Bab 28
Malam semakin larut, tapi mata Elena enggan terpejam. Dia masih memikirkan kejadian tadi setelah pulang dari makan malam. Tangannya tanpa sadar telah mengusap bekas ciuman Robert di bibirnya. Manis. Rasa itu masih tersisa di sana. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, ketika sebuah tendangan menyadarkannya pada kenyataan yang ada.
Bayinya.
Elena mengembuskan napas pelan, kemudian tangannya turun untuk mengusap perutnya dengan lembut.
"Sayang, apakah Mommy harus mengatakan yang sebenarnya tentang keberadaanmu?" tanya Elena pada anak dalam kandungannya.
Elena sedang dilanda dilema besar dalam hatinya. Robert adalah laki-laki yang baik. Sangat baik malah. Sehingga dengan kebaikan laki-laki itu, Elena merasa bersalah jika harus menyakitinya. Robert pasti akan patah hati dengan penolakannya. Lalu apa yang seharusnya dia lakukan?
Elena benar-benar bingung untuk saat ini. Matanya kembali menatap perut buncitnya.
Jika dia berbicara jujur, akankah Robert masih mau mencintai dan menerima anaknya?
Tidak. Tidak. Itu bukan pilihan yang harus dilakukannya. Keberadaan anaknya tidak boleh diketahui oleh laki-laki itu.
Tiba-tiba Elena ingat dengan rencananya. Benar. Dia harus segera meninggalkan New York. Wanita itu harus segera menghilang sebelum Robert akan benar-benar jatuh cinta lebih dalam lagi dan mungkin akan patah hati jika mengetahui kenyataan yang sebenarnya.
Tentu saja setelah urusannya dengan laki-laki bernama Jeff itu selesai. Hasil pemeriksaan DNA belum keluar sampai sekarang, jadi dia tidak bisa pergi ke Virginia. Atau dia kabur saja? Persetan dengan janjinya saat berkata tidak akan kabur. Ada urusan yang lebih mendesak dari hanya menunggu hasil tersebut keluar. Lagipula setelah hasilnya keluar, belum tentu Jeff akan mau mengakui anaknya. Malah mungkin laki-laki itu akan membunuh darah dagingnya sendiri. Jadi, percuma saja dia bertahan di New York.
Setelah beberapa lama akhirnya, dia sudah memutuskan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah itu Elena mencoba untuk memejamkan matanya dan terjatuh di alam mimpi sesaat kemudian.
****
Di sebuah ruangan yang tampak sedikit gelap karena hanya lampu nakas yang menyala, Jeff duduk dalam diam. Tangannya memegang sebuah gelas viskey. Sorot matanya memandang lurus ke bayangan kegelapan di hadapannya. Namun, sebenarnya, dia sedang melihat kilasan bayangan kejadian di depan apartemen Elena.
Dia merasakan ada percikan api yang sedang membakar dadanya. Ada rasa yang tidak bisa dia gambarkan ketika laki-laki itu mencium bibir Elena. Melumat dan menghisapnya sehingga membuat gemuruh di dalam dadanya.
Jeff sendiri tidak mengerti kenapa bersikap demikian. Seolah dia tidak rela wanita itu disentuh oleh laki-laki lain. Namun, apakah dia mempunyai hak untuk ikut campur tentang masalah pribadi Elena? Tentu saja tidak.
Informasi yang didapat dari orang suruhannya membuat Jeff mengetahui bahwa Elena tidak pernah ada hubungan dengan Scott atau pun saingan bisnisnya yang lain. Wanita itu bersih dari segala tuduhan yang pernah dia berikan.
Namun, masih ada sedikit ganjalan dalam hatinya. Mengenai anak dalam kandungan Elena. Dia masih meragukan tentang hal itu.
Apakah anak itu adalah darah dagingnya sendiri atau anak dari laki-laki yang mencium Elena tadi?
Pertanyaan itu seolah berputar terus dalam otaknya. Dia juga bertanya-tanya siapa laki-laki itu sebenarnya. Apakah mereka sepasang kekasih?
Kalau benar mereka sepasang kekasih, pasti bayi itu adalah anak laki-laki itu, tapi kenapa wanita itu malah menemuinya? Kenapa wanita itu juga mau melakukan tes DNA sebagai pembuktian?
Pertanyaan yang butuh jawaban secepatnya. Karena Jeff bisa gila terus dibayangi oleh adegan tadi.
Tiba-tiba seseorang datang ke ruangan tersebut. Seorang laki-laki kepercayaan Jeff. Laki-laki itu membungkuk dengan hormat sebelum bicara.
"Bagaimana?" tanya Jeff.
"Saya telah menyelidiki laki-laki itu. Dia adalah anak dari pemilik restoran di mana wanita itu bekerja."
"Lalu apa hubungan mereka?"
"Sepertinya mereka sepasang kekasih, tapi saya juga belum yakin tentang hal itu seratus persen," jawab laki-laki itu agak ragu.
Jeff kembali memikirkan perkataan anak buahnya tersebut.
