Bad Boy - 12

"Kalian lagi ngapain?"

Keduanya saling terlonjak kaget. Begitupun dengan Keysha yang langsung berdiri, sementara Nathan tetap pada ekspresi tenangnya.

Ya, gadis yang baru saja membuka pintu kamar Nathan yang tak lain dan tak bukan adalah Navisha.

Keysha dan Nathan kini melihat Navisha yang tengah berjalan menuju ke arah mereka. Bahkan hal itu membuat Keysha meneguk salivanya susah payah. Ia takut akan dituduh macam-macam oleh Navisha. Walaupun gadis itu tak akan menyalahkan Keysha, tapi tetap saja Keysha merasa gugup.

"Nathan! Lo ngapain bawa Keysha ke sini, huh? Lo gak macem-macem, kan? Awas aja lo macem-macem sama cewek baik-baik kayak Keysha!" ucap Navisha dengan bawelnya membuat Nathan mendengus kesal.

"Apaan sih!" elak Nathan. "Gak jelas banget lo!"

Navisha sebenarnya tau bahwa Nathan tidak akan berbuat yang macam-macam. Namun ia tetap harus waspada pada sepupunya itu. Karena jika cowok sudah berada di situasi ini memang harus benar-benar waspada.

"Lo ngapain? Jujur gak lo?" desak Navisha.

"Gak ngapa-ngapain!" balas Nathan apa adanya.

Navisha menatap Nathan dengan curiga, lalu ia menolehh ke arah Keysha. Membuat gadis yang ditatapnya itu gugup. Taku ditanyai hal yang tidak-tidak.

"Key, Nathan gak macem-macem kan sama lo?"

"E—eh, nggak, kok, Kak. Kita di sini cuman latihan akustikan buat pensi," jawab Keysha jujur.

Navisha mengangguk percaya. Membuat Nathan mendengus kesal. Padahal dirinya juga sudah berbicara jujur, namun Navisha tetap tak percaya

"Lo ngapain ke sini?" tanyanya.

"Kenapa? Takut gue ganggu lo?"

"Gak jelas lo!" tukas Nathan. "Sana!"

Navisha tertawa garing. "Orang tua gue udah balik, nanti gue mau pulang. Tapi nanti beberapa jam lagi,"

"Oh." Balas Nathan tak peduli.

"Andaikan lo bukan sepupu gue, mungkin lo udah abis sama gue," kata Navisha.

"Sebelum lo ngabisin gue, lo duluan yang gue abisin!" balas Nathan tak kalah tajam.

Navisha meringis mendengar ucapan Nathan. Benar juga apa yang diucapkan Nathan.

"Udah ah gue mau beres-beres. Lo jangan apa-apain Keysha!" kata Navisha memperingati.

"Hm,"

"Key gue ke kamar, ya? Santai aja Nathan gak akan macem-macem. Kalau sampai iya, tampol aja anaknya,"

Keysha terkekeh pelan. "Siap, Kak."

Navisha mengacungkan kedua jempolnya. Lalu ia langsung keluar dari kamar Nathan setelah menutup pintu kamar Nathan.

Setelah pintu tertutup, Keysha kembali duduk di tempat sebelumnya. Gadis itu langsung menatap Nathan yang tengah menatapnya juga.

"Lagu?" tanya Nathan, membuat Keysha menautkan sebelah alisnya.

Nathan mendengus pelan, "Lagu apa?"

"Buat akustikan?" tanya Keysha, dan Nathan menganggukkan kepalanya.

Keysha tampak berpikir sejenak, dengan tangan yang menyentuh dagunya, "Emm.. lo maunya yang slow atau kayak gimana?"

Nathan menggidikkan bahunya, "Terserah,"

"Gimana kalau lagu Ed Sheeran yang Perfect?" tanya Keysha, dengan satu alis terangkat.

Nathan yang mendengarnya, hanya bisa mengerutkan dahinya, lalu sebelah alisnya terangkat.

"Lo nggak tau lagunya?" tanya Keysha lagi, dan Nathan hanya menggelengkan kepalanya.

Keysha merogoh sesuatu di dalam tas abu-abu miliknya, lalu mengeluarkan sebuah benda persegi miliknya.

