Baby Girl - 29

jadwal update mulai teratur kembali ya setiap hari senin doang. ❤

Dan yah, Prince Vampire (Tzukook) aku pub ulang perlahan sekalian revisi. Karena penulisan di sana nggak se ancur disini sebelumnya dan ga terlalu makan waktu klo revisi, jadi aku pub sekarang. Bisa di cek dan masukan ke Reading list kalian👰🏻❤

Klo mau pub ulang Alpha King, baru sampai chap 8. Jadi lama semisal sambi mikirin ide buat Alpha King.

jangan lupa vote dulu sayangku semua 👼🏻

-

Keluarga Lorenzto mengalami masalah internal. Di ruang tamu sekarang, Kristian memarahi putrinya  habis-habisan. Dia memang tipikal ayah penyayang, tapi jangan lupakan juga sifatnya yang sangat tidak suka menanggung aib.

Dia paling benci jika namanya tercemar hal kotor sekecil apapun, Lorenzto selalu bernama bersih turun-temurun. Tentu saja Kristian juga akan melakukan hal sama, meneruskan kejayaan keluarga mereka dan menurunkannya kepada anak cucu.

Tapi lihat, putrinya justru menjadi aib untuk keluarganya sendiri. Dia sangat kecewa. Selesai marah-marah, Kristian duduk di sofa. Limbung tidak berdaya, kepalanya pusing karena tekanan darah tinggi.

Minji memegangi bahu suaminya, menepuk rutin memberikan sedikit ketenangan. Dia menatap Tzuyu yang bersimpuh di lantai, Minji tetap ibu dari Tzuyu. Hatinya ikut sedih dan kecewa untuk putrinya. Di satu sisi, dia juga seorang istri. Tetap harus patuh dan mendukung keputusan kepala kelurga sekaligus suaminya.

"Keluar dari rumahku sekarang," tekan Kristian. Nada suaranya menandakan tidak akan menerima bantahan dalam bentuk apapun, keputusannya telah bulat total!

Minji terkejut, mencoba merayu suaminya agar tidak sekejam itu kepada putri satu-satunya. "Kris, Tzuyu tetap putri kita. Dia tidak boleh pergi dari sini, kesehatannya belum membaik. Dimana dia akan tinggal?"

"Tentu saja dengan pria yang telah menghamili gadis itu! Mulai sekarang kamu bukan lagi putriku, kamu bukan bagian dari Lorenzto! Madam Alia, masukan semua barang-barang anak ini ke dalam koper dan usir dari rumah. Aku tidak ingin melihatnya!"

Madam Alia buru-buru menjawab, "Baik, Tuan Besar." Segera berlari menuju kamar Nona Muda, menaruh semua baju ke dalam koper.

Kristian sudah masuk bersama Minji, sebelum pergi, Mamanya memberikan dia sedikit harapan dan berjanji untuk membujuk Kristian agar memaafkan dirinya.

Tzuyu berdiri, menerima uluran koper dari Madam Alia, "Terima kasih, Madam." Ucapnya.

Madam Alia mengusap lengan Tzuyu, "Nona, saya mohon jaga baik-baik kesehatan Nona mulai sekarang. Saya ikut bersedih harus kehilangan Nona dari rumah ini."

Matanya memerah, Tzuyu tersenyum, "Terima kasih telah merawat aku selama tinggal disini. Madam Alia juga jaga diri baik-baik."

Tidak tahu arah dan bingung, itulah masalah Tzuyu untuk saat ini. Dia tidak tahu harus kemana selain pergi menuju kediaman Jeon terlebih dahulu.

Mencoba berbicara dengan Jeon Jungkook. Tzuyu sangat memerlukan bantuan pria itu untuk hidup dengan anaknya. Setidaknya satu tahun, karena setelah dia mendapatkan pekerjaan. Maka dia tidak akan pernah bergantung dan meminta tolong pada pria egois itu.

Taksi berhenti, Tzuyu membayar dengan uang tabungannya. Meletakkan koper di dekat pintu masuk, para penjaga telah mengenal sosok Tzuyu. Mereka langsung memberitahu Jihmun.

Jungkook yang di luar tak sengaja mendengar, ikut keluar. Di depan pintu, Tzuyu berdiri, koper berdiri tegak di samping tubuh rampingnya. Matanya memerah terlihat habis menangis.

