Bab 25

Malam ini cuaca sedikit lebih cerah. Sepertinya tidak akan turun salju untuk satu minggu ke depan.  Januari pun sudah mendekati akhir bulan. Mungkin ini adalah awal tahun yang indah bagi Scotter Bradley. Dia baru saja memenangkan proyek pembangunan hotel di Inggris yang sempat ditentang oleh Jeff. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pada rapat direksi, enam puluh persen suara telah menunjuknya sebagai pemegang serta perencana proyek tersebut. Tentu saja ini adalah hal yang sangat membahagiakan dan perlu untuk dirayakan. Bagaimanapun juga ini adalah titik awal untuk memuluskan rencananya.

"Apa kau bahagia?" tanya seorang wanita yang kini sedang bergelayut manja pada pergelangan tangan Scott. Satu tangannya memegang sebuah gelas yang berisikan anggur berwarna merah.

"Tentu saja. Ini adalah mimpiku."  Sebuah senyuman kemenangan serta kepuasan muncul di bibir Scott. Dia kemudian menyesap anggurnya dengan perlahan. Matanya yang tajam seolah mengungkapkan bahwa dia bukan orang yang mudah untuk menyerah atau pun dikalahkan.

"Aku juga bahagia,"  balas wanita yang kini juga menyesap anggur miliknya.

"Bagaimana hubunganmu dengan laki-laki itu?"  tanya Scott tiba-tiba. Sepertinya dia sudah lama tidak mendengar wanita yang berstatus kekasihnya ini bercerita tentang kehidupan asmaranya dengan 'laki-laki itu'.

Bibir wanita itu sedikit melengkung, tapi dari sorot matanya bisa digambarkan kalau tidak begitu baik.

"Kau bertengkar dengannya?"  tanya Scott penuh selidik.

"Tidak. Hanya saja aku pikir dia sibuk akhir-akhir ini dan juga aku harus pergi ke luar negeri untuk fashion show, jadi tidak ada waktu untuk bertemu,jawabnya datar.

Mata Scott menyipit. Dia sedikit terkejut dengan perkataan wanita ini. Laki-laki yang mereka bicarakan adalah Jefferson Campbell. Dan Scott tahu betul kesibukan laki-laki itu. Dia tidak mungkin menelantarkan tunangannya sendiri hanya untuk urusan pekerjaan. Jadi, kata sibuk yang dilontarkan oleh wanita bernama Marilyn Kenneth itu membuat Scott sedikit tidak percaya.

"Apa kau yakin dia sibuk dengan pekerjaan saja?"  tanya Scott penuh selidik.

Melihat bagaimana Scott bertanya padanya, membuat wanita yang berprofesi sebagai model tersebut langsung melepaskan pegangan tangannya. Dia kemudian menggeser tubuhnya. Memang ada sesuatu yang janggal setelah memikirkan perkataan Scott. Jeff bukan laki-laki yang tidak mengacuhkan dirinya. Dia adalah laki-laki yang selalu menempatkan dirinya di atas segalanya termasuk pekerjaan tentu saja. Jadi, tentang akhir-akhir ini dia sibuk dan bahkan jarang menghubunginya, membuat Marilyn bertanya-tanya.

Scott mengamati gestur tubuh Marylin yang berubah. Wanita cantik di sampingnya ini pasti tengah berpikir tentang tunangannya.

"Aku tidak yakin, tapi apa mungkin dia punya kekasih baru?" tanya Scott yang telah meletakkan gelas anggurnya di atas meja.

Marilyn langsung menoleh setelah mendengar perkataan Scott. Dia tidak ingin percaya, tapi itu mungkin saja terjadi.

"Aku tidak tahu,"  jawabnya asal. Sebagai wanita cantik dan juga cerdas, tentu saja Marilyn tidak sebodoh itu. Jeff adalah laki-laki tampan, kaya dan mempunyai kharisma yang akan membuat wanita mana saja bertekuk lutut padanya. Jadi....

"Aku pikir dia tidak akan mudah berpaling darimu, melihat bagaimana dia dulu sangat tergila-gila padamu,"  imbuh Scott.

Laki-laki itu tahu betul bagaimana Jefferson mengejar-ngejar Marilyn seperti orang gila. Dan dia tahu betul untuk memanfaatkan kesempatan yang ada.

Scott lebih dulu mengenal Marilyn. Mereka bertemu saat pesta ulang tahun salah satu teman laki-laki itu. Marylin saat itu langsung jatuh hati pada Scott yang memang mempunyai keahlian untuk memikat hati wanita. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk berkencan setelah dua minggu.

