BODY ARMOUR TO MEET HIS EX GIRLFRIEND
Ketika mobil Jett sampai di gerbang mansion, dua belas mobil polisi sudah berjajar di halaman dengan lampu merah birunya yang masih menyala, berkedip tajam menghiasi kegelapan malam. Beberapa petugas berdiri di sisi mobil, sementara mobil SWAT tampak baru saja menerjang pembatas taman dan berhenti seenaknya. Terlihat beberapa mobil tamu mulai meninggalkan tempat diiringi dengan sirine ambulan sebagai penutup kericuhan malam tahun baru.
Jett mengedarkan pandangan dengan sorot nyalang. Rahangnya mengetat dengan sikap tubuh waspada siap menerkam siapapun yang akan menghalangi niatnya.
"Aku tidak mau polisi-polisi itu masuk ke dalam rumah, apalagi tim SWAT. Aku tidak ingin terjadi hal buruk pada anakku gara-gara si penyandera ketakutan," omel Jett, lalu segera turun dari mobil begitu kendaraan mereka terparkir. "Sampaikan pada—"
"Selamat malam, Tuan Cleodore. Saya Kapten Reyes dari kepolisian pusat Skyford." Pria bertubuh besar dan berseragam setelan biru itu menjabat tangannya dengan singkat dan tegas.
"Terima kasih atas kedatanganmu, Kapten." Jett mengangguk singkat dengan ekspresi datar.
"Saya mendapat laporan kediaman Tuan sudah diobrak-abrik oleh sekelompok orang. Masalahnya adalah ..., sejauh ini ada delapan pengawal Tuan yang tewas dan dua tamu pesta tertembak. Saat ini mereka sudah berada dalam perjalanan menuju rumah sakit." Kapten Reyes mendekatkan wajahnya dan melirihkan suaranya seraya melanjutkan, "Saya mendapat laporan kediaman Tuan sudah diobrak-abrik oleh sekelompok orang. Masalahnya adalah ..., sejauh ini ada delapan pengawal Tuan yang tewas dan dua tamu pesta tertembak. Saat ini mereka sudah berada dalam perjalanan menuju rumah sakit."
"Saya sudah mendapatkan laporannya saat dalam perjalanan." Jett kembali melangkah menuju rumah, tapi sang kapten berkepala botak itu menahan lengannya.
"Saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya istri Anda, Tuan Cleodore," ucapnya lirih.
Jett balik menatapnya dan mengamatinya terang-terangan. Dirinya merasa polisi ini sepertinya sangat menyebalkan dan licik. Terlihat dari sorot matanya yang sama sekali tidak menggambarkan ketulusan, melainkan kecurigaan yang sangat tinggi.
"Terima kasih, tapi sekarang saya minta Anda untuk memerintahkan anak buah yang lain supaya tidak masuk ke dalam rumah, tidak sampai anak saya, Lisa lepas dari si penyandera." Mendengar itu Kapten Reyes mengerutkan alis, tersirat ekspresi terganggu dengan sikap Jett.
"Mana bisa begitu! Kejadian yang menyakiti satu orang korban saja akan menjadi urusan kami, apalagi yang sampai menghilangkan nyawa orang banyak. Mr. Cleodore, saya jadi bertanya-tanya, ada apa dengan keluarga Anda malam ini? Kenapa tiba-tiba ada segerombolan penjahat menyerang ke rumah Anda tepat ketika banyak orang berkumpul dan berpesta?" Pria itu menyipitkan mata dengan tatapan spekulatif. "Jelas ada orang yang sakit hati dengan Anda sebelumnya."
"Permisi, Kapten. Bukankah sebaiknya kita fokus pada solusinya saat ini daripada menginterogasi adik saya?" Suara di belakang Kapten Reyes membuat ketegangan di antara kedua orang itu sedikit terurai. Sosok yang berwajah mirip dengan Jett dengan perawakan serba pucat tampak mendekati mereka dengan kursi roda. Di belakangnya seorang asisten wanita mendorong kursi itu dengan ekspresi gelisah.
"Max? Oh, syukurlah kau baik-baik saja." Jett segera menghampiri Max. Ada rasa kelegaan tersendiri setelah mengetahui kakaknya yang rapuh ini ternyata baik-baik saja.
"Hanya sedikit lebam karena tertimpuk. Semua tamu keluar dan berjubel di pintu keluar. Kursi roda otomatisku terguling dan mesinnya rusak. Untunglah Eva menjagaku," jawab Max santai. Jett merasa lebih rileks dan langsung mengucapkan terima kasih pada asisten pribadi Max. Wanita itu hanya mengangguk dengan senyum tipis. Tangannya terlihat masih gemetaran saat memegang bagian kemudi kursi roda.
"Apa yang terjadi?" tanya Jett setelah memastikan Max memang baik-baik saja. Mereka hanya dua bersaudara, ia akan sangat merasa bersalah pada Louis Cleodore jika sesuatu yang buruk terjadi pada kakaknya.
Jett merasa banyak berhutang budi pada kakak tirinya. Meski mereka berbeda ibu, tapi Max selalu memperlakukannya dengan baik seperti saudara kandung. Dulu, para pelayan dan teman di sekolah mengecap Jett sebagai anak haram karena lahir dari selir Louis Cleodore, tapi Maxime Cleodore tidak pernah menghakimi atau mempertanyakan langsung padanya. Bahkan di saat Louis Cleodore mewariskan kepemimpinannya pada Jett sebelum menghembuskan napas terakhir, Max tidak pernah mengecam atau menuntut. Laki-laki itu tetap memperlakukannya dengan baik seperti sejak Jett diboyong ke mansion Cleodore.
