa.

Ia melepaskan celemek yang tertanggal didepan permukaan tubuhnya dan sedikit menyeka keringat yang menetes perlahan dari arah pelipisnya.

"Wonho-ya.. Makanlah"

Suruh suara itu memanggil nama Wonho yang duduk santai diatas sofa ruang tamu depan,mendengar panggilan itu Wonho tentu saja beranjak cepat dan berjalan santai meninggalkan singgahsana nyaman yang sebelumnya ia tempati,mematikan layar kaca televisi barang sebentar lalu kembali meneruskan langkahnya yang sempat terhenti.

"Wah.. Donghyun hyung.. Apa ada yang spesial hari ini ?"

Ucap Wonho keheranan namun kedua bola mata indahnya nampak berbinar saat melihat hidangan makan malam yang tersaji dihadapannya.

Donghyun tertawa renyah dan mulai duduk menempati kursi dibelakangnya,belum sempat ia menanggapi diri Wonho yang juga turut duduk mengambil posisi yang sama dengannya.

"Tidak,hanya saja selama beberapa hari aku pergi.. Hyung pikir jika kau tak memiliki menu makan yang sehat jadi hari ini aku ingin memasak sesuatu yang enak untukmu"

Jelas Donghyun tersenyum hangat dan ia menyumpitkan beberapa lembaran daging khas dalam yang sudah dipanggang dengan kaldu babi pedas keatas mangkuk nasi putih milik Wonho.

Wonho terkekeh pelan dan sejujurnya ia amat tersentuh akan sikap manis yang ditunjukan oleh kakaknya malam ini.Bisa disimpulkan jika kebahagiaan yang ia terima hari ini terhitung berlipat ganda.

Pertama,karena ia sudah merasakan manisnya bibir indah pria cantik itu pagi tadi saat di gudang sekolah,ditambah malam ini Donghyun menghidangkan masakan yang super lezat untuk dirinya.

Lengkap sudah rasa bahagia yang ia rasakan.

"Selamat makan,terima kasih untuk makanannya !"

Pekik Wonho bersemangat dan mulai menyuap nasi beserta lauk pendamping berupa bossam pedam diatas nasi putihnya lalu mengunyahnya dengan perlahan.

Donghyun sampai menggeleng pelan menyaksikan tingkah konyol adiknya yang berperawakan berandalan itu,sungguh tidak cocok dengan sifat Wonho yang sebenarnya sangatlah sensitive dan juga kekanak-kanakan.

"Makan pelan-pelan,kau akan tersendak"

Nasihat Donghyun yang juga turut meyendokkan dua sendok sayur didalam panci stainlees kecil berisikan sup abadon kari kuning pedas.

Sesaat kemudian semuanya hening karena mereka terlihat sibuk dengan makanan yang mereka makan dihadapan masing-masing,tak memulai suatu percakapan sepatah kalimat pun.

**

Wonho merebahkan tubuhnya pada sisi penyangga sofa sembari memegangi perutnya yang kekenyangan,dia makan terlalu banyak hingga tidak terasa untuk bersendawa pun dirasa nampak susah.

Donghyun mengambil tempat duduk disamping Wonho dan mengamati adik manisnya itu dalam diam namun tak melupakan jejak senyuman dari bibir nya.

Sepertinya Donghyun ingin menyampaikan suatu hal namun tertahan karena beberapa alasan,ia melemparkan pandangan sendu kearah layar televisi datar berukuran empat puluh dua inchi tersebut yang tengah menampilkan sebuah drama kolosan joseon dari salah satu stasiun tv terkenal.

"Hyung,aku sedang menyukai seseorang"

Buka Wonho secara mengejutkan,entah dorongan angin dari mana ia pun tak tahu yang pasti mengatakan perasaan yang ia pendam kepada kakak kandungnya sendiri,Wonho pikir itu tidak masalah.

Mendengar hal itu mendadak membuat Donghyun membelalakan kedua matanya karena terkejut lalu tidak lama kemudian ia menghamburkan tawa yang teramat keras karena tidak mampu menahan kalimat yang Wonho utarakan barusan.

"tsk.."

Decih Wonho pelan dan memasang wajah bersungut kesal kearah Donghyun yang masih tidak kunjung berhenti dari tawanya.

"Kau jatuh cinta ?!!!"

Akhirnya Donghyun sedikit merendahkan volume suaranya,ia menyeka bulir bening dari sudut matanya diakibatkan tawa yang terlalu puas.

"Aku jatuh cinta kepadanya karena ia sangat berbeda dan istimewa"

Ujar Wonho sembari memangku kepala belakangnya dengan kedua tangan lalu menyandarkan punggung belakang lebih nyaman dari posisi sebelumnya.

Donghyun berhenti dari gelaknya,lalu tanpa diduga figur wajah serius terlukis pada diri Donghyun dan menatap lekat diri Wonho yang terlihat bingung akan perubahan sikap signifikan dari Donghyun.

"Wonho-ya.. Aku harap kau tidak keliru dalam memilih seseorang yang kau suka,karena saat kau sudah mencintai dia terlalu dalam mungkin saja keegoisan untuk memiliki diri itu seutuhnya akan muncul.
Dan ada kala dimana dia ingin pergi darimu namun kau tidak bisa melepaskannya,pada saat itulah dirimu akan di uji dan dihadapkan pada sebuah pilihan.
Jatuh cinta dan menyukai seseorang itu tidak salah,tetapi alangkah baiknya kau juga berhati-hati dalam menetukan jalan yang akan kau ambil.
Mengerti maksudku kan ?"

