Baby Girl - 9
Mumpung lagi gabut, ak revisi part 9 sekarang 💜🤣
Itung itung buat ganti hari kemarin karena ga update BG
btw ff BG ini bukan revisi namanya, tapi perubahan kalimat 90% setiap chap😭 tulisanku dlu banyak yang ga nyambung...... yh semoga aja yang dulunya baca BG versi lama tambah suka sama BG versi baru ini yah:(
-
Sinar matahari yang menembus melalui jendela membuat Tzuyu membuka matanya dan mendesis merasakan bagian sensitifnya yang begitu nyeri.
Dia melepas tangan Jungkook yang memeluk pinggangnya erat secara perlahan, matanya menatap pakaianya yang hancur dan melangkah dengan gontai ke kamar mandi Kakaknya yang menguarkan aroma maskulin, Tzuyu mulai merasa nyaman dengan aroma Kakaknya.
Dia menyalakan shower dengan air panas dan mulai membasuh tubuhnya dengan sedikit memijit guna menghilangkan lelah karena gempuran Jungkook yang tanpa ampun dengan posisi buruk bagi Tzuyu, namun posisi yang begitu nikmat bagi Kakak bejatnya!
Selang beberapa menit, dia keluar dengan jubah mandi hitam yang kontras dengan kulit putih porselenya, kaki jenjangnya berjalan menuju lemari Jungkook dan membukanya, mengambil baju yang menurutnya paling kecil dan celana kain rayon panjang.
"Sshhh....... Kenapa begitu sakit seperti pertama kali?" Gerutunya tidak senang dan berjalan dengan hati-hati ke meja rias Jungkook yang hanya terisi parfume, sisir, pomet rambut, dan wewangian khusus untuk mandi.
Dia mengambil sisir dan menyisir dengan pelan, dia bisa melihat Kakaknya yang sedang tertidur dengan telanjang dada dan selimut yang menutupi bagian bawah pria itu.
Dia menunduk merasakan jantungnya yang berdetak kencang, mengigit bibir dan menaruh kembali sisir, dengan iseng Tzuyu mengambil parfume Jungkook dan mencium aromanya. Keharuman elegan dan maskulin dengan buah kiwano langka dicampur dengan Mexican Lime dan haitian Vetiver, memberikan kesan mewah dan pesona maskulin yang memikat sesuai dengan kepribadian Jungkook.
(Buat yang kepo sama parfume ini, namanya Paradise Man yang harganya kisaran 750K isi 75ml wanginya bener bener cowok banget, dan klo bajunya dicuci baunya 2 hari baru ilang 😭👍🏻 bener bener ngebuat cewek nemplok.)
Tzuyu menoleh pada Jungkook yang masih tertidur nyenyak, dia menyemprotkan sedikit parfume pria itu pada tubuhnya dan aroma maskulin memabukan yang biasa dia cium dari tubuh Jungkook juga hadir di tubuhnya.
Dia tertawa kecil dan menaruh kembali parfume Jungkook, kakinya beranjak menuju ranjang untuk membangunkan Jungkook.
Kakinya berjongkok menatap Kakaknya yang memejamkan mata, dia sedikit linglung, kenapa dia tidak marah atas perlakuan Jungkook padanya semalam?
Mata polosnya menatap tato harimau mengaum yang ada pada lengan Jungkook, jarinya terangkat dan menyentuh tato harimau tersebut. Tubuh Kakaknya terdapat cukup banyak tato yang membuatnya terlihat begitu erotis ketika tanpa busana, Tzuyu akui itu.
"Selamat pagi, baby," Suara serak Jungkook membuat Tzuyu terkejut dan menarik tanganya, belum sempat lengan kurusnya beralih, tangan Jungkook sudah mencengkram lebih dulu dan menariknya hingga berasa diatas tubuh Jungkook.
Pria itu mengendus leher Tzuyu dan sedikit mengerutkan kening samar, "Kamu pakai parfume Kakak?"
"A-aku ta-tadi itu, bu-bukan...,"
"Bukan apa? Bukan bermaksud mencuri sedikit parfume Kakak?"