Jett lahir dan dibesarkan dalam lingkungan keras di mana batas moral terlihat buram. Ia tumbuh menjadi pemuda yang kasar dan spontan, sementara Max adalah pemuda yang elegan tapi rapuh. Jett punya kecerdasan tapi Max punya pertimbangan yang panjang. Tidak sekali Max selalu memberinya masukan pada tiap keputusan bisnis dan Jett selalu mematuhinya.
Dirinya selalu merasa mereka bagai siang dan malam, berbeda tapi saling melengkapi. Louis benar, fisik Max tidak memungkinkan untuk menjadi seorang pemimpin. Gangguan jantung yang dideritanya, akan sangat membahayakan bisnis jika ia menjadi pemimpin.
"Aku tidak tahu dengan pasti. Posisiku waktu itu ada di ruang makan, tiba-tiba terdengar suara tembakan beruntun. Semua orang langsung panik dan berusaha keluar."
"Petugas SWAT sudah memastikan anak Anda masih baik-baik saja sampai saat ini." Kapten Reyes mendekat setelah melakukan diskusi dengan petugas lain. "Salah satu bandit yang membawanya sekarang sudah berada di rooftop. Negosiator kami sudah siap untuk masuk. Beberapa snipper SWAT sudah berada di area barat dan timur untuk menembak penyandera jika posisi sudah cukup aman."
Mendengar penjelasan itu, alih-alih merasa sedikit tenang karena ada gambaran langkah penyelamatan Lisa, Jett malah merasakan jantungnya bagai diremas kuat-kuat. Ia menggeleng dengan rahang menegang.
"Apa maksud Anda aman? Ini perkara keselamatan anak saya!" Hampir saja Jett menyampaikan ia kenal siapa wanita yang membawa Lisa ke rooftop saat ini. Tapi Jett menahan diri agar tidak membuat polisi semakin mengawasi dirinya. "Apa Anda bisa menjamin Lisa akan selamat?"
Kapten Reyes mengusap dahinya dengan wajah tertekan. Ia bertanya, "Jadi apa Anda punya opsi lain, Tuan Cleodore?"
"Biarkan aku yang masuk," jawab Jett cepat.
"Jett, jangan!" sahut Max syok.
"Biarkan aku yang masuk. Lisa akan lebih tenang jika dia sudah melihatku. Setidaknya wanita itu tidak akan berbuat nekat pada anakku."
Kapten Reyes menatapnya dengan tajam lalu akhinya mengangguk setuju. Beberapa petugas datang dan membantu Jett memasang rompi anti peluru, sementara Max dan Dorian mengawasinya dengan raut tidak percaya.
"Aku akan baik-baik saja, Max." Jett menyeringai untuk menenangkan kakaknya. "Demi Lisa," lanjutnya dengan tatapan sendu.
"Aku tahu, kau sangat mencintai puterimu. Aku tidak akan bisa mencegah seorang Jett Cleodore." Max terkekeh pelan.
"Doakan aku," ucap Jett kemudian. Ia berjalan menuju pintu rumah yang sudah terbuka lebar dan penuh dengan pasukan SWAT di dalamnya.
Jett melangkah masuk menuju rooftop lewat lift yang ada di dapur. Dorian, pengawal pribadinya terus mengikuti dalam diam. Ketika mereka keluar dari lift, Kapten Reyes meninggalkan mereka berdua sejenak untuk memberi instruksi pada para petugas kepolisian yang tengah berjaga di sekitar pintu terakhir menuju rooftop.
"Apa kau mengenal penyandera Lisa, Bos?" Dorian akhirnya membuka suara dengan volume rendah. Ia berbalik dan menutupi tubuh Jett dari pandangan si kapten, berpura-pura membetulkan letak rompi pelurunya.
Jett menghela napas pendek. Ia tahu pengamatan Dorian sangat jeli dan pria ini sangat mengenalnya. Ia tidak perlu menutupi sesuatu dari pria yang lebih muda tiga tahun darinya ini.
"Apa kau ingat kejadian di San Meliora yang aku ceritakan waktu itu?" Jett balik bertanya dengan berbisik.
Dorian menatapnya kaget, lalu ia bertanya, "Maksudmu cerita tentang gadis misterius yang menghilang dari hadapanmu sepuluh tahun yang lalu?"
"Itu dia," jawab Jett dengan kemarahan tertahan. "Dia orangnya. Sekarang kita tahu gadis itu adalah bajingan manipulator. Aku harus tahu siapa yang menyuruhnya melakukan ini."
"Kalau itu memang benar, berarti musuhmu sangat licik. Kau harus lebih hati-hati. Kita tidak tahu apakah wanita itu gagal dalam misi hingga harus menyandera Lisa atau ini malah jebakan untuk menangkap mangsa yang lebih besar, yaitu kau."
"Apa Anda sudah siap, Tuan?" tanya Kapten Reyes.
"Ya," jawab Jett cepat lalu polisi itu memberikan sebuah headset.
"Negosiator kami akan memberikan pengarahan lewat alat ini, jadi—"
"Saya tidak perlu pakai ini," potong Jett, menyingkirkan tangan Kapten Reyes lalu meninggalkannya begitu saja.
"Tuan Cleodore?! Mohon kerjasamanya ...." panggil pria itu jengkel, tapi Jett tidak lagi mendengarnya. Bayangannya sudah menghilang di balik pintu.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top