Tanya Donghyun berintonasi pelan namun pasti dan sukses membuat Wonho terdiam karena kalimat petuah yang disampaikan Donghyun kepada dirinya.

Wonho menarik senyum tipis,ia mengangguk mengerti lalu merangkul tubuh kakak kesayangannya dengan penuh kasih sayang dan rasa terima kasih yang tak mampu ia sebutkan.

Ia beruntung memiliki seorang kakak seperti Donghyun dan Wonho pun menganggap jika Donghyun adalah sebuah paket lengkap yang diberikan Tuhan untuk dirinya.
Sebagai seorang kakak,bahkan ayah dan juga ibu dan
Juga seperti teman dekat bagi Wonho.
Sosok Donghyun adalah segalanya untuk Wonho,dia akan melakukan apapun untuk membuat Donghyun bangga akan dirinya.

==

Pinggiran jalan terlihat seperti tidak seperti biasanya,padahal malam tak terlalu larut namun hanya ada satu atau dua orang yang berlalu lalang dalam keheningan.

Pria itu memasukkan kedua tangannya yang dingin akibat suhu yang terlampau tak bersahabat malam ini,berhasil membuat dirinya bergetar gigil dan menggosokkan kedua telapak tangannya dengan gerakan searah bermaksud memberikan kehangatan meskipun tak membantu banyak.

Ia menoleh sekilas,memakai sepasang mata tajamnya dan menangkap bayangan akan seseorang yang keluar lalu berdiri ditepi jalan tampak menunggu sebuah kendaraan untuk berlalu pulang.

"haaa..."

Dia menghela nafasnya yanh tak beraturan karena dingin suhu cuaca yang menyelimut malam gelap kota Seoul malam in.

Kemudian wajah tampan itu berjalan mendekat kearah pria bertubuh ramping yang masih menanti sebuah taksi untuk berhenti,tidak lain dia adalah Hyungwon.

Hari ini Hyungwon pulang lebih cepat karena dia merasa tidak enak badan,bisa dibilang pengaruh karena siksaan dan juga kasarnya permainan Sex yang dilakukan paman Myungdo kemarin malam telah membuat tubuhnya sukses menjadi remuk dan cepat merasa lelah.

"Hei.."

Sapa pria tersebut yang telah sampai dan berdiri disamping Hyungwon yang tak sadar tengah memijati sendiri punggung belakangnya dengan sebelah tangan kanannya.Hyungwon sampai menghentikan aktifitas solonya dan menengok asal suara yang memanggilnya dalam kesendirian.

Namun sepersedetik kemudian ia membisu dan berjalan mundur kebelakang saat melihat siapa yang berdiri disampingnya kini.

"Donghyun hyung.."

Lirih Hyungwon pelan dengan nafas yang tercekat berhenti ditengah batang tenggorokan,ia kembali berjalan mundur satu langkah kebelakang dan tanpa ia prediksi sebuah bulir bening tergenang dari kedua bola mata indahnya.

"Mengapa kau menemuiku lagi ?"

Tanya Hyungwon bersuara sinis namun tidak bisa ia tutupi jika nada kecewa terlontar dengan jelas dari mulutnya terlebih lagi saat memandang jauh akan sosok Donghyun yang mengulaskan sebuah senyuman yang sungguh tidak ingin Hyungwon lihat untuk seumur hidupnya lagi.

"Lama tidak bertemu Chae Hyungwon,kau masih bekerja disini?"

Ucap Donghyun berujar pelan mengajukan sebuah pertanyaan yang bersiratkan tanda lama tak jumpa dan menyodorkan tangan kanannya bermaksud menjabat telapak tangan Hyungwon sebagai salam perjumpaan setelah sekian lama tidak bertemu.

Namun Hyungwon tidak merespon,dia malah menyembunyikan tangan kanannya dibelakang punggung dan menatap pilu sosok Donghyun yang masih setia mengulurkan tangannya hendak berjabat.

Hyungwon melempar pandangan kearah jalanan yang lenggang lagi,bagaikan suatu kebetulan yang buruk tetapi menguntungkan malam ini karena sebuah mobil taksi yang lama tak kunjung datang kini hendak melintas dijalan yang tadinya sangatlah sepi.

Hyungwon mengabaikan Donghyun yang sama sekali tak melepas pandangan kearah dirinya yang ingin segera melarikan diri,Hyungwon melambaikan tangannya keudara dengan isyarat agar taksi itu berhenti tepat ditepi jalan dimana ia berdiri.

Taksi benar-benar berhenti,Hyungwon segera masuk kedalam kursi penumpang dan enggan berbalik melihat diri Donghyun yang berdiri terpaku diam tanpa berani untuk mencegah kepergian dirinya.

Dengan cepat ia menutup pintu belakang kursi penumpang dengan bantingan yang keras dan memerintah supir taksi yang duduk dibelakang stir pengemudi untuk segera melajukan kendaraan agar secepatnya pergi.

"Bodoh.."

Kutuk Hyungwon memukul lengannya sendiri dengan raut muka frustasi,ia mencuri pandangan didalam taksi yang sudah berjalan agak jauh dan melihat diri Donghyun dari kaca gelap belakang taksi tersebut.
Hyungwon memandang getir sosok Donghyun yang tidak kunjung beringgut dan masih diam berada ditepi jalan senggang itu sembari menatap lekang kearah taksi yang ia tumpangi.

TBC

Notefoot :
Part 3 nya segitu aja dulu , ide lagi mampet butuh disedot😂
Klik vote dan tulis krisarnya ya ~

Thank you ^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top