Tzuyu menggeleng dan menekan Jungkook dengan kejam lalu berdiri, dia menatap sebal Kakaknya dan pergi dari kamar Jungkook, pergi ke kamarnya sendiri.
Jungkook terkekeh, "Manis."
-
"Jangan dekati orang yang kamu tolong kemarin, beritahu Kakak kalau kamu mau pergi, kalau kamu nggak memberitahu Kakak, jangan salahkan Kakak jika menghukumu dengan hukuman yang tidak pernah kamu bayangkan, faham?" Suara Jungkook yang penuh intimidasi membuat Tzuyu mengangguk patuh.
Dengan menunduk dia bersuara kecil, "Faham Kak."
"Bagus," Jari telunjuknya mengangkat dagu adiknya, membuat Tzuyu mendongak. Dia memberikan ciuman ringan dibibir adiknya.
"Kak... Jangan sakiti keluarga aku yang ada di Panti."
"Tidak akan, selagi kamu selalu nurut sama Kakak mereka semua akan aman dengan kebutuhan yang selalu tercukupi dengan bantuan Kakak."
"Um."
Jungkook memeluk tubuh adiknya, merengkuhnya dengan ringan dan mencium keningnya. Rasanya dia ingin menghabiskan seluruh waktunya dengan Tzuyu, tapi urusan perusahaan juga tidak bisa dia tinggalkan.
"Kakak berangkat, jangan keluar sendirian, ingat itu."
Tzuyu sekali lagi mengangguk dengan patuh, wajahnya sedikit rileks melihat kelembutan yang Jungkook berikan padanya.
"Anak baik, sampai jumpa nanti sayang."
"Hati-hati."
Jungkook keluar dari kamar Tzuyu dan bergegas menuju kantor, meninggalkan Tzuyu yang terbaring di ranjangnya dengan malas dan sedikit bosan. Hanya menatap langit-langit kamarnya.
2 jam kemudian
Tzuyu duduk dikursi dekat jendela sambil membaca novel miliknya yang dibelikan Mama Ana, rambutnya diikat kuncir kuda dengan wajah sedikit kemerahan. Kaos yang dia pakai sudah diganti dengan sweater besar, membuat tubuhnya tenggelam. Memancarkan pesona yang terlihat jernih dan memikat, membuat Jungkook tertarik begitu jauh.
Suara pintu terbuka membuatnya berhenti membaca dan menoleh kebelakang, Jungkook berjalan santai dengan pakaian formal yang masih lengkap.
"Kakak cepet banget pulangnya?"
Jungkook mengedikan baju acuh dan memeluk leher Tzuyu dari belakang, mencium pipi kiri Tzuyu yang semakin berisi.
Gadis itu ingin memberontak, namun sesaat kemudian memilih berhenti saat Jungkook sudah memberikan ancaman bagi keluarganya yang ada di Panti.
"Kakak kangen sama kamu, besok kamu bisa mulai masuk sekolah, tapi ingat, jauhi murid laki-laki, Kakak nggak suka kamu deket-deket sama laki-laki lain, kamu cuma bisa deket sama Kakak."
"Um, Tzuyu faham Kak," Jawab Tzuyu dengan suara sedikit menyiratkan kebosanan.
Tzuyu melanjutkan membaca Novel dengan Jungkook yang sibuk menciumi lehernya, pria bejat ini! Ingin rasanya dia menjambak semua rambutnya hingga rontok!
Suara ponsel berdering membuat Jungkook mendengus dan mengangkatnya. Wajahnya menampakan ekspresi kesal saat sekretarisnya memberi kabar jika Klien ingin mendiskusikan sesuatu dan hal ini begitu mendadak.
Jungkook berdiri dibelakang Tzuyu dan menarik dagu adiknya hingga mendongak, dia menunduk melumat bibir Tzuyu, bertukar saliva dan mengigit.
Rasanya leher Tzuyu bisa patah dengan posisi ini!
Dia terpaksa menimpuk kepala Jungkook dengan novel tebalnya, membuat pria itu melepas ciumannya dengan paksa, menatap Tzuyu dengan ekpresi seperti anak kecil yang mainan favoritnya direbut secara paksa.
"Kakak belum puas sama bibir kamu."
