👉 Chapter 15
~Happy Reading~
.
.
.
Sehun bukanlah gadis yang suka gonta-ganti kekasih. Bahkan, sampai di umurnya yang sudah bisa dikatakan remaja ini, gadis itu sama sekali belum pernah merasakan sama yang namanya 'pacaran'. Ya, meskipun dia sudah pernah merasakan yang namanya ciuman.
Bukan, bukan karena tidak ada laki-laki yang menyukainya. Banyak malah. Sebut saja Yifan dan Chanyeol sebagai contohnya. Gadis itu terlalu dingin dan datar. Maka dari itu, butuh perjuangan yang betul-betul ekstra untuk meluluhkan hatinya. Seperti yang sering dilakukan oleh Chanyeol.
Dekati.
Dekati.
Dekati.
Jangan sampai dia jatuh ke pelukan orang lain.
Sekalipun kau diabaikan, tak digubris, tak diacuhkan, tak dihiraukan, dan sebagainya.
"Eomma ...." Sehun terlihat sedang tiduran di paha Shin Young. Ini adalah pertama kalinya gadis itu bermanja-manja dengan ibu tirinya.
"Ada apa, Sehun-ah?" tanya Shin Young sambil mengelus-elus rambut Sehun.
"Aku sedang jatuh cinta."
"Ne?" Shin Young terkesiap.
"Tapi, dia duluan yang jatuh cinta padaku."
Shin Young tersenyum. "Terus, apa masalahnya? Bukankah itu awal yang bagus? Sama-sama saling jatuh cinta."
Sehun bangun dari tidurannya. "Eomma ... tapi pria itu adalah orang yang aneh, menyebalkan, selalu mengikutiku."
"Itu berarti dia ingin menjagamu."
"Eomma ... dia itu menyebalkan."
"Em ... biar Eomma tebak. Apa ... pria itu anaknya Tuan Park? Park Chanyeol, kan?"
Deg!
Sehun tertegun. "Eo-eomma ...."
"Cie pipimu memerah." Shin Young mencolek pipi Sehun.
"Eomma ... berhenti menggodaku." Sehun mulai merajuk.
"Dia anak yang baik. Eomma merestui kalian."
"Eomma ... apa, sih ...?"
"Tak usah malu-malu."
"Eomma ...."
.....
Ternyata, menjadi seorang perantara ada keuntungnya juga. Sehun bisa menikmati es krim tanpa takut uang miliknya berkurang. Gratis. Dan, Kai-lah yang membelikannya.
"Jadi, aku harus menjadi relawan di panti asuhan setiap hari Minggu, begitu?"
"Yaps. Itu benar. Menjadi relawan."
"Hahaha. Itu syarat yang sangat mudah, Sehun-ah. Apa Kyungsoo benar-benar mengatakan itu padamu?"
"Ne."
Kai tersenyum lebar. "Baiklah! Demi Kyungsoo, aku rela menjadi relawan di panti asuhan," ucapnya sembari mengepalkan tangannya di depan dada.
"Hah?" Sehun yang mendengarnya mengerutkan dahi. "Demi Kyungsoo, apa demi permintaan maafmu diterima?"
"Ng ... dua-duanya."
Sehun mendesah. "Jadi, kau masih menyimpan rasa padanya, begitu?" tebaknya, lalu kembali menikmati es krim di tangannya.
"Yaps. Seratus buatmu. Maka dari itu, bantu aku kembali sama dia, ya. Kau sangat cantik, Sehun-ah. Aku serius. Aku akan membelikanmu es krim lagi jika kau mau membantuku. Bagaimana?"
Sehun memutar bola matanya jengah. "Shireo. Aku tidak ingin Kyungsoo jadi yang kedua, ketiga, keempat, atau bahkan yang kelima di hatimu. Kau itu playboy, Kai-ya. Meskipun aku baru dekat dengan Kyungsoo, tetap saja, aku tidak ingin dia sakit hati karena ulahmu."
