👉 Chapter 20

~Happy Reading~
.

.

.

"Apa kau akan terus mengikutiku?" Sehun berujar kepada Chanyeol saat keduanya tengah berada di koridor sekolah. Pemuda tinggi itu sedari tadi terus mengikutinya, bahkan saat akan berangkat ke sekolah tadi, Chanyeol dengan senang hati menjemputnya di rumah.

Chanyeol menganggukkan kepalanya. "Kemarin-kemarin, kau sudah menjagaku dengan baik. Jadi, sekarang giliranku yang harus menjagamu. Kau tahu, kan, kalau orang jahat itu ada di mana-mana? Bahkan, orang terdekatmu pun bisa jadi seorang penjahat," ucapnya panjang lebar. "Aku tidak ingin kau kenapa-kenapa."

Sehun memicingkan matanya. "Bahkan, kalau aku ke toilet sekalipun?"

"Ng ... iya. Maksudnya, aku akan menunggumu di luar."

Sehun mendesah. Merasa heran dengan pola pikir Chanyeol. "Terserah kau saja," tuturnya, lalu berjalan menuju toilet.

Chanyeol tersenyum senang. Dia bersyukur, sebab Sehun kali ini tidak banyak protes. Dia pun mengikuti langkah Sehun menuju toilet.

.

"Kau bisa menungguku di sini," ucap Sehun begitu sudah sampai di depan toilet yang akan dimasukinya.

Chanyeol mengangguk mengiyakan.

"Aku mungkin akan sedikit lama. Jika kau merasa bosan, kau bisa pergi ke kelas duluan."

"Arasseo. Aku tidak akan pernah merasa bosan jika menunggumu."

Brak!

Chanyeol terkesiap saat mendengar suara pintu yang ditutup dengan sangat keras oleh Sehun itu. Pemuda itu mengelus-elus dadanya. Beruntung dia tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Chanyeol kemudian menyunggingkan senyum tipis. Sepertinya tak akan membutuhkan waktu lama untuk meluluhkan hati Sehun yang masih saja dingin padanya itu.

Chanyeol lalu menoleh ke belakang, dan sedikit terkejut saat melihat Tao di sana. Gadis itu sedang berjalan mendekatinya, ah tidak, gadis itu sedang berjalan menuju toilet. Chanyeol berdecak lidah. Tao sempat melirik sekilas ke arahnya, kemudian tampak tak acuh berjalan melewatinya.

Grep!

Chanyeol tak tinggal diam. Pemuda tinggi itu menahan lengan Tao, sehingga membuat gadis itu langsung menghentikan langkahnya.

"Waeyo?" tanya Tao datar.

"Kita harus bicara," jawab Chanyeol serius.

"Silakan."

"Tidak di sini. Ikut aku." Chanyeol menarik tangan Tao, dan membawanya ke belakang gedung sekolah.

"Lepas!" Tao menghempaskan tangan Chanyeol begitu mereka sampai di tempat tujuan. "Apa sebenarnya yang ingin kau bicarakan denganku, hah? Kenapa kau sampai harus membawaku ke tempat ini segala?" tanyanya. Ini adalah momen di mana pertama kalinya dia berbicara empat mata dengan Chanyeol.

Chanyeol menatap Tao dingin. Dia sudah tahu seperti apa Tao sebenarnya. Cukup licik. Ya, itulah pendapat Chanyeol. "Kenapa kau melakukan itu pada Sehun, hah?" tanya Chanyeol balik. Sama sekali tak ada senyum yang terukir di bibirnya. Tidak seperti saat dia bersama Sehun.

"A-apa maksudmu?" Tao tampak tegang. Apa jangan-jangan Chanyeol tahu semua rencanaku? batinnya.

"Kau jangan pura-pura tidak tahu, Tao-ssi. Kau tahu, aku sudah tahu rencana busukmu dengan Kim Seok Jin itu."

"A-apa?" Tao terkejut bukan main. Bagaimana mungkin Chanyeol bisa tahu rencana jahatnya?

"Kenapa kau tega melakukan itu kepada Sehun, hah? Apa salah Sehun?"

"Kau benar-benar ingin tahu?"

"Ya, tentu saja. Aku sangat ingin mendengar alasanmu."

"Karena dia sudah merebut sumber kebahagiaanku!" Tao meninggikan volume suaranya. Wajahnya sudah mulai memerah, dan matanya juga sudah mulai berkaca-kaca.