Tzuyu menggeleng dengan bibir mengerut, "Pergi sana! Ada rapat mendadak kan? Hush!"
Nada merajuk Tzuyu membuat Jungkook mengigit daun telinga adiknya, membuat sang adik mengerang sakit dan geli.
"Kak—"
"Sampai jumpa sayang!"
Tzuyu mendengus dan kembali menatap jendela, matanya terjatuh pada tanaman bunga. Matanya menyala berbinar dan keluar dari kamar.
Kakinya berlari menuruni tangga dengan cepat, para maid menatap Tzuyu cemas, jika Nona mudanya lecet sedikit maka Tuan Muda akan memecat mereka semua!
"Nona, hati hati, nanti Nona bisa jatuh," Peringat salah satu maid.
Tzuyu berhenti didepan maid itu lalu tersenyum, "Maaf, aku ingin bertanya. Apakah disini ada biji tanaman? Seperti bunga? Aku ingin menanam bunga. Jika ada berikan itu padaku!"
Maid tersebut membungkukan badanya hormat, seraya menjawab, "Tentu saja Nona, akan saya siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. Anda bisa langsung menuju kehalaman."
"Terima kasih, oh iya, siapa namamu?"
Maid tersebut kembali membungkukan badanya hormat pada Tzuyu, "Maaf Nona, tapi saya hanya maid. Nama bawahan ini tidak penting bagi Nona."
"Kamu terlalu rendah hati dan sopan, jadi siapa namamu?"
"Elvah, Nona."
"Nama yang indah, em, apa kamu mau berteman denganku?"
Maid tersebut berdiri dengan tubuh bergetar, "Maaf Nona, jika Tuan Muda tau, saya akan terkena masalah."
"Aku mohon," Tzuyu menunjukan pupy eyes-nya. "Aku bosan disini dan tidak memiliki teman yang bisa aku ajak bicara, jadi maukah kamu?"
"Baiklah Nona, suatu keberuntungan bagi saya."
Tzuyu tersenyum dan memegang kedua tangan Elvah dengan semangat, "Kalau begitu panggil saja namaku saat tidak ada Kakak, dengan begitu Kakak tidak akan marah padamu."
"Baik. Perintah dimengerti!"
"Bagus, kalau begitu aku akan menuju halaman," Tzuyu berlari kecil dengan semangat menuju halaman yang penuh dengan bunga dan hanya menyisihkan beberapa meter tanah yang masih kosong. Akhirnya dia memiliki kegiatan untuk mengisi waktu luang sebelum mulai bersekolah besok.
Dia terus melangkahkan kakinya mengitari halaman yang masih kosong, mencoba mencari tempat yang cocok untuk menanam tanaman bunga.
"Yes, dapat! Aku rasa disini tidak masalah, cahaya yang didapatkan nanti juga banyak. Dan bungaku pasti tumbuh dengan subur."
Elvah menepuk pelan pundak Tzuyu, membuat gadis itu membalikan badanya. Matanya berbinar melihat begitu banyak macan bibit bunga, "Wah! Banyak sekali!"
Elvah tersenyum melihat wajah cantik Tzuyu yang dipenuhi senyuman, dia ikut berjongkok, "Ayo Tzu, kita mulai menanamnya."
"Um! Ayo!"
Elvah dan Tzuyu kini bersama-sama menanam biji tanaman bunga, sesuai dengan lokasi yang sudah Tzuyu pilih. Mereka berdua menanam tanaman itu dengan sedikit obrolan dan candaan, membuat mereka menjadi lebih dekat satu sama lain.
Tak terasa kini sudah cukup sore, Tzuyu dan Elvah memberhentikan acara pembicaraan mereka, karena Elvah harus mengerjakan tugasnya yang belum gadis itu kerjakan. Tzuyu kembali mengelilingi halaman luas tersebut, dia berhenti didepan pohon apel yang cukup besar. Gadis itu sedikit berjinjit, dan memetik satu buah apel yang berwarna merah.
Dia menggigit buah apel itu dengan lahap, rasanya lebih segar dan manis daripada apel yang di jual di pasaran maupun toko-toko besar dan kecil.