"Sehun-ah!"
"Putuskan dulu semua koleksi pacarmu itu. Baru, setelah itu aku akan membantumu."
"Ne, Nyonya Oh Sehun yang paling cantik, baik, dan suka menolong. Aku akan memutuskan semua koleksi pacarku."
"Bagus. Kalau sudah, kau bisa menghubungiku." Sehun lalu bangkit dari duduknya. "Sekarang, antar aku pulang," perintahnya pada Kai.
"Ne."
.....
Selain dibanding-bandingkan dengan Tao, hal lain yang paling tidak disukai oleh Sehun adalah saat ada keributan di saat dia sedang menikmati makanannya. Itu betul-betul mengganggu. Gadis itu berdecak kesal, lalu bangkit dari duduknya. Mengesampingkan kegiatan makannya sejenak. Ah, sepertinya tidak akan menjadi sejenak, melainkan beberapa menit, atau bahkan jam. Sebab, di belakang sana, dia melihat dua orang yang dikenalnya sedang bertikai.
Sehun lalu melangkah menghampiri dua orang tersebut. Terus menunjukkan ekspresi datar andalannya. "Ada apa ini?" tanyanya begitu sampai di sana.
"Sehun-ssi ...," kata seorang gadis yang kini tengah terduduk di lantai. Ada bekas luka lebam di betisnya, dan pipi kirinya tampak kemerahan.
"Ah, kau. Mau ikut campur, eoh? Mau jadi sok pahlawan?" kata seorang gadis yang lainnya. Seragamnya tampak kotor karena noda bekas minuman dingin.
Sehun lantas menatap sekitarnya. Banyak murid-murid lain yang hanya menatap dua gadis itu dan dirinya. Tidak ada sama sekali yang mau ikut campur dalam masalah ini. "Apa yang sebenarnya terjadi, hah?" tanyanya lagi. "Yak, Huang Zitao! Apa kau baru saja memukul orang, eoh?" tuduh Sehun terhadap gadis yang seragamnya kotor.
"Memukul, eoh? Ya, kau benar. Kau tahu, dia duluan yang mulai!" jawab gadis yang seragamnya kotor itu, Tao.
"Apa?"
"Tidak, Sehun-ah! Aku hanya ... tak sengaja menumpahkan minuman di seragamnya. Sumpah, aku tak sengaja," jelas gadis yang terduduk di lantai itu, Kyungsoo.
"Apa? Jadi, hanya gara-gara masalah sepele itu, kau sampai melukai orang lain? Tsk."
"Tao-ssi, bukankah kita teman? Kenapa kau jadi berubah, hah?" ucap Kyungsoo.
"Apa? Teman kau bilang? Hh! Aku tak pernah memiliki teman sepertimu."
"Apa?"
Tao menatap Sehun tajam. Dia benci gadis itu. Dan, dia tidak suka jika ada gadis lain yang dekat dengannya. Termasuk Kyungsoo. Dia perhatikan, gadis bermata bulat itu akhir-akhir ini menjadi sering berinteraksi dengan Sehun. Dan, dia tidak suka itu.
"Ah ... jadi hanya gara-gara masalah itu." Sehun lalu mengambil minuman milik murid lain dari atas meja. Gadis itu kemudian menuangkannya pada seragam Kyungsoo. Setelah itu, dia menatap Tao dingin. "Impas, kan? Jadi, kau tak perlu lagi membalas perbuatannya itu," ucapnya, lalu melangkah pergi dari sana.
"Yak, minumanku." Seorang gadis yang minumannya diambil oleh Sehun tadi menatap nanar gelas yang sudah kosong di hadapannya tersebut. Padahal, dia sama sekali belum meminumnya. Namun, dia tidak bisa memprotes Sehun. Sebab, kalau dipikir-pikir, perbuatan gadis berkulit pucat itu ada benarnya juga.
