👉 Chapter 21

~Happy Reading~

.

.

.

"Bodoh, bodoh, bodoh. Sial, kenapa aku harus mengatakan itu, eoh? Oh, harga diriku. Astaga!"

Sehun tampak menggerutu di dalam kamarnya. Gadis itu juga tampak berjalan mondar-mandir. Sesekali mengacak-acak rambutnya frustrasi. Ada rasa penyesalan yang timbul dalam hatinya, kenapa dia harus mengajak Chanyeol berkencan. Harusnya yang mengajak kencan itu Chanyeol, bukan dia.

"Oh my ... arghhh ... apa yang harus aku lakukan? Apa aku akan dianggap gadis yang murahan? Arghhh ...."

Semuanya sudah telanjur terjadi. Sekarang, Sehun dan Chanyeol sudah resmi berkencan. Sudah resmi menjadi sepasang kekasih.

Sehun berhenti mondar-mandir. Dia lalu memegangi kedua pipinya. "Apa pipiku sekarang masih memerah?" tanyanya entah kepada siapa. "Hh ... aku sangat malu. Huaaa ...." Sehun mengacak rambutnya lagi.

"Sehun-ah! Kau tak apa-apa, kan?!"

Suara seruan dari luar menghentikan kegiatan Sehun. Itu suara Shin Young, ibu tirinya.

"A-ah, a-aku t-tidak apa-apa, Eomma!" sahut Sehun.

Ceklek

Mendengar suara Sehun yang gagap, Shin Young pun memutuskan untuk masuk ke kamar putri tirinya tersebut. Keningnya lantas berkerut saat melihat Sehun yang tersenyum lebar kepadanya.

"A-ada apa, Eomma? Apa ... ada yang bisa Sehun bantu?" ucap Sehun.

"Kau kenapa, Sehun-ah? Apa ada sesuatu yang terjadi? Eomma tadi mendengar gerutuanmu dari luar. Dan juga ...," Shin Young memicingkan kedua matanya, "wajahmu tampak memerah. Kelopak matamu juga tampak bengkak. Apa kau sakit?" Ia lalu berjalan mendekati Sehun dan menyentuh kening gadis itu.

"A-aniya, Eomma. Aku baik-baik saja," elak Sehun.

"Benarkah? Tapi ... kenapa matamu agak bengkak? Apa kau habis menangis?" selidik Shin Young curiga.

Sehun menggelengkan kepalanya. "T-tidak, Eomma. Mataku tadi kelilipan. Jadi ... tadi berair, dan sekarang menjadi bengkak," alibi Sehun, berusaha mencari alasan yang masuk akal.

Shin Young menghela napas lega. "Syukurlah kalau hanya kelilipan. Tapi, sekarang sudah tidak apa-apa, kan?"

"Ne, Eomma."

"Kalau begitu Eomma keluar dulu." Shin Young pun melangkah keluar dari kamar Sehun. Meninggalkan putri tirinya yang menghela napas lega itu, sebab sudah berhasil menyusun alasan yang pas agar Shin Young tidak bertanya yang aneh-aneh padanya.

Tring!

Tiba-tiba saja, ponsel Sehun yang masih ada di saku bajunya berbunyi. Menandakan bahwa ada sebuah pesan yang masuk.

From : 010xxxxx

Kau tidak lupa, kan, dengan yang kau ucapkan tadi?
Malam ini kita berkencan. Aku sudah ada di kafe yang aku bilang tadi.

Chanyeol

Sehun sontak saja langsung membelalakkan kedua matanya, dan kemudian memukul dahinya pelan. Bagaimana mungkin dia bisa lupa bahwa dia akan pergi berkencan dengan Chanyeol setelah pulang dari sekolah? Padahal, ide kencan itu dia sendirilah yang membuatnya tadi, tepatnya setelah insiden di rooftop terjadi.

Jangan bertanya dari mana Chanyeol mendapat nomor ponsel Sehun. Tentunya dari Kai.

Sehun pun buru-buru membuka lemari pakaiannya. Memilah-milah pakaian yang mungkin cocok dikenakannya malam ini. Setelah berhasil menemukan pakaian yang tepat, Sehun pun segera berganti pakaian. Tanpa membersihkan diri alias mandi terlebih dahulu. Sudah tidak ada waktu lagi untuk melakukan itu. Jangankan mandi, memoles wajahnya saja dia tidak tahu akan sempat atau tidak.