"Apa?"

"Termasuk kau, Chanyeol-ssi! Kau!" Tao sudah tidak tahan lagi. Memendamnya perasaannya sendirian membuatnya merasa sesak. Ah, tidak. Bukankah Sehun sudah tahu perihal perasaannya itu?

"K-kenapa aku?" Chanyeol menatap Tao bingung. Tak mengerti dengan ucapan Tao tersebut. Kenapa dengan dirinya?

"Kau tahu, aku menyukaimu."

"Apa?" Chanyeol tersentak.

"Dan Sehun sudah merebutmu dariku."

Chanyeol tak tahu harus berkata apa. Pernyataan Tao terlalu membuatnya terkejut. Apa Sehun tahu tentang ini? Apa mungkin ... Sehun selalu dingin padanya, sebab tak ingin menyakiti hati Tao? Tapi, bukankah hubungan Sehun dengan Tao tidak begitu baik? Terlalu banyak anggapan yang muncul di kepala Chanyeol, sehingga membuat pemuda itu bingung, yang mana sebenarnya yang fakta.

"Tao-ssi, sepertinya kau salah paham. Kau tahu, Sehun tidak pernah merebutku darimu."

"Ani. Dia sudah merebutmu dariku."

"Tidak, Tao-ssi. Sehun tidak seperti itu. Justru aku sendirilah selama ini yang terus mencoba mendekatinya. Aku yang menyukainya."

"A-apa?"

"Maaf. Aku tidak bisa membalas perasaanmu padaku itu. Aku sungguh minta maaf. Dan, satu lagi. Perbuatanmu ke Sehun sudah sangat keterlaluan. Kau menyuruh orang lain untuk melukai saudaramu sendiri. Itu sungguh tidak baik, Tao-ssi. Kau harus minta maaf pada Sehun. Kau seharusnya berterima kasih padanya karena tidak melaporkanmu atau pun Kim Seok Jin ke pihak berwajib."

"Shireo," tolak Tao.

"Tao-ssi!" Sekarang, giliran Chanyeol yang meninggikan volume suaranya.

"Chanyeol-ah ...."

Grep!

Tao langsung memeluk tubuh Chanyeol. Tanpa izin atau pun persetujuan dari pemuda tinggi itu.

Deg!

"A-apa yang ...."

Sehun yang tak sengaja melihat pemandangan di depannya itu pun tertegun. Tak percaya terhadap apa yang baru saja dilihatnya itu. Rasa sesak mulai bersemayam di dadanya. Dan, tak lama kemudian, air mata mulai mengalir di pipi mulusnya. Ya, gadis itu menangis.

"Hiks." Sehun langsung bergegas pergi dari sana. Tak ingin berlama-lama melihat pemandangan yang membuat dadanya semakin sesak saja.

Chanyeol amat sangat terkejut saat Tao tiba-tiba memeluknya. Pemuda itu terdiam sesaat. Lalu, dia langsung mendorong tubuh Tao agar menjauh dari tubuhnya saat sudut matanya tak sengaja melihat sosok Sehun berdiri tak jauh dari keduanya. "Sehun-ah!" teriak Chanyeol. Namun, sosok yang memang benar Sehun itu pun malah berlari menjauh.

Chanyeol kemudian berlari mengejar Sehun. Mengabaikan Tao yang meneriaki namanya.

Tao terisak di posisinya. Gadis itu tak mengerti, kenapa hidupnya menjadi seperti ini. Menjadi orang jahat bukanlah pilihannya. Takdir terus mencoba mempermainkannya. Entah dia sanggup atau tidak menghadapinya. Gadis itu lalu terduduk di lantai. "Kenapa, Sehun-ah? Kenapa?"

.....

"Sehun-ah!" Chanyeol tetap berusaha mengejar Sehun. "Aku bisa jelaskan semuanya!"

Sehun berlari sekuat tenaganya. Tak peduli air mata yang semakin deras mengalir di permukaan pipinya, serta napasnya yang sudah mulai tak stabil. "Hiks, kenapa aku seperti ini? Kenapa aku harus menangis?" ucapnya lirih. Tujuan utamanya adalah rooftop. Ingin rasanya dia cepat-cepat sampai ke sana, dan menutup pintunya agar Chanyeol yang saat ini tengah mengejarnya tak berhasil menangkapnya. Dia tak peduli jika sudah sampai di rooftop nanti, dia jatuh pingsan karena kondisi jantungnya yang terbilang lemah.

