Chapter 14 ~ Peka donk :")

.
.
.
.

Mikuo sedari tadi bolak balik samping kiri dan kanan. Wajahnya menampakkan raut yang cemas, panik, marah semuanya bercampur aduk. Ia takut terjadi apa-apa pada adik satu-satunya.

Dilain sisi ia sangat marah kepada orang tuanya padahal anaknya sedang dirumah sakit, tapi mereka seperti tak ada niatan untuk menjenguk Miku.

Flasback

"Dad! Miku masuk rumah sakit!" Ucap Mikuo to the point saat ayahnya mengangkat teleponnya.

"Why? Maaf Dad sibuk akhir-akhir ini.. "

"Dia di bully oleh temannya disekolah! Aku tidak bisa mengawasinya. Dan apa-apaan reaksimu tampak santai sekali!! Kau peduli tidak sih Dad!" Ucap Mikuo kesal, Kaito, SeeU dan orang tua Yukari yang melihat Mikuo mondar mandir itu hanya bisa diam.

"Bukan tidak peduli! Dad sangat sibuk! Tak mungkin bisa terbang dari LA ke Jepang dalam waktu 1 menit!"

"Alasannya klise sekali Dad," Ucap Mikuo tersenyum miris.

"Dad selalu berdo'a untuk kesehatan Miku disini, Mom juga. Semoga kalian sehat, maafkan Dad yang tidak bisa pulang. Kuharap kau mengerti Mikuo," Sahut Ayah Mikuo diseberang sana.

"Terserah Dad saja!"

"Ahh.. 'Dia' rindu pada kalian, dia akan berangkat besok pagi, jangan lupa jemput dia dibandara oke."

"Oh. Baik!" Ucap Mikuo kemudian mematikan teleponnya sepihak. Jujur saja ia masih kesal dengan sifat ayahnya.

"Ah si gadis gila itu akan datang"

Flasback Off

Kaito dan yang lainnya risih dengan Mikuo yang sedari tadi mondar mandir akhirnya angkat suara.

"Nak Mikuo tenang saja, pasti akan baik baik aja adeknya" Ucap Ibu Yukari terseyum ramah.

"Tau tuh. Bisa slow aja gak!" Tambah Kaito memutar bola mata.

"Gak! Dan gue harus tau siapa yang bikin adek gue jadi gini?! Cepetan jawab!" Bentaknya memaksa pada Kaito

"Huh.. Teto" Jawab SeeU bergumam tapi masih dapat didengar oleh Mikuo. Mata Mikuo menajam kemudian ia menghampiri SeeU.

"Bukannya Teto sahabat lo? Berarti lo juga ikut campurkan?!" Tanyanya marah.

"Bukan Mikuo. Dia yang nyelametin Miku, kalau gak ada SeeU Kita gak tau apa yng akn terjadi" Ucap Kaito sok bijak.

"Mksd?" Tanya Mikuo bingung.

Mendengar pertanyaan dari Mikuo, SeeU meminta maaf kemudian menceritakan semuanya, semua tanpa ada yang tertinggal.

"Jadi Gitu.. " Ucap SeeU menutup ceritanya.

"Ohh jadi gitu, orang macam apaan tuh si Teto!" Ucap Kaito geram disambut anggukan setuju Mikuo.

"Maaf... " Ucap SeeU lirih.

"Ngapain minta maaf, bukan salah lo. Itu semuakan cuma jebakan." Ucap Mikuo.

"Bener, dan lagi jangan mudah percaya apa yang diomongin orng belum tentu bener." Tambah Kaito.

"Itu benar nak, kita seharusnya lebih baik dan pandai memilih teman untuk bergaul, agar terhindar dari pergaulan bebas itu" Tambah ibu Yukari ramah, SeeU tersenyum.

"Iya makasih tante," Balas SeeU tersenyum manis.

Tak lama setelah itu, dokter dari kamar Yukari keluar, Ibu dan Ayah Yukari segera bangkit dan bertanya kepada dokter tersebut.

"Dok! Gimana anak saya?" Tanya ayah Yukari.

"Dia sudah baik-baik saja, untungnya cepat dibawa kerumah sakit, hanya benturan dikepalanya saja. Ia hanya perlu menginap di rumah sakit mungkin sekitar 3 hari!" Ucap sang dokter tersenyum. Mendengar itu semuanya tersenyum dan menghela nafas lega.

Ayah dan Ibu Yukari memasuki ruangan dimana Yukari dirawat.

"Bagaimana dengan adikku?" Tanya Mikuo kemudian.

"Tidak apa, tidak ada luka serius. Hanya saja sayatan memenuhi tubuhnya, terpaksa saya perban, dia sudah bangun, bisa pulang sekarang" Ucap Dokter tersebut.

"Terima kasih dok? Tapi bagaimana dengan perbannya?" Tanya Mikuo lagi.

"Saya akan memberi obat luar untuk lukanya, maslah perban ditujar setiap hari sampai lukanya kering, untuk menghindari infeksi"

"Sekali lagi makasih dok!" Ucap Mikuo kemudian ia, Kaito dan SeeU masuk keruangan disebelah Yukari tempat Miku dirawat.
.
.
.

"Sumpah deh lo kayak Mummy :v" Ucap Kaito melihat Miku.

PLETAK

kaito mendapat dua benjolan dikepalanya. Satu dari Mikuo, satu lagi dari SeeU.

"Duhh.. Njir.. Sakitt gblk?!" Sentak Kaito.

"Haha bct lo! Shhh..." Sahut Miku tertawa kemudian meringis memegangi pipinya.