Bukannya kembali ke meja dan melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda tadi, Sehun malah melangkah pergi dari kantin. Nafsu makannya tiba-tiba saja menghilang. Dan, dia merasa kenyang sekarang. Gadis berperawakan tinggi itu kemudian mendudukkan diri di rerumputan, tepatnya di bawah pohon rindang yang terletak di samping gedung sekolah. Tempat yang begitu nyaman dan sejuk untuk sekadar menutup mata barang sebentar saja.
"Tsk, jika aku yang begitu buruk saja bisa berubah, seharusnya Tao yang tidak apa-apanya dibandingkan diriku juga bisa berubah. Hh, dia begitu bodoh. Tak seharusnya dia berbuat seperti itu di hadapan teman-temannya," Sehun bergumam pelan. Dia lalu menutup kelopak matanya. Menikmati semilir angin yang berembus menerpa kulit wajahnya.
Kalau ada yang bertanya di mana Chanyeol, kenapa tidak bersama Sehun, pemuda itu sedang sibuk mengerjakan PR di dalam kelasnya. Maka dari itu, hari ini dia tidak mengikuti ke mana pun Sehun pergi.
Sehun menghela napas panjang. Sembari menutup mata, gadis cantik itu teringat kembali dengan kejadian di kantin tadi. Jika dia menceritakannya pada Kai, pemuda itu pasti akan marah dan langsung melabrak Tao di rumahnya. "Ck," Sehun berdecak pelan memikirkannya.
Jreng ... jreng ....
My heart is running to you ....
Every sec getting close to you ....
My heart is running to you ....
It's getting close to you babe ....
Cheotnune neukkimi watdan mariya.
Gidaryeoon Type of girl.
Mwonga geuryeonoheun deuthan oemo maltu da.
Injeonghago sipjin anjiman.
Injeonghal subakke eopseosseo.
Hajiman kkoindeuthan gori nal eojireophyeo ....
Sehun sontak saja langsung membuka kedua matanya saat telinganya tiba-tiba mendengar bunyi suara petikan gitar yang berpadu dengan suara seorang pria. Di depannya, kini berdiri sesosok pemuda yang tak dikenalnya. Menyanyikan sebuah lagu dari BoA yang berjudul Who are You.
Jreng ....
"Hai, Sehun-ssi," sapa pemuda itu sembari tersenyum manis kepada Sehun.
Sehun mengernyit sembari menatap pemuda itu. Dia tahu namaku? batinnya. Dia bukanlah gadis yang populer di sekolahnya. Tapi, mungkin saja dia populer karena perbuatan buruknya.
"Kau mau request sebuah lagu? Ah, tidak. Mungkin beberapa lagu? Aku siap menyanyikannya untukmu."
Sehun lalu melihat papan nama yang tertempel di dada sebelah kiri pemuda itu. Kim Seok Jin. Itulah nama yang tertera di sana.
"Ternyata benar apa yang dikatakan murid-murid lain. Kau ternyata sangat cantik."
Sehun yang mendengarnya pun mendesah. Jika dia gadis lain, mungkin sudah berbunga-bunga saat dipuji seperti itu. Namun, ini Oh Sehun. Pujian seperti itu tak akan mempan untuknya. "Apa maumu, hah?" tanya Sehun dingin.
"Tidak ada. Aku datang kemari hanya ingin menyapamu saja," jawab pemuda yang sering disapa Jin itu.
"Oh." Sehun lalu bangkit berdiri. "Menyapa saja, kan? Ya sudah kalau begitu." Dia lalu melangkah pergi.
"Tunggu!" tahan Jin.
Sehun pun menghentikan langkah kakinya.
"Sehun-ssi! Bisakah aku menyanyikan sebuah lagu untukmu? Sebuah lagu yang menggambarkan perasaanku saat ini," pinta Jin.
Sehun menghela napas panjang. Lalu, gadis itu menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku ingin kembali ke kelas. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi," tolaknya, kemudian benar-benar melangkah pergi dari sana.