Setelah selesai berganti pakaian, Sehun berdiri di depan cermin. Mengamati tubuhnya sebentar, lalu segera meraih liptint yang tergeletak di meja riasnya. Mengolesi permukaan bibir tipisnya dengan liptint tersebut, lalu segera menyambar ponselnya dan melesat pergi dari sana.

Malam ini, Sehun mengenakan horizontal striped t-shirt yang dipadukan dengan long coat berwarna cokelat muda dan jelana jins hitam. Dia tidak peduli dengan perpaduan warna pada pakaiannya itu bagus atau tidak, yang penting itu bisa muat di tubuhnya.

"Kau mau ke mana, Sehun-ah?!" tanya Shin Young saat melihat Sehun tampak berlarian keluar rumah.

"Pergi sebentar, Eomma! Annyeong!" sahut Sehun.

"Ne, annyeong! Hati-hati di jalan!" balas Shin Young. "Apa dia sudah membersihkan tubuhnya?" gumamnya kemudian.

.....

"Kau telat dua puluh menit, Sehun-ah," Chanyeol menatap serius jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Lalu, dia beralih kepada Sehun yang tampak kelelahan.

"Mianhae," sahut Sehun, lalu mendudukkan dirinya ke atas kursi tepat di depan Chanyeol.

"Mwo? Hanya itu yang kau ucapkan? Kau tidak ingin memberitahukan padaku mengenai penyebab kau bisa terlambat?"

Sehun mendesah. Kenapa Chanyeol tidak pengertian sekali padanya? Bukankah sekarang ia sudah resmi menjadi kekasih Chanyeol? Seharusnya, begitu ia datang, yang ia lihat adalah wajah khawatir Chanyeol. Atau paling tidak, Chanyeol langsung menawarinya minum. Dia sangat kelelahan. "Yak, Park Chanyeol!"

"Ya?" Chanyeol buru-buru mencoba membaca situasi yang mulai terasa mencekam. Sehun sudah mulai bersikap dingin. Itu berarti dia harus segera bertindak untuk menghangatkannya. Chanyeol tidak ingin Sehun mengakhiri hubungannya saat ini juga.

"Aku haus. Sebagai seorang namjachingu-ku, bukankah seharusnya kau memesankanku minuman? Atau minimal kau mengambilkan aku air minum." Sehun berucap dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

"A-ah, arasseo. Aku akan mengambilkanmu air minum." Chanyeol pun segera melesat mencarikan Sehun air minum. Ia berlari menuju pelayan kafe berada dan meminta air minum. Tanpa malu sedikit pun.

Sehun yang melihat tingkah Chanyeol pun mendesah. "Ini tidak seperti kencan yang aku harapkan. Sama sekali tidak ada romantisnya," gumamnya.

Wajar saja jika seperti itu. Kencan mereka terlalu mendadak. Tidak ada persiapan khusus. Hanya ditentukan waktu dan tempatnya saja. Itu pun juga mendadak.

Sehun menelungkupkan kepalanya ke atas meja. Meratapi dirinya sendiri yang hari ini begitu menyedihkan. Beruntung, orang-orang yang melihatnya tidak mengeluarkan ekspresi heran. Serta, tidak menutup hidung sebab mencium bau keringatnya yang kini tertutupi oleh bau pakaian yang baru keluar dari dalam lemari.

Tak lama kemudian, Chanyeol pun kembali dengan membawa sebotol air mineral di tangannya. Dia lalu memberikannya kepada Sehun. "Minumlah," perintahnya.

Sehun pun menerimanya, dan langsung meminumnya hingga menyisakan setengah. Dia benar-benar haus. Gadis itu lalu menyeka sisa-sisa air di bibirnya.  "Gomawoyo," ucapnya kemudian.

Chanyeol tersenyum. Senang, akhirnya Sehun tidak dingin lagi. "Makanannya sebentar lagi datang. Aku memesankanmu makanan yang sama denganku.
Green tea latte dan cheese cake. Kuharap kau menyukainya."