"kenapa Mik?" Tanya Kaito.

"Ngak luka dipipi gue nih, pas ketawa kebuka." Ucap Miku.

"Makanya jangan ketawa," Sahut Kaito, Miku hanya mendengus.

"Oh ya Mik 'dia' bakalan tinggal disini!" Ucap Mikuo semangat.

"Dia? Sapa? Hmm.. OHH DIAAA?!! Sighh anjir luka gue?!!" Teriak Miku.

"Dia siapa?" Tanya SeeU.

"Sepupu gue?!" Sahut Miku.

"Owlahh.. Namanya?" Tanya SeeU penasaran, begitu juga dengan Kaito

"Rahasia.. Besok aja taunya~" Sahut Mikuo.

"Njir.. Kuy lah pulang, gue juga belum kasih tau temen-temen!" Ucap Miku.

Mereka berberes untuk pulang, kemudian ia pamit dengan Ayah dan Ibu Yukari barulah mereka pulang.

Entah apa sebabnya sekarang SeeU dan Kaito juga ikutan kerumah Miku. Kaito sudah mengabari Meiko dan teman-temannya yang lain.
.
.
.
.

"Anjirr Mummy?!!!"Pekik Rin lantang memenuhi ruang tamu rumah Miku.

"Brisik gblk?! Ini rumah orang Rin" Sahut IA protes sambil menutup kedua gendang telinganya.

"Tau tuh.. Gak malu ada babang Len tuh," Ucap Kokone menggoda Rin.

Bluss

Wajah Rin terbakar sampai telinga, Rin menutup wajahnya dan merutuki kebodohannya. Ia baru sadar kalau disana ada Len, Rin beranggapan bahwa pasti Len akan mengira kalau ia orang yang tidak sopan dan blak-blakan.

Sebaliknya untuk Len, ia hanya menahan senyumnya dengan wajah memerah memerhatikan Rin. 'Boro-boro mau ilfeel, imut gini!' Batin Len

"Rin Lennya ngeliatin tuh" Ucap IA menyenggol Rin. Len yang mendengar itu hanya memalingkan wajahnya malu.

"A-a-a-a-apa-an sih l-lo!" Sahut Rin terbata-bata.

"A-anu.. Huh.. B-btw lo udah baikan Mik?" Tanya Len berusaha mengalihkan topik dengan wajah masih memerah. Ia bisa jadi bahan tertawaannya Fukase jika ferlihat seperti ini.

"Y donk gue strong!" Sahut Miku kemudian spontan berdiri.
"Syukur deh" Ucap Len.

'Kok Len perhatian banget sih, apa jangan jangan dia suka Miku?!" Batin Rin berperang.

"Oi Len! Rin nya cemburu tuh, lo niat manes-manesin dia? Hihi~" Tanya Fukase, spontan Len melihat wajah Rin yang bengong antara panik dan bingung.

'Rin cemburu ama guee?! Berarti gue punya kesempatan donk' Batin Len ikutan berperang

"Woii kalian berdua bengong mulu. Ntar kesambett!" Teriak Luka membuat imajinasi dua kuning itu terbuyar.
"Ah iya.. Ada apa luk?" Tanya Rin spontan.

"Ck Ck Ck.. Sini lo!, Fukase awas!" Luka mendorong Rin mendekati sofa yag diduduki Len. Dan mengusir Fukase yang duduk disebelah Len.

Setelah Fukase pergi, Luka mendudukan Rin tepat di samping Len. Sangat dekat karena disana sangat ramai. Sampai-sampai lengan mereka bersentuhan. Wajah Rin dan Len bersemu, semua orang disana menahan tawa. Selama mereka berbincang, Rin dan Len terjebak disituasi Awkward Moment

~oOo~

Cukup beberapa lama mereka berbincang dan bercanda, mereka pun pulang kerumah masing-masing. Hari sudah mulai gelap, saat ini Kokone tengah bersama Fukase.

Niat awalnya Fukase ingin mengantar Kokone pulang kerumahnya, tapi mereka menundanya karena Kokone memaksa untuk mampir di Cafe terdekat.

"Dari dulu gk pernah berubah ya, kebanyakan coklat ntar jdi 'montok' lo" Sindir Fukase pada Kokone yang tengah melahap Chocolate Cake, Chocolate Milk, dan semua yang berhubungan dengan coklat lainnya.

"Kayaknya kata 'montok' lebih cocok buat Luka," Sahut Kokone setelah menyeruput habis minuman di depannya.

"Up to you, udah siap makannya?" Tanya Fukase sang memelord tersebut.
"Oh udah~" Jawab Kokone, "Gue bayar dulu" Ucap Fukase.
.
.
.
Setelah beberapa menit mereka sudah kembali di mobil. Selama perjalanan kerumah Kokone hanya hening, tak ada yang membuka suara.

"By the way, elu temenan sma Miku udah dri kecil ya?" Tanya Fukase mengangkat satu alisnya.
"Iya, euh udah dari orok~" Balas Kokone.

"Pantes aja deket sama Mikuo" Gumamnya tapi masih dapat didengar eh Kokone, wajah Fukase menjadi murung.

"Yaiyalah deket, Mikuo udah gue anggep kakak sendiri" Ucap Kokone santai, "Emangnya kenapa gak boleh?" Lanjutnya.

"Gak ada tuh" Ucap Fukase mengendikkan bahunya,

"Oh" Balas Kokone singkat karena merasa tidak ada hal yang mau dibicarakan lagi.

'Seandainya lo peka.. Hiks :"' Batin Fukase menangis miris.

Tbc

Vote and Komentnya?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top