Tepat setelah dua bulan mereka berkencan, Scotter mendapati sesuatu yang aneh. Dia sering melihat Jefferson datang diam-diam ke acara fashion show yang diselenggarakan di New York, bahkan mengirimkan bunga dan kartu ucapan untuk kekasihnya Marylin. Tentu saja dia menaruh curiga. Akhirnya Scott mencari tahu dan mendapati, ternyata Jeff menyukai Marilyn. Dia seperti mendapatkan dua ikan dengan sekali pukulan. Lantas, apakah Scott akan membiarkan itu semua? Tentu saja tidak.

Laki-laki itu mempunyai rencana yang ternyata disetujui oleh kekasihnya. Mereka bersekongkol untuk menjebak dan menghancurkan Jeff. Tentu saja itu karena Marilyn telah jatuh cinta pada perangkap Scott. Wanita itu bahkan rela melakukan apa saja agar rencana mereka berhasil. Termasuk dengan menjadi kekasih dari Jefferson Campbell. Apalagi setelah mendengar cerita Scott tentang keluarganya, membuat Marylin tersentuh dan seperti menyeretnya dalam perasaan yang dialami oleh Scott. Oleh karena itu, dia setuju dan tidak ingin melihat Scott menderita lagi.

Bagaimana mungkin Jeff tidak curiga? Itu karena Marylin dan Scott tidak pernah mengumumkan tentang hubungan mereka secara langsung.

Mereka berdua bertemu secara diam-diam. Berkencan secara diam-diam dan sampai sekarang pun masih belum ada yang tahu. Ya, mungkin saja belum, karena mereka sendiri juga tidak tahu.

"Aku akan mencari tahu,"  ucap Scott yang telah melingkarkan tangannya di pinggang Marylin. "Kau tidak perlu khawatir."

"Jika benar. Aku ingin tahu wanita mana yang telah memikat hatinya."  Marilyn kembali mengambil gelas anggurnya dan menegak cairan berwarna merah itu hingga tandas.

"Apa perlu aku menyingkirkannya?"  tanya Scott menyeringai sambil mengusap lembut wajah Marylin. Wanita itu tahu bahwa laki-laki di depannya ini tidak main-main.

"Tentu saja. Singkirkan apa saja yang menghalangi jalan kita."

Mereka berdua akhirnya tersenyum puas. Ini adalah kesempatan emas untuk menghancurkan Jeff, jadi mereka perlu untuk menyingkirkan kerikil yang menghalangi jalan. Tidak ada yang boleh merusak rencana yang telah mereka susun bersama selama ini. Tidak mudah untuk membuat Jeff terjerat dalam perangkap yang telah mereka buat.

Jadi, mereka tidak akan buang-buang waktu serta kesempatan yang ada. Jika sudah tiba saatnya, mereka akan membuat Jefferson menyesal seumur hidup karena telah mengenal dan berhubungan dengan mereka berdua.

"Jadi, apakah kita bisa bersenang-senang malam ini?"  tanya Marilyn dengan nada suara yang menggoda.
Jari-jarinya yang runcing dengan kuku berwarna merah, kini telah mengusap wajah Scott dengan lembut.

"Kau tahu, aku tidak akan pernah menolaknya, Sayang."

Mereka kemudian tertawa bersama dan hanyut dalam suasana yang lebih dalam. Saling berbagi kepuasan dan kemenangan. Mereka sepertinya lupa, jika ada saatnya rencana tidak akan berjalan dengan lancar. Mereka juga lupa jika yang mereka hadapi bukan laki-laki biasa, tapi serigala pemangsa. Jadi, membiarkan mereka bersenang-senang untuk malam ini mungkin tidak masalah. Serigala akan datang pada waktu dan suasana yang tepat untuk memangsa buruannya. Tunggu dan lihat saja nanti bagaimana pertemuan antara serigala dan mangsa buruannya terjadi.

*****

Hayo... Penasaran kan?

Apa sebenarnya hubungan Jeff dan Scott sebenarnya? Wkwkkwk....

Di bab sebelumnya kalau ada yang teliti baca, dijelaskan bahwa mereka bukan "sepupu" sebenarnya, lalu apa dong?

Tunggu saja kelanjutan ceritanya.

Trus gimana nasib Elena?

Wah... Aku juga makin penasaran nih....

Selamat penasaran.

Happy reading
Vea Aprilia

Sabtu, 03 November 2018

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top