Sehun tak protes. Sebenarnya itu bukanlah makanan favoritnya, tetapi dia tidak juga tidak menyukainya. "Aku belum mencobanya, jadi aku tak tahu aku menyukainya atau tidak."

Keduanya lalu terdiam. Sibuk menikmati alunan melodi yang memenuhi ruangan kafe itu.

"Sehun-ah," panggil Chanyeol tiba-tiba.

"Waeyo?" sahut Sehun.

"Aku minta maaf, jika kencan kita ini tidak sesuai yang kau harapkan."

"Tak apa. Aku sebenarnya tidak tahu,  bagaimana kencan yang romantis itu. Aku hanya pernah membacanya di internet. Ini pertama kalinya bagiku," aku Sehun.

"Ya, aku juga tidak paham betul bagaimana kencan yang romantis itu. Aku belajar banyak dari Kai."

"Ya?"

"Ini juga pertama kalinya bagiku berkencan."

Sehun membulatkan matanya yang sipit. Tak percaya terhadap apa yang baru saja ia dengar. Telingaku tak bermasalah, kan? Seorang Park Chanyeol baru kali ini berkencan? Hh, yang benar saja, batinnya.

"Kenapa, Sehun-ah?" tanya Chanyeol yang melihat ekspresi wajah Sehun.

"Tidak kenapa-kenapa. Hanya ... heran saja mendengar pengakuanmu itu."

"Ah. Aku serius mengatakan itu. Aku benar-benar baru kali ini berkencan."

"Tetapi apa yang kau lakukan padaku selama ini sama sekali tidak menunjukkan hal itu," sela Sehun.

"Kan, tadi aku sudah bilang padamu kalau aku banyak belajar–"

"Ah, makanannya datang." Sehun langsung memotong ucapan Chanyeol saat melihat pelayan yang membawakan makanan yang Chanyeol pesan tadi.

"Selamat menikmati," ujar wanita pelayan kafe itu.

"Wah, gamsahamnida," ucap Sehun dengan mata yang berbinar melihat hidangan yang kini tersaji di hadapannya itu. Gadis itu pun mulai menyendok cheese cake itu dan memasukkannya ke mulut. Senyum tampak jelas mengembang di kedua sudut bibirnya setelah potongan cheese cake itu berhasil menyentuh permukaan lidahnya. "Ini enak," gumamnya.

Chanyeol tersenyum. Dia merasa senang melihat Sehun yang tidak dingin lagi seperti tadi. Pemuda itu mengabaikan kudapannya, dan lebih memilih untuk menatap wajah Sehun yang tampak sangat cantik di matanya.

"Ada apa, Chanyeol-ssi? Kenapa kau terus menatapku seperti itu? Apa ... ada sesuatu di wajahku?" tanya Sehun saat melihat Chanyeol yang terus menatapnya.

Chanyeol menggeleng. "Tidak ada. Hanya saja ... kau sangat cantik, Sehun-ah," jawabnya.

"Ya? A-ah ...." Sehun menjadi salah tingkah. Ia menebak, pasti pipinya sekarang sudah merona. Dia buru-buru memalingkan wajahnya ke arah lain. Cantik? Oh, ayolah ... aku bahkan belum mencuci wajahku sejak di sekolah tadi," batinnya.

"Aku serius."

"Ya, aku percaya. Jika aku tak cantik, mana mungkin kau menyukaiku."

"Ya?" Chanyeol mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.

"Aku benar, kan?"

Chanyeol yang bingung harus menjawab apa lantas tertawa hambar.

"Tapi aku tak peduli itu. Asalkan, kau juga menyukai kekuranganku. Cantik hanyalah bonus yang diberikan oleh Tuhan untuk menutupi segala kekuranganku."

"Kuharap kau juga tidak hanya menyukai ketampananku saja, Sehun-ah."

"Ya?"

"Aku tahu, aku sangat tampan. Tapi kau tidak bisa jika hanya menyukai ketampananku saja. Kau juga harus menyukai kekuranganku. Sama seperti aku yang juga menyukai kekuranganmu."

Sehun membuka mulutnya tak percaya. Bagaimana bisa dia menyukai pemuda yang agak narsistik seperti Chanyeol ini?