Jungkook keluar, di ikuti Jihmun dan juga Ana di belakang. Karena Minji telah berani memukul Ana, Jihmun tidak bisa diam melihat wajah Tzuyu.

Anak itu akar masalah antara dua keluarga. Jihmun berteriak marah, "Kenapa kau ke sini?! Pergi dari rumahku!"

Dalam hati, Tzuyu terlonjak kaget. Apa keluarga Jeon sudah tahu jika dia hamil? Pasalnya setelah bangun dari pingsan, dia menemukan dirinya sendirian di dalam kamar. Mingyu yang ternyata datang ke rumahnya juga sudah kembali sebelum dia membuka mata. Lalu Kristian datang ke rumah, sudah sangat marah, membawa tubuh lemahnya ke lantai satu kemudian di marahi.

"Pa—"

"Aku bukan ayahmu! Aku tidak sudi menanggung beban untuk menjadi ayah dari dirimu!" Teriaknya lagi.

Ana memegang tangan suaminya, "Jangan kasar dengan Tzuyu."

"Ma, kau terlalu baik pada gadis itu," Jungkook mulai bersuara setelah hanya diam tidak berkata apa-apa. Sebenarnya, hatinya merasa gatal melihat kondisi Tzuyu, sangat ingin merengkuh tubuh rapuh tersebut ke dalam dekapannya yang hangat.

Tapi itu akan mencolok dan membenarkan bahwa dia ayah dari anak dalam kandungan Tzuyu, Jihmun pasti marah besar pada dirinya. Masa depannya tengah di pertaruhkan.

"Papa, aku hamil anak kak—"

"Diam di situ!" Urat-urat nadinya menonjol. Jihmun melotot marah, "Jangan membuang getah kekasihmu kepada putraku! Pergi dari sini, gerbang Jeon tidak akan pernah terbuka untuk gadis murahan sepertimu!"

Ana di seret masuk meski tidak mau, dia memahami sifat Tzuyu meski belum mengenal terlalu jauh. Dia bisa merasakan kekecewaan di mata putri angkatnya.

Tzuyu gadis baik, Ana tahu itu.

Jungkook berani maju mendekati Tzuyu karena Jihmun sudah masuk bersama Ana. Kakinya berjalan dan berhenti tepat di depan Tzuyu.

"Apa yang kau inginkan?"

"Aku telah di usir dari rumah."

"Lalu, kenapa kau justru ke sini? Bukankah seharusnya kau datang ke rumah Kim Mingyu?"

Hati Tzuyu kembali menelan cuka. "Apa sampai sekarang kau masih berfikir janin ini bukan anakmu?"

"Kalau iya, apa yang ingin kau lakukan?"

"Kau bajingan!" Nafas Tzuyu tidak teratur, air menggenang di pelupuk matanya. "Dulu Kakak yang ingin membuat aku selalu disisimu! Saat anak ini hadir, Kakak sekarang malah membuang diriku! Apa keinginan Kakak yang sebenarnya?!"

"Aku menginginkan dirimu. Tapi anak ini bukan anakku, anak ini milik Mingyu."

Bibir mungilnya tidak bisa menahan untuk mengerang frustasi, merasa jengkel dengan asumsi Jungkook. Darimana pria ini bisa berfikir seperti itu?!

"Kak, ini anakmu. Bukan anak Mingyu, bagaimana bisa kau menuduh lelaki sebaik dia? Di saat kamu menolak anak ini, dia secara sukarela menawarkan diri untuk bertanggung jawab. Dan kamu masih berfikir dia lelaki jahat dan bejat seperti dirimu?"

Kilatan gejolak seperti air hujan melintas di mata setajam elang, hanya sesaat, setelahnya iris mata Jungkook kembali tenang seperti air danau tanpa riak. Keriuhan telah berpindah ke dalam hatinya.

Telinganya terasa sangat panas mendengar Tzuyu membandingkan dirinya dengan Mingyu. Memuji Mingyu lebih baik dari dirinya. Bahkan tidak memberi wajah untuk Jeon Jungkook sedikitpun.

"Kalau begitu, pergi ke lelaki baik itu. Jangan datang lagi ke pria bejat seperti diriku."

Tzuyu bungkam. Mendongak menatap ke dalam lautan hitam berbentuk lingkaran kecil di mata Jungkook, mencoba memahami cara pandang sang kakak untuk dirinya.