"Hiks, ini sangat sakit." Sehun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya. Sebab, dia tak pernah merasakan ini sebelumnya. Yang dia tahu, rasanya sangat sesak, dan dia ingin menangis serta berteriak sekencang-kencangnya agar rasa sesak itu hilang.

Flashback On

Sehun baru saja keluar dari toilet. Namun, iris matanya tidak menemukan Chanyeol di sana. Ke mana pemuda tinggi itu? pikirnya. Sehun kemudian berjalan sembari menatap sekelilingnya, mencari sosok Chanyeol. Pemuda itu tadi berkata bahwa dia akan menjaga Sehun. Namun nyatanya, batang hidungnya sekarang tak tampak, entah ke mana.

"Apa dia pergi duluan ke kelas karena bosan menungguku?" kata Sehun pelan. "Ah, Kyungsoo-ya!" Gadis itu langsung berseru saat melihat Kyungsoo yang berjalan ke arahnya.

"Ah, Sehun-ah. Ada apa?" sahut Kyungsoo.

"Apa kau melihat ... ng ... Park Chanyeol?" tanyanya.

Kening Kyungsoo berkerut. "Park Chanyeol?"

"Iya. Dia tadi memang bersamaku. Tapi, saat aku tinggal ke toilet, dia sudah tidak ada. Padahal, dia tadi berkata bahwa dia akan menungguku," jelas Sehun.

Ekspresi wajah Kyungsoo langsung berubah cemas. "Sehun-ah, aku tadi melihatnya berjalan ke arah belakang gedung sekolah."

"Ah, terima kasih, Kyungsoo-ya." Sehun langsung saja melangkah pergi menuju belakang gedung untuk menemui Chanyeol. Tanpa mendengarkan kalimat selanjutnya yang akan diucapkan oleh Kyungsoo.

"Dia pergi bersama Tao, Sehun-ah." Kyungsoo lalu menghela napas. "Semoga tidak terjadi apa-apa."

Flasback Off

Sehun menghentikan langkah kakinya begitu sampai di rooftop. Namun, dia tidak bisa menutup pintunya, sebab Sehun tahu kalau Chanyeol ada di belakangnya sekarang. Jarak mereka hanya terpaut sekitar sepuluh meteran saja.

Sehun masih saja terisak. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Berharap apa yang dilakukannya saat ini salah. Dia tak seharusnya menangis, hanya karena melihat Chanyeol dan Tao berpelukan.

"Sehun-ssi!" seru Chanyeol. Ingin rasanya dia berlari menghampiri Sehun dan memeluk gadis itu erat. Namun, entah kenapa kakinya sekarang terasa berat untuk sekadar melangkah.

"Pergilah! Aku ingin sendiri!" sahut Sehun, mencoba menormalkan suaranya. Dia tidak ingin Chanyeol mendengar isakannya. Namun, meskipun begitu, Chanyeol sudah tahu kalau Sehun sedang menangis.

"Kenapa kau menghindariku?" tanya Chanyeol.

Sehun menggeleng. "Tidak. Aku tidak menghindarimu. Dan, maaf. Aku sudah mengganggumu dengan Tao."

"Tidak, Sehun-ah. Kau salah paham. Aku dan Tao ... tidak ada hubungan apa-apa."

"Tidak ada hubungan apa-apa? Benarkah?" Sehun enggan untuk berbalik, dan menatap lawan bicaranya itu.

"Aku serius, Sehun-ah. Aku ... hanya menyukaimu."

"Tidak. Aku tadi melihat kalian berpelukan."

Dan itu membuat dadaku terasa sesak.

"Tidak, Sehun-ah! Kau salah pa-"

"Pergilah! Apa kau tidak dengar yang aku ucapkan tadi, hah? Aku ingin sendiri, Chanyeol-ssi ... aku mohon. Tinggalkan aku sendiri."

Chanyeol menghela napas panjang. Jika sudah seperti ini, akan sulit rasanya untuk meluluhkan hati Sehun lagi. Tak ada pilihan lain. Chanyeol harus pergi dari sini. "Baiklah, aku akan pergi sekarang," putus Chanyeol.

