Baby Girl - 8
Maaf ya kemarin ga bisa update, abis Isya mau revisi badan malah ga enak, jadi ga sempet revisi part 8
Perbanyak komen! Komenan kalian sumber mood aku buat nulis! 😼❤
-
Ada 17+nya, dosa tanggung sendiri😭
Tzuyu berjalan dengan cepat setelah mengantarkan Mingyu pulang ke rumah dan segera dibawa ke rumah sakit oleh Paman Kim. Matahari kini sudah tenggelam dan bulan akan segera bertugas meyinari gelapnya malam. Dia mengrutuki kebodohanya yang menerima tawaran Ibu Kim untuk makan bersama dengan beliau, akibatnya dia pulang dengan sangat larut kali ini.
Dia berlari dengan cepat, takut jika Jungkook akan marah dan mencarinya kemana-mana, dia tidak ingin menambah beban dari Kakaknya. Tzuyu segera masuk ke dalam gerbang utama, dan berlari menuju pintu Mansion untuk masuk.
"Nona Tzuyu? Kemana saja anda pergi? Tuan Jungkook sedang marah besar di dalam, kami mencarimu kemana mana," Celetuk pengawal yang tadi siang Tzuyu temui, Tzuyu masih mengatur nafasnya yang terengah-engah, terlalu lelah setelah berlari cukup jauh dengan cepat.
"Maaf Paman, aku tadi membantu seseorang yang ada di sekitar pepohonan lebat di seberang jalan. Dan aku mengantarkan orang itu pulang. Jadi aku pulang larut, " Ujar Tzuyu tanpa berbohong.
"Kalau begitu lebih baik anda segera masuk, Tuan Jungkook benar-benar mengamuk di dalam," Usul pengawal tersebut. Tzuyu menggangguk kemudian segera membuka pintu, dan berdiri diam di sana.
Tzuyu menatap Jungkook yang sedang duduk disofa dan menatap dirinya yang baru saja masuk dengan mata tajam, rambut dan pakaianya sudah acak-acakan. Dua vas bunga hancur menjadi kepingan sampah di ruang tamu.
Jungkook berjalan cepat ke arah adiknya, dia menangkup wajah Tzuyu dengan kencang membuat gadis itu sedikit merasa kesakitan, "Kamu darimana saja? Aku mencarimu, kamu pergi begitu saja tanpa memberitahuku," Khawatir Jungkook, pria itu memeluk tubuh Tzuyu dengan erat, mencoba meredakan ketakutan yang entah kenapa datang begitu saja dan hinggap dalam hati kecilnya.
Tzuyu membalas pelukan sang Kakak, mengusap punggung tegapnya dengan lembut agar emosinya mereda. Semua pengawal dan maid memilih pergi dan memberikan Kakak beradik itu memiliki waktu untuk berdua tanpa ada gangguan siapapun.
"Aku minta maaf Kak, tadi aku membantu seseorang dan mengantarkan orang itu pulang, saat aku ingin pulang, Ibunya mengajakku makan bersama sebagai ucapan terima kasih, sebab itu aku pulang larut," Jelas Tzuyu, Jungkook melepas pelukanya dan memberikan tatapan menyelidik membuat gadis itu tidak nyaman.
"Siapa yang kamu bantu? "
Tzuyu mendelik dengan tubuh gemetar saat mendengar nada suara Jungkook yang begitu rendah dan dalam, ekspresi tegas terpasang diwajahnya yang tampan.
"Se-seorang anak laki-laki muda seusiaku Kak, namanya Kim Mingyu."
Jungkook memejamkan matanya dengan erat, menahan emosinya. Bayi kecilnya pulang selarut ini karena bocah laki-laki ingusan?
"Kamu suka sama dia? Ngapain nerima tawaran ibunya? Mau cari muka sama calon mertua, hm? Jangan harap, kamu milik Kakak dan selamanya akan begitu."
"Enggak Kak, aku cuma mau nolong dia aja, aku nggak bisa nolak tawaran ibunya. Aku nggak enak kalau nolak beliau."
"Alasan. Sekarang kamu harus nerima hukuman kamu," Jungkook membopong tubuh Tzuyu dan masuk kedalam kamarnya.
Tubuh Tzuyu bergetar dalam gendongan Jungkook, kedua tanganya meremas kemeja Jungkook yang sudah kusut dan semakin kusut karena cengkraman kedua tanganya yang kuat.
Kedua lengan kekarnya melempar Tzuyu dengan mudah ke ranjang, tubuhnya menindih tubuh ramping milik Tzuyu.
Tangan kirinya mengapit kedua tangan Tzuyu dan dia letakan diatas kepala gadisnya yang terus meronta. Tangan kanannya membuka manik kemejanya hingga terbuka dan melepasnya dengan mudah.
Tzuyu menggelengkan kepalanya, mata hitamnya terlihat begitu jernih dengan genangan air mata. Wajahnya memerah karena takut, emosi, dan malu.
"Aku mohon Kak, jangan. Aku minta maaf, tolong Kak j-jangan," Rengekan Tzuyu justru membuat Jungkook semakin meledak dengan kecantikan murni yang meronta dibawah tubuhnya.