Jari Keysha bergerak cepat mengetikkan sesuatu di keyboard handphonenya. Lalu menunjukkan benda tersebut menjadi lebih menghadap ke arah Nathan yang duduk di sebelah kanannya.

Nathan yang melihat hal itu, menaikkan sebelah alisnya. Dan membuat Keysha menatapnya dengan tatapan jengah.

"Gimana kalau lagu ini aja buat akustikan nanti?" tanya Keysha sekali lagi memastikan.

"Coba dengerin, enak kok lagunya." sambung Keysha

Nathan menganggukkan kepalanya. Sebenarnya niat awal ia membawa Keysha kesini yaitu ada suatu hal yang penting, menurutnya. Dan Nathan ingin beritahu Keysha. Akan tetapi, karena Keysha yang tiba-tba mengajaknya untuk membawakan akustik di pensi sekolah nanti membuat Nathan memilih untuk berlatih.

"Enak kan lagunya?"

Nathan masih menyimak lagu yang didengarnya, lalu memejamkan matanya sejenak. Lalu mengangguk atas permintaan Keysha.

Keysha mengembangkan senyumnya, senang. Ia sangat senang ketika Nathan menganggukkan kepalanya.

Entah, rasanya sangat spesial ketika Nathan mengangguk yang artinya mengiyakan keinginan Keysha.

Keysha dan Nathan mulai latihan untuk akustikan pensi sekolah nanti. Nathan memainkan gitarnya dengan lincah, dan membuat dirinya terlihat semakin keren.

Sementara Keysha, ia menyanyikannya dengan penuh perasaan, untung saja Keysha memiliki suara yang cukup bagus. Jadi ia tak usah malu jika sewaktu menyanyi diatas panggung nanti suaranya akan seperti hewan angsa.

Waktu terus berjalan, hingga mereka tak sadar, jika mereka telah berlatih selama hampir dua jam.

Keysha mulai beranjak dari kasur yang ia duduki. Sementara Nathan, cowok itu masih duduk dengan gitar yang sudah ia letakkan di sampingnya.

"Nat, anterin gue balik, ini udah mau malem banget soalnya." ujar Keysha

Nathan tampak berfikir sejenak, membuat Keysha geram padanya. Keysha menepuk-nepuk bahu Nathan.

"Nathan! Ayo, gue capek!" Keysha merengek, bak seorang anak kecil yang meminta dibelikan balon kepada Papanya.

Melihat hal itu, membuat Nathan menaikkan sudut bibirnya tipis, sangat tipis, bahkan nyaris tidak terlihat oleh mata Keysha.

"Hm."

Nathan beranjak dari kasurnya, dan mulai berjalan mendahului Keysha. Di belakang Nathan, Keysha tampak menggerutu sebal, tanpa mengeluarkan suara.

Di ruang tengah, mereka menemui dua orang yang sepertinya sudah menginjak kepala tiga, dan Navisha. Mereka sedang duduk di sofa yang berada di ruangan keluarga.

Nathan menghampiri ketiga orang tersebut, diikuti Keysha di belakangnya.

Nathan bersalaman kepada dua orang itu, membuat Keysha menatapnya dengan tatapan bingung. Iya bingung, Nathan yang seorang bad boy ternyata bisa sopan juga.

Keysha mengikuti gerakan Nathan, menyalami kedua orang tersebut sembari menampilkan sentumannya.

"Halo, Key." sapa Navisha membuat Keysha mengikutinya dan tersenyum.

"Lo udah mau pulang?"

"Iya, Kak. Udah mau malem juga,"

Navisha menganggukkan kepalanya menegrti. "Key, kenalin ini bunda sama ayah gue, mereka baru balik karena tugas kantor." ucap Navisha, Keysha yang mendengarnya hanya mengangguk, lalu tersenyum.

"Saya Keysha, Om, Tante." Keysha membungkuk sopan.

"Kamu pacar Nathan?" tanya Raina --Bunda Navisha.

Keysha dan Nathan dengan cepat menggelengkan kepalanya bersamaan, membuat Navisha terkekeh pelan.