.....
"Kakimu ... tidak apa-apa, kan?" tanya Sehun kepada Kyungsoo saat sudah berada di dalam kelasnya.
Kyungsoo menggeleng. Lalu, dia tersenyum. "Ne. Tidak apa-apa."
"Aku minta maaf karena sudah menyirammu tadi."
"Tidak, tidak. Kau tak salah apa-apa. Jadi, kau tak perlu meminta maaf. Justru, aku sangat berterima kasih padamu."
Sehun tersenyum. Sebuah senyum yang mampu membuat Chanyeol yang berada di sebelahnya menganga karena terpana. "Kau kenapa, hah? Kenapa kau menatapku seperti itu?" tegur Sehun kepada Chanyeol.
"T-tidak. Aku tidak kenapa-kenapa, kok. Hehehe," ucapnya sembari nyengir lebar. "Kau sangat cantik, Sehun-ah."
"Apa?" Sehun tersentak.
"Sumpah. Aku tidak bohong." Chanyeol mengangkat kedua tangannya ke atas seraya membentuk huruf V dengan jari-jarinya.
Sehun mendengus, lalu beralih lagi ke Kyungsoo yang cekikikan karena melihat perdebatannya dengan Chanyeol barusan. "Kyungsoo-ssi," panggil Sehun.
"Ah, ya," Kyungsoo buru-buru menyahut.
"Kai menerima syarat yang kau berikan itu."
"Benarkah?"
"Iya. Minggu ini, dia akan melakukannya."
"Baguslah kalau begitu."
.....
Sehun tampak sedang menunggu bus yang lewat di depan SMA Cheonsa. Seperti biasa, dia sendirian di sini. Dalam artian, tidak ada yang menemaninya. Namun, sepertinya kesendiriannya itu hanya berlaku sesaat saja, sebab kini, ada Kyungsoo yang baru saja keluar dari area sekolah.
"Hai, Sehun-ssi," sapa Kyungsoo.
"Ah, hai juga," balas Sehun.
"Kau sendirian? Di mana Chanyeol?" tanya Kyungsoo.
"Ne? Chanyeol?" Sehun mengernyit bingung.
"Iya. Bukankah kau dekat dengannya, ya? Kok, dia tidak ada di sini bersamamu?"
Sehun berdecak. "Yak, Kyungsoo-ssi. Kau tahu, aku lebih nyaman kalau tidak ada dia di sisiku," ucapnya tegas.
Karena perasaanku jadi tak menentu kalau dekat dengannya.
Kyungsoo mengernyit. "Benarkah? Kau ... tidak sedang berbohong, kan?" selidiknya curiga.
Sehun mendesah. "Tentu saja tidak."
Tidak diragukan lagi kebohonganku.
Tin!
Bunyi klakson yang berasal dari mobil sport berwarna merah itu berhasil mengagetkan Sehun dan juga Kyungsoo.
"Hai, Sehun-ah! Mau kuantar pulang?" Pengemudi mobil tersebut berujar melalui kaca jendela mobil yang terbuka.
"Tidak, terima kasih," tolak Sehun.
"Ayolah ...," bujuk pengemudi tersebut, Chanyeol.
"Kalau aku bilang tidak, ya tidak!" teriak Sehun. "Ish," desisnya, lalu melenggang pergi dari sana.
"Sehun-ah!" Chanyeol pun langsung beranjak keluar dari mobil mewahnya. Mengejar Sehun, sang pujaan hatinya. "Sehun-ah!" panggilnya.
Sehun tak menggubris. Gadis itu tetap melangkahkan kedua kakinya menjauh dari sana.
"Ah, Sehun-ssi!" Dari arah kanannya, tiba-tiba saja datang seorang pemuda dengan motor ninjanya. Itu Kim Seok Jin, seseorang yang baru Sehun lihat tadi siang.
"Kau?" Sehun sedikit terkejut melihatnya.