"Nona, ada yang mencari anda," Ujar salah satu pengawal setelah sampai di dekat Tzuyu.
"Aku? Siapa Paman?" Tanya Tzuyu dengan bingung, dia tidak memiliki teman disini, mana mungkin ada orang yang mencarinya.
"Seorang laki-laki muda, Nona, dia mengaku pernah bertemu dengan Nona kemarin. Namanya Kim Mingyu."
"Mingyu? Bukankah seharusnya dia dirawat dirumah sakit?" Monolog Tzuyu, dia menatap pengawal tersebut dan bertanya, "Dimana dia sekarang, Paman?"
"Dia ada di ruang tamu, Nona."
Tzuyu berlari dengan cepat untuk segera kembali masuk ke Mansion.
Dia membuka pintu Mansion itu, dan nampaklah Mingyu yang saat ini tengah duduk di sofa ruang tamu. Tzuyu berjalan mendekati Mingyu dan duduk di sofa seberang, dia melihat tongkat yang Mingyu bawa.
"Aku nggak nyangka kamu dateng kesini, kamu nggak capek jalan kesini sendirian pake tongkat? Ibu yang ngasih alamat aku?"
Mingyu tersenyum manis menanggapi ucapan Tzuyu, "Nggak capek, iya, Ibu yang ngasih tau alamat kamu. Aku bosen dirumah, lagipula aku cuti sekolah jadi hanya ingin berkunjung sebentar."
Gadis itu mengangguk dan tenggelam dalam pembicaraan bersama Mingyu.
Tzuyu dan Mingyu membicarakan banyak hal, sifat Mingyu yang begitu lembut dan manis dapat membuat Tzuyu nyaman dengan waktu yang singkat. Tzuyu juga memberitahukan bagaimana dia bisa mendapatkan marga Jeon di depan namanya karena yang Mingyu ketahui keluarga Jeon hanya memiliki satu putra. Dia tidak mengubah pandangnya pada Tzuyu meski dia tau Tzuyu berasal dari kalangan rendah awal mulanya.
Matahari sudah hampir tenggelam di barat, "Tzuyu, sepertinya aku harus pulang. Hari sudah mulai gelap."
"Baiklah, apa aku perlu mengantarmu?"
"Ekhm!" Suara deheman Jungkook membuat Tzuyu dan Mingyu menatap kearah Jungkook secara bersamaan. Pria itu berdiri didepan pintu dengan wajah menunjukan ekspresi dingin menatap Mingyu.
Tzuyu yang merasakan suasana semakin canggung memilih memperkenalkan mereka berdua, "Kenalkan Gyu, dia adalah kakakku. Jeon Jungkook."
Mingyu berdiri dan sedikit membungkukan badanya, "Kim Mingyu, senang berjumpa dengan anda, Kak."
"Ya, aku juga. Lebih baik kamu sekarang pulang, tidak baik berada dirumah seorang gadis sampai larut malam," Ujar Jungkook dengan datar, Tzuyu merasa tidak enak pada Mingyu, kalimat yang diucapkan Jungkook seolah kalimat versi halus untuk mengusir Mingyu.
"Aku juga ingin pulang, sampai jumpa Tzuyu, kak," Mingyu berjalan meninggalkan Tzuyu dan Jungkook dengan bantuan satu tongkat.
Tzuyu menatap Jungkook kesal saat Mingyu sudah benar benar pergi.
"Kenapa Kakak berbuat seperti itu pada Mingyu?"
"Memangnya apa yang aku perbuat, baby?"
"Suara Kakak terlalu dingin, seperti berbicara dengan musuh, kasian Mingyu," Ujar Tzuyu.
"Terserah padamu, aku lelah. Jangan berdebat tentang hal yang tidak penting," Jungkook berjalan meninggalkan Tzuyu, dan masuk kedalam kamarnya.
Tzuyu melongo sendiri, ada apa dengan Jungkook? Biasanya pria itu paling semangat berdebat dengan dirinya dan menggodanya tanpa henti. Dia mengedikan bahu acuh dan kembali ke kamarnya untuk mandi
Ngerombak chap ini ngabisin 1 jam:) mantavvv
komen sama vote nya yok yok 😠❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top