Mungkinkah benar jika anak itu adakah darah dagingnya?
Tanpa berkata lagi Jeff segera bangkit dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ada tempat yang harus ditujunya sekarang juga.
****
Waktu menunjukkan pukul satu dini hari ketika Jeff tiba di depan pintu apartemen Elena. Dia sendiri tidak yakin dengan tindakannya kali ini.
Tanpa berpikir lama lagi, tangannya mulai mengetuk pintu tersebut.
Lama. Tidak ada sahutan dari dalam. Tentu saja ini tengah malam, banyak orang yang sudah terlelap, termasuk Elena. Dan hanya orang gila yang bertamu pada tengah malam seperti ini.
Jeff masih belum menyerah. Dia terus mengetuk pintu tersebut bahkan lebih keras dari sebelumnya. Dia tidak peduli jika akan membangunkan seluruh penghuni apartemen tersebut.
Dari dalam kamar, Elena mendadak terjaga. Dia seperti mendengar ada seseorang yang sedang mengetuk pintu apartemennya. Lambat laun suara itu semakin lama semakin keras. Elena yang masih setengah tersadar, akhirnya bangkit dari tempat tidur kemudian berjalan keluar.
Pelan-pelan dia mendekati pintu yang nyaris tidak berhenti mengeluarkan suara akibat ketukan yang berubah menjadi gedoran. Ada ketakutan yang tiba-tiba menyergap pikirannya. Mungkinkah ada orang mabuk yang salah menggedor pintu?
Tak berapa lama akhirnya suara itu menghilang. Dengan mengumpulkan keberanian yang ada dan dengan tangan yang sedikit bergetar, dia mencoba untuk membuka pintu.
Dan ketika pintu tersebut sudah setengah terbuka. Tiba-tiba saja seorang laki-laki menerobos masuk kemudian langsung mendorong tubuhnya hingga ke tembok lalu mencium bibirnya dengan sangat kasar. Elena mencoba berontak dan menolak dengan memukul tubuh laki-laki tersebut sekuat tenaga. Hingga tenaga dan napasnya hampir habis. Namun, laki-laki itu malah mencengkeram kedua tangannya dan menguncinya di atas kepalanya.
Kekuatan laki-laki itu cukup besar. Hingga Elena sudah tidak mampu untuk berontak. Adegan tersebut begitu cepat sehingga dia belum melihat jelas wajah laki-laki yang sedang menciumnya sekarang.
Ciuman itu pun terlepas ketika Elena membuka mulutnya dan menggigit bibir laki-laki tersebut dengan kuat.
"Kau!" Mata Elena nyalang melihat wajah laki-laki itu. Jefferson. Tubuh Elena pun merosot di atas lantai.
Jeff mengumpat setelah merasakan perih di bibirnya. Dia juga dapat merasakan darah segar keluar dari sana.
"Kenapa kau menolak ciumanku?" teriaknya frustrasi. Napas Jeff memburu. Ada emosi yang meluap di sana.
Elena dapat melihat dengan jelas, kemarahan dari sorot mata Jeff. Dia tidak mengerti dengan sikap laki-laki ini padanya. Napas Elena belum stabil tapi dia memberanikan diri untuk menatap tajam ke arah Jeff.
Detik berikutnya Elena bangkit dan sebuah tamparan mendarat di pipi Jeff. Wanita itu juga punya batas kesabaran. Dia juga bisa marah dan bertindak kasar.
Perlakuan Jefferson padanya sungguh keterlaluan dan tidak bisa lagi untuk dimaafkan. Laki-laki itu adalah bajingan gila. Elena membencinya.
Jeff memegangi pipinya yang terasa panas oleh tamparan Elena. Tanpa berkata-kata, dia pun keluar begitu saja dari dalam apartemen Elena.
Elena merosot kembali di atas lantai. Hidupnya benar-benar berantakan sekarang. Dia sungguh menyesal telah datang untuk mencari laki-laki itu. Pernah mengharapkan laki-laki itu dalam hidupnya adalah hal terbodoh yang pernah dia lakukan. Belum puaskah apa yang dilakukan laki-laki itu padanya dua minggu yang lalu. Sebenarnya apa yang diinginkan laki-laki itu?
Jefferson tidak pernah mengakui keberadaannya, tapi di saat bersamaan laki-laki itu juga tidak membiarkannya hidup tenang.
Elena telah bersumpah tidak akan pernah memaafkan laki-laki bernama Jefferson Campbell sampai kapan pun. Laki-laki itu tidak hanya menyakiti tubuhnya, tapi juga perasaannya. Tanpa sadar air matanya sudah keluar dan membasahi pipinya.
*****
Hallo Dear....
Tiga hari lama ya nggak update.
Oke maafkan saya, karena semalam mau update WP error dan saya sudah ngambek duluan dan memilih tidur.
Hari ini MATI LAMPU dari jam 5 pagi sampai jam 1 siang baru nyala.
Oke. Jadi saya baru bisa update sekarang.
Happy reading
Vea Aprilia
Kamis, 08 November 2018
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top