Jin tersenyum sembari menyeimbangkan laju motornya dengan langkah Sehun. "Ng ... mau pulang bareng?" tawarnya.
"Um ...," Sehun tampak berpikir. Dia lalu menoleh ke belakang, dan dilihatnya Chanyeol sedang mengejarnya. "..., boleh."
"Benarkah?" tanya Jin tak percaya.
"Tentu saja."
Jin pun menghentikan laju motornya. "Ayo, naiklah," perintahnya kepada Sehun.
Sehun pun menurut. Melirik ke arah sekilas sekilas, sebelum akhirnya benar-benar menaiki motor itu.
"Siap?" tanya Jin.
"Ne," jawab Sehun.
Jin pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
"Yak, Sehun-ah!" Chanyeol berteriak. Namun, Sehun sudah telanjur menjauh. Dia merasa jalanan yang dilaluinya ini sangatlah jauh. Jauh ... sehingga dia tidak bisa meraih Sehun. "Tsk, sial," gerutunya kesal. Ada rasa sesak yang tertahan di dadanya. Dan, Chanyeol menggeram kesal karena itu.
"Kau telat selangkah, Chanyeol-ssi!" Dari dalam mobil yang ditumpanginya, Kyungsoo berteriak.
Chanyeol mendesah seraya menatap Kyungsoo yang mulai menjauhinya. Menurutnya, dia tidak telat. Hanya saja, Tuhan tengah memberikannya cobaan lebih untuk mendapatkan gadis itu. Ya, itu artinya, Chanyeol harus lebih berjuang lagi.
"Sehun-ssi, aku tak akan menyerah."
.....
"
Stop!" Sehun berseru, menyuruh Jin agar menghentikan laju motornya.
Jin menurut. Pemuda itu pun meminggirkan motornya dan berhenti di pinggir jalan.
"Aku turun di sini saja," ujar Sehun.
"Di sini?" Jin mengernyit bingung.
Ini masih di pertengahan jalan, dan butuh waktu beberapa menit lagi untuk sampai di rumahnya Sehun.
"Ng ... aku ada janji dengan temanku," alibi Sehun. Lalu, dia turun dari motor.
"Ah, begitu."
"Kau, pulanglah," ucap Sehun dengan nada mengusir. "Terima kasih banyak atas tumpangannya," lanjutnya.
Jin mengangguk paham. Dia lalu menghidupkan motornya. "Iya. Bye, Sehun-ssi!" ucapnya, lalu melenggang pergi membelah jalanan kota Seoul.
Sehun menghela napas lega. Hari ini, dia sudah berhasil membohongi beberapa orang. Sebenarnya, dia sama sekali tidak memiliki janji dengan siapa pun, termasuk Kai. Yang diucapkannya kepada Jin tadi hanyalah sebuah kalimat dusta. Gadis itu kemudian menatap sekelilingnya. Dan, dia tersenyum saat melihat sebuah kedai kecil yang terletak tak jauh darinya. Kedua kaki jenjangnya pun dia gerakkan untuk ke sana. Tak ada salahnya untuk mampir sejenak, ya sekadar untuk melepas dahaga saja.
.
.
.
Tbc ....
---------------------------------------------
Up! Up! Up! Update! Yeeeyyyy!
Haloha!
I'm coming ...
Bawa chapter 15 yang tak sepanjang chapter sebelumnya. ✌✌✌✌
Sengaja, saya munculkan tokoh baru. Ya, biar si Chanyeol ada saingannya gitu. Hehehe
Yo wes, terima kasih buat yang sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca ff gaje ini. Silakan vote dan komen.
Oh, ya, mampir kuy ke ff aku yang lain. Siapa tahu cocok dengan selera readers.
Okelah kalo begitu. Sampai berjumpa di chapter selanjutnya (yang update-nya masih belum terdeteksi)...
Bye! Bye!
Wassalam
04 April 2018
Btw, tanggalnya cantik, ya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top