"Jangan menyukaiku lagi."

Deg! Chanyeol tertegun. Itu bukanlah kalimat yang ingin dia dengarkan dari mulut Sehun. Itu terlalu menyakitkan.

"Dan jangan dekati aku lagi."

Apalagi ini?
Dada Chanyeol terasa sesak saat Sehun mengucapkan kalimat itu. Apa Sehun serius dengan ucapannya itu? Apa ini saatnya bagi Chanyeol untuk menyerah dengan perasaannya? Katakanlah Chanyeol sedang bermimpi sekarang.

"Aku tidak akan pernah membalas perasaanmu."

Berat. Sungguh sangat berat Sehun mengatakan itu. Entah kenapa dadanya terasa semakin sesak saja.

"Baiklah. Jika itu bisa membuatmu tersenyum, aku akan mencoba melakukannya." Chanyeol berbalik, dan mulai melangkah pergi. Dalam hati dia merutuki apa yang baru saja keluar dari mulutnya itu. Mencoba membuang perasaannya ke Sehun? Oh, ayolah ... dia sudah sampai sejauh ini. Tinggal selangkah lagi untuk membuat Sehun mengatakan "aku juga menyukaimu".

Tapi, semua perjuangannya selama ini menjadi sia-sia hanya karena satu hal saja. Kenapa Tao harus memeluknya segala?

Aku percaya bahwa kau adalah takdirku, Sehun-ah ....
Aku akan pergi.
Tapi, untuk kali ini saja.
Entah besok atau hari setelahnya, aku akan menemuimu lagi.

Sehun sudah tak kuasa lagi menyembunyikan isakannya. Gadis itu mengeluarkan tangisannya. Bahkan hingga tersedu-sedu.

Mendengar itu, Chanyeol langsung menghentikan langkah kakinya. Beruntung, dia baru berjalan beberapa langkah saja, bahkan belum melewati pintu. Pemuda itu lalu berbalik, dan menatap punggung Sehun sendu. "APA KAU YAKIN DENGAN KEPUTUSANMU ITU?!" teriaknya.

Sehun tak menyahut. Dia masih setia dengan tangisannya.

"SEHUN-AH! BAIKLAH, AKU AKAN BENAR-BENAR PERGI DAN BERHENTI MENGGANGGUMU LAGI! APA KAU PUAS SEKARANG?! TERSENYUMLAH! TAK ADA GUNANYA KAU MENANGIS!"

Apa Chanyeol tahu perasaanku yang sebenarnya?

Sehun menghentikan tangisannya. Dihirupnya oksigen dalam-dalam, dan mengembuskannya pelan. "Ayo kita berkencan!"

.

.

.

TBC

.

.

.

.

Tapi Bohong
😁😁😁

.

.

.

Sehun menghentikan tangisannya. Dihirupnya oksigen dalam-dalam, dan mengembuskannya pelan. "Ayo kita berkencan!" serunya lantang.

"Ne?" Chanyeol tersentak.

Sehun berbalik, menatap ke arah Chanyeol dengan air mata yang masih mengalir di permukaan kedua pipinya. "AYO KITA BERKENCAN! DENGAN ITU AKU AKAN MERASA PUAS!"

Tanpa banyak pikir lagi, Chanyeol dengan cepat berjalan menghampiri Sehun, dan langsung memeluk gadis itu erat. "Ayo! Ayo kita berkencan."

.

.

.

INI BARU TBC

----------------------------------------------

Loha!
Assalamualaikum!
Selamat malam!
Annyeong haseyo!

Kali ini aku cepat up, kan ... Muehehehe (cepat apanya).

Cieeee yang nungguin ChanHun jadian ....
Hihihi ....

Sebenarnya, adegan berpelukan ChanTao itu sebelumnya yang ada di imajinasiku itu adalah adegan ciuman. Ups!
Tapi, berhubung aku jadi merasa bernostalgia, jika itu adegan ciuman, aku merasa itu mirip dengan ff aku yang "Ich Liebe Dich".

Jadi, hasil akhirnya ya seperti di atas.

Maaf jika gaje pakai banget.

Ya udahlah ....

Silakan di-vote dan dikomen.

Terima kasih!

Minggu, 29 Juli 2018

Besok SENIN

Sepertinya 2-3 episode lagi ff ini bakalan TAMAT. SEPERTINYA!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top