Dia tahu, Jungkook memandang rendah dirinya.

Tangannya meremat pegangan koper, meremasnya sampai telapak tangannya memutih. Buku-buku jarinya tegang menahan marah.

Plak!

Tamparan mendarat sempurna di pipi kanan Jungkook, meninggalkan bekas kemerahan samar di kulit putihnya. Tzuyu baru saja menampar dia begitu keras.

Ketika dia ingin memegang pergelangan tangan Tzuyu, gadis tersebut sudah berlalu menarik kopernya. Berjalan cukup cepat seperti di kejar sesuatu yang berbahaya.

Di dalam benaknya, Tzuyu mengingat penghinaan untuk dirinya. Dia akan mengingat penghinaan dan kemalangan ini seumur hidup.

Satu-satunya tempat dia bisa berkeluh adalah  Mingyu seorang, dia menghubungi kekasihnya tanpa rasa ragu. Menunggu jawaban tidak sabaran, hal sibuk apa yang dilakukan Mingyu sampai tidak bisa menjawab telfon darinya?

Terpaksa, Tzuyu mencari taksi. Menuju kediaman Mingyu untuk meminta bantuan. Disini dia tidak mengenal banyak orang, dia hanya orang asing di negara asing.

Andai dia tidak menerima tawaran Mama Ana, andai dia memilih hidup di panti bersama yang lainnya. Dia tidak akan pernah masuk ke dalam lingkaran hidup penuh luka.

Memang, takdir terkadang terlalu kejam menekan manusia ke titik paling rendah dalam perputaran roda nasib. Membuat manusia merasa putus asa dan melupakan akan hadir sebuah tawa selepas luka.

Tzuyu mengusap air mata di pipi, memeluk perutnya sendiri dengan satu tangan. Dia tidak boleh menangis untuk pria buruk seperti Jeon Jungkook. Di masa depan, dia berjanji tidak sudi menangis lagi hanya untuk seorang Jeon Jungkook.

Tidak akan pernah!

***

Sampai di depan rumah Mingyu, bapak penjaga pos depan menghadang dirinya yang ingin masuk. Nyonya Kim sudah memerintah untuk tidak membiarkan masuk seorang gadis bernama Chou Tzuyu belum lama ini.

"Pak, tolong biarkan saya masuk ke dalam."

"Maaf, Nona. Nyonya telah memberikan perintah untuk tidak membiarkan anda masuk."

"Tapi kenapa?" Tzuyu sudah tidak memaksa untuk masuk. Berdiri tegak, menatap bingung pria paruh baya di depannya.

"Saya kurang tahu, Nona Muda."

Ponsel Tzuyu berdering, dia mundur dan menjawab telefon. Tertera nama Mingyu di layar gawai canggihnya. Ia langsung menjawab, berkata lebih dulu menyela perkataan Mingyu, "Kemana saja? Aku menelfon dirimu dari tadi dan tidak mendapat jawaban sama sekali. Aku sudah sampai di depan rumahmu, tapi aku tidak diperbolehkan masuk karena satpam melarang diriku untuk masuk atas perintah ibumu."

"Tzuyu, aku minta maaf. Dengarkan aku."

Helaan nafas berat terdengar dari seberang. Tzuyu sudah bisa menebak sesuatu buruk pasti akan terjadi.

Mingyu melanjutkan, "Entah bagaimana Mama bisa mendapatkan informasi kamu telah hamil dan Mama tahu itu bukan anakku. Aku juga sudah bertanya kepada Mama siapa yang memberitahu dirinya, nomor pengirim berita tidak di kenal. Waktu aku telfon sepertinya nomer tersebut langsung hangus. Tidak bisa di hubungi. Mama marah, aku coba membujuk dia untuk memberikan kita restu. Jadi mohon bersabar sayang, aku akan mencoba membujuk Mama lagi."

Mereka berdua berbicara sebentar, sambungan telefon sudah terputus. Dia ingin meminta tolong kepada Somi, namun hatinya merasa tak enak, terlalu sungkan.

Tidak ada tempat untuk dia jadikan pelarian. Tubuhnya berjongkok di samping koper, meneggelamkan kepala kecilnya ke dalam lipatan tangan.

Menangis tersedu-sedu sendirian. Kenapa bisa sampai serumit ini?


masih nyambung enga? :|

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top