"Enggak, kalau Kakak nggak hukum kamu, kamu pasti bakal ngulangin lagi. Kamu milik Kakak, dan kamu nggak boleh deketan sama pria manapun kecuali sama Kakak!" Kelima jemari tangan kanannya membelai telinga kiri Tzuyu yang menerah dengan lembut.
"Aku mohon kak, jangan, aku adik kamu Kak," Tzuyu menangis, menangis karena merasa rendah dengan dirinya sendiri.
Jungkook mengambil remot otomatis dan memencetnya, gorden jendela terbuka, cahaya bulan yang remang-remang menghiasi wajah adiknya yang begitu menawan.
Mata jernih dengan genangan air mata, bibir mungil yang bergetar, leher jenjang yang begitu putih dengan tulang selangka indah.
"Sss, diam dan ikuti perintah Kakak, jangan melawan atau keluarga kamu di Panti Asuhan akan hancur," Jungkook menjilat bibirnya dan mencium leher Tzuyu.
Ancamanya berhasil, keluarga Tzuyu yang ada di Panti adalah kunci untuk menjinakan bayi kecilnya agar berhenti merengek.
Srek!
Jungkook merobek baju Tzuyu dengan sekali hentakan, pria itu membuang baju Tzuyu yang sudah dia robek ke lantai.
Tzuyu menutupi tubuhnya yang hanya terbalut pakaian dalam berwarna hitam dengan selimut, membuatnya Jungkook terkekeh.
Dia kembali berbisik pada Tzuyu, "Menurut atau Panti Asuhan Teratai hancur, sekali kamu memberontak, Kakak nggak akan kasih negoisasi denganmu lagi," Tanganya menyingkirkan selimut dari tubuh indah kecantikan miliknya, mengusap dengan sensual memberikan sengatan sensitif untuk merayu Tzuyu dan jatuh dalam dominasinya.
"Hiks...." Isakan kecilnya membuat Jungkook gemas dan meraup bibir cery milik Tzuyu, melahap dengan rakus dan mengigitnya seperti menggigit jely.
Tzuyu mengepalkan keduanya tanganya yang masih dicengkeram oleh Jungkook, air mata masih terus mengalir dari mata bulatnya.
Semua demi keluarganya di Panti.
"Jangan menangis, keluarkan suaramu untuk Kakak." Jungkook melepas pengait bra yang Tzuyu kenakan, memperlihatkan dua gundukan lembut dan menghisapnya seperti bayi.
Segala foreplay pada tubuh atas Tzuyu sudah Jungkook lakukan, dia melepaskan cengekeramanya pada kedua lengan Tzuyu.
"K-kak, tolong jangan.
" Terlambat, Kakak menginginkanmu."
Keduanya kembali bersatu dalam pangutan yang intens dan panas, keduanya telah telanjang sempurna.
Tangan Jungkook dengan gesit merangsang titik sensitif Tzuyu tanpa ampun membuat gadis itu mengigit bibirnya menahan erangan yang hendak keluar.
Otaknya membenci pria ini, tapi tubuhnya begitu terobsesi dengan setuhan sang Kakak.
"Ah, Kak jang-Ah!" Tzuyu tanpa sadar memeluk Kakaknya ketika datang untuk yang kedua kalinya. Nafasnya yang terengah-engah tepat disamping telinga Jungkook membuat pria itu semakin gila dengan lantunan melodi merdu dari mulut adiknya sendiri.
Lengan kekarnya membuka kaki Tzuyu dan memeluk tubuh adiknya yang begitu panas, sama dengan suhu tubuhnya yang terbakar nafsu, "Tahan, cakar Kakak jika terasa begitu sakit."
Jungkook mulai menyatukan tubuh mereka berdua, bibirnya menabrak bibir Tzuyu dengan kejam dan menghentak dengan keras membuat Tzuyu mengerang dengan suara teredam dan air mata yang mengalir semakin deras menahan sakit.
Pinggulnya bergerak dengan pelan, takut membuat Tzuyu merasakan kesakitan. Gadis itu mencakar punggungnya dengan kejam, melampiaskan rasa sakit yang begitu dalam saat menampung Jungkook kecil didalam tubuhnya.
Mata tajam Jungkook berkabut nafsu merasakan kehangat milik Tzuyu yang membuatnya semakin memuja adik angkatnya, kedua tanganya mengenggam pinggang ramping milik Tzuyu dan bergerak dengan keras dan cepat membuat tubuh Tzuyu ikut tersentak sesuai irama Jungkook.
"Kak Jung.... Nn..... Ah.... Lebih lambat aku mohon...."
Jungkook tidak mendengarkan erangan memelas Tzuyu dan semakin bergerak liar, matanya terpaku pada wajah Tzuyu yang menampilkan berbagai raut wajah.
Matanya yang hitam indah terlihat begitu polos dan murni dengan sapuan sinar bulan, bibirnya yang sedikit terbuka memanggil namanya dan mengerucut ketika titik sensitifnya ditumbuk tanpa ampun.
"Kamu milik Kakak."
OMAIGAT, LAMA GA NULIS NC JARIKU GEMETERAN GA BOONG😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Dah ya, bye bye 😭❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top