"Bagaimana, Sehun-ah?" tanya Chanyeol.

"Ya. Aku akan mencobanya. Mencoba mencari segala kekuranganmu. Semoga saja aku sanggup."

"Ya?"

.....

Setelah puas berada di kafe, Chanyeol memutuskan untuk mengajak Sehun mengunjungi Yeouido Hangang Park. Tempat yang indah untuk sekadar jalan-jalan bersama pasangan.

Chanyeol tampak menggenggam tangan Sehun erat. Seakan-akan tak ingin gadis itu pergi darinya. Senyum tak lepas dari kedua sudut bibirnya. Ini malam yang membahagiakan menurutnya. Dia bisa bersama dengan orang yang disayanginya tanpa khawatir adanya pengganggu.

Kim Seok Jin. Chanyeol tiba-tiba saja menghentikan langkah kakinya saat nama Seok Jin terlintas di kepalanya.

Sehun pun ikut menghentikan langkah kakinya. "Waeyo, Chanyeol-ah?" tanyanya bingung.

"Sehun-ah." Chanyeol menatap Sehun serius. "Tentang Kim Seok Jin ... apa tindakanmu selanjutnya?" tanyanya hati-hati.

"Aku sedang tidak ingin membahas itu sekarang," respons Sehun, lalu kembali melangkah. Meninggalkan Chanyeol di belakangnya. Semenjak kejadian di vila, dia belum melihat batang hidung Seok Jin lagi. Entah pemuda itu menghindar atau apa pun itu, Sehun tak peduli. Dia juga tidak berniat untuk melaporkannya ke pihak berwajib. Tidak ada bukti yang cukup kuat untuk menjebloskan Seok Jin ke penjara. Luka di tubuh Chanyeol pun tak bisa dijadikan bukti yang cukup kuat. Belati. Ya, belati itu bisa dijadikan bukti. Di sana ada sidik jari Seok Jin. Namun, sepertinya Seok Jin sudah menyingkirkan belati itu.

"Sehun-ah, tunggu!" seru Chanyeol, lalu mengejar langkah Sehun.

Sehun menghentikan langkahnya saat Chanyeol berhasil meraih tangannya.

"Mianhae," sesal Chanyeol.

"Tak perlu minta maaf. Tak ada yang salah di sini," balas Sehun.

"Tapi aku jadi merasa tak enak hati padamu."

Sehun mencoba tersenyum. "Gwaenchanha."

"Aku begitu buruk, Sehun-ah."

"Aku juga buruk. Bukankah kau sendiri yang bilang kalau aku harus menyukai kekuranganmu? Kau merasa kalau kau begitu buruk. Itu adalah kekuranganmu. Dan, aku tetap akan berusaha menyukainya. Seperti kau yang juga menyukai keburukanku."

Chanyeol langsung memeluk Sehun erat. "Terima kasih, Sehun-ah. Aku menyukaimu. Aku menyukai segala yang ada pada dirimu. Ah, tidak. Aku mencintaimu. Mencintai segala yang ada pada dirimu," ucapnya bahagia.

"Ng ...." Sehun menggigit bibir bawahnya. Ingin sekali rasanya dia membalas ucapan Chanyeol. Namun, lidahnya terasa kelu. Gadis itu lalu membalas pelukan erat Chanyeol. Menghela napas panjang, lalu berujar pelan. "Aku perlahan juga mulai mencintaimu."

Tuhan ....
Terima kasih sudah membantuku membuatnya membalas perasaanku.

.

.

.

TBC

-------------------------------------------

Loha!
Assalamualaikum!
I'm come back!
Nggak begitu lama, kan, nunggunya? Hihihi.

Maaf jika ff ini makin gaje.
Aku butuh krisar para readers di sini. 🙏🙏🙏

Hehehe, maaf ya kalau Chanyeol jadi narsistik. Dia mungkin habis nonton drakor What's Wrong with Secretary Kim?
Jadi, ya, ketularan virus narsistiknya Babeh Park Seo Joon. Hihihi ✌✌✌

Yodah, habis baca jangan lupa vote dan komen.

Makasih udah mau mampir.

Pai pai!
Wassalam!

Minggu, 05 Agustus 2018

Home alone.
Sambil nonton Bedah Rumah.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top