"Emang bukan pacar, Bun. Tapi belum," kekeh Navisha, membuat Nathan menatapnya jengah.

"Nathan pamit," ucap Nathan, lalu kembali menyalami kedua Bunda dan Ayah Navisha.

Keysha pun mengikuti gerakan Nathan lagi, lalu menyusuli Nathan yang sudah berjalan terlebih dahulu.

"Saya pulang dulu, om, tante, kak Navisha." pamit Keysha, sebelum benar-benar pergi.

--- Bad Boy ---

Keadaan di mobil kini seperti biasanya, hening. Keysha sedari tadi menggigit bibir bawahnya, seperti menahan sesuatu.

Merasakan hal aneh yang terjadi disampingnya, sontak membuat perhatian Nathan beralih. Nathan menatap Keysha dengan tatapan bingung dan kembali menatap jalanan di depannya.

"Lo kenapa?" Keysha menoleh kepada Nathan, menatapnya dengan tatapan bingung.

Nathan kesambet? Dia nanya gue kenapa? Dia peduli gue? Tumbenan. Tapi dua kata doang kok bikin gue keringet dingin ya?. Dewi batin Keysha berbicara.

Tidak mendengar adanya balasan dari Keysha, membuat Nathan berdehem pelan, membuat Keysha sedikit terkejut.

"Eh.. anu.. gak apa-apa," Keysha menyengir kuda, sembari menggaruk tengkuk lehernya.

"Lo boong." Keysha meneguk salivanya ketika mendengar gertakan Nathan.

Dia Dilan apa ya? Yang suka ngeramal? Eh.. ini nggak ada hubungannya sama ramal-ramalan Key! Pikir Keysha, kacau.

"Emm.. anu.. gue" Keysha gugup, bak orang yang sedang diintrograsi karena ketahuan mencuri.

Kenapa Keysha gugup? Padahal ia tidak melakukan kesalahan bukan? Kenapa ia malah seperti ini? Aneh.

"Anu lo kenapa?" tanya Nathan ngawur, membuat Keysha menatap tajam Nathan.

"Lo! Otak lo kotor banget!"

"Cuci,"

Hei, Nathan sedang bercanda? Tapi tidak mungkin bukan, seorang Nathan bercanda. Jika ini candaan, serius deh ini sangat receh.

"Gak lucu!" Kata Keysha, sedikit sebal.

"Ngomong! Jangan di pendem!" ucap Nathan dingin.

Ini anak beneran kesambet! Kenapa jadi seolah perhatian sama gue, atau ini gue yang ge-er ya? Lagi-lagi batin Keysha berbicara tidak jelas.

Setelah berbatin seperti itu, Keysha langsung meletakkan telapak tangannya di dahi Nathan, lalu kembali menarik tangannya.

"Nggak panas,"

Melihat yang dilakukan Keysha, membuat Nathan mengernyitkan dahinya. Membentuk lipatan-lipatan kecil.

"Siapa yang sakit?" Nathan menaikkan sebelah alisnya.

"Lo!"

"Nggak,"

Keysha mendengus kesal, "Nat?"

Merasa namaya dipanggil, Nathan menoleh sebentar, lalu kembali menatap jalanan, "Hmm,"

"Lo sepupuan kan sama kak Navisha?" Keysha menatap Nathan.

"Hmm," dengung Nathan.

"Berarti yang tadi, Om sma Tante lo kan?"

"Hmm," lagi-lagi Nathan hanya membalasnya dengan dengungan, membuat lawan bicaranya mendengus kesal.

"Lo setiap hari sariawan, ya?" tanya Keysha, dan Nathan menggelengkan kepalanya.

"Abisnya lo cuma jawab ham hem ham hem doang setiap gue ngomong sama lo,"

"Oh." balas Nathan tak peduli.

Shit! Bunuh gue sekalian Nat! Bunuh gue di rawa-rawa!

--- Bad Boy ---


To Be Continued

Hola! Kembali lagi sama cerita abal-abal aku😂

Kalau suka boleh vomment nya dong, kalau nggak suka, baca terus ya😂 *lahh:v

Bye! See you on the next chapter guys